Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pengelolaan taksi Bandara di Indonesia pada saat ini dikeluhkan oleh konsumen taksi. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya taksi dari bandara menuju tempat yang ingin dituju oleh konsumen. Maka komisi pengawas persaingan usaha (KPPU) sebagai lembaga independen yang bertugas mengawasi persaingan usaha di Indonesia, melakukan penelitian terhadap mahalnya ongkos taksi yang harus dibayarkan oleh konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey terhadap pelaku usaha taksi, koperasi taksi, pengelola wilayah taksi dan konsumen taksi di Batam. Penelitian ini dianalisis melalui pendekatan terhadap UU No. 5 th 1999 dengan analisis ekonomi untuk melihat pengaruh penetapan tarif taksi terhadap surplus produsen dan surplus konsumen. Penelitian ini menghasilkan suatu indikasi adanya praktek monopoli dan penguasaan pasar oleh pelaku usaha di Bandara Hang Nadim. Kemudian adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha taksi yang bertentang dengan peraturan yang berlaku di daerah Batam.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yunita Sari
Abstrak :
Perjanjian sewa beli merupakan perpaduan antara perjanjian jual beli dan perjanjian sewa menyewa. Tidak ada peraturan khusus yang mengatur masalah perjanjian sewa beli ini. Sewa beli mula-mula timbul dalam praktek untuk menampung persoalan bagaimanakah caranya memberikan jalan keluar apabila pihak menghadapi banyak permintaan atau hasrat untuk membeli barangnya tetapi calon-calon pembeli itu tidak mampu membayar barang tersebut sekaligus. Sewa beli dalam praktek sekarang ini sangat populer dalam masyarakat terutama dalam masyarakat menengah kebawah karena prosedurnya sederhana. Praktek perjanjian secara sewa bell ini dipakai juga oleh Koperasi Supir Taksi Jakarta Raya (KOSTI JAYA). Dalam hal ini ada dua permasalahan yaitu kepastian hukum bagi pembeli sewa dan realisasi perjanjian sewa bell Antara pembeli sewa dengan penjual sewa dan peraturan apakah yang dipakai, undangundang Perkoperasian, Undang-undang Ketenagakerjaan ataukah Kosti Jaya mempunyai Anggaran Dasarnya sendiri. Penelitian yang dilakukan adalah dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa kepasatian hukum bagi para pembeli sewa telah sah menurut hukum karena telah dibuat dan disahkan oleh notaris setempat. Dalam perjanjian sewa bell ini, obyek perjanjian yang diserahkan kepada pembeli sewa belum beserta bukti kepemilikannya, karena bukti kepemilikannya masih ditangamn penjual sewa, apabila perjanjian telah selesai dan lunas maka penjual sewa berkewajiban memberikan tanda bukti kepemilikan obyek sewa bell tersebut kepada pembeli sewa. Dalam menerapkan peraturannya Kosti Jaya mempunyai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangganya sendiri (AD/ART), dengan tetap mengacu pada undang-undang tentang Perkoperasian yang berlaku di Indonesia pada umumnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sujarwo Handhika
Abstrak :
Taksi merupakan salah satu sarana transportasi yang cukup sering digunakan masyarakat Batam, terutama untuk tujuan-tujuan dalam kota. Sebagai sarana transportasi dalam mendukung aktivitas dan mobilitas penduduk sehari-hari di kota Batam, pelayanan angkutan taksi di Batam tidak menggunakan argometer dalam perhitungan tarifnya, sehingga kemudian membuat pelaku usaha taksi menerapkan besarnya tarif secara sepihak. Di tengah semakin ketatnya persaingan dalam jasa pelayanan taksi, pelaku usaha taksi di Batam kemudian melakukan pembagian wilayah operasional bekerjasama dengan pengelola bandara dan pelabuhan. Tindakan ini ternyata tidak sejalan dengan jiwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena menghambat perkembangan dunia usaha taksi di Batam. Hal ini telah mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam tentang pengaturan jasa pelayanan taksi di Batam, yaitu mengenai perbuatan apa saja yang dilakukan oleh pelaku usaha taksi dan pengelola wilayah yang melanggar undang-undang tersebut serta upaya pemerintah dalam mengatur usaha pertaksian di Batam. Terhadap permasalahan diatas dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yang ditunjang dengan pendekatan yuridis empiris. Dari hasil penelitian diidentifikasi bahwa ada 4 (empat) perbuatan yang melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, yaitu praktek penetapan tarif, pembagian wilayah operasional, upaya monopoli, dan diskriminasi bagi pelaku usaha baru yang akan masuk kedalam pasar. Persaingan merupakan suatu situasi yang sebenarnya diperlukan bagi tercapainya pemerataan usaha selama tidak melenceng dari koridor Hukum Persaingan. ......Taxis are one of the most commonly used means of transportation in Batam, especially for trips within the city. As a transportation mean of supporting the daily activities and mobilization of people, most taxis in Batam do not use fare-meters, setting fixed-price fares instead. Amidst the tight competition in the field of taxi services, those running the business have been arranging operational area divisions, cooperating with the local airport and harbor management. This does not comply with the Indonesian Law Number 5 of 1999 on the Prohibition Against Monopolistic Practices and Unfair Business, since it is stalling the growth of the taxi business in Batam. This condition has inspired the writer to explore furthermore on the regulations concerning the taxi business in Batam, namely about acts done by the taxi business owners and district administrators in breach of the law and measures taken by the Government in regulating the competition of the taxi business in Batam. Upon these problems, research has been done in the empirical-normative sense, supported by empirical-juridical approach. From the research, the writer has identified 4 acts of breach on Indonesian Law Number 5 Of 1999, which is the practice of price-fixing, the dividing of territories, attempts of monopoly, and discriminations on the new business performers upon entering the market. Competition is substantively needed for the even distribution of market, as long as it does not grow out of the corridors of competition law.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S24963
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rezayana
Abstrak :
Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia memiliki permasalahan transportasi dimana jumlah kendaraan pribadi mendominasi jalanan dibandingkan dengan jumlah transportasi publik. Hingga akhirnya taksi daring hadir dan mendisrupsi sistem transportasi publik konvensional, dengan sistem pelayanan berbasis aplikasi. Hasil perbandingan regulasi taksi daring menunjukan bahwa terdapat 2 poin regulasi yang hanya diatur di Indonesia dan tidak diatur di Negara lain, yaitu pembatasan kuota taksi dan kartu standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh setiap kendaraan atau armada taksi daring. Penelitian ini dilakukan dengan survei pengguna taksi daring di Jakarta, dengan jumlah sampel responden sebanyak 1100 orang yang merupakan penduduk DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor waktu tunggu, tariff yang lebih murah, kemudahan sistem pembayaran, kondisi mobil, dan keamanan & kenyamanan berpengaruh signifikan dengan frekuensi penggunaan, belanja, dan kepuasan layanan taksi daring. Pengguna layanan taksi daring di Jakarta mayoritas adalah wanita, dan mereka yang tidak memiliki mobil. ...... Jakarta as the capital city of Indonesia has a transportation problems where the number of private vehicles dominates the streets compared to the number of public transportation. In 2014 ridesourcing start to rise and disrupt the conventional public transportation systems, with application-based service systems. The comparison of ridesourcing regulations in 5 countries shows that there are 2 regulatory points only exist in Indonesia and not regulated in other countries, such as restrictions on taxi quota and standard service cards that must be fulfilled by each vehicle or taxi fleet. This research was conducted using survey of online taxi users in Jakarta, with 1100 respondents of sample who are residents of DKI Jakarta. The results showed that the waiting time, cheaper tariffs, ease of payment systems, car conditions, and security & comfort had a significant effect on the frequency of use, spending, and satisfaction of ridesourcing consumer. The majority users of ridesourcing service in Jakarta are women, and those who do not own a car.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Jatmikawati
Abstrak :
Low back pain (LBP) adalah kondisi umum yang melibatkan keluhan nyeri akut atau kronis serta ketidaknyamanan pada atau di sekitar daerah lumbosakral. Sekitar sepuluh persen kejadian LBP terkait dengan pekerjaan, dan mereka yang bekerja sebagai pengemudi memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan punggung bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi frekuensi kejadian LBP dan faktor risiko ergonomi yang terkait dengan LBP pada pengemudi taksi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan pendekatan deskriptif analitik, berlokasi di PT. X Jakarta Selatan. Sampel terdiri dari 74 pengemudi berdasarkan tabel besar sampel (Iwan Ariawan, 1998), dengan uji hipotesis beda 2 proporsi, derajat kemaknaan 5%, dan kekuatan uji 90%. Dengan asumsi P1 (LBP yang menetap) 25% dan P2 (LBP pada pengemudi taksi) 50%, diperoleh ukuran sampel 63. Untuk mengantisipasi sampel yang tidak dapat digunakan, ditambahkan 15% menjadi total 74 sampel. Sampel dipilih menggunakan random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, pengukuran tinggi badan dan berat badan, observasi, data operasional, dan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi LBP pada pengemudi taksi di PT. X adalah 63,5%. Uji statistik mengindikasikan bahwa riwayat LBP sebelumnya berhubungan signifikan dengan LBP saat ini (p-value 0,001). Namun, faktor-faktor lain seperti usia, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok, durasi kerja per hari, jadwal kerja, manual handling, postur duduk mengemudi, dan tipe kendaraan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan LBP. Rekomendasi untuk perusahaan adalah agar saat perekrutan pengemudi, mempertimbangkan riwayat LBP yang dimiliki calon pengemudi. Selain itu, disarankan agar perusahaan secara berkala memberikan pelatihan tentang cara mengemudi yang baik serta langkah-langkah untuk menghindari risiko kesehatan terkait dengan pekerjaan mengemudi.
Universitas Indonesia, 2006
T31589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tupani Gunarwati
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai hadimya transportasi berbasis aplikasi, Uber, yang secara cepat mengganggu dominasi perusahaan taksi Blue Bird di Jakarta yang sudah beroperasi puluhan tahun. Uber yang mulanya disebut ilegal karena tidak mematuhi aturan yang berlaku merebut ruang konsumsi pengguna taksi sekaligus membuka ruang produksi ketenagakerjaan di industri transportasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode etnografi sekaligus dan studi pustaka terkait kontroversi Uber di media massa. Penelitian ini kemudian menemukan ada permasalahan lain yang lebih ideologis yaitu mengenai sistem kapitalisme yang berada di belakang bisnis transportasi di Jakarta yang selama ini dikuasai oleh peruasahan taksi Blue Bird. Ada peran negara yang tidak bisa dipisahkan dari sistem kapitalisme tersebut. Di sisi lain, Uber yang mengusung sistem sharing economy memutarbalikkan sistem kapitalisme yang sudah ajek dengan akumulasi kapital yang besar tersebut. Cara Uber membuat konsumen membayar lebih murah, dan membuka lapangan pekerjaan barn bagi para sopir menabrak aturan mengenai pembagian hasil investasi kepada negara sesuai aturan yang sudah ada. Sistem kapitalisme informasional yang diusung Uber itu temyata membuka dialog baru tentang perubahan bentuk kapitalisme yang kemudian direspons oleh negara. Negara yang awalnya bersikap represif terhadap Uber, lambat laun melunak dan lebih akomodatif. ......This thesis discusses the presence of applications-based transportatio, Uber, which quickly disrupt the dominance of Blue Bird taxi company in Jakarta which has been operating for decades. In their early days operation in Jakarta, Uber called illegal by the regulator since they did not follow the public transportation rules. They also seize the consumption space of taxi users, and simultaneously recruit employers in the transportation industry. This study used ethnographic methods at once and literature related Uber controversy in the media. This study found out the ideological problems that the capitalist system is behind the transportation business in Jakarta dominated by Blue Bird taxi and the role of the nation-state that can not be separated from thesystem itself. On the other hand, Uber with their sharing economy' system that represented the informational capitalism shifting the 'old' model of industrial capitalism system. How Uber make consumers pay less, and create new job opportunities for the drivers hit the division rules of investment returns to the state according the rules already exist. Informational capitalism system that supported Uber make a new dialogue about the shift of capitalism system is transportation industry that responded by the state.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Gede Panca Wiadnyana
Abstrak :
Latar belakang: Profesi pengemudi taksi merupakan profesi yang unik, lingkungan kerja luas, jam kerja panjang, sistem pcnggajian yang fluktuatif, dan risiko kecelakaan di jalan raya. Pada PT X 60% kccelakaan dikarenakan mengantuk. Salah satu penyebab kondisi mengantuk adalah adanya kemungkinan obstructive sleep apnea (OSA). Bcbcrapa faktor risiko kemungkinan OSA seperti kegemukan dan hipertensi dijumpai pada pengemudi PT X. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada pengemudi taksi X Mampang Jakana Selatan, pada bulan November»Desember 2008. Pengumpulan dilakukan dengan pengisian Kuesioner Berlin, dan pemeriksaan fisik (tekanan darah, bcrat, badan, tinggi badan, dan lingkar leher) pada 280 orang pengemudi. Hasil: Jumlah responden sebanyak 280 orang, didapatkan 70 orang (25%) kemungkinan OSA. Kemungkinan OSA pada pengemudi dipcngaruhi olch bcbcrapa faktor yaitu: IMT 325 (acyusred OR 4.29, p <0.001, 95% Cl 2.04 - 9.05) riwayat keluarga mendengkur (aafiusled OR 2,34, p <0.00l, 95% Cl 1.45 - 3.78), lingkar leher 3 40 cm (afyusred OR 3.37, p 0.002, 95% Cl 1.58 - 7.19), umur 3 36 tahun (argusted OR 2.47, p 0.027, 95% CI I.ll - 5.48) dan jadwal keija tinggi (ac§usted OR 3.07, p 0.0l6, 95% Cl L23 - 7.66). Kesimpulan: Didapat prevalensi kemungkinan OSA pada pengemudi Taksi X sebesar 25%. Kemungkinan OSA pada pcngcmudi Taksi X dipengaruhi oleh faktor indeks massa tubuh 325, riwayat keluarga mendengkur, Iingkar leher 540 cm, umur 336 tahun serta jadwal kerjatinggi. ......Background: Taxi Driver is an unique profession because of the wide environment, the long hours working duration, the fluctuation wages, and the accidental risks. About 60% taxi's accidents in Company X were caused by sleepy conditions. Sleepy conditions may be caused by obstructive sleep apnea (OSA). Some factors that increase the prevalence of suspected OSA, like obesity and hypertension were founded among the taxi drivers in this company. Method: This study was conducted with cross sectional design. The data was collected from November until December 2008 in Mampang, Jakarta Selatan. Data collection used Berlin's Questionnaire and Physical examinations (blood pressure, weight, height, neck circumference) to 280 drivers. Result: This research showed that there are 25%, it?s mean 70 respondents from 280 respondents have OSA prevalence. Prevalence of OSA among taxi?s drivers is caused by several factors. The factors are Body Mass index (BMI) 3 25 (adjusted OR 4.29, p < 0.00l, 95% Cl 2.04 - 9.05), snoring historical in family (adjusted OR 2.34, p < 0.001 , 95% CI 1.45 - 3.78), neck circumference 3 40 cm (adjusted OR 3.37, p 0.002, 95% CI 1.58 - 7.l9), age 2 36 years old (adjusted OR 2.47, p 0.027, 95% Cl 1.ll - 5.48) and high work schedule (adjusted OR 3.07, p 0.0l6, 95% Cl 1.23 - 7.66). Conclusion: This research has founded that there are 25%, it?s mean 70 respondents from 280 respondents have suspected OSA. Prevalence of suspected OSA among taxi?s drivers is caused by BMI 2 25, snoring historical in family, neck circumference 5 40 cm, age 3 36 years old and high work schedule.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32302
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Naufal Anis
Abstrak :
Fokus dari riset ini adalah untuk membahas faktor-faktor yang memengaruhi intensi pembelian kembali, word-of-mouth positif, dan kemauan untuk membayar lebih pada taksi dan rental mobil online di wilayah Jabodetabek dengan menganalisis faktor-faktor seperti kepuasan konsumen dan nilai yang dirasakan. Selain itu, penelitian ini juga membahas efek moderasi dari perbedaan jenis kelamin dan pengeluaran terhadap hubungan antar variabel diatas. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) yang akan diproses menggunakan SPSS Amos 21.0. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kepuasan konsumen dan nilai yang dirasakan oleh konsumen memiliki pengaruh positif terhadap intensi pembelian kembali, word-of-mouth positif, dan kemauan untuk membayar lebih. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa perbedaan jenis kelamin hanya memoderator hubungan antara nilai yang dirasakan dan intensi pembelian kembali, sedangkan pengeluaran hanya memoderator hubungan antara kepuasan konsumen dan word-of-mouth positif.
The focus of this research is to examine the factors that influence repurchase intention, positive word-of-mouth, and willingness of pay more toward taxi and online car rental in Jabodetabek by analyzing several factors namely customer satisfaction and perceived value. Moreover, this research also examined the moderating effect of Gender and Expenditure toward above relationship. The hypotheses are tested using Structural Equation Modeling (SEM) using SPSS Amos version 21.0. The research found that both customer satisfaction and perceived value has positive influence on repurchase intention, positive-word-of-mouth, and willingness to pay more. Furthermore, this research also found that gender only moderates the relationship between perceived value and repurchase intention, while expenditure only moderates the relationship between customer satisfaction and positive word-of-mouth.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S63853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>