Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wariki Sutikno
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah modernitas individual berimpit dengan masalah faktor manusia dalam pembangunan. Meskipun pada tingkat pendidikan dasar, masalah tersebut terasa amat penting untuk diketengahkan, khususnya sehubungan dengan kenyataan bahwa pendidikan dasa berupakan tingkat pendidikan terakhir bagi sebagian besar anak desa, di samping didalam tujuan pendidikan dasar (bidang nilai sikap) sendiri juga disebutkan pentingnya masalah tersebut. Selain kerkaitan dengan kedua hal di atas, masalah modernitas individual di dalam skripsi ini diketengahkan untuk mencari penjelasan analitik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi modernitas dimaksud. Dengan menggunakan data mentah yang dihasilkan tingkat oleh suatu studi yang dilakukan LPMPM-FISIP UI, skripsi ini diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain menge tahui tingkat modernitas siswa yang di teliti, mengetahui beberapa tema modernitas yang tampak menonjol serta mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat modernitas tersebut. Setelah konsepsi modernitas individual tersebut ditelusuri serta dilakukan analisis terhadap data yang ada dihasilkan beberapa kenyataan antara lain bahwa tingkat modernitas sebagian besar siswa masih berada di bawah nilai rata-rata yang ada. Di samping itu di dalam tema-tema tentang sikap terhadap orang tua, aspirasi, kewajiban kekerabatan, pengalaman baru, dan nilai waktu, nilai modernitas mereka tampak rendah. Nilai modernitas yang tinggi tampak di dalam tema-tema partisipasi, keluarga berencana, media massa, stratifikasi sosial, kedudukan wanita, dan efficacy' serta orientasi kebendaan. Kemudian dari analisis hubungan dua dan tiga dimensi tampak bahwa lingkungan belajar di kelas berhubungan dengan modernitas siswa secara khusus sub-skala inovasi dari lingkungan belajar di kelas ini berhubungan secara signifikan dengan modernitas siswa. Analisis regresi y8ng diharapkan dapat dilakukan di dalam studi ini terpaksa tidak dilakukan sehubungan dengan lemahnya angka korelasi di antara variabel yang diteliti. Skripsi ini diakhiri oleh sebuah diskusi yang berhubungan dengan hasil analisis data di atas serta masalah modernitas individual itu sendiri.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radina Aryanti Putri
Abstrak :
Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang dominan pada siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode Multistage Sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 156 siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016 dengan responden yang memberikan informasi penelitian yaitu ibu dari siswa tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2016. Data penelitian diperoleh melalui angket, formulir FFQ, dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Chi-square dan uji T-independent, sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,2% siswa mengalami stunting dan terdapat perbedaan proporsi bermakna antara stunting menurut ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, sanitasi dan kebersihan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, suplementasi vitamin A, status imunisasi, pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi (protein, vitamin A, zat besi, dan seng). Kemudian, dari hasil analisis regresi logistik didapatkan suplementasi vitamin A sebagai faktor dominan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat melakukan perbaikan gizi siswa sekolah dasar baik melalui pemantauan status gizi berkala, muatan gizi di sekolah, perbaikan sanitasi dan lingkungan. Selain itu, sekolah dapat mendukung kinerja pemerintah melalui program sekolah sehat dan edukasi terhadap orang tua siswa. ......Stunting is a condition of chronic malnutrition that can lower the cognitive abilities and learning achievement of the primary school children. This study aim to reveal the dominant factor of stunting among the first grade primary school children in North Jakarta 2016.This study uses cross-sectional design with multistage sampling method. The samples are 156 primary school children in North Jakarta 2016 and respondents who provide the research information are mother of that primary school children. The study was conducted in March-June 2016. Data of this research collected by questionnaires, FFQ form, and anthropometric measures. Test used for bivariate analysis was Chi-square test and independent T-test, whereas multivariate analysis with multiple logistic regression. Results of this research showed that 19,2% students were stunting. There are statistically differences proportion of stunting based on exclusive breastfeeding, history of infectious diseases, sanitation and hygiene, health service utilization, vitamin A supplementation, immunization status, nutrition care pattern, mother knowledge of nutrition, family income. and frequency of frequency of consumption food sources nutrition (protein, vitamin A, iron, and zinc). Then, the logistic regression analysis showed that that vitamin A supplementation as a dominant factor of stunting. Based on the results, Indonesian Department of Health and Indonesian Department of Education should improve the nutrition of primary school children through periodic monitoring of nutritional status, increase children knowledge, and improve the sanitation and environment. In addition, the school can support the government's performance through the healthy schools program and educate parents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Eka kurnia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26622
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Itabiliana
Abstrak :
Calam penelitian oleh Suradijono, S.H. (1998), terhadap sejumlah siswa Sekolah Menengah Obiijm di Jakarta, mengidentifikasi 16 strategi, yaitu : sadar-tahu, evaluasi teks, baca-ulang, pengulangan, tanya-apa, pengartian, tanya-informasi, evaluasi pengetahuan, senjang-masalah, tanya-hipotesa, pengetahuan-baru, verifikasi, parafrase, penyircpulan, elaborasi, dan antisipasi. Perbedaan antara keenambelas strategi belajar ini dapat ditinjau dari peitiahaman bacaannya. Menurut Perfetti (1989), pemahaman bacaan dibedakan menjadi dua, yaitu mencapai arti teks dan mencapai interpretasi teks. Berdasarkan p^hkiran Perfetti tersebut, Suradijono, S .H. (1999), mengemukakan bahwa strategi-strategi yang terrnasuk dalam mencapai arti teks adalah sadar-tahu, tanya-apa, baca-ulang, pengulangan, evaliaasi teks, pengartian, dan tanya-informasi. Di sini, siswa hanya terfokus pada simbol-sirtibol dalam teks dan kurang inferensial atau dengan kata lain, siswa kurang berusaha mengaitkan apa yang dibacanya dengan apa yang ada di luar teks, yaitu pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan strategi elaborasi, penyimpulan dan antisipasi pemahaitiannya telah mencapai interpretasi teks yang sifatnya lebih luas, tidak hanya terbatas pada simbol-simbol dalam teks dan lebih inferensial. Dalam hal ini, usaha lebih besar dilakukan siswa untuk mengikutsertakan pengetahuan terdahulunya dalam menginterpretasi apa yang dibacanya dalam teks. Strategistrategi belajar yang lain, tanya-hipotesa, verifikasi, senjangmasalah, pengetahuan-baru, evaluasi pengetahuan dan parafrase digolongkan ke dalam strategi peralihan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam dua kelortpok strategi belajar di atas. Dari penjelasan di atas, nanpak bahwa strategi belajar yang memiliki pemahaman interpretasi teks atau paling tidak strategi peralihan besar perannya untuk keberhasilan pendidikan siswa. Karena itu, alangkah baiknya jika penggunaan strategi-strategi belajar tersebut lebih dominan dibanding strategi yang hanya memiliki pemahaman arti teks. Strategi belajar ini harus diajarkan, bukan bawaan dan tidak bisa ditunggu sairpai siswa dengan sendirinya merrperoleh strategi tersebut karena akan memakan waktu lama sedangkan strategi belajar akan lebih banyak meraberikan keuntungan bagi siswa jika digunakan sedini mungkin dalam jenjang pendidikannya. Ketika siswa duduk di kelas 6 Sekolah Dasar tarrpaknya merupakan waktu yang paling tepat untuk siswa menerima pengajaran strategi belajar ini karena pada saat ini siswa telah menpunyai kemairpuan raembaca yang balk dan kemampuan raengolah inforrtiasi yang lebih jauh daripada siswa dari kelas-kelas di bawahnya. Selain itu, siswa sebentar lagi akan menginjak jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dunana siswa akan berhadapan dengan pelajaran yang lebih banyak dan korpleks lagi. Untuk itu, perlu dicari suatu cara yang dapat mertibantu mengernbangkan strategi belajar siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Reciprocal teaching merupakan metode yang paling mungkin untuk diberikan kepada siswa kelas 6 SD karena metode ini memang disusun untuk siswa grade 1 (Moore, 1991) yang range usianya hairpir sama dengan usia siswa kelas 6 SD. Penelitian ini bertujuan melihat seberapa jauh pelatihan dengan modul yang disusun peneliti berdasarkan metode reciprocal teaching dapat membantu siswa kelas 6 SD untuk mengernbangkan strategi belajar. Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, teoritis dan praktis. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai penggunaan metode-metode lain dalam pengembangan strategi belajar. Sedangkan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat roemberikan sumbangan dalam dunia pendidikan, khususnya sumbangan metode pengajaran yang dapat menbantu siswa kelas 6 SD mengernbangkan strategi belajamya. Sebelum penerapan metode reciprocal teaching dalam pelatihan yang berlangsung sebanyak 8 kali sesi pelatihan, akan dilakukan pretest terhadap subyek dengan menggunakan tehnik think-aloud agar dapat diketahui bagaimana strategi belajar subyek sebelum mendapat metode reciprocal teaching. Tehnik yang sama akan dipakai untuk posttest setelah subyek mendapat metode reciprocal teaching. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan modul metode reciprocal teaching telah membantu subyek mengernbangkan strategi belajamya dari dcminansi strategi belajar dengan pemahaman arti teks ke arah doninansi strategi belajar peralihan dan strategi belajar dengan pemahaman interpretasi teks, kecuali strategi antisipasi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tri Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam tercapainya sebuah tujuan proses belajar. Dalam bidang pendidikan, dikenal teori Goa/ Orientation (GO) untuk menggambarkan performa dan bagaimana anak belajar menghadapi tugas-tugas akademik di dalam situasi sekolah. GO dapat berupa keinginan untuk bisa memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan, yang disebut dengan task involved atau berupa keinginan untuk tampil baik dan mendapatkan penghargaan dari orang lain, yang disebut dengan ego involved. Selain faktor internal, GO juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Dalam kaitannya dengan sekolah, metode pengajaran yang diterapkan di kelas dapat menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi GO, karena metode pengajaran mempengaruhi bagaimana guru memberikan materi dan bagaimana situasi dalam kelas itu berlangsung. Di dalam penelitian ini, metode pengajaran dibagi menjadi belajar aktif dan belajar pasif. Belajar aktif adalah metode pengajaran yang memberikan peluang kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan belajar pasif adalah metode pengajaran yang menempatkan siswa pada peran yang pasif di dalam proses belajarnya di kelas. Selanjutnya penelitian ini diadakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan GO yang signifikan pada siswa sekolah dasar (SD) yang mendapatkan metode pengajaran belajar aktif dan belajar pasif.

Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang mengukur GO dan diberikan pada dua kelompok subyek, yaitu kelompok belajar aktif dan belajar pasif. Peneliti menggunakan 44 siswa sekolah dasar Islam (SDI) Pondok Duta sebagai subyek yang mewakili kelompok belajar pasif dan 34 siswa SDI Terpadu Fajar Hidayah yang mewakili kelompok belajar aktif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Seluruh subyek memiliki rentang usia 10-12 tahun atau kelas tinggi SD dimana pada usia tersebut siswa memiliki GO yang lebih stabil dibandingkan kelas rendah sehingga sudah dapat dilakukan pengukuran terhadap GO. Perhitungan reliabilitas alat dan T-fesf dalam penelitian menggunakan program SPSS 10.0.1 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan GO baik task involved maupun ego involved yang signifikan antara kelompok belajar aktif dan belajar pasif. Selanjutnya, skor rata-rata dari kedua kelompok menunjukkan bahwa siswa pada kelompok belajar aktif memiliki skor GO task involved yang lebih tinggi daripada siswa pada kelompok belajar pasif. Hal ini berarti siswa pada kelompok belajar aktif cenderung memiliki GO task involved daripada kelompok belajar pasif. Sebaliknya, siswa pada kelompok belajar pasif memiliki skor GO ego involved yang lebih tinggi daripada siswa pada kelompok belajar aktif. Hal ini berarti siswa pada kelompok belajar pasif cenderung memiliki GO ego involved daripada kelompok belajar aktif.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran mungkin menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi GO siswa. Meskipun demikian, hasil yang diperoleh belum tentu menggambarkan hubungan sebab akibat. Artinya perbedaan GO yang signifikan antara kedua kelompok tidak benar-benar mutlak menggambarkan bahwa metode pengajaranlah yang mempengaruhi GO. Hal ini disebabkan karena penelitian ini bukanlah penelitian eksperimental yang dapat memastikan hubungan sebab akibat antar variabel penelitian.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan memperhatikan penggunaan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami mengingat subyek adalah siswa SO. Selain itu, penggunaan sampel yang lebih banyak diperlugan untuk hasil yang lebih baik. Secara aplikatif, hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah maupun guru untuk menggunakan metode pengajaran belajar aktif sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
2002
S3094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Mita Etika M.
Abstrak :
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh malnutrisi kronis pada anak yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif serta fisik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. Penelitian ini berdesain studi cross sectional, menggunakan data primer dengan sampel 182 orang siswa dari 6 sekolah dasar negeri di Jakarta Barat yang dilakukan pada April-Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan food frequency questionnaire secara mandiri oleh responden. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 21,4% siswa mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata frekuensi konsumsi seng, zat besi, vitamin A, dan protein serta ada perbedaan proporsi antara berat badan lahir (OR=6,31), pemberian ASI eksklusif (OR=2,62), riwayat penyakit infeksi (OR=2,86), status imunisasi dasar (OR=3,45), suplementasi vitamin A (OR=2,46), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (OR=2,77), pola asuh makan (OR=6,41), jumlah anggota keluarga (OR=2,97), dan pendapatan keluarga (OR=2,88) dengan kejadian stunting. Analisis regresi menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi seng merupakan faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. ......Stunting is linear growth retardation because of chronic malnutrition that associated with decline of cognitive function and physic skill in children. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurence among 1st grade primary school student in Jakarta Barat, 2016. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 182 students from 1st grade of 6 public elementary school that located in Jakarta Barat. Data were collected through the questionnaire and food frequency questionnaire. The result showed prevalence of stunting was 21,4%. The independent t-test analysis showed that food consumption frequency of zinc, iron, vitamin A, and protein had a significant difference with stunting. Chi square analysis also showed that birth weight (OR=6,31), exclusive breast-feeding (OR=2,62), history of infection (OR=2,86), basic immunization status (OR=3,45), suplementation of Vitamin A, maternal health and nutrition knowledge (OR=2,77), care feeding (OR=2,88), family size, dan family income (OR=2,88) had a significant association with stunting. Regresi binary logistic showed that consumption frequency of zinc as dominant factor of stun.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Muthiasari
Abstrak :
Sarapan penting dilakukan terutama bagi anak usia sekolah untuk meningkatkan produktivitas dan konsentrasi belajar di sekolah. Sarapan belum menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan anak sebelum melakukan aktivitasnya disekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu, sosial-ekonomi, dan lingkungan dengan kebiasaan sarapan pada siswa sekolah dasar negeri terpilih di Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dengan jumlah responden sebanyak 345 siswa kelas 4 dan 5 di lima sekolah dasar negeri terpilih di Banten. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 52,8 siswa terbiasa melakukan sarapan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh orang tua dan ketersediaan sarapan dengan kebiasaan sarapan. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan program sarapan bersama, kantin sekolah dapat menyediakan sarapan untuk siswa, orangtua dapat menyediakan sarapan yang mudah dan sederhana, mengajak dan mengingatkan anak untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah serta dapat menyediakan bekal jika anak tidak sempat untuk sarapan di rumah. ......Breakfast is important to do, especially for school aged children, to increase the productivity and study 39 s concentration at school. Breakfast is not yet a habit that children routinely do before doing their activities at school. This study aims to know the association between individual, social economy, and environment factors with breakfast habits among selected public elementary school students. This study used a cross sectional study design using secondary data with total respondents 345 students grade 4 and 5 in five selected public elementary schools in Banten. The results showed 52,8 of students accustomed to breakfast. The result of statistical analysis shows that there was significant association between the influence of parents and the availability of breakfast with breakfast habits. The researcher suggests to the schools to hold the breakfast program together, the school canteen can provide breakfast for students, parents can persuade and remind their children to do the breakfast before they are going to school, also can provide lunch box if children did not have time to breakfast at home.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Ardi Vantono
Abstrak :
Gizi lebih merupakan masalah kesehatan yang dapat berdampak buruk pada anak sekolah. SD X Jakarta Timur telah memiliki program kesehatan, namun prevalensi gizi lebih tahun 2016 masih tinggi yaitu sebesar 20. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi lebih pada siswa kelas 4 dan 5 di SD X Jakarta Timur tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 201 responden di SD X Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 58,2 siswa mengalami gizi lebih. Pada analisis bivariat menunjukkan hubungan antara jenis kelamin dan asupan lemak dengan status gizi lebih. Penelitian ini juga mendapatkan hasil analisis multivariat yaitu jenis kelamin sebagai faktor dominan kejadian gizi lebih pada siswa di SD X Jakarta Timur tahun 2017. Oleh karena itu sekolah diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai makanan seimbang, memiliki controller di kantin sekolah serta dapat memperbarui program kesehatan di sekolah. ......Overnutrition is health problem that can affect adversely to school children. X Primary School East Jakarta already have health program, but prevalence of overnutrition in 2016 is still high at 20. General purpose of this research is to know the dominant factor related to overnutrition at 4th and 5th grade student at X Primary School East Jakarta in 2017. This research use cross sectional design. There is 201 respondent of this research at X Primary School East Jakarta. Result of this research shown that 58,2 students suffer from overnutrition. On bivariate analysis shown relation between gender and fat intake with overnutrition. This research also obtained multivariate analysis result that gender is the dominant factor of overnutrition at X Primary School Student East Jakarta in 2017.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulivan Fitriati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan keterlibatan emosi dalam belajar pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini melibatkan sebanyak 121 partisipan yang merupakan siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar di beberapa sekolah dasar yang terletak di Jakarta Selatan. Berdasarkan analisis perhitungan data, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan keterlibatan emosi dalam belajar pada siswa sekolah dasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin siswa merasakan adanya kehangatan dari gurunya maka semakin siswa merasa nyaman dalam belajar. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang negatif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kehangatan guru dan disafeksi emosi siswa dalam belajar. Fakta ini menunjukkan bahwa semakin siswa merasa guru tidak menunjukkan kehangatan maka semakin siswa merasa tidak nyaman dalam belajar. Implikasi dari penelitian ini didiskusikan lebih lanjut.
ABSTRACT
The purpose of this study is to investigate if there is any relationship between student perception of teachers’ warmth and elementary school students’ emotional engagement in learning. There are 121 participants in this study, who are going through elementary education in the 4th and 5th grade. Through data analysis, result shows that there is a positive and significant relationship between student perception of teachers’ warmth and emotional engagement in learning. This shows that when students feel the warmth of their teachers, they will feel happy at learning in the classroom. Further analysis shows that there is a negative and significant relationship between student perception of teachers’ warmth and disaffected emotion which shows that if students doesn’t feel their teachers’ warmth, they will feel more uncomfortable at learning in class. Implications of this study will be discussed.
2015
S60880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Nur Aisyah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang strategi pemenuhan kebutuhan informasi pada siswa sekolah dasar di era digital. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi strategi pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan siswa sekolah dasar di era digital saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan siswa SDN Bendungan Hilir 12 yakni pertama melalui buku tercetak kemudian jika buku tercetak tidak memenuhi kebutuhan informasinya maka siswa menggunakan internet sebagai media dalam mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Selain itu, ketika siswa mendapatkan informasi melalui internet, untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut, mereka menanyakan kepada orang terdekat yang dipercaya oleh siswa. ...... This study discusses the strategy of meeting the needs of information on primary school students in the digital age. The purpose of this study is to identify the strategy to fulfil the information needs of primary school students in the digital era today. This research uses a qualitative approach with case study method. Data collection was done by interview and document analysis. The results of this study indicate that the strategy of fulfilling the information needs of the students of SDN Bendungan Hilir 12 are first through the printed book and then if the printed book does not meet the needs of the information then the students use the internet as a medium in finding information to meet the information needs. Also, when students get information over the internet, to verify the truth of the information, they ask the nearest person who is trusted by the student.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>