Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Namira Indira Wati
Abstrak :
Pendahuluan: Proses menua mengakibatkan perubahan status kesehatan yang dinilai dari fisik dan psikologis. Hal ini akan berdampak pada aktivitas lansia yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kesehatan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti wreda Jakarta. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional pada 317 responden dengan cara random sampling. Pengambilan data dilakukan di Panti Sosial Tresna Wreda sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan instrumen Short Form 12 dan WHOQOL-BREF. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini respondenn terbanyak yaitu lansia muda 71.9%, didominasi perempuan sebanyak 53.9% dengan pendidikan Sekolah Dasar dan tidak sekolah 59.6%. Diketahui bahwa status kesehatan lansia secara umum adalah baik dan hasil kualitas hidup lansia adalah cukup. Kesimpulan: Status kesehatan memiliki hubungan yang signfikan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wreda sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia. ......Introduction: The aging process leads to changes in health status, which is evaluated from both physical and psychological aspects. This will impact the activities of the elderly, which in turn will affect their quality of life. This study aims to investigate the relationship between health status and quality of life among elderly residents in Jakarta's Panti Wreda. Methods: A cross-sectional approach was used with 317 respondents selected through random sampling. Data collection was conducted at Panti Sosial Tresna Wreda according to inclusion criteria using the Short Form 12 and WHOQOL-BREF instruments. The statistical test used was Pearson Chi Square. Results: The majority of respondents were young elderly (71.9%), predominantly female (53.9%) with elementary education and no education (59.6%). It was found that the overall health status of the elderly was generally good, and their quality of life was satisfactory. Conclusion: Health status has a significant relationship with quality of life among elderly residents in Panti Sosial Tresna Wreda, indicating the need for nursing interventions to improve the quality of life of the elderly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sihombing, Sabrina O.
Abstrak :
Culture is an important variable that influences people?s behavior. Culture involves several elements, such as language, myth, ritual, custom, artifact, law, and values. However, values are known as the most important elements in describing culture. In 2011, a survey was conducted in Jakarta, Bandung, Semarang, and Surabaya with 2,000 respondents to identify current Indonesian values. The results showed that Indonesian values could be operationalized with 35 items and seven dimensions of mutual assistance: democracy, religion, harmony, hospitality, religious fanaticism, and individualism. On the other hand, the extensive number of Indonesian values items (i.e., 35 items) may have several practical problems, such as longer questionnaires and sample requirements. Therefore, a short-form scale of Indonesian values is needed to enhance the understanding of Indonesian culture through its values. This research aimed to provide a short-form instrument for understanding Indonesian values. Specifically, this research explores psychometric assessments, including the dimensionality, reliability, and validity of the original and short-form scales of Indonesian values. In 2013, a survey with more than 1,000 questionnaires was distributed in Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, and Surabaya. This research produced a short-form scale of Indonesian values that involves 13 items and the three dimensions of religion, democracy, and harmony. This paper provides an analysis of the data, a discussion of the findings, research limitations, and directions for future research.
Budaya merupakan salah satu variabel yang penting dalam memahami perilaku manusia. Budaya terdiri dari beragam elemen seperti bahasa, mitos, ritual, kebiasaan, benda artefak, hukum, dan nilai. Nilai merupakan elemen utama yang dapat menggambarkan budaya. Untuk memahami nilai orang Indonesia, survei dilakukan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2011. Survei tersebut melibatkan 2.000 responden yang bertujuan untuk mengidentifikasikan nilai-nilai bangsa Indonesia saat ini. Hasil survei menunjukkan bahwa nilai-nilai bangsa Indonesia dapat digambarkan dengan 35 indikator yang membentuk 7 dimensi, yaitu: gotong royong, demokrasi, keagamaan, harmoni, ramah tamah, fanatisme keagamaan, dan individualisme. Akan tetapi, jumlah 35 indikator dapat menyebabkan beberapa masalah seperti kuesioner menjadi lebih panjang dan jumlah persyaratan sampel. Bentuk skala yang lebih singkat dibutuhkan untuk memahami budaya Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bentuk yang singkat untuk mengukur nilai-nilai bangsa Indonesia melalui analisis yang meliputi dimensionalitas, keandalan, dan validitas ukuran. Survey dilakukan dengan menyebarkan 1.000 kuesioner di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2013. Hasil analisis menghasilkan bentuk singkat yang terdiri dari 13 indikator yang membentuk 3 dimensi utama, yaitu: keagamaan, demokrasi, dan harmoni. Artikel ini menyampaikan analisis data, pembahasan hasil temuan, keterbatasan penelitian, dan arahan untuk penelitian selanjutnya.
Faculty of Economics Universitas Pelita Harapan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Anindita Prima Dewi Putri
Abstrak :
Latar Belakang: Perubahan kondisi rongga mulut akibat penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi mastikasi pada lansia. Penurunan kemampuan mastikasi dapat menyebabkan kesulitan menggigit, mengunyah, dan menelan makanan sehingga memengaruhi pemilihan jenis makanan. Hal ini diyakini dapat memengaruhi kecukupan asupan nutrisi sehingga pada akhirnya dapat juga berpengaruh terhadap kelainan status nutrisi. Tujuan: Menganalisis hubungan kemampuan mastikasi dengan status nutrisi lansia yang dievaluasi menggunakan Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA-SF) dan hubungan keduanya berdasarkan kehilangan gigi (indeks Eichner), pemakaian gigi tiruan, dan faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status ekonomi). Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang pada 100 pasien berusia ≥ 60 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur. Pada subjek dilakukan pengambilan data diri, pemeriksaan rongga mulut, pengukuran tinggi dan berat badan, serta wawancara untuk mengisi kuesioner Alat Ukur Kemampuan Mastikasi dan MNA-SF. Hasil: Uji Kruskal Wallis menunjukkan kemampuan mastikasi memiliki hubungan yang bermakna dengan status nutrisi (p = 0,009). Hubungan yang bermakna juga terdapat antara kedua variabel tersebut yaitu berdasarkan jenis kelamin perempuan (p = 0,040) dan pada kelompok yang tidak memakai gigi tiruan (p = 0,014). Kesimpulan: Terdapat hubungan kemampuan mastikasi dengan status nutrisi lansia. ......Background: Changes in the condition of the oral cavity due to aging can cause a decrease in the function of mastication in the elderly. Decreased ability of mastication can cause difficulty biting, chewing, and swallowing food, which affects the choice of food. This is believed to affect the adequacy of nutrient intake so that in the end it can also affect abnormalities in nutritional status. Objective: To analyze the relationship between mastication ability and nutritional status of the elderly evaluated using the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA-SF) and their relationship based on tooth loss (Eichner index), denture use, and sociodemographic factors (sex, education level, and economic status). Methods: This study was conducted using a cross-sectional method for 100 patients aged ≥ 60 years at the Kramat Jati Health Center, East Jakarta. Subjects were collected for self data, oral cavity examination, height and weight measurements, and interviews to fill in the Mastery Ability Measurement and MNA-SF questionnaire. Results: The Kruskal Wallis test showed the ability of mastication to have a significant relationship with nutritional status (p = 0.009). A significant relationship also exists between the two variables based on the female sex (p = 0.040) and in the group that does not use dentures (p = 0.014). Conclusion: There is a relationship between the ability of mastication with the nutritional status of the elderly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library