Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhien Citra Ganeshty
"Mahasiswa di perguruan tinggi menemui tantangan maupun kemunduran akademik sehari-hari yang harus mereka hadapi. Tantangan dan kesulitan akademik di perguruan tinggi berbeda dari jenjang pendidikan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan perspektif Self-Determination Theory dan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi dari motivasi external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan motivasi intrinsik dalam memprediksi academic buoyancy. Sampel penelitian adalah 463 mahasiswa S1 Universitas Indonesia perempuan = 75. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis statistik Regresi Berganda.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur motivasi yakni menggunakan The Academic Self-Regulation Scale Vansteenkiste, Sierens, Soenens, Luyckx, Lens, 2009, sedangkan untuk mengukur academic buoyancy digunakan alat ukur Academic Buoyancy Scale Martin Marsh, 2008. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi introjected regulation, maka semakin rendah academic buoyancy. Selain itu, semakin tinggi motivasi identified regulation dan motivasi intrinsik, maka semakin tinggi pula academic buoyancy. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri individu dapat memprediksi perilaku yang adaptif dalam menghadapi tantangan dan kemunduran akademik sehari-hari.

College students meet academic challenges and setbacks on a daily basis that they have to face. Those academic challenges and difficulties are different than the previous education levels. This research is using Self Determination Theory perspective and aimed to examine the contibution of motivation external regulation, introjected regulation, identified regulation, and intrinsic motivation to predict academic buoyancy. The sample of this study is 463 undergraduate college students in University of Indonesia female 75 The research method of this study is quantitative method, with statistical analyses of Multiple Regression.
The measurement of motivation was using The Academic Self Regulation Scale Vansteenkiste, Sierens, Soenens, Luyckx, Lens 2009, and the measurement of academic buoyancy was using Academic Buoyancy Scale Martin Marsh, 2008. The results indicate that the higher introjected regulation, the lower academic buoyancy. Furthermore, the higher identified regualtion and intrinsic motvation, the higher academic buoyancy. The implication of this study is that intrinsic motivation which derived from within oneself can predict adaptive behavior in the face of everyday academic challenges and setbacks.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Salsabila
"ABSTRAK
Keterlibatan siswa dalam belajar meliputi 3 dimensi yaitu, dimensi perilaku, emosi, dan kognitif. Seberapa tinggi tingkat keterlibatan yang siswa miliki dalam belajar sangat memengaruhi keberlangsungan kehidupan akademis mereka. Menurut Self-Determination Theory, dukungan kemandirian dari guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. Namun hal tersebut diragukan oleh beberapa peneliti apakah bisa diterapkan pada budaya kolektivis. Peneliti melakukan penelitian pada 153 siswa kelas X SMA di Depok, dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara dukungan kemandirian dari guru dan keterlibatan siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi dukungan kemandirian dari guru, maka semakin tinggi pula keterlibatan siswa dalam belajar. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Self-Determination Theory mengenai dukungan kemandirian dapat diaplikasikan di Depok, Indonesia yang berbudaya kolektivis.

Abstract
Student engagement encompasses three dimensions; there are behavioral, emotional, and cognitive engagement. The higher the level of student engagement has greatly influenced the sustainability of their academic life. According to Self-Determination Theory, autonomy support from teacher can enhance student engagement. But, a number of researchers have doubted whether it can be applied in collectivist cultures. Researcher did a research to 153 of 10th grade students in Depok, and the result showed that there was significant and positive relationship between autonomy support from teacher and student engagement. It means the higher autonomy support which was perceived by student, the more the student engage. The result also showed that Self-Determination Theory about autonomy support can be applied in Depok, Indonesia which is collectivistic culture."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Monica Margaretha
"Berdasarkan pada perspektif self-determination theory, penelitian ini hendak melihat peran mediasi harmonious work passion HWP pada hubungan antara perceived organizational support POS dan kinerja. POS dapat mendorong terpenuhinya tiga kebutuhan dasar psikologis manusia, yaitu need for autonomy, need for competence, dan need for relatedness, mendorong terbentuknya motivasi internal dan juga dapat mendorong terjadinya proses internalisasi pekerjaan ke dalam identitas karyawan secara otonom. Dengan demikian, harmonious work passion akan terbentuk dan hal ini kemudian akan mendukung kinerja karyawan. Pengumpulan data diperoleh pada karyawan dengan berbagai jabatan dari berbagai perusahaan di Jakarta dan sekitarnya N=305 . Melalui analisis data menggunakan macro Hayes PROCESS pada IBM Statistics SPSS 22, ditemukan bahwa HWP memediasi secara parsial hubungan antara POS dengan kinerja. Implikasi teoretis dan praktis juga akan dibahas dalam penelitian ini.

Based on self determination theory perspective, this study aims to examine the mediating effect of harmonious work passion HWP on the relationship between perceived organizational support POS and in role performance. The existence of POS can encourage the fulfillment of three basic human psychological needs, namely need for autonomy, need for competence, and need for relatedness, can encourage the forming of intrinsic motivation, and also can encourage the autonomous internalization process of employee rsquo s job into identity. This will lead to harmonious work passion and in turn will enhance employees rsquo in role performance. The data were obtained from employees with various positions from various companies in Jakarta and surrounding areas N 305 . Through data analysis using the Hayes PROCESS macro on IBM Statistics SPSS 22, it was found that HWP mediates partially the relationship between POS and in role performance. The theoretical and practical implications were discussed in this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Triani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi afek pada hubungan antara work passion dan kinerja karyawan. Self-determination theory digunakan sebagai landasan model penelitian ini. Data diperoleh dari 319 karyawan yang bekerja di berbagai perusahaan dengan berbagai jabatan di Indonesia. Dengan menggunakan macro PROCESS Hayes pada IBM Statistics SPSS, ditemukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara harmonious work passion dan kinerja melalui afek positif. Selain itu, ditemukan pula bahwa afek positif memediasi secara penuh hubungan antara obsessive work passion dengan kinerja.

This study aims to investigate the mediating role of affect on the relationship between work passion and job performance. This research is based on Self determination theory to explain the relationship among study variables. The data was obtained from 319 employees working in various companies in Indonesia. Using the Hayes rsquo PROCESS macro on IBM Statistics SPSS, it was found that there was an indirect relationship between harmonious work passion and performance through positive affect. In addition, it was also found that positive affect also fully mediate the relationship between obsessive work passion and job performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Safira Khairunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran materialisme (nilai ekstrinsik) dan answered occupational calling (nilai intrinsik) sebagai prediktor dari kepuasan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode korelasional dan hierarchical multiple regression. Ketiga variabel diukur dengan alat ukur Aspiration Index domein financial success untuk mengukur materialisme, Answered Occupational Calling Scale untuk mengukur answered occupational calling, dan Satisfaction with Life Scale (SLWS) untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan pada penelitian berjumlah 113 karyawan dalam rentang usia 25-40 tahun dan sedang bekerja di perusahaan tempat bekerja selama minimal satu tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa materialism (β = 0,23, p = 0,02) dan answered occupational calling (β = 0,30, p = 0,00) memiliki hubungan positif dengan kepuasan hidup karyawan. Hasil juga mengindikasikan bahwa answered occupational calling (∆R2 = 0,09, F = 9,74, p < 0,01) merupakan prediktor yang lebih kuat dibandingkan materialisme (∆R2 = 0,05, F = 6,02, p < 0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Bayu Pramono Hartonoputro
"ABSTRAK
Berolahraga secara rutin dinilai memberikan manfaat fisiologis maupun psikologis bagi yang melakukannya. Rutinitas dari olahraga tersebut dapat dijelaskan melalui kebiasaan, yakni proses otomatis untuk melakukan perilaku yang timbul sebagai respon individu terhadap tanda-tanda kontekstual. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kontrol diri dan self-determined motivation masing-masing memiliki hubungan dengan kebiasaan berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran self-determined motivation sebagai moderator yang memengaruhi hubungan kontrol diri dan kebiasaan berolahraga. Sampel yang merupakan orang Indonesia berusia di 18-25 tahun N=436 diminta mengisi 3 alat ukur secara online, yakni Brief Self-Control Scale, Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire ndash; 2, dan Self-Report Habit Index yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kontrol diri b = 0,32, t 432 = 4,89, p < 0,01 dan self-determined motivation b = 0,27, t 432 = 11,28, p < 0,01 memprediksi kebiasaan berolahraga secara signifikan. Namun, belum ditemukan efek moderasi yang signifikan dari self-determined motivation pada hubungan kontrol diri dan kebiasaan berolahraga b = 0,00, t 432 = 1,27, p > 0,05 . Diskusi, limitasi dan saran penelitian dipaparkan di akhir laporan penelitian ini.

ABSTRACT
Exercising regularly provides physiological and psychological benefits. Routinity in exercise can be explained by the force of habit, an underlying automatic process to perform behavior as a response to contextual cues. Several studies have found the relationship between each of self control and self determined motivation to exercise habit. This study aims to test the moderating effect of self determined motivation in the relationship between self control and exercise habit. Indonesian sample from 18 25 years old N 436 were asked to complete 3 online measures, which is Brief Self Control Scale, Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire ndash 2, and Self Report Habit Index that has been translated to Indonesian. Result found that self control b .32, t 432 4.89, p .01 and self determined motivation b .27, t 432 11.28, p .01 significantly predict exercise habit in Indonesian sample. However, no significant moderation effect of self determined motivation has been found on the relationship between self control and exercise habit b .00, t 432 1.27, p .05 . Discussion, limitation, and suggestions are presented in the end of this study report. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ja’far Abuabdillah Ashshiddiq
"[Bio-oil dari ko-pirolisis minyak sawit dan polipropilena tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin karena mengandung senyawa oksigenat serta sifat-sifatnya yang asam, korosif dan tidak stabil. Pada penelitian ini, bio-oil akan di-upgrade melalui proses hidrodeoksigenasi (HDO) menggunakan katalis Ni/SiO2.Al2O3 untuk mendorong terhadap pembentukan senyawa alkana. Proses HDO bio-oil dilakukan secara semi-batch menggunakan self gas-inducing impeller yang dapat memecah gelembung gas hidrogen sehingga meningkatkan kontak antara hidrogen, bio-oil dan katalis. Proses HDO dilakukan pada tekanan gas hidrogen konstan sebesar 15 barg, kecepatan pengaduk 400 rpm, serta holding time 1 jam setelah mencapai suhu yang ditentukan. Pada penelitian ini, pengaruh suhu serta pengaruh loading Ni dalam katalis Ni/SiO2.Al2O3 dipelajari untuk mengetahui efeknya terhadap proses HDO. Katalis Ni/SiO2.Al2O3 dengan loading Ni sebesar 10% digunakan utnuk seluruh proses dengan variasi suhu, sedangkan suhu 200oC digunakan untuk seluruh proses dengan variasi loading Ni. Peningkatan suhu dari 100oC menjadi 150oC meningkatkan kandungan senyawa keton serta menurunkan senyawa karboksilat yang terkandung di dalam bio-oil produk HDO, yang artinya reaksi bergerak ke arah reduksi yang sesuai dengan tujuan HDO. Namun, peningkatan suhu lebih lanjut pada 200oC menyebabkan reaksi bergerak ke arah oksidasi dimana senyawa keton tidak terbentuk serta terjadinya peningkatan senyawa karboksilat. Hal ini besar kemungkinan diakibatkan rendahnya rasio H2/CO akibat proses yang dilakukan tanpa solven. Reaksi reduksi tidak terjadi untuk proses HDO dengan loading Ni sebesar 5%, 10%, dan 15% pada katalis Ni/SiO2.Al2O3, dimana hal ini ditandai dengan peningkatan senyawa karboksilat pada bio-oil produk HDO dengan loading Ni sebesar 5% dan 10%, serta pembentukan senyawa ester pada loading Ni sebesar 15%. Namun, pada reaksi HDO dengan loading Ni sebesar 20%, menghasilkan bio- oil dengan kandungan senyawa keton, yang artinya reaksi bergerak ke arah reduksi yang sesuai dengan tujuan HDO.

Bio-oil from co-pyrolysis of palm oil and polypropylene cannot be used directly as engines fuel because of its oxygenate compounds and its acidic, corrosive and unstable characteristics. In this research, bio-oil was upgraded through a hydrodeoxygenation (HDO) process using Ni/SiO2.Al2O3 catalyst for converting bio-oil to produce alkanes. The HDO bio-oil process was carried out in a semi-batch using a self gas-inducing impeller reactor that can break hydrogen gas bubbles so the contact between hydrogen, bio-oil and the catalyst increased. The HDO process was carried out in a constant hydrogen gas pressure of 15 barg, stirrer speed of 400 rpm, and holding time of 1 hour after reaching the specified temperature. In this research, the effect of temperature and the effect of Ni loading in the Ni/SiO2.Al2O3 catalyst were studied to determine its effect on the HDO process. Ni/SiO2.Al2O3 catalyst with Ni loading of 10% was used for all processes with variations in temperature, while a temperature of 200oC is used for all processes with variations of Ni loading in the Ni/SiO2.Al2O3 catalyst. Increasing the temperature from 100oC to 150oC did increases ketone compounds and decreases carboxylic compounds in the bio-oil from HDO, which means that the reaction favor reduction, linear with the purpose of HDO process. However, further increase in temperature to 200oC causes the reaction favor oxidation, where ketones were not formed while carboxylic compounds increase significantly. This is most likely occurred because of low H2/CO ratio due to the process carried out without solvent. The reduction reaction did not occur for the HDO process with 5%, 10%, and 15% of Ni on a Ni/SiO2.Al2O3 catalyst. This was indicated by an increase in carboxylic compounds in the bio-oil of HDO, where bio-oil of HDO with 5% and 10 % Ni on Ni/SiO2.Al2O3, while bio-oil of HDO with 15% Ni on Ni/SiO2.Al2O3 contains esters. However, HDO reaction with 20% Ni on Ni/SiO2.Al2O3 produces bio-oil which has ketone compounds, means that the reaction moves towards the reduction, linear with the purpose of HDO.,
Social commerce (s-commerce) adalah aktivitas perdagangan daring yang menggunakan social network sites (SNS) seperti Facebook dan Instagram. Masyarakat Indonesia sendiri diketahui memiliki sikap belanja yang sangat dipengaruhi oleh SNS. Motivasi intrinsik disebutkan sebagai hal yang paling memengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan termasuk dalam berbelanja di s-commerce. Agar dapat mengetahui karakteristik s-commerce apa saja yang memengaruhi motivasi intrinsik seseorang, digunakan perspektif teori socio-technical. Teori socio-technical digunakan karena faktor sosial dan teknikal pada s-commerce tidak dapat dipisahkan. Model penelitian ini terdiri dari bagian 1) dukungan sosial (informational support dan emotional support); 2) penunjang teknikal (support for social interaction, support for recommendation, dan support for reputation); 3) self-determination theory (autonomy, competence, relatedness, dan motivasi intrinsik); dan 4) faktor intensi pembelian pada s-commerce. Penelitian dilakukan menggunakan metode covariance-based structural equation modelling (CB-SEM) dengan menggunakan survei daring yang diisi oleh 561 responden valid. Hasil analisis membuktikan bahwa semua faktor dalam karakteristik teknikal s-commerce memengaruhi autonomy dan competence; faktor emotional support memengaruhi relatedness; faktor informational support memengaruhi autonomy, competence, dan relatedness; faktor autonomy, competence, dan relatedness memengaruhi motivasi intrinsik; dan motivasi intrinsik memengaruhi intensi pembelian pada s-commerce. Penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekosongan penelitian mengenai motivasi dalam s-commerce. Penelitian ini juga diharapkan dapat memiliki implikasi praktikal bagi pelaku industri s-commerce untuk mengimplementasi fitur yang sesuai dan mengatur strategi bisnis yang tepat.

Social commerce (s-commerce) is an e-commerce activity that uses social network sites (SNS) such as Facebook and Instagram. In Indonesia, people are known to have a shopping behavior that is strongly influenced by SNS. Intrinsic motivation is mentioned as the thing that most influences one’s behavior, including shopping behavior in s-commerce. In order to find out what s-commerce characteristics affect one's intrinsic motivation, a socio-technical theory perspective is used; because social and technical factors in s-commerce cannot be separated. This research model consists of 1) social support (informational support and emotional support); 2) technical support (support for social interaction, support for recommendation, and support for reputation); 3) self-determination theory (autonomy, competence, relatedness, and intrinsic motivation); and 4) purchase intention in s-commerce. The study was conducted using the covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) method using an online survey filled by 561 valid respondents. The results of the analysis prove that all factors in the technical characteristics of scommerce affect autonomy and competence; emotional support factors affect relatedness; informational support factors affect autonomy, competence, and relatedness; autonomy, competence, and relatedness factors affect intrinsic motivation; and intrinsic motivation affects purchase intentions in s-commerce. This research is expected to fill the research gap regarding motivation in scommerce. This research is also expected to have practical implications for the scommerce industry players to implement the appropriate features and set the right business strategy.

]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2021;;;;, ]
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragiba Najmi Maulida
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi kepemimpinan yang memberdayakan dan kepemimpinan diri terhadap kondisi berkembang optimal di tempat kerja, serta menguji varians unik kepemimpinan diri setelah mengontrol varians dari kepemimpinan yang memberdayakan menggunakan Self-Determination Theory. Pendekatan kuantitatif korelasional digunakan dalam penelitian ini dan data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner daring. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda hierarkis menggunakan software IBM SPSS statistic versi 27. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang memberdayakan terbukti memiliki hubungan positif dengan kondisi berkembang optimal di tempat kerja. Kepemimpinan diri juga terbukti memiliki hubungan positif dengan kondisi berkembang optimal di tempat kerja. Kemudian, kepemimpinan diri terbukti memiliki varians yang unik pada kondisi berkembang optimal di tempat kerja setelah mengontrol varians dari kepemimpinan yang memberdayakan. Temuan ini mengonfirmasi Self-Determination Theory dengan menekankan pentingnya peran faktor internal sebagai prediktor kondisi berkembang optimal di tempat kerja. Implikasi praktis dari penelitian ini bagi organisasi adalah hasil penelitian ini mendorong organisasi untuk memberikan pelatihan bagi para manajer untuk mengembangkan kemampuan memberdayakan karyawan mereka, serta mengembangkan kemampuan kepemimpinan diri pada semua karyawan agar mereka dapat berkembang secara optimal di tempat kerja.

This study aims to examine the contributions of empowering leadership and self-leadership to thriving at work, as well as to test the unique variance of self-leadership after controlling for the variance of empowering leadership, using Self-Determination Theory. A quantitative correlational approach was employed in this study, and data were collected through an online questionnaire. The data were analyzed using hierarchical multiple linear regression analysis with IBM SPSS statistic version 27. The results showed that empowering leadership had a positive relationship with thriving at work. Self-leadership also showed a positive relationship with thriving at work. Furthermore, self-leadership was found to have a unique variance in predicting thriving at work after controlling for the variance of empowering leadership. These findings confirm Self-Determination Theory by emphasizing the importance of internal factors as predictors of thriving at work. The practical implication of this research for organizations is that it encourages them to provide training for managers to develop their empowering leadership skills, as well as to develop self-leadership skills among all employees so they can thrive optimally at work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Amalia Darin
"Industri Pariwisata memiliki tiga komponen utama yang harus diperhatikan, yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Penyandang disabilitas dalam kedudukanya sebagai konsumen memiliki beberapa jenis motivasi yang menggerakkan mereka untuk berwisata. Penelitian ini menganalisis aksesibilitas yang dirasakan dari industri pariwisata dan hubungannya terhadap motivasi perjalanan wisata sebagai anteseden partisipasi wisata yang pernah mereka lakukan serta sebagai hal yang memprediksi intensi perjalanan wisata yang ingin mereka lakukan di masa yang akan datang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability dengan metode snowball sampling. Sebanyak 150 kuesioner disebarkan melalui platform Google Form dan 125 responden penyandang disabilitas berusia di atas 18 tahun yang pernah melakukan perjalanan wisata ke obyek-obyek wisata di DKI Jakarta dalam kurun waktu satu tahun terakhir berhasil dikumpulkan. Desain penelitian ini bersifat konklusif-deskriptif, kemudian data yang telah didapat diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa aksesibilitas yang dirasakan oleh penyandang disabilitas memiliki pengaruh langsung terhadap partisipasi dan intensi traveling mereka, dan diantaranya terdapat pengaruh tidak langsung melalui motivasi intrinsik, motivasi yang teridentifikasi dan motivasi yang berasal dari eksternal.

The Tourism Industry has three main components that must be considered, these are attractions, amenities and accessibility. Persons with disabilities in their position as consumers have several types of motivation that move them to leisure travel. This study analyzes the perceived accessibility of the tourism industry and its relationship to travel motivation as an antecedent of leisure travel participation they have ever done and as a predictor of the intentions of leisure travel they want to do in the future. The sampling technique uses the non-probability snowball sampling method and total of 150 questionnaires have distributed via the Google Form platform and 125 respondents with disabilities over the age of 18 who have traveled to tourism attractions in DKI Jakarta in the past one year were successfully collected. The design of this research is conclusive-descriptive, the obtained data is processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results find that accessibility perceived by persons with disabilities has a direct effect on their participation and traveling intentions, and among them there are indirect effects through intrinsic motivation, identified motivations and introjected/external motivation.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Wijayanti Christawan
"Studi ini menganalisis pengaruh basic psychological needs terhadap subjective well-being dari pekerja transportasi yang berpartisipasi dalam Gig-Economy (transport gig-worker) dan organizational identification, dengan menggunakan motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel mediasi. Dengan menggunakan self-determination theory, peneliti mencoba membuktikan bahwa on-demand work yang memenuhi basic psychological needs dari para gig-worker akan membentuk motivasi yang kemudian membentuk organizational identification dengan gig-economy company dimana gig-worker tersebut bekerjasama sebagai mitra, serta meningkatkan subjective well-being daripada transport gig-worker di Indonesia. Studi ini menganalisis 280 data survei yang dikumpulkan dari pekerja transportasi yang berpartisipasi dalam gig-economy di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik sepenuhnya memediasi pengaruh positif dari basic psychological needs terhadap subjective well-being transport gig-worker di Indonesia, sedangkan motivasi intrinsik memediasi sebagian pengaruh positif basic psychological needs terhadap organizational identification di antara gig-worker. Studi ini diharapkan dapat membantu manajemen gig-economy company yang beroperasi di sektor transportasi untuk mengelola mitra atau gig-worker untuk meningkatkan subjective well-being dan mengembangkan organizational identification terhadap gig-economy company, mengingat organizational Identification dan subjective well-being adalah prediktor untuk melihat job satisfaction dari pekerja yang juga memengaruhi higher productivity dari pekerja gig-worker yang berkontribusi terhadap kesuksesan jangka panjang perusahaan.

This study analyzes the effect of basic psychological needs on transportation workers participating in the gig-economy (transport gig-workers) subjective well-being and organizational identification, by using Intrinsic and Extrinsic Motivations as mediating variables. By using self-determination theory, we argue that on-demand work that fulfills basic psychological needs of individual gig-workers will develop motivations, which further leads to organizational identification with the gig-economy firm and an enhanced subjective well-being. This study analyzes 280 survey data gathered from transportation workers participating in the gig-economy in Indonesia. samples were obtained using purposive sampling. empirical evidence from this study shows that extrinsic motivation fully mediated the positive influence of basic psychological needs to subjective well-being among transport gig-workers in Indonesia, whereas intrinsic motivation partially mediated the positive influence of basic psychological needs to organizational identification among gig-worker. This study is expected to help the management of gig-economy company operating in the transportation sector to manage its partners or gig-workers to achieve greater subjective well-being and develop organizational identification towards the gig-economy company, considering subjective well-being and organizational identification are predictors to see job satisfaction, and work performance that contributes to the firms long-term success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>