Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuriya
"Fraktur merupakan masalah sistem muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Penanganan fraktur yang tidak tepat dapat mengakibatkan osteomielitis. Osteomielitis tibia merupakan osteomielitis terbanyak kedua setelah femur. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, peneliti dan innovator. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan self care deficit theory pada klien osteomielitis. Masalah yang paling sering terjadi pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal adalah konstipasi, peran sebagai peneliti dilakukan dengan praktik berbasis bukti (evidence based nursing) yaitu bowel management untuk mencegah konstipasi pada klien pasca Total Hip Replacement (THR) dan Total Knee Replacement (TKR). Inovasi pada tempat praktik dilakukan dengan menyediakan panduan komunikasi dengan metode SBAR pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal untuk mendukung komunikasi efektif inter-intra disiplin saat handover maupun komunikasi melalui telepon.

Fractures are musculoskeletal system problems that most frequently occur. Fracture improper handling can lead to osteomyelitis. Tibial osteomyelitis is the second largest after the femoral osteomyelitis. Nurses act as care providers, researchers and innovators. Nurse as care provider use Orem's self-care deficit theory approach for client with osteomyelitis. Nurse as researcher found that the most often problem that occurs in clients with musculoskeletal system dysorder attempt Total Hip Replacement (THR) and Total Knee Replacement (TKR) is constipation that need to be performed bowel management as evidence based nursing. Nurse as innovator provides guidance communication using SBAR method in cases musculoskeletal system dysorder to support effective communication inter-intra discipline when handover or communication by telephone."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andayani
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa atau gangguan otak kronis yang mempengaruhi individu sepanjang kehidupannya. Defisit perawatan diri merupakan salah satu perilaku klien skizofrenia dimana seseorang mengalami gangguan atau hambatan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang meliputi defisit: mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik klien skizofrenia dengan tingkat kemampuan perawatan diri. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional melalui metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik klien skizofrenia pada umumnya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat kemampuan perawatan dirinya, kecuali variabel frekuensi dirawat (P value < 0,05). Rekomendasi penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penerapan tindakan keperawatan yang tepat dan pembuatan modulmodul terapi keperawatan pada klien skizofrenia sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan secara optimal dan mengurangi tingkat ketergantungan klien skizofrenia dalam perawatan dirinya.

Schizophrenia is a mental disorder or chronic brain disorder that affects human individuals throughout their lives. Self-care deficit is one of the schizophrenia client behaviour in which a person susceptible to interference or hindrance to perform or complete daily activities which include deficit on: bathing, dressing, eating, and elimination. The study aimed to determine the relationship between characteristic of schizophrenia clients with their self-care ability. The study was conducted by using cross-sectional design through direct observation. Results of the study had display generally there are no relationships or any significant difference between characteristic of schizophreniaa client with self-care level, except for the factor of treatment frequency (P value < 0,05). Recommendations suggested by the study can be used as guideline in applying appropriate nursing actions through the production of therapeutic modules on schizophrenia client to increase an optimum nursing care and finally to reduce client dependency on self care ability."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kambu, Yowel
"Praktik Keperawatan Klinik lanjut di ruang penyakit dalam dan poli UPT Pokdisus HIV AIDS untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem imun menggunakan model teori keperawatan Orem's Self Care Deficit menerapkan praktik keperawatan berdasarkan pembuktian Masalah keperawatan terbanyak akibat penyimpangan self care perkembangan adalah risiko infeksi dan kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan Intervensi berdasarkan pembuktian yang diterapkan yaitu pendekatan nurse as coach menggunakan coaching technique Inovasi keperawatan yaitu penatalaksanaan aplikasi short message services sms untuk dukungan terhadap peningkatan kepatuhan terapi antireroviral Perawat menerapkan mode Self Care Deficit Orem menerapkan coaching technique untuk meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan dirinya serta melakukan kegiatan inovatif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan imun Kata kunci Gangguan sistem imun model Orem's self Care Deficit asuhan keperawatan

Advance clinical practice on client with immune system disorders using model theory of Orem's Self Care Deficit is implementation of nursing practice based on evidence of nursing practice and implementing nursing innovation at the inpatient and outpatient ward setting The most frequent nursing issues occured was risk of infection and lack of knowledge about treatment of medication Nursing intervention based on evidence based practices is the the role of nurse as a coach using a coaching technique that very useful to promoting improving independency of self management Innovation of nusing in this clinical practice was using aplication of mobile phone of short message service SMS to promote the improvement of client adherence to ART Nurses apply the model of Orem's Self care Deficit apply a coaching technique to increase the independence of the client in her his care and conduct innovative activities in the provision of nursing care to clients with impaired immune systems
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Seven
"Residensi Keperawatan Medikal Bedah merupakan aplikasi praktek pada program spesialis yang menggali ilmu sesuai dengan peminatan, dalam hal ini adalah sistem pernapasan. Kegiatan yang dilakukan selama residensi adalah melaksanakan asuhan keperawatan dengan pendekatan model teori self care deficit Dorothea Orem. Masalah keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan gangguan sistem respirasi adalah batuk, sesak, nyeri, demam, gangguan nutrisi dan kelelahan. Kegiatan berikutnya adalah pemberian intervensi berbasis bukti (evidence based nursing) dengan memberikan latihan napas pursed lip breathing pada pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
Hasilnya adalah pursed lip breathing dapat menurunkan frekwensi pernapasan, meningkatkan arus puncak respirasi dan saturasi oksigen. Kegiatan berikutnya adalah dan melaksanakan program inovasi tentang water seal drainage 1 botol. Hasilnya adalah sangat direkomendasikan untuk digunakan pada pasien yang memerlukan pemasangan water seal drainage dilihat dari keamanan dan estetika penglihatan.
Disimpulkan bahwa model Teori self care deficit Dorothea Orem dapat diterapkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem respirasi, pursed lip breathing pada pasien penyakit paru obstruksi kronik, dan penggunaan water seal drainage 1 botol inovasi sangat direkomendasikan dapat memberi keamanan bagi pasien dan baik secara estetika penglihatan.

Medical surgical nursing residency is the practice in the application of specialist practice where student explore a new science a technologi related to, in the respiratory system. The activities that always do during the residency is carring out nursing care with theoretical approach model self care deficit Dorothea Orem.
The nursing problem that always appears to patient with disorder of respiratory system are coughing, tightness, pain, fever, nutrisional disorders and fatique. The next step is giving evidence based nursing by giving breathing excercise is pursed lip breathing to Chronic Obstruction Pulmonary Disease (COPD).
The result is pursed lip breathing that make be able to lower frequency breathing , increasing the current peak of respiration and oxygen saturation. The next activity is creating a new innovation program about water seal drainage one bottle. The result is highly recommended for use by patients who need the installation of a water seal drainage in the context of safety and visual aesthetics.
Concluded that the theory of model self care deficit dorothea orem can be applied in the implementation of nursing care for with disorders of respiration system, pursed lip breathing for patients chronic obstruction pulmonary disease and the user of water seal drainage one bottle of innovation is very recommended and it can give for patients and it?s better also from visual aesthetics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Alfonsa Batmanlussy
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa yang mempengaruhi aspek pikiran, perasaan dan perilaku seorang individu dan dapat ditandai dengan gejala positif maupun negatif sehingga menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam menilai dan mendefinisikan realita. Prevalensi orang dengan skizofrenia di Sulawesi Utara berada di angka 0,19% atau 1 per 1000 penduduk. Gejala skizofrenia terbagi dua yaitu gejala positif dan negatif, salah satu gejala negatif adalah defisit perawatan diri. Dampak yang ditimbulkan oleh defisit perawatan diri dapat berupa gangguan fisik, gangguan dalam menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta gangguan pada aspek psikososial. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri pada pasien dan juga memberikan pengetahuan bagi keluarga tentang cara merawat pasien defisit perawatan diri. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif terhadap gejala defisit perawatan diri, kemampuan pasien melakukan perawatan diri, dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Metode: Menggunakan desain penelitian Quasy experiment pre-post with control group yang dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Penelitian menunjukkan penurunan gejala defisit perawatan diri, peningkatan kemampuan pasien dalam merawat diri, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Rekomendasi: Tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif direkomendasikan sebagai upaya untuk menurunkan gejala defisit perawatan diri pada pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri, dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien.

Introduction: Schizophrenia is a mental illness that affects the thoughts, feelings and behaviour of an individual and can be characterised by both positive and negative symptoms that cause individuals to experience difficulties in assessing and defining reality. The prevalence of people with schizophrenia in North Sulawesi is 0.19% or 1 per 1000 population. Symptoms of schizophrenia are divided into two positive and negative symptoms, one of the negative symptoms is self-care deficit. The impact caused by self-care deficits can be physical impairment, impairment in living personal and work life, as well as impairment in psychosocial aspects. Therefore, action is needed to overcome the problem of self-care deficits in patients and also provide knowledge for families on how to care for patients with self-care deficits. Aims: To determine the effect of nursing standard, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy on symptoms of self-care deficits, the ability of patients to perform self-care, and family's ability to care for patients with self-care deficits. Methods: Using Quasy experiment pre-post with control group research design which was analysed using univariate and bivariate analyses. Results: The study showed a decrease in symptoms of self-care deficits, an increase in the patient's ability to care for themselves, and an increase in the family's ability to care for patients with self-care deficits. Recommendations: Standard nursing intervention, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy are recommended as an effort to reduce symptoms of self-care deficits in patients, improve patients' ability to perform self-care, and improve family's ability to care for patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Mudjiwati
"

Halusinasi dan defisit perawatan diri merupakan gejala positif dan negatif dari skizofrenia. Asuhan keperawatan dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi masalah. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, pendampingan kader, dan pelayanan medik pada klien halusinasi dan defisit perawatan diri. Desain karya ilmiah akhir spesialis ini adalah case series, dengan klien berjumlah 6 orang. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari 16 kali pertemuan yaitu 7 pertemuan dengan perawat, 4 pertemuan dengan kader, dan 5 kali pertemuan dengan pelayanan medik. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tanda dan gejala serta kemampuan halusinasi dan defisit perawatan diri. Hasil menunjukkan klien yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, pendampingan kader, dan pelayanan medik mengalami penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan yang lebih banyak dibandingkan dengan klien yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, dan pelayanan medik, serta klien yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, dan terapi perilaku. Karya ilmiah akhir spesialis ini merekomendasikan pentingnya pemberian tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, serta pendampingan kader dan pelayanan medik pada klien halusinasi dan defisit perawatan diri.

 

 


Hallucinations and self-care deficits are positive and negative symptoms of schizophrenia. Nursing care can be given to improve the client's ability to solve problems. The purpose of the specialist's final scientific work is to determine the effect of nursing nurses' actions, family psychoeducation, behavioral therapy, cadre assistance, and medical services on hallucinatory clients and self-care deficits. The final design of this specialist scientific work is a case series, with 6 clients. The activity consisted of 16 meetings, 7 meetings with nurses, 4 meetings with cadres, and 5 meetings with medical services. The instruments used were instruments of signs and symptoms as well as hallucinations and self-care deficits. The results show that clients who get nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, cadre assistance, and medical services experience a decrease in signs and symptoms as well as increased ability compared to clients who only get nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, and service. medical, and clients who only get nursing actions, family psychoeducation, and behavioral therapy. The final scientific work of these specialists recommends the importance of nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, as well as cadre assistance and medical services for hallucinatory clients and self-care deficits.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library