Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Rossa Turpuk Gabe
Abstrak :
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental disertai ketidakmampuan / kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri. Sekolah Luar Biasa memiliki peranan penting di dalam perkembangan anak tunagrahita, sebagai lembaga pendidikan formal untuk mempersiapkan kehidupan dewasa anak sehingga dapat berintegrasi dalam masyarakat. Untuk itu, Sekolah Luar Biasa harus merespon kebutuhan dan kemampuan dari setiap elemen di dalamnya. Masalah arsitektural muncul mengenai keberadaan Sekolah Luar Biasa sebagai wadah pendidikan formal bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya bagi anak tunagrahita untuk mewadahi kegiatan pendidikan dan pelatihan secara baik. Rendahnya kualitas dan kuantitas ruangan dalam Sekolah Luar Biasa menyebabkan rendah pula hasil pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan selama ini. Dalam tulisan ini saya mengkaji kondisi fisik Sekolah Luar Biasa dengan pendekatan Post-Occupancy Evaluation (POE). Jenis penilaian ini sebagai pijakan utama dalam menentukan pengaruh kualitas dan kuantitas ruang Sekolah Luar Biasa terhadap proses pendidikan dan pelatihan anak. Selanjutnya kajian ini dapat menjadi dasar pemikiran dalam menciptakan lingkungan binaan baru yang mampu mendukung program pendidikan dan pelatihan bagi penggunanya. Mental Retarded childs are kids that have a barrier or slowness of their mental development process, along with disability to learn and adaptation. School for exceptional children has an important functional on their development, as a formal education center, to prepare their growing up life that can integrate with the community. As that function, the school must respond this need and ability from all of the aspect. Architectural problems come from this school, as a formal education center specially for mental retarded childs, are for how to facilitating all the education and training activity well. The low quality and quantity of this school has been impact to the result of the education and training that been done for last days. In this paper, I do analyse the physical condition of this school with Post-Occupancy Evaluation approvement method. This subject will considered as first step on determining the result of quality and quantity of this school in relation of the educating process for the kids. For the next, this analysis can be fixed as the raw material for creating new environment that able to support the educating and training program for its participants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48441
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mugiarsih CH., Widodo
Abstrak :
Penelitian ini diawali melalui suatu pemikiran penulis dengan memperhatikan jenis kelainan anak luar biasa khususnya anak tunarungu. Anak tunarungu ini memiliki kelainan penden­garan yang harus mendapat pelayanan pendidikan secara khusus di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Anak tunarungu menga­lami kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan tata ba­hasa yang baik dan benar dilingkungan kaum tunarungu, keluarga maupun masyarakat secara luas. Bagi anak tunarungu yang duduk di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu secara dini perlu mandapat pelayanan pendidikan denqan mengqunakan media komunikasi.

Adapun sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi anak tuna­ rungu adalah menggunakan media komunikasi total dan oral Media komunikasi tota1 dan oral ini dapat digunakan apabila anak tunarunqu dapat mengetahui kosa kata bahasa secara jelas dan konkrit. Maksudnya bahwa perbendaharaan kosa kata yang dimiliki anak tunarungu melalui beberapa pengalaman berbahasa pada masa-masa lalu denqan menunjukkan bendajgambar tiruan yang akhirnya terjadi proses penambahan kata-kata. Sebagai upaya untuk meninqkatkan perbendaharaan kosa kata pada anak tunaru­ ngu sesuai dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang tujuannya antara lain agar anak dapat berbahasa dengan baik dan benar.

Analisis data dengan rumus t tes menunjukan hasil penelitian bahwa keterampilan membaca dan menulis yang menggunakan media komunikasi total dan yang menggunakan media komunikasi oral secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Denqan mengqunakan media komunikasi total, hasil keteram­ pilan membaca siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang menggunakan media komunikasi oral. 2. Dengan mengqunakan media komunikasi total hasil keterampi­ lan menulis siswa di kelad I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya Idan II surabaya ternyata tidak menunjukan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang menqgunakan media komunikasi oral.

Berdasarkan basil temuan seperti tersebut di atas penulis menyarankan agar guru dalam mangajar membaca dan menulis permulaan siswa di kelas I dipilih guru yang senior sudah berpenga1aman dalam menghadapi masing-masing individu. Mak­sudnya pada kelas-kelas rendah/tingkat dasar dalam pendekatan terhadap anak memerlukan ketekunan, ketelatenan dan kesabaran guru.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T37975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sjapawi
1992
S2231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Septian Virdya
Abstrak :
Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan salah satu pekerjaan yang paling berpotensi menimbulkan stress kerja, baik yang disebabkan oleh faktor individual ataupun faktor pekerjaan. Stress kerja yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi para guru SLB yaitu menimbulkan perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah atau depresi, penurunan kinerja dan motivasi, serta memicu terjadinya penyakitmental dan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Variabel independen ini meliputi faktor individual (jenis kelamin, umur, pengalaman kerja, status pernikahan, dan status pendidikan) dan faktor terkait pekerjaan (hubungan interpersonal, bebab kerja, kondisi lingkungan kerja, rutinitas pekerjaan, pengembangan karir, peran dalam oragnisasi, serta iklim dan struktur organisasi). Variabel dependen yang diteliti adalah tingkat stres kerja. Sample pada penelitian ini berjumlah 55 responden. Analisa bivariat dilakukan dengan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui sebanyak 30 guru (54,5%) mengalami stres kerja berat, sedangkan 25 guru (45,5%) lainya mengalami stres kerja ringan. Faktor-faktor yang terbukti berhubungan dengan stres kerja pada guru SLB-BC-BC adalah rutinitas kerja, lingkungan kerja, dan pengembangan karir. ......Teachers of Sekolah Luar Biasa (SLB) is one of the most potential job which stimulates stresses, whether caused by individual or working factors. The excessive amount of stress are possible in causing negative effects to the SLB teachers such as unconfidence, denial, anger or depression, and derivations of work performance and motivation, which also stimulates physical illness such as headache, stomachache, insomnia, and high blood pressure. This reseach is an observational research with quantitative method and using cross sectional design. The independent variable includes Individual Factors (Sex, Age, work experience, marrital status, and educational status) and Working related Factors (Interpersonal Relationship, Workload, Working Environment, Work routines, Career Development, the Roles within Organization, and the Atmosphere in the Organization and Organizational Structure). The dependent variables being researched is Work Stress. The sample of this research is 55 SLB teachers in Depok. Bivariate analysis is conducted by using Chi square tests resulting in 30 SLB teachers (54,5%) undergoing a severe work stress and 25 of SLB teachers (45,5%) are undergoing mild work stress. Factors which are proven to be affecting Work Stress on teachers in Sekolah Luar Biasa-BCare Work Routines, Working Environment, and Career Development.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Mugiarsih CH., Widodo
Abstrak :
ABSTRAK< b>
Penelitian ini diawali melalui suatu pemikiran penulis dengan ineinperhatikan jenis kelainan anak luar biasa khususnya anak tunarungu. Anak tunarungu mi meiniliki kelainan pendengaran yang harus mendapat pelayanan pendidikan secara khusus di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Anak tunarungu luengalaiui kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan tatabahasa yang balk dan benar dilingkungan kaum tunarungu, keluarga maupun masyarakat secara luas. Bagi anak tunarungu yang duduk di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu secara dini perlu inandapat pelayanan pendidikan dengan inenggunakan media koinunikasi

Adapun sebagai sarana untuk berkoinunikasi bagi anak tunarungu adalah menggunakan media komunikasi total dan oral. Media komunikasi total dan oral mi dapat digunakan apabila anak tunarungu dapat mengetahui kosa kata bahasa secara jelas dan konkrit. Maksudnya bahwa perbendaharaan kosa kata yang diiuiliki anak tunarungu iuelalui beberapa pengalaman berbahasa pada masa-masa lalu dengan menunjukan benda gambar tiruan yang akhirnya terjadi proses penainbahan kata-kata. Sebagai upaya untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata pada anak tunarungu sesuai dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang tujuannya antara lain agar anak dapat berbahasa dengan baik dan benar. Keterainpilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya meliputi keterainpilan inenyimak mendengarkan, berbicara, meinbaca dan inenulis.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tiinbul minat untuk mengadakan penelitian tentang kemampuan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca dan keterampilan menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu dengan inenggunakan media komunikasi total dan media koinunikasi oral.

Berdasarkan kajian teori, diajukan 2 hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Subyek yang diteliti adalah siswa tunarungu di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu yang meiniliki IQ rata-rata normal dan memiliki sisa pendengaran antara 85-90 db keatas (tuli total), di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II, jalan R.S. Fatinawati, 1]]. Cipete Jakarta Selatan dan Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya I dan II, jalan A. Yani 6-8, Surabaya pada tahun pelajaran 1994 1995.

Analisis data dengan rumus t tes inenunjukan hasil penelitian bahwa keterampilan meinbaca dan inenulis yang menggunakan media komunikasi total dan yang menggunakan media koinunikasi oral secara rinci dapat dikeinukakan sebagai berikut

1. Dengan menggunakan media komunikasi total, hasil keterampilan membaca siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang menggunakan media komunikasi oral.

2. Dengan iuenggunakan media komunikasi total hasil keteraiupilan inenulis siswa di kelad I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak iuenunjukan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang inenggunakan media komunikasi oral.

Berdasarkan hasil temuan seperti tersebut di atas penulis menyarankan agar guru dalain mengajar meiubaca dan menulis perinulaan siswa di kelas I dipilih guru yang senior, sudah berpengalainan dalam menghadapi inasing-inasing individu. Maksudnya pada kelas-kelas rendah tingkat dasar dalam pendekatan terhadap anak inemerlukan ketekunan, ketelatenan dan kesabaran guru.

Guru di kelas I tidak hanya bertugas untuk mengajar, tetapi sekaligus niempunyai peran ganda yaitu bisa sebagai peinbimbing dan yang lebih penting adalah bisa sebagai pengganti orang tua bagi siswa-siswanya. Dengan suasana yang nyaman tidak jauh berbeda situasi di sekolah maupun di rumah, tentunya dengan perasaan yang aman dan menggeinbirakan, sehingga siswa dapat berkomunikasi secara luwes, yang keinungkinan besar dapat menyerap materi pelajaran dengan lancar.

Kemudian bagi siswa yang menggunakan media komunikasi total perlu diperhatikan dalam mengekpresikan komunikasi secara terpadu, misal bukan hanya isyarat yang inenjadi pokok perhatian nainun sekaligus kekompakan baca bibir ucapan lisan yang jelas untuk inengikuti isyarat baku yang dilakukan.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>