Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Wijck, B.H.C.K. Van Der
Baarn Hollandia : Drukkerij , 1916
BLD 193 WIJ u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cahya Kusuma Wardhani
Abstrak :
Artikel ini membahas konsep pesimisme dalam cerpen Garçon, Un Bock! karya Guy de Maupassant yang berdasarkan pada pemikiran pesimisArthur Schopenhauer. Data primer dihimpun dari cerpen Garçon, Un Bock! berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran pesimis. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang pesimisme yang disampaikan oleh Arthur Schopenhauer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! memiliki ciri-ciri yang sama dengan konsep pesimisme seperti yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer. Maka, dapat disimpulkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! mengandung penulisan pesmistis
......This article focuses on pessimism in Guy de Maupassant’s Garçon, Un Bock! based on the context of pessimism by Arthur Schopenhauer. Variety of texts gathered from Garçon, Un Bock!, specifically those contained pessimism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of pessimism delivered by Arthur Schopenhauer. The result shows that Garçon, Un Bock! has the similar characteristics as the concept of pessimism written by Arthur Schopenhauer. Thus, it can be concluded that Garçon, Un Bock! is a form of pessimism writing.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Endang Wilis Ekowati
Abstrak :
Arthur Schopenhauer yang pemikirannya dilatarbelakangi oleh gerakan romantik serta gugatan terhadap idealisms Jcnnan dalam perkembangan filsafat abad 19 menyajikan konsepsi kehendak metafisis yang bergejolak dalam diri manusia. Sikap pesimistiknya memberikan warna tersendiri dalam filsafatnya. Dalam ranah filsafat kehendak dipahami dengan pengertian yang beragam. Schopenhauer menganggap kchendak sebagai sesuatu yang bersifat liar dan buta. Kehendak memainkan peran penting dalam kehidupan dan dianggap sebagai suatu dorongan diluar kesadaran yang selalu ingin terpcnuhi keinginannya. Kehendak yang ditekankan adalah kehendak untuk hidup yang bersifat metafisis. Ia berpandangan bahwa untuk membebaskan manusia dari tirani kchendak, salah satu jalan yang dapat dilalui adalah kontemplasi estetik. Mclalui kontcmplasi estetik manusia mampu menenangkarr diri dari perbudakan kehendak walaupun bersifat sementara. Schopcnhauer mcnilai bahwa seni yang paling tinggi tingkatannya adalah musik karma musik memanifestasikan kehendak itu sendiri. Pengagungan musik yang dikemukakan oleh Schopenhauer ini mengindikasikan bahwa musik merupakan karya seni yang melibatkan aspek metafisis sehingga berpengaruh kuat pada manusia. Musik yang dimaksud oleh Schopenhauer adalah musik instrumental atau musik absolut. Pandangannya tentang musik dikemukakan dalam konsep metafisika musik. Musik dianggap sebagai manifestasi dari kehendak itu sendiri sehingga berbeda dengan seni-seni lain yang dianggap manifestasi dari ide. Musik berhubungan dengan kehendak yang abstrak sehingga musik dianggap sebagai seni yang absurd. Kemampuan musik dalam menangkap esensi kehendak sebagai kondisi natural manusia memberikan efek yang luar biasa ketika manusia melakukan kontemplasi estetik. Hal ini mengindikasikan bahwa kehendak pada dasarnya berbicara melalui musik untuk menunjukkan kehadirannya dalam kehidupan manusia. Penekanan pada musik absolut sebagai satu-satunya musik yang mampu menangkap esensi kehendak tersebut mengindikasikan bahwa konsep musik Schopcnhauer terpengaruh pada gerakan romantik dimana ekspresi perasaan berperan utama dalam seni
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S16170
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library