Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Made Dharma Sarjana
"ABSTRAK
Vitamin C adalah senyawa yang sangat tidak stabil dalam larutannya. Dalam peredaran banyak sirop/sari buah yang mengandung vitamin C. Dalam rangka pengawasan den pemeriksaan kwa1itas, kadar, dan potensinya, perlu suatu cara pemeriksaan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mencari cara yang terbaik untuk penentuan kadar vitamin C dalam sirop/sari buah yang beredar dan yang terdapat dalam buah-buahan. Adapun cara yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah cara volumetri dengan pereaksi 2,6 dikhlorofenol indofenol den cara spektrofluorometri dengan pereaksi ortho-fenilendiamina dihidrokhlorida. Cara volumetri selalu memberikan hasil yang lebih rendah (97,6%-98,0%) dibandingkan dengan cara, spektrofluorometri (98,7%- 10090%). Hasil reaksi antara dehidro asam askorbat dengen ortho-fe nilendiamina dihidrokhlorida stabil terhadap cahaya lampu neon maupun lampu Ultra Violet. Senyawa yang terbentuk berfluoresensi pada /'ex = 350 nm dan = 430 run. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pereaksi 2,6 dikhlorofenol indofenol spesifik untuk senyawa yang mempunyai gugus endiol Cara spektrofluorometni sangat tepat digunakon karena disamping bentuk L-asam askorbat juga bentuk dehiroasam askorbat dapat ditentukan dengan cara ini."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny Widjaja
"Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica
charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa
darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan
efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan
) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih
kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah
yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak
bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar
lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang
disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama.
ABSTRACT
The experiment has been done to know the effect of the fresh
and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose
level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated
the effect of the declining of the blood glucose level which
was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect
was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant).
The effect of the declining of the blood glucose level of the
fresh juice was smaller compared with the effect of the faded
juice at the same dose, but non significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nurul Fitri
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh sari buah jeruk siam Citrus nobilis Lour. dalam pengencer tris kuning telur TKT terhadap kualitas spermatozoa domba garut Ovis aries L. 24 jam pascakriopreservasi. Semen ditampung dari lima pejantan domba garut satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan. Segera setelah dievaluasi, semen diencerkan dengan pengencer tris kuning telur yang mengandung sari buah jeruk 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, dan 20 KP 4. Semen dikemas dalam straw 0,25 ml dengan konsentrasi akhir 50x106 spermatozoa/ml. Semen diekuilibrasi pada suhu 5oC selama dua jam kemudian dibekukan dan disimpan dalam tabung N2 cair. Semen dievaluasi terhadap parameter motilitas, viabilitas, integritas membran, integritas akrosom, dan abnormalitas. Hasil uji ANAVA satu arah menunjukkan terdapat perbedaan nyata antar kelompok perlakuan terhadap persentase motilitas, viabilitas, dan integritas membran p < 0,05. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa KP 2 memiliki perbedaan nyata terhadap semua kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut, penambahan sari buah jeruk pada konsentrasi 10 KP 2 merupakan konsentrasi terbaik yang mampu memperkecil penurunan kualitas spermatozoa domba garut pascakriopreservasi berdasarkan persentase motilitas 58,68 0,68, viabilitas 59,73 6,47, dan integritas membran 54,87 5,58.

The research aimed to find out the effect of siam orange juice in extender on garut ram spermatozoa quality 24 hours postcryopreseration. Semen was collected from five rams once a week using artificial vagina. Semen sample was diluted in tris egg yolk based extender containing 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3 and 20 KP 4 siam orange juice. Semen was packed in 0.25 ml straw with a final concentration of 50x106 spermatozoa ml. Sperm was equilibrated at 5 C for two hours then frozen and stored in a liquid nitrogen N2 tube. Sperm parameters including motility, viability, membrane integrity, acrosome integrity, and abnormality were assessed. One way ANAVA test results showed significant differences between treatment groups on the percentage of motility, viability, and membrane integrity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Amalia Isti
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah nanas Ananas comosus L. Merr. dalam pengencer terhadap kualitas spermatozoa domba garut Ovis aries L. 24 jam pascakriopreservasi. Sampel semen ditampung dari lima ekor domba garut jantan satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan. Semen diencerkan dengan pengencer tris kuning telur yang mengandung sari buah nanas 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, dan 20 KP 4. Semen dikemas dalam straw mini 0,25 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Semen diekuilibrasi pada suhu 5oC selama dua jam, kemudian dibekukan dan disimpan dalam nitrogen cair. Parameter yang dievaluasi adalah motilitas, viabilitas, integritas membran, integritas akrosom, dan abnormalitas. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Duncan menunjukkan perbedaan nyata P < 0,05 antara KK dan KP 3 terhadap persentase motilitas dan integritas membran spermatozoa. Konsentrasi sari buah nanas 15 mampu memperkecil penurunan kualitas spermatozoa berdasarkan persentase motilitas 52,19 5,32 dan integritas membran spermatozoa 38,52 4,85.

The research aimed to find out the effect of various concentrations of pineapple Ananas comosus L. Merr. juice in extender on garut ram Ovis aries L. 24 hours postcryopreservation. Semen samples were collected from five garut rams once a week using an artificial vagina. The samples were diluted in tris egg yolk extender with pineapple juice 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, and 20 KP 4. The diluted semen samples were loaded into mini straws 0,25 ml with 50 million cell ml dosage. Samples were equilibrated at 5oC for two hours, then freezed and stored in liquid nitrogen. Parameters evaluated were motility, viability, membrane integrity, acrosome integrity, and abnormality. The one factor ANOVA and continued with Duncan test showed significant differences P 0.05 between KK and KP 3 on the percentage of spermatozoa motility and membrane integrity. Pineapple juice 15 was able to minimize the reduction of spermatozoa quality based on the percentage of spermatozoa motility 52.19 5.32 and membrane integrity 38.52 4.85.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Muhiardi
"Ikan kancra Tor soromerupakan ikan air tawar yang digemari oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan digunakan untuk upacara adat. Sehingga permintaan konsumen terhadap ikan kancra meningkat. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penangkapan ikan kancra yang berlebih di alam sehingga populasi ikan kancra menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelestarian ikan kancra dengan cara kriopreservasi spermatozoa. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Empat perlakuan terdiri atas sari buah tomat 0% + DMSO 10% (SBt 0%); sari buah tomat 10% + DMSO 10% (SBt 10%); sari buah tomat 20% + DMSO 10% (SBt 20%); dan sari buah tomat 30% + DMSO 10% (SBt 30%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian sari buah tomat Lycopersicon esculentumsebagai antioksidan alami terhadap spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi. Parameter uji kualitas spermatozoa meliputi motilitas, viabilitas, abnormalitas, dan kemampuan fertilisasi. Data hasil penelitian yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji Analisis Variansi (ANAVA) satu faktor. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata (P < 0,05) pada nilai rata-rata persentase viabilitas dan kemampuan fertilisasi serta tidak adanya perbedaan nyata (P > 0,05) pada nilai rata-rata persentase motilitas dan abnormalitas. Hasil penelitian membuktikan bahwa penambahan konsentrasi 10% sari buah tomat dalam ekstender memberikan pengaruh yang cukup positif terhadap kualitas spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi, yaitu dengan ditunjukkan nilai rerata persentase motilitas (32,57 ± 5,94%); viabilitas (14,5 ± 4,88%); abnormalitas (74,16 ± 2,13%); dan kemampuan fertilisasi (81,25 ± 6,07%).  
Kancra fish Tor soro are freshwater fish that are favored by the community for consumption and use for traditional ceremonies. So that consumer demand for kancra fish increases. This causes the occurrence of over-fishing in the wild which causes the population of fish to decrease. Therefore, it is necessary to preserve kancra fish by cryopreservation of spermatozoa. The study used a completely randomized design with four treatments and six replications. Four treatments consisted of 0% tomato juice + 10% DMSO (0% SBt); 10% tomato juice + 10% DMSO (10% SBt); 20% tomato juice + 10% DMSO (20% SBt); and 30% tomato juice + 10% DMSO (SBt 30%). The purpose of this study was to determine the administration of tomato juice Lycopersicon esculentum as a natural antioxidant on spermatozoa of kancra fish 24 hours post cryopreservation. Spermatozoa quality test parameters include motility, viability, abnormality, and fertilization rates. The research data obtained were tested using the one-factor Variance Analysis (ANOVA) test. The results showed a significant difference (P < 0.05) in the average value of the percentage of viability and fertilization rates, and no significant difference (P > 0.05) in the average value of the percentage of motility and abnormality. The results of the study prove that the addition of 10% concentration of tomato juice in the extender has a quite positive influence on the quality of spermatozoa of kancra fish 24 hours post cryopreservation, that is indicated by the mean value of the percentage of motility (32.57 ± 5.94%); viability (14.5 ± 4.88%); abnormalities (74.16 ± 2.13%); and fertilization ability (81.25 ± 6.07%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Sunny
"Latar belakang: MRCP merupakan teknik pencitraan tidak invasif untuk mengevaluasi anatomi dan mendeteksi kelainan sistem bilier. Cairan di saluran bilier akan memperlihatkan sinyal yang tinggi pada MRCP. Salah satu keterbatasan pemeriksaan MRCP ialah cairan di saluran gastrointestinal juga memberikan sinyal tinggi yang dapat mengganggu evaluasi saluran bilier. Sari buah nanas dapat menjadi kontras oral negatif untuk menurunkan sinyal di gastrointestinal. Belum terdapat penelitian penggunaan sari buah nanas pada pemeriksaan MRCP di Indonesia dan belum terdapat penelitian yang menilai visualisasi cabang-cabang duktus intrahepatikus setelah pemberian sari buah nanas. Tujuan: Mengukur perbedaan SNR gaster dan duodenum serta perubahan tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus sesudah pemberian sari buah nanas pada pemeriksaan MRCP. Metode: Dilakukan pemeriksaan MRCP sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas pada subjek penelitian. Mengukur perbedaan rerata SNR gaster dan duodenum serta mengukur perubahan tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas. Perbedaan rerata SNR gaster dan duodenum dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan perubahan tingkat visualisasi dianalisis dengan uji McNemar untuk menilai diskordans. Hasil: Didapatkan 25 subjek penelitian yang menjalani pemeriksaan MRCP sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas. Terdapat penurunan bermakna SNR gaster dan duodenum setelah pemberian sari buah nanas, 127,1 (18,7-1194,6) menjadi 42.2 (4,2-377,1) untuk gaster dan 64,1 (3,8-613.4) menjadi 44,6 (6,5-310,3) untuk duodenum (p < 0,05). Terdapat perubahan bermakna tingkat visualisasi duktus bilier intrahepatikus (p < 0,05, diskordans >50%) dengan peningkatan tingkat visualisasi duktus intrahepatikus kanan segmen anterior pada 66% pengamatan, duktus intrahepatikus kanan segmen posterior pada 58% pengamatan, dan 70% pengamatan untuk duktus intrahepatikus kiri. Simpulan: Pemberian sari buah nanas dapat menurunkan sinyal gaster dan duodenum pada pemeriksaan MRCP dan mempengaruhi tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus.

Background: MRCP is a non-invasive imaging technique for evaluating anatomy and detecting abnormalities of the biliary system. Fluid in biliary tract will show high signal on MRCP. One of the limitations of MRCP is high signal in gastrointestinal fluid which can interfere biliary tract evaluation. Pineapple juice as negative oral contrast can reduce signal in gastrointestinal tract. There have been no studies on the use of pineapple juice for MRCP in Indonesia, and no studies assessed the visualization of intrahepatic ductal branches after administration of pineapple juice. Objective: Measuring difference in gastric and duodenal SNR and changes of visualization of intrahepatic biliary ductal branches after administration of pineapple juice on MRCP. Methods: MRCP before and after administration of pineapple juice were performed on subjects. Gastric and duodenal SNR mean difference were measured, and analysis were done with Wilcoxon test. Level of visualization of intrahepatic biliary ductal branches were also measured and analysed with McNemar test for discordances. Results: There were 25 subjects underwent MRCP. Gastric and duodenal SNR were statistically decreased after administration of pineapple juice, 127.1 (18.7-1194.6) vs 42.2 (4.2-377.1) and 64.1 (3.8-613.4) vs 44.6 (6.5-310.3) respectively (p <0.05). Statistically significant difference was observed in visualization of intrahepatic ductal branches (p<0,05), discordance >50%) with increase in visualization of right duct anterior segment in 66% observation, right duct posterior segment in 58% observation, and 70% observation in left intrahepatic bile duct. Conclusion: Use of pineapple juice as negative oral contrast significantly reduce gastric and duodenal signal in MRCP also affect visualization of the intrahepatic biliary duct branches.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Sunny
"Latar belakang: MRCP merupakan teknik pencitraan tidak invasif untuk mengevaluasi anatomi dan mendeteksi kelainan sistem bilier. Cairan di saluran bilier akan memperlihatkan sinyal yang tinggi pada MRCP. Salah satu keterbatasan pemeriksaan MRCP ialah cairan di saluran gastrointestinal juga memberikan sinyal tinggi yang dapat mengganggu evaluasi saluran bilier. Sari buah nanas dapat menjadi kontras oral negatif untuk menurunkan sinyal di gastrointestinal. Belum terdapat penelitian penggunaan sari buah nanas pada pemeriksaan MRCP di Indonesia dan belum terdapat penelitian yang menilai visualisasi cabang-cabang duktus intrahepatikus setelah pemberian sari buah nanas. Tujuan: Mengukur perbedaan SNR gaster dan duodenum serta perubahan tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus sesudah pemberian sari buah nanas pada pemeriksaan MRCP. Metode: Dilakukan pemeriksaan MRCP sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas pada subjek penelitian. Mengukur perbedaan rerata SNR gaster dan duodenum serta mengukur perubahan tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas. Perbedaan rerata SNR gaster dan duodenum dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan perubahan tingkat visualisasi dianalisis dengan uji McNemar untuk menilai diskordans. Hasil: Didapatkan 25 subjek penelitian yang menjalani pemeriksaan MRCP sebelum dan sesudah pemberian sari buah nanas. Terdapat penurunan bermakna SNR gaster dan duodenum setelah pemberian sari buah nanas, 127,1 (18,7-1194,6) menjadi 42.2 (4,2-377,1) untuk gaster dan 64,1 (3,8-613.4) menjadi 44,6 (6,5-310,3) untuk duodenum (p < 0,05). Terdapat perubahan bermakna tingkat visualisasi duktus bilier intrahepatikus (p < 0,05, diskordans >50%) dengan peningkatan tingkat visualisasi duktus intrahepatikus kanan segmen anterior pada 66% pengamatan, duktus intrahepatikus kanan segmen posterior pada 58% pengamatan, dan 70% pengamatan untuk duktus intrahepatikus kiri. Simpulan: Pemberian sari buah nanas dapat menurunkan sinyal gaster dan duodenum pada pemeriksaan MRCP dan mempengaruhi tingkat visualisasi cabang-cabang duktus bilier intrahepatikus.

Background: MRCP is a non-invasive imaging technique for evaluating anatomy and detecting abnormalities of the biliary system. Fluid in biliary tract will show high signal on MRCP. One of the limitations of MRCP is high signal in gastrointestinal fluid which can interfere biliary tract evaluation. Pineapple juice as negative oral contrast can reduce signal in gastrointestinal tract. There have been no studies on the use of pineapple juice for MRCP in Indonesia, and no studies assessed the visualization of intrahepatic ductal branches after administration of pineapple juice. Objective: Measuring difference in gastric and duodenal SNR and changes of visualization of intrahepatic biliary ductal branches after administration of pineapple juice on MRCP. Methods: MRCP before and after administration of pineapple juice were performed on subjects. Gastric and duodenal SNR mean difference were measured, and analysis were done with Wilcoxon test. Level of visualization of intrahepatic biliary ductal branches were also measured and analysed with McNemar test for discordances. Results: There were 25 subjects underwent MRCP. Gastric and duodenal SNR were statistically decreased after administration of pineapple juice, 127.1 (18.7-1194.6) vs 42.2 (4.2-377.1) and 64.1 (3.8-613.4) vs 44.6 (6.5-310.3) respectively (p <0.05). Statistically significant difference was observed in visualization of intrahepatic ductal branches (p<0,05), discordance >50%) with increase in visualization of right duct anterior segment in 66% observation, right duct posterior segment in 58% observation, and 70% observation in left intrahepatic bile duct. Conclusion: Use of pineapple juice as negative oral contrast significantly reduce gastric and duodenal signal in MRCP also affect visualization of the intrahepatic biliary duct branches."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmida
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>