Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang
"ABSTRAK
Salah satu ancaman yang mengakibatkan kerugian yang aangat besar dalam bidang metalurgi adalah korosi. Korosi juga mengancam industri metalurgi di Indonesia terutama karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri atas lautan sehingga banyak konstruksi logam yang berada dalam lingkungan air laut.
Air laut banyak mengandung ion-ion klorida, suliida dan bromida yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pitting yang cukup parah sehingga yang hams diperhatikan saat memilih material untuk aplikasi dalam lingkungan air laut adalah material tersebut harus tahan terhadap korosi pitting. Temperatur operasi juga sangat menentukan tingkat kerusakan yang terjadi karena semakin tinggi temperatur operasi maka maka serangan korosi pitting akan semakin merusak.
Pemrograman ini dilakukan untuk mempercepat mendapatkan nilai potensial pitting, potensial reversible, rapat arus pasif dan laju korosi material tanpa harus melalui tahapan-tahapan prosedur pengujian yang rumit dan memakan waktu lama. Melalui nilai-nilai pemakai dapat menentukan sendiri tingkat ketahanan material terhadap korosi pitting pada temperatur operasi tersebut sehingga dapat memutuskan apakah material tersebut layak digunakan dalam kondisi lingkungan tersebut atau tidak.
Metode yang digunakan dalam membangun model matematis ini adalah metode interpolasi kuadratik Newton, yaitu suatu metode untuk mendapatkan nilai dari sebuah kelompok data dengan satu variabel bebas dengan cara membuat garis lengkung yang menguhubungkan tintik-titik dalam kelompok data tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode regresi linear yang digunakan hanya pada baja duplex SAF 2304.
Dengan memasukkan jenis material, komposisi kimia dan temperatur operasi pada program, maka akan diperoleh potensial lids pitting, potensial reversible, rapat arus pasif, laju korosi dan nilai PRE Pitting Resistance Equivelent) material.
Semua ang dihasilkan berdasarkan data percobaan sangat akurat karena memiliki kesalahan relalif yang sangat kecil terhadap hasil percobaan, yaitu sekitar 0-0,2%. Dengan demikian model matematis ini cukup akurat dalam hal estimasi ketahanan korosi material pada temperatur operasi tertentu dalam lingkungan air laut Jawa."
2000
S41578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Abdul Rozikin
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi lautan. Jumlah air laut yang melimpah mah di lndonesia dan dunia, sangat sayang apabila tidak dimanfaatkan. Salah satu aplikasi air laut adalah sebagai media pendingin pada unit kondenser, tetapi perlu kita ingat bahwa air laut mengandung jumlah ion klorida yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan korosi termasuk korosi celah. Oleh karena ini harus dicari material altematif yang mempunyai ketahanan korosi celah yang baik, terutama pada temperatur operasi yang cukup tinggi, dan tentunya juga memiliki sifat mekanis dan konduktifitas listrik yang baik.
Baja tahan karat dupleks, yang terdiri dari dua fasa sudah diketahui memiliki sifat mekanis yang baik, di sampi ng konduktilitasnya yang cukup tinggi, selain itu berdasarkan perhitungan secara teorilis ketahan baja ini terhadap korosi celah cukup baik. Dalam penelitian ini digunakan dua baja tahan karat dupleks dengan komposisi yang berbeda, yailu baja tahan karat dupleks SAF 2205 dan SAF 2507.
Untuk mengetahui ketahanan korosi baja tahan karat dupleks, maka dilakukan pengujian potensiosiuik pada tempetatur 30°, 5o°, 10°C dan ccr. Pengujian ini dilakukan untuk mendapat nilai potensial kritis (nipture) cclah kedua baja tahan karat dupleks yang digunakan pada temperatur pengujian.
Dari hasil pengujian yang didapat, nampak bahwa ketahanan korosi baja tahan karat SAF 2507 lebih besar dari SAF 2205 di semua ternpeiatur. Hal ini dapat diamati dari nilai potensial kritis celah dari nilaj potensial mpture oelah SAF 2507 yang lebih bcsar dibanding SAF 2205 dan juga nilai rapat arus korosi SAF 2507 lebih lcecil daripada SAF 2205. Nilai rapat arus korosi ini sebanding dengan laju korosi dan juga korosi celah. Hal ini sesuai dengan perhitungan secara teoritis yang berdasar komposisi kimia material yaitu nilai CCT dan CCP. Dari data yang didapat juga dapat dilihat bahwa kedua material ini dapat diunakan sebagai material kondenser yang menggunakan media pendingin air laut Jawa dan temperatur operasi 37 - 40."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fadhila
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hakim
"Material baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan pengerjaan berupa cold pilgering sehingga mengalami peningkatan kekuatan dan masuk kelas 140. Pada aplikasinya diperlukan pipa dengan spesifikasi kelas 110 atau 125 yang memiliki elongasi lebih tinggi tapi kekuatan yang lebih rendah. Pemberian perlakuan pelunakan pada suhu 350˚C, 450˚C, dan 550˚C dengan waktu tahan 10 dan 20 menit diberikan untuk menghasilkan penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi pada material. Penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi yang paling optimal terjadi pada suhu 550˚C dengan waktu tahan 10 menit.

Seamless tube of duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 were given cold pilgering treatmentthat increases strength and theirgrade to 140. Some applications requiringseamless tube with specification of grade 110 and 125 that have higher ductility but lower strength. Heat treatment at temperature 350˚C, 450˚C, and 550˚C with holding time 10 and 20 minutes resulted decreasing of yield strength and increasing of elongation of material. Decreasing of yield strength and increasing of elongation reach optimum number at temperature 550˚C with holding time 20 minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suheni
"ABSTRAK
Super duplex stainless steel adalah baja yang memiliki ketahanan korosi dan kekuatan mekanis yang baik sehingga banyak digunakan pada industry terutama pada industry minyak, gas dan petrokimia. Dalam penggunaan dilapangan sering digunakan proses penyambungan logam dengan metoda pengelasan. Untuk menghasilkan lasan yang baik perlu diperhatikan prosedur dan parameter pengelasan yang digunakan terutama masukan panas.
Dalam penelitian ini digunakan variable masukan panas dan komposisi gas pelindung untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap keseimbangan struktur fasa ferit-austentit pada lasan baja tahan karat super duplek SAF 2507 dengan metoda las tungsten inert gas (TIG). Masukan panas divariasikan dengan menerapkan kecepatan pengelasan yang berbeda 1, 3, 4 dan 5 mm per det sedangkan gas pelindung yang digunakan 100% argon, 98% argon + 2% nitrogen dan 95% argon + 5% nitrogen.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan kecepatan pengelasan yang berbeda dihasilkan kedalaman dan lebar logam las yang berbeda. Demikian juga halnya dengan penggunaan gas pelindung yang berbeda akan menghasilkan perbandingan lebar dan dalam logam las yang berbeda pula. Dengan menggunakan gas pelindung 95% argon + 5% nitrogen fasa ferit-austentit yang dihasilkan pada logam las relative seimbang dibandingkan dengan yang lainnya.
Pada pengelasan yang lambat, disamping menghasilkan masukan panas yang besar, kekerasan pada logam las juga tinggi serta mempengaruhi pertumbuhan fasa autentit. Semakin tinggi masukan panas (2,280 kJ per mm) semakin rendah fasa austentit pada logam las."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Shafa Arviany
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab kesalahan penargetan dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Cikawungading. Berdasarkan studi sebelumnya, terdapat dua alasan dalam mengkaji bantuan sosial yang tidak tepat sasaran. Kelompok studi pertama melihat bahwa integrasi data yang belum optimal dapat menyebabkan bantuan sosial salah sasaran, sedangkan kelompok lain melihat bahwa adanya elite capture yang berperan dalam kesalahan bantuan. Meskipun terdapat studi yang membahas kesalahan penargetan bantuan sosial dari sudut pandang struktur dan aktor, pembahasan tersebut cenderung dilakukan secara terpisah. Melalui teori Strategic Action Fields (SAF), keduanya dapat dikaji secara bersamaan dengan memahami sistem data sebagai bagian dari struktur dalam lingkungan eksternal yang memiliki keterkaitan erat terhadap pelaksanaan PKH di tingkat desa. Struktur ini memberikan batasan kapasitas bagi elite desa sebagai aktor untuk sepenuhnya mengendalikan pelaksanaan PKH. Peneliti meyakini bahwa pelaksanaan PKH di Desa Cikawungading sebagai sebuah SAF yang di dalamnya terdapat elite desa dengan kemampuan sosial yang cukup untuk mengupayakan agar bantuan PKH dapat disalurkan secara tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi riil desa. Namun, upaya tersebut menghadapi keterbatasan karena adanya lingkungan eksternal sebagai SAF eksogen yang berkaitan erat dalam menentukan keberlangsungan SAF PKH Desa Cikawungading. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi dokumen. Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa SAF eksogen merupakan aspek yang dominan dalam keberlangsungan SAF PKH Desa Cikawungading dengan memberikan ketergantungan dan keterbatasan kapasitas bagi elite desa dalam mengelola PKH untuk mencapai tepat sasaran.

This study aims to examine the causes of mistargeting in the implementation of the Program Keluarga Harapan or PKH in Cikawungading Village. Previous studies identify two principal explanations for mistargeted social assistance: inadequate data integration and elite capture. Even while there are studies that examine mistargeting from an actor-oriented or structural perspective, these analyses are often carried out separately. This study combines both viewpoints by using the Strategic Action Fields (SAF) theory, which holds that the data system is a structural element of an external environment that is intricately linked to the village-level implementation of PKH as an internal SAF. The ability of village elites to fully control the implementation of PKH is limited by this arrangement. The researcher contends that village elites have the social skills necessary to push for more precise program targeting; nevertheless, these initiatives are constrained by the external things, or exogenous SAF, which ultimately determines the dynamics of the PKH field in Cikawungading Village. Using a qualitative methodology, this study collects data through in-depth interviews and document analysis. Based on the results, the exogenous SAF is significantly the most dominant aspect of PKH implementation in Cikawungading Village, causing dependency and capacity constraints for village elites as they work to ensure the successful target implementation of the PKH program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library