Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kania Viatina
Abstrak :
ABSTRAK
Pembuatan tahu di Indonesia masih menggunakan cara tradisional yang melibatkan Banyak kegiatan penanganan manual meningkatkan risiko gangguan muskuloskeletal pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ingkat risiko dari faktor fisik menggunakan metode quick exposure check dan juga untuk menentukan prevalensinya keluhan muskuloskeletal di sembilan bagian tubuh menggunakan Nordic Kuesioner Muskuloskeletal. Penilaian dilakukan terhadap 52 pekerja dari tiga UMKM yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi keluhan masalah muskuloskeletal pada pekerja UMKM Tahu tradisional lebih tinggi dari UMKM Tahu Sutra. Dalam 12 bulan terakhir, keluhan muskuloskeletal pada pekerja UMKM Tahu tradisional kebanyakan terasa di punggung bawah (94%), bahu kanan (78%) dan leher (61%) pada pekerja UMKM Tahu Tradisional dan Punggung punggung bawah (81%), bahu kanan (63%) dan punggung atas (56%) pada pekerja UMKM Tahu sutra. Tingkat risiko gangguan muskuloskeletal pada kegiatan penggilingan, perebusan dan penyaringan yang lebih rendah ditemukan di UKM tahu sutra (tinggi; sedang dan) rendah) dibandingkan dengan UKM tahu tradisional (sangat tinggi; tinggi dan sangat tinggi) karena beberapa penanganan beban manual telah digantikan oleh mesin.
ABSTRACT
Tofu making in Indonesia still uses traditional methods that involve a lot of manual handling activities increasing the risk of musculoskeletal disorders on workers. This study aims to assess the level of risk of physical factors using the quick exposure check method and also to determine its prevalence musculoskeletal complaints in nine body parts using the Nordic Musculoskeletal Questionnaire. The assessment was carried out on 52 workers from three different MSMEs. The results showed that the prevalence of complaints musculoskeletal problems in traditional Tofu SMEs workers are higher than Silk Tofu SMEs. In the last 12 months, musculoskeletal complaints in Traditional Tofu SMEs workers were mostly felt in the lower back (94%), right shoulder (78%) and neck (61%) in Traditional Tofu SMEs workers and lower back (81%), right shoulder (63%) and upper back (56%) in Tofu silk SME workers. Lower risk levels of musculoskeletal disorders in grinding, boiling and screening activities were found in silk tofu SMEs (high; medium and low) compared to traditional tofu SMEs (very high; high and very high) because some manual load handling has been replaced by machines
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Hadi Setiawan
Abstrak :
Pendahuluan : Instrumen yang digunakan untuk menilai pajanan ergonomi telah banyak ditemukan, namun penggunaannya masih terbatas dalam bahasa Inggris sehingga ketika akan digunakan harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu instrumen penilaian pajanan ergonomi yang belum dilakukan uji validitasnya. Untuk mendapatkan hasil validitas yang baik maka dipergunakan responden dengan karakteristik yang sama dengan jenis tugas yang berbeda. Metode : Dengan menggunakan desain penelitian uji validitas data diambil dari 100 pekerja garmen di tiga bagian pekerjaan yaitu spreading, sewing dan quality control. Instrumen QEC bagian lembar pekerja diisi oleh pekerja dan lembar pengamat diisi oleh petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.Untuk menilai kesesuaian isian antara pekerja dan petugas keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan digunakan standar yang berfungsi sebagai pembanding yang diisi oleh dokter magister kedokteran kerja.Data dianalisis dengan SPSS 20. Hasil: Uji validitas interna pada penelitian ini mendapatkan nilai korelasi Pearson's pada masing-masing item pertanyaan adalah valid yaitu diatas nilai tabel r = 0,1966 untuk N=100 dengan Cronbach's Alpha 0,653. Validitas eksterna dengan metode uji kesesuaian didapatkan nilai Kappa yang bervariasi. Derajat kesesuaian penilaian antara petugas K3 dan standar didapatkan nilai Kappa buruk pada pertanyaan D sebesar 0,455 dan E sebesar 0,433, sedangkan untuk pertanyaan A,B, C, F dan G baik antara 0,906 dan 1,000.Derajat kesesuaian penilaian antara penilaian pekerja dan standar didapatkan nilai Kappa buruk yaitu 0,036 pada pertanyaan H, baik yaitu 0,674 pada pertanyaan N, nilai sangat baik 1,000 pada pertanyaan K dan L serta nilai tak terhitung pada pertanyaan J dan M. Kesimpulan: Pada penelitian ini hasil uji validitas interna QEC adalah valid dan reliable, namun instrumen QEC versi bahasa Indonesia belum dapat digunakan dengan baik karena pada lembar pekerja banyak ketidaksesuaian. Mengingat banyaknya ketidaksesuaian tersebut maka pengisian harus dilakukan oleh petugas K3 dengan pelatihan mempelajari QEC tersebut.Perlunya waktu tertentu untuk pelatihan dalam mempelajari pengisian lembar QEC.
Background: Many instruments to assess ergonomic exposure already exists but still limited in English version, threfore it has to be translated to Indonesian first. Quick Exposure Check (QEC) is one of the ergonomic exposure assessments tools that have not been validated before in Indonesian. For the validity test was used the subjects with same characteristic but with three different tasks in garment company workers. Methods: Validity test study is chosen as research design that involved 100 subjects of garment company workers on three divisions are Spreading, Sewing and Quality Control. The QEC workers assessment filled by workers and observer's assessment is filled by practitioners. To assess interrater reliability among practitioners and workers filled are used Occupational Medicine assessment. Analyse data use the SPSS version 20. Results: Internal validity test in this study was found Pearson's Inter Item Correlation for each item were valid, more than r table value 0.1966 for N=100, with Cronbach's Alpha value is 0.653. External validity we use the interrater reliability test was found Kappa value were varies. Kappa value for question D is 0.455 and E is 0.433. Kappa value for question A, B, C F and G is good between 0.906 to 1.000. Kappa value for question H is 0.036, question N is 0.674, question K and L is 1.000 and question J and M is uncountable. Conclusions: Internal validity QEC in this study is valid and reliable but interrater reliability is not good, therefore this instrument in Indonesian can not used with worker's assessment filled by workers. We can use this instruments if the worker's assessment is filled by practitioners who have been trained about QEC or Indonesian grammar of QEC is enhanced in order to be more easily understood by workers.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library