Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marbun, Rindang Manola
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi ini membahas penggambaran puri dalam roman Liebe und Tod auf Bali karya Vicki Baum. Analisis dilakukan berdasarkan teori semantik dengan bantuan antropologi linguistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan kesesuaian penggambaran puri dalam roman dan dengan puri dalam kehidupan masyarakat Bali sebelum abad ke-20. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Vicki Baum mampu menggambarkan puri sesuai dengan kenyataannya pada saat itu. Akan tetapi, terdapat ketidaktepatan penggunaan kata puri, yaitu Baum menggeneralisasi jero sebagai puri. Padahal keduanya memiliki perbedaan.
[, ], 2014
S53816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Bali merepakan salah satu pulau di Indonesia yang penduduknya masih berhasil mempertahankan corak kebudayaan warisan nenek moyang yang berasal dari periode klasik Indonesia. Diantaranya adalah pura dan puri yang dekat dengan budaya Hindhu....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Novi Febriani
Abstrak :
Dalam penelitian ini membahas interpretasi narasi dari berita, pemilik dan publik terkait puri kerajaan di Bali. Puri   merupakan  tempat tinggal raja yang  masih bertahan sampai saat ini walau tidak ada lagi sistem kerajaan.  Bekas istana raja tersebut masih dihuni oleh keluarganya dan dilestarikan sebagai pusat perawatan nilai-nilai seni dan  kebudayaan.  Tujuan penelitian ini mengetahui (1) nilai-nilai penting apa yang masih dipertahankan sampai saat ini dalam merawat dan melestarikan Puri, dan (2)Interpretasi dan Pembingkaian Pemilik dan Publik tentang Cagar Budaya Puri Kerajaan di  Bali. Penelitian ini menggunakan analisis model Robert Entman dan juga pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap. Raja, Bendesa (Kepala Desa Adat ) mewakili tokoh masyarakat,komunitas terkait  serta pemerintah kabupaten puri itu berada. Temuan dalam penelitian ini dari dua puri yang diteliti, narasi di media dengan  interpretasi dari pemilik dan stakeholder adalah sama. Puri menjadi bagian dari budaya di Bali karena peninggalan dari kerajaan terdahulu. Puri tidak  hanya dilestarikan sebagai warisan fisik namun juga berfungsi dalam kebudayaan, adat dan keagamaan. Selanjutnya, puri yang belum ditetapkan statusnya sebagai cagar budaya sejatinya memiliki nilai-nilai penting yang tertulis di Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yakni, nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan. Pelestarian puri juga tidak lepas dari peran masyarakat setempat, baik warga adat maupun warga beragama Islam. ......This study discusses the interpretation of narratives from news, owners and the public related to royal castles in Bali. Puri was the residence of the king who still survives today even though there is no longer a royal system.  The former king's palace is still inhabited by his family and is preserved as a centre for the care of artistic and cultural values.  The purpose of this study is to know (1) what values are still maintained today in nurturing for and preserving Puri, and (2) Interpretation and Framing of Owners and The Public about puri Royal Cultural Heritage in Bali. This study uses Robert entman's model analysis and also a qualitative approach with in-depth interviews of the king breed, Bendesa (Traditional Village Head) representing community leaders, related communities and the district government. The findings in this study are from the two castles studied, puri became part of the culture in Bali because of the relics of the previous kingdom. Puri is not only preserved as a physical heritage but also functions in culture, customs and religion. Furthermore, castles that have not been determined to have their status as cultural heritage actually have important values written in regulations “Undang-Undang Nomor 11 Tahun  2010  tentang Cagar Budaya “ which has an important value for history, science, education, religion, and /or culture. The preservation of puri is also inseparable from the role of local communities, both indigenous people and residents who are not included in indigenous village communities.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Judiwan Delias Maswar
Abstrak :
Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit merupakan suatu sistem yang memegang peranan penting, oleh karena keberhasilan tujuan manajemen farmasi tergantung dari memadai atau tidaknya unsur-unsur pengendalian yang ada. Adanya obat-obatan dan alat kesehatan yang rusak atau kadaluarsa, juga adanya kekosongan persediaan pada waktu tertentu mengindikasikan pengawasan terhadap pengelolaan obat dan alat kesehatan yang merupakan sebagian dari manajemen faramasi di rumah sakit masih kurang baik. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere; yang bertujuan untuk memperoleh gambaran unsur-unsur yang mempengaruhi pengendalian manajemen farmasi, mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi setiap unsur. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere. Hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan survey, pengumpulan data melalui pengamatan dokumen dan observasi di lapangan serta wawancara mendalam dengan pejabat struktural dan staf pelaksana. Masalah yang timbul dalam Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit Puri Cinere ini disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkaitan seperti pengorganisasian yang belum efektif, kebijakan yang belum terarah dan belum direview secara berkala, penyusunan rencana kerja belum optimal, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik, pembinaan personil yang masih kurang dan SPI yang belum berfungsi dengan baik. Untuk masa mendatang, bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere disarankan untuk melakukan beberapa langkah penyempurnaan; sehingga dapat dicapai tujuan yaitu tersedianya obat dan alat kesehatan secara efisien.
System Analysis of Controlling Pharmacy Management at Puri Cinere HospitalControlling Pharmacy Management at Puri Cinere Hospital is a system which is also being an important role, because the achievement of pharmacy management result depends on the sufficient or insufficient of the existing control. Broken medical equipments and expired medicine, as well as out of stock of the provision occasionally indicate that the control of medicine and medical equipment a part of the pharmacy management of the hospital is not good enough. This research was conducted at Puri Cinere Hospital which aims to get a picture of the factors that has influence to the control of the pharmacy management, to identify and analyze factors that has influence to each others. Therefore, result of the research is expected giving a suggestion and input for Puri Cinere Hospital. Result of the research was obtained through a survey activity, collecting data looking for document and observation in the field, as well as an interview with the structural officer and operational staff. Problems arise in controlling pharmacy, management at Puri Cinere Hospital are caused by different factors connecting to each others; as the organization that is not effective yet, policies that is not clear and has not been reviewed periodically, planning set up is not optimum yet, recording and reporting system has to be improved, personal development is not sufficient as SPI does not function well. In the future the management of Puri Cinere Hospital has to do some steps for improvement, to achieve the aim in providing medicine and medical equipment effectively.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Puspasari
Abstrak :
Sumber Daya Manusia didalam sebuah organisasi menempati kedudukan yang strategis dan vital bagi kemajuan organisasi. Untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia, rumah sakit perlu memperhatikan kepuasan sumber daya manusianya agar dapat meningkatkan kinerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan . Keikatan pada organisasi telah menjadi masalah utama yang diperhatikan oleh organisasi sehubungan dengan usaha Untuk menciptakan kualitas hubungan yang memuaskan antara karyawan dan organisasi. Keikatan pada organisasi dianggap sebagai cerminan sikap karyawan terhadap berbagai kondisi dari organisasi. Sehingga adanya sikap negatif dari karyawan yang tampil dalam bentuk rendahnya keikatan organisasi akan menimbulkan dampak negatif yang salah satunya adalah turn over. Dari rata-rata angka turn over karyawan di rumah sakit Puri Cinere sebesar 10,4 %, ternyata terbesar adalah dari bagian keperawatan, yaitu rata-rata sebesar 54,75%. Angka turn over perawat yang tinggi merugikan rumah sakit karena akan dibutuhkan proses recruirmen dan seleksi karyawan baru, program orientasi, pendidikan dan latihan lagi yang akan memakan waktu dan biaya cukup mahal. Apalagi perawat adalah tenaga inti di pelayanan rumah sakit, sehingga bila turn over tinggi, kinerja perawat menjadi turun, pelayanan kepada pasien berkurang dan akhirnya mutu pelayanan medik menjadi turun. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perawat yang telah bekerja lebih dari satu tahun yaitu sejumlah 119 orang dan akan dilihat hubungan antara karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, lama kerja, status pekawinan dan tempat kerja dengan kepuasan kerja perawat terhadap enam komponen kepuasan kerja yaitu upah, wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi dan status profesional.dan hubungan komponen kepuasan kerja perawat dengan keikatan organisasi. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain cross sectional , Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan kerja Index of work satisfaction . Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna dari karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat . Upah dipersepsikan paling penting, tetapi dari tingkat kepuasannya dipersepsikan paling tidak memuaskan. Secara keseluruhan didapatkan 52,1 % responden menyatakan tidak puas. Dari variable kepuasan kerja, didapatkan komponen upah, tuntutan tugas dan kebijakan organisasi mempunyai hubungan bermakna dengan keikatan organisasi, dan komponen kebijakan organisasi yang paling besar pengaruhnya terhadap keikatan organisasi. Disarankan agar managemen rumah sakit memperhatikan dan meninjau kembali sistem kompensasi yang berlaku , bagian keperawatan membuat pedoman test untuk jenjang karier, menyesuaikan tiap perubahan jenjang karier yang telah dibuat dengan sistem kompensasinya , melaksanakan rotasi perawat secara teratur , meninjau kembali struktur organisasi bagian keperawatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keikatan terhadap organisasi perawat di rumah sakit Puri Cinere.
Human resources hold a strategic and vital function in an organization. To optimize the human resources performance, the satisfaction of human resources has to be considered in order to uphold their performance and the customer's satisfaction. Organizational bonding is one of the issues towards creating a satisfying relationship between the employee and the organization, Organizational bonding is a reflection of its employee in relation with the organization's conditions. A negative attitude in form of low organizational bonding within the employees creates a negative effect such as turnover. Among the 10.4% of the total turnover in Puri Cinere Hospital, 54.75% were nurses. The alarming rate of the nurse's turnover has to be paid expensively due to the high cost of recruitment, selection, orientation, education and training for new employees, not to mention the time wasted in its process. Since nurses are the major resource in delivering service, a high rate of nurse turnover can trigger a low nurse's performance. This low performance influence the service delivery for patients that can eventually lower the medical services itself. A cross sectional survey research was carried out by gathering primary data using questionnaire to score work satisfaction using Index of work satisfaction. The research covered 119 nurses that have been working for Puri Cinere Hospital for over one year. The research itself surveys the relationship between individual characteristic (age, length of career, education, marital status and place of work) with the nurse's work satisfaction toward six component of work satisfaction (authority, job demand, organizational policy, interaction and professional status) and the relation of this six component with organizational bonding. There were no significant relationships between individual characteristics with nurse's work satisfaction. Wage was the most perceptively considered in terms of level of importance, but least perceptively considered in relation with level of satisfaction. There were around 52.1% nurses who find themselves not satisfied with their work. Wage, job demand and organizational policy were among the variables of work satisfaction that had a significant relationship with organizational bonding where organizational policy came out as the biggest influence. It is advisable that the hospital management reconsiders the compensation system. Nursing department should create test guidance for career development, adjust changes in career development in line with compensation system, rotate nurse regularly, reconsider the organizational structure in nursing division so that the organizational bonding of nurses in Puri Cinere Hospital can be optimized.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dewi Mochtar
Abstrak :
ABSTRAK Dalam manajemen sumber daya manusia di rumah sakit swasta, terdapat sebuah proses untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan, yang dikenal dengan istilah Proses Penilaian Prestasi Kerja. Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses Penilaian Prestasi Kerja, terdapat adanya faktor peran karyawan sebagai penilai maupun yang dinilai, dan Pimpinan Puncak rumah sakit sebagai penentu kebijakan. Sebaik apapun sistem yang ada, bila dilaksanakan tanpa kesepakatan dan pengertian yang baik antara semua pihak yang terkait itu, maka akan sulit mencapai tujuan proses Penilaian Prestasi Kerja tersebut. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere ( RSPC ) untuk mengevaluasi proses Penilaian Prestasi Kerja, serta mengidentifikasi masalah yang dihadapi selama ini, menurut pendapat karyawan. Cara yang dipilih ini merupakan salah satu teknik evaluasi khusus bagi proses Penilaian Prestasi Kerja, di antara beberapa teknik lain yang dikenal. Dengan mengetahui pendapat karyawan, maka masalah yang berhasil diidentifikasi merupakan keadaan yang dapat dianggap paling mendekati keadaan sesungguhnya. Sehingga diharapkan pemecahan masalah yang disarankan akan lebih berguna. Hingga saat ini, evaluasi terhadap proses Penilaian Prestasi Kerja masih merupakan aktivitas manajerial yang kurang popular, bahkan cenderung dilalaikan. Padahal hasilnya sangat bermanfaat bagi organisasi dan karyawan. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner dengan realibilitas dan validitas internal tergolong moderat, yang telah diuji dengan teknik analisa Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses Penilaian Prestasi Kerja di RSPC yang menggunakan sistem Graphic Rating Scale dan telah dilaksanakan 2 ( dua ) kali itu, terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya keterampilan para penilai dalam mewawancarai bawahannya dan adanya beberapa perbedaan persepsi antara kelompok penilai dan yang dinilai. Tetapi terdapat pula hasil yang cukup menggembirakan dari pernyataan Pimpinan Puncak dan karyawan RSPC, karena kedua pihak itu menunjukkan penerimaan yang baik terhadap keberadaan proses yang mereka anggap penting dan bermanfaat ini. Maka untuk masa mendatang, manajemen RSPC disarankan untuk melakukan langkah perbaikan pelaksanaan proses Penilaian Prestasi Kerja, tanpa harus mengganti atau merubah sistem yang telah digunakan selama ini. Daftar Bacaan : 63 ( 1978 -1996 ) xi + 149 halaman : 19 tabel, 6 gambar, 10 lampiran
ABSTRACT The Performance Appraisal Process in "Puri Cinere" Private Hospital, Sawangan, BogorIn Human Resource Management of a private hospital, there is a process to evaluate the employees' job performances called Performance Appraisal. The role of employees as appraisers or appraises and top managers as the policy maker, is one of factors which determined the success in Performance Appraisal process. No matter how good the system is, without full commitment and good understanding between all connected parties, it can be difficult to accomplish the objectives of Performance Appraisal process. This research is conducted in Puri Cinere Private Hospital (RSPC) to evaluate the Performance Appraisal process, and to identify the problems, according to employees' opinion. This is one of the techniques which especially designed for evaluating the Performance Appraisal process. By knowing employees' opinion, the problems that can be identified are the closest picture compares with the real condition. So, hopefully the suggestions about how to handle the problems can be more useful!. Up till now, the evaluation of Performance Appraisal process is still not popular enough, and appears to be neglected. Though the result is so precious for both the organization and employees. The data were gathered by using questionnaires, which had been analyzed with Cronbach Alpha Technique and indicated that the questionnaires had a Moderate level of Realibility and Internal Validity. The result of this research indicated that the Performance Appraisal process in RSPC, which used Graphic Rating Scale System and had been conducted twice, still having several problems. The main problem was the lack of appraisers ' interview skill with their subordinates and some differences of perceptions between the two groups, appraisers and appraises, towards this process. But, there were also encouraging findings from the top managers' and employees' opinions, that indicated the good acceptance to the existence of the Performance Appraisal process, which they thought as an important and meaningful process for them. For the future, the management is suggested to make a refinement regarding the operationalisation of Performance Appraisal process, without any need to replace or to change the system which has already been used in RSPC. References : 63 (1978 - 1996) xi + 149 pages : 19 tables, 6 charts, 10 enclosures
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alih Germas Kodyat
Abstrak :
ABSTRAK Rekam medik yang seharusnya dimanfaatkan sebagai sumber informasi dalan proses pengambilan keputusan di rumah sakit, saat ini masih menghadapi permasalahan. Hal tersebut disebabkan karena belum membudayanya penggunaan informasi yang faktual oleh para manajer di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi rekam medik dalam pengelolaan rawat inap, yaitu dengan cara nengidentifikasi kebutuhan informasi para manajer yang secara langsung berperan dalam mengelola rawat inap. Disamping itu juga melakukan analisis untuk nengetahui kekuatan dan kelemahan dari sistem informasi yang sedang berjalan. Untuk menggali informasi apa yang dibutuhkan, telah dilakukan penelitian terhadap Kepala Bidang Perawatan, dan Kepala Unit Rawat inap. Kenudian untuk nengetahui informasi apa tersedia saat ini adalah dengan melakukan pengkajian terhadap dokumen pencatatan dan pelaporan yang ada, dan melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Sistem Infornasi dan Kepala Unit Rekam Medik. Sedangkan untuk mengetahui pengembangan sistem informasi yang diinginkan dengan melakukan wawancara kepada Direktur Utama Rumah Sakit. Dari hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa informasi yang dibutuhkan dan digunakan oleh Kepala Bagian Perawatan adalah informasi yang menunjang pengambilan keputusan yang bersifat fungsional yaitu informasi tentang utilitas rawat inap, mutu pelayanan rawat inap dan Jenis penyakit terbanyak pada pasien rawat inap. Sedangkan yang informasi yang dibutuhkan dan digunakan oleh Kepala Unit Rawat inap adalah informasi untuk pengambilan keputusan yang bersifat operasional sehari-hari dalan memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien yang dirawat. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan bergesernya paradigna baru pengelolaan rekam medik, sudah dituntut agar rekam medik harus diolah secara profesional untuk memperoleh baik informasi manajemen yang berguna untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit, dan infornasi untuk pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu.
ABSTRACT The Utilization of Medical Record as the Source of Information for Ward's Management Decision Making in Puri Cinere HospitalMedical record which has to be utilized as the source of information in decision making process in a hospital, nowadays is still having some problems. One of many other causes of it is the condition which indicate that Indonesian Hospitals Managers have not already customized to utilize the factual information. The objective of this study is to get a picture about the contribution of medical records in ward management of Puri Cinere Hospital. This study is designed to identity the information needs of hospital managers, who is managing the ward directly. Beside that, this study is using the method to analyze the strengths and the weaknesses of the information system, which has already been started. To know the kinds of information which is needed, this study for the Head of Nursing Department and for the Ward's Head Nurses. In the other hand the documents of record and report are also assessed and Department Head of Electronic Data Processing and Medical Record are interviewed, to get the picture about the kinds of information which is available. The result of this study indicate that the information which is needed by the Head of Nursing Department, is the kinds of information which supports functional decision making, mainly about the utilization of the ward, the quality of services and the major diseases in the inpatient. And the kinds of information which is needed by the Ward's Head Nurses is the information which supports daily operational decision making, regarding the nursing care of the inpatient. The conclusion of the discussion shows that according to the transition to the new paradigm of Medical Record, it is a must for a hospital to analyze the medical record data professionally to get a meaningful management information, which is useful for planning and development of the hospital. And also to get the information which can be used to accomplish the good quality of nursing care.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslimah Hussein
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui posisi Brand Equity Rumah Sakit Puri Cinere menurut persepsi pelanggan poliklinik Rumah Sakit, faktor-faktor yang apa yang paling bermakna dan paling berhubungan dari 4 faktor yang mempengaruhi brand equity.Brand Equity diukur berdasarkan 4 variabel dari Aaker yaitu brand awarness, brand association,perceived quality, dan brand loyalty. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional yang bersifat kuantitatif dilengkapi dengan metode kualitatif.Untuk memperoleh jumlah sample yang representatif maka digunakan teknik stratified random sampling sehingga diperoleh 96 responden. kemudian untuk memperoleh hasil, data kuestioner diolah secara univariat, bivariat dan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand awarness, brand association, perceived quality dan brand loyalty memiliki hubungan yang signifikan terhadap brand Equity. Namun yang memberikan kontribusi terbesar adalah brand loyalty disusul oleh perceived quality. ...... This research is aimed to assess the position of Puri Cinere Hospital?s Brand Equity according to the Hospital outpatient?s customers, which factors among the four identified factors that have the most significant relationship affecting the Brand Equity. Brand Equity was measured based on four variables proposed by Aaker: Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty. This study used analytical descriptive method with quantitative cross sectional approach, complemented with qualitative method. Stratified random sampling technique was used to get 96 representative samples. Proceed from questionnaires was processed using univariat, bivariat, and multiple linear regression. Result from the study shows that Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, and Brand Loyalty all have significant relationship with Brand Equity. However, out of those four mentioned variables, Brand Loyalty, followed by Perceived Quality are two variables that have the most contribution relationship to Brand Equity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31515
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Iva Diansari
Abstrak :
Distribusi merupakan salah satu fungsi dalam siklus logistik dimana dilakukan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang farmasi dari tempat penyimpanan (gudang farmasi) ke tempat pemakai, sehingga terjamin kelancaran pelayanan farmasi bermutu yang pada gilirannya akan menentukan keberhasilan terapi yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh garnbaran proses distribusi obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi RSPC, yaitu dengan Cara mengidentifikasi faktor yang menghambat proses pendistribusian mulai dan gudang farmasi sampai ke pemakai (pasien rawat inap RSPC). Disamping itu juga melakukan analisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari sistem distribusi yang sedang berjalan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode telaah kasus dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu observasi di Instalasi Farmasi RSPC dan wawancara langsung dengan Manajer Menengah, Manajer Puncak serta Petugas Pelaksana, data sekunder diperoleh dengan cara survey lapangan dan dari data penunjang lainnya Dari data yang diperoleh, Standart Operating Procedure tentang distribusi walau ada di tingkat manajer puncak belum dijabarkan secara tertulis hingga tingkat pelaksana, adanya pemisahan gudang obat dan gudang alkes, sarana dan fasilitas alat angkut belum sempurna, adanya sisa obat pada pasien rawat inap. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa distribusi obat di RSPC sudah berjalan cukup baik Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pendistribusian obat dan alkes di RSPC segera dibuat standart of procedur baku dan tertulis sampai petugas pelaksana dan untuk memudahkan distribusi obat ke ruang rawat inap. Diusulkan pemberian secara dosis unit serta penggabungan gudang obat dan gudang alkes menjadi Gudang Farmasi, sehingga distribusi obat dan alkes dari gudang farmasi ke Apotik lalu ke unit pemakai. ...... Analysis Of Medicine Distribution And Medical Equipment In The Pharmacist Puri Cinere HospitalDistribution is one of the function in logistic cycle when management, arrangement and removing arrangement of medicine from warehouse in the user and guarantee the flow of service of qualified medicine to ascertain the success of therapy. The aim of this research is to get a picture in distribution of medicine and medical equipments in the Installation Pharmacist RSPC by indicating the obstruct factor of distribution process beginning from warehouse to the user (patients in the Hospital RSPC). Besides conducts of analyze in order to know the benefit and weakness of the distribution system in process. The method which is used in this research is descriptive method using primer data such as observation in Pharmacy Installation of RSPC and direct interviewed with top manager, middle manager and the workers, second data was received from field survey and from other data. From data which received, standard procedure of distribution in the top management was not analyzed in worker level, where warehouse of medical equipments were not in one unit, not complete, unused medicine left by patient. From the survey concluded that the distribution of medicine in RSPC is running well. To achieve the optimum result from medicine and medical equipments at RSPC, standard of procedure will be made in written as soon as possible up to the worker level in order to make easy the distribution of medicine to the patient, suggested the giving medicine of medicine in doses unit and joining together warehouse of medicine and warehouse of medical equipments in to one warehouse of Pharmacy, the distribution of medicine and medical equipments from warehouse to dispensary and then to the user.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>