Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adang Durachim
Abstrak :
Perkembangan laboratorium di Indonesia saat ini sangat pesat yang diiringi dengan perkembangan alat dan teknologi yang canggih. Pelayanan laboratorium dalam upaya untuk membantu diagnosa tidak hanya dilakukan di Rumah Sakit pemerintah tetapi pelayanan laboratorium ini dilakukan oleh swasta dan perorangan. Sebagai kebijakan pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pelayanan laboratorium dimasukkan dalam program kerja puskesmas, akan tetapi pemanfaatan pelayanan laboratorium di puskesmas ini masih belum maksimal jika dibandingkan dengan pelayanan laboratorium yang lainnya sehingga perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan laboratorium Puskesmas di wilayah kabupaten Bandung. Dari faktor-faktor yang diteliti antara lain faktor Kemampuan pemeriksaan, SDM laboratorium, sikap dokter dan penghasilan pasien. Setelah dilakukan uji statistik dua faktor yang berhubungan yaitu kemampuan pemeriksaan (p=0,003) dan SDM laboratorium (p=0,042). Dengan diketahuinya hubungan antara kemampuan pemeriksaan dan SDM laboratorium dengan pemanfaatan laboratorium maka untuk lebih mengefektifkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium dalam membantu diagnosa maka laboratorium di puskesmas harus lebih memperhatikan kelengkapan sarana laboratorium serta tenaga pelaksanannya, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan. Daftar Bacaan : 35 (1977-2002)
Clinical laboratory development increase quickly in Indonesia to gather with the depelovement of the technology in laboratory. The health laboratory service is not only in the government hospitals, also private hospitals and personals. As the government policy, to increase the public health service, clinical laboratory service is placed as one of public health centre work programes. But the utility of the clinical health laboratory in public health centre is not maximal yet compared with the others health laboratory service, so that need to investigate study about "The Factors Correlated With Clinical Laboratory Utility In Public Health Centre In Bandung County. The factors have been investigated such as : the ability of laboratory examination, laboratory of the human resource, the doctors attitude to the laboratory and the patient's income. After investigating the factors to the laboratory utility, statistically two factors that have correlation to the health laboratory utility these are the ability of the laboratory examination (p=0,003) and the laboratory of the human resource (0,042). By knowing the correlation among the ability of the laboratory examination and the laboratory of the human resource to the health laboratory utility so that to increase the effectiveness and to increase health service in public health centre, especially in health diagnostic laboratory service the facilities such as reagents, and the equipments needed in the laboratory must be completed and the qualification of the laboratory of the human resources must be increased and more profesional. Read lists : 36 (1972-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farha Elein Kukihi
Abstrak :
ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Tambora Kota Jakarta Barat dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016. Praktik Kerja ini bertujuan untuk mengetahui peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas sehingga mahasiswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai praktik profesi apoteker di Puskesmas serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan dan strategi penyelesaian masalah dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Tambora sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan farmasi klinik yang belum optimal dijalankan di Puskesmas Kecamatan Tambora adalah visite tim bersama dokter dan pemantauan terapi obat. Kata Kunci : Puskesmas, Tambora, profesi, praktik kerjax 65 halaman : 9 lampiranDaftar Acuan : 15 2003-2016
ABSTRACT
Internship at Tambora Public Health Centre West Jakarta was held in July 2016. The internship was intended to make apothecary student knows about pharmacist roles, duties and responsibilities in public health centre and have knowledge and skill about pharmaceutical practice. Internship also intended for apotechary student to have real experience about problem and the strategy to solve the problems in pharmaceutical practice at public health centre. Pharmaceutical care activities in Tambora Public Health Centre are appropriate according to government regulation about Pharmaceutical Practice Standard in Public Health Centre. Clinical pharmacy practice such as ward round and therapy drug monitoring were activities that not yet optimal conducted. Keyword s public health centre, Tambora, profession, internshipx 65 halaman 9 appendicesBibliography 15 2003 2016
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Adelina Palmarum
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Adelina Palmarum SinagaNPM : 1506814803Program Studi : Profesi ApotekerJudul : Praktek Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Bulan Juli 2016 Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian, mempunyai gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian serta memberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas. Tugas khusus yang diberikan yaitu melakukan konseling kepada pasien hipertensi dan/atau diabetes di Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pasien atau keluarga pasien terhadap pengobatan yang diterima. Parameter pemahaman pasien yang dikaji adalah harapan setelah minum obat, nama obat, indikasi obat, cara penggunaan obat, dan cara penyimpanan obat. Kata kunci : Puskesmas, Johar Baru, Calon Apoteker, Praktek Kerja Profesixiv 55 : 9 LampiranDaftar acuan : 9 2008-2015
ABSTRACT
Name Adelina Palmarum SinagaStudy Program ApotecharyTitle Internship at Puskesmas Kecamatan Johar Baru Period July 2016 Internship at Puskesmas Kecamatan Johar Baru was intended to make apothecary student knows about pharmacist roles, duties and responsibilities in public health centre, have knowledge and skill about pharmaceutical care practice, and also intended to have a real experience about problem and the strategy to solve the problems in pharmaceutical practice at public health centre. The particular task that is given to apothecary student is to do conselling to patient that have hypertension and or diabetes disease. The purpose of this task is to know the knowledge of patient or her his family about the therapy that is given to her him. The indicator of the knowledge are expectation after therapy, name of drugs, indications, administration, and the storage of the drugs.Keyword s Public Health Centre, Johar Baru, Apothecary, InternshipXiv 55 pages 9 appendicesBibliography 9 2008 2015
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah Zahra Nur Amaliah
Abstrak :
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pancoran dilaksanakan selama dua minggu sejak tanggal 11-24 Juli 2017. Tujuan kegiatan ini adalah agar mahasiswa memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Puskesmas sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku profesional dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di Puskesmas. Kegiatan pelayanan klinis yang belum dilakukan Puskesmas Kecamatan Pancoran Jakarta Selayan diantaranya visite, pemantauan dan pelaporan efek samping, pemantauan terapi obat, dan evaluasi penggunaan obat. Tugas khusus yang diberikan berjudul Penyuluhan Dagusibu di Wilayah Cikoko Barat RT 08/ RW 03 Pancoran.
Pharmacist Profession Internship at Kecamatan Pancoran Public Health Centre South Jakarta held for two weeks from July 11-24th 2017. The internship was intended to make pharmacist students understand the role, duties, and responsibilities of pharmacists in public health centres appropriate with the Regulation of the Minister of Health No. 74 in 2016; have insight, knowledge, skills, professionalism, and real experience to do pharmaceutical practice in public health centre; have real picture of the problems pharmacy practice and learn the strategies and activities that can be done in order to develop the pharmaceutical practice in public health centre. Clinical service activities that are not conducted in Kecamatan Pancoran Public Health Centre such as visite, monitoring and reporting of adverse effect, monitoring of drug therapy, and evaluation of drug use. Special assignment was given have titled Dagusibu Counseling in Cikoko Barat RT 08/RW 03 Pancoran.
2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
Abstrak :
Berdasarkan data dari WHO (2018) terdapat sekitar26,4% penduduk di dunia menderita hipertensi dengan perbandingan 26,6% diderita oleh pria dan 26,1% diderita oleh wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembag seperti Indonesia. Hipertensi dan penyakit jantung lainnya meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian di Indonesia dimana hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Menurut Permenkes no. 74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas tercantum bahwa pelayanan informasi obat merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari apoteker penanggung jawab di Puskesmas. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pelayanan informasi obat yang dapat dilakukan oleh apoteker terhadap pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat. Penyuluhan terhadap masyarakat puskesmas kecamatan Cengkareng dilakukan dengan menggunakan media cetak berupa standing banner mengenai Hipertensi. ......Based on data from WHO (2018), approximately 26.4% of the world's population suffers from hypertension, with a breakdown of 26.6% for men and 26.1% for women. About 60% of hypertension patients reside in developing countries such as Indonesia. Hypertension and other heart diseases account for more than a third of deaths in Indonesia, with hypertension being the second leading cause of death after stroke. According to Ministerial Regulation No. 74 of 2016 on pharmaceutical service standards in community health centers (Puskesmas), providing drug information is the obligation and responsibility of the responsible pharmacist in Puskesmas. Health education is one of the drug information services that pharmacists can provide to outpatient and inpatient patients as well as the community. Health education targeting the community in the Cengkareng sub-district health center is conducted using print media in the form of a standing banner about hypertension.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Kismed
Abstrak :
Pemeriksaan parasit dari sediaan darah adalah salah satu langkah penting dalam menegakkan diagnosis malaria. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Barat, cakupan pemeriksaan sediaan darah penderita tersangka malaria di Kabupaten Sambas masih tergolang rendah. Dalam studi ini dilakukan penelitian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepatuhan petugas puskesmas terhadap standar pelayanan penderita malaria dan pemeriksaan sediaan darah. Studi kualitatif ini dilakukan pada 10 puskesmas dengan melibatkan 20 orang paramedis, 10 orang petugas laboratorium, 10 orang kepala puskesmas dan 1 orang wasor malaria kabupaten sebagai informan. Pengetahuan, sikap dan tindakan petugas laboratorium ditelaah melalui wawancara mendalam, sedangkan untuk paramedis dilakukan diskusi kelompok terarah. Observasi juga dilakukan terhadap ketersediaan sarana laboratorium untuk melakukan pemeriksaan parasit sediaan darah. Analisa data yang terkumpul menunjukkan bahwa pengetahuan paramedis tentang standar pelayanan penderita malaria sudah cukup baik, demikian juga halnya dengan pengetahuan petugas laboratorium tentang prosedur pemeriksaan sediaan darah. Sikap petugas paramedis maupun laboratorium pada umumya setuju dan mendukung pemeriksaan sediaan darah penderita tersangka malaria, tetapi pengetahuan dan sikap tersebut tidak diikuti dengan kepatuhannya dalam melakukan pemeriksaan sediaan darah. Namun demikian, sebagian besar petugas paramedis telah memberikan pelayanan kepada penderita malaria sesuai standar dengan merujuk penderita ke laboratorium untuk pemeriksaan sediaan darahnya. Juga diamati bahwa pada sebagian puskesmas ketersediaan sarana laboratorium untuk pemeriksaan sediaan darah malaria masih kurang, sedangkan kerjasama diantara petugas paramedis dan laboratorium dalam melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria sudah berjalan dengan baik. Selanjutnya pengawasan dari pimpinan puskesmas kepada petugas paramedis dalam melakukan rujukan penderita ke laboratorium untuk pemeriksaan sediaan darah masih kurang. Studi ini menyimpulkan bahwa kurangnya perhatian dan tanggung jawab pimpinan puskesmas, kurangnya tenaga analis dan kurangnya sarana laboratorium berhubungan dengan rendahnya kepatuhan petugas puskesmas terhadap standar pelayanan malaria dan prosedur pemeriksaan sediaan darah serta sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas merupakan salah satu penyebab rendahnya cakupan pemeriksaan sediaan darah penderita tersangka malaria. ......Compliance Analysis of Public Health Centre Provider in Performing Blood Sample Examination of Malaria Patient in Kabupaten Sambas, 2000Parasitic examination of human blood sample is an important step in the diagnosis of malaria. However, compared to other district in West Kalimantan, in Kabupaten Sambas the coverage of blood sample examination of suspected malaria cases is lower. In this study, relevant issues associated with the compliance of the Public Health Centre (PHC) providers to the standard services of malaria and procedure of blood sample examination are investigated. Qualitative study has been carried out in ten PHCs involving twenty paramedics, ten laboratory analysts, ten PHC managers, and a district supervisor of malaria as informer. Knowledge, attitude and practice of the laboratory analysts, were assessed through in-depth interview, while focus group discussion were applied to the paramedics to analyze the same issues. Laboratory facilities for parasitic examination of the blood sample were also observed. Content analysis of the collected data shows that the paramedics have good knowledge in the standard services of malaria, similar to those of the laboratory analysts in the standard procedure for blood examination_ Generally, paramedics and laboratory analysts agree with and support blood sample examination of the suspected malaria patient, but their knowledge and attitude are not consistent to their compliance with the blood examination. However, most of the paramedics have served malaria patients with the standard services by referring them for laboratory examination. It was also observed that at some PHCs the laboratory facilities for blood sample examination is insufficient, although collaboration between paramedics and laboratory analysts is good enough. Furthermore, some of PHCs' managers do not supervise strongly their staffs thoroughly to comply with the referring blood sample examination. This study concluded that the low attention and responsibility of PHC manager, lack of laboratory analysts and insufficient laboratory facilities are associated with the low compliance of the PHC providers to comply with the standard services of malaria and procedure of blood sample examination. Improper recording and reporting system is one of the causes of low coverage of blood sample examination of suspected malaria cases.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Ervin S.
Abstrak :
Pada tahun 1989/1990 Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaksanakan survai tingkat kesegaran jasmani kelompok usia kerja di lingkungan pegawai negeri dan swasta. Hasil survai menyimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani kelompok usia kerja di lingkungan pegawai negeri dan swasta adalah kurang. Penelitian yang dilaksanakan merupakan studi cross sectional untuk mengetahui gambaran tingkat kesegaran jasmani karyawan-karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan melakukan pengukuran daya tahan kardiovaskuler menggunakan ergocycle serta mengetahui hubungannya dengan karakteristik karyawan-karyawati tersebut. Hasil penelitian menunjukkan 72.3 % karyawan-karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap tingkat kesegaran jasmani karyawan karyawati tersebut yaitu usia (p = 0.0043) dan aktifitas olahraga (p = 0.0004). Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kesegaran jasmani karyawan karyawati Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan cara meningkatkan daya tahan kardiovaskuler melalui latihan olahraga yang teratur dan terencana. ......Figure of Physical Fitness Level among Employees of Public Health Centre of Palmerah, West Jakarta 2001In 1989/1990 Department of Health Republic of Indonesia has implemented a physical fitness level survey among the working age group of the civil servant and private employees. The survey shows that physical fitness level of the working age group of the civil servant and private employees are low. This study is a cross sectional study to know physical fitness level among the employees of Public Health Centre of Palmerah by measuring cardiovascular resistance using ergo cycle and knowing the relationship according employee characteristics. The study shows that 72.3 % employees of Public Health Centre of Palmerah have low physical fitness level and the factors related with the employees physical fitness level are age (p = 0.0043) and exercise activities (p = 0.0004). Therefore, efforts to increase physical fitness level of the employees of Public Health Centre of Palmerah are needed by increasing cardiovascular resistance through regular and planned exercise.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieska Despitasari
Abstrak :
Peningkatan kinerja pelayanan KIA tidak disertai dengan penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Terjadi peningkatan AKI dan AKB di Kota Bogor pada tahun tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor manajerial kinerja pelayanan KIA Puskesmas Cipaku dan Pasir Mulya, menggunakan metode studi kasus dengan kerangka berpikir EFQM. Lima belas orang bidan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan pelengkap berjumlah 30 orang (pimpinan, petugas promkes, kader dan pasien). Observasi dan telaah dokumen juga dilakukan sebagai triangulasi. Pola kepemimpinan yang berbeda memberikan nuansa manajerial yang berbeda bagi kedua puskesmas. Faktor kontekstual yang menjadi pembeda adalah budaya masyarakat. Improvement in MCH service performance was not followed by a reduction in MMR and IMR in Indonesia. In 2013, MMR and IMR at Bogor City were increased. The objective of this study was to determine the managerial performance of MCH services at Cipaku and Pasir Mulya Public Health Centre, implementing the case study method in EFQM framework. Fifteen midwives were interviewed as key informants. The complementary informants were 30 people (leaders, Promkes officers, cadres and the patient). Observation and document analysis were also conducted as triangulation. Differences in leadership style also provide a different managerial nuances for each Public Health Centre. Contextual factor that distinguished both of Public Health Centre is the culture of the community.
Universitas Indonesia, 2015
T43596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Ariestiana Prabowo
Abstrak :
Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi pada balita. Kasusnya semakin banyak ditemukan karena malnutrisi pada balita lebih sulit dideteksi.Seringkali gizi buruk pada balita disertai dengan penyakit infeksi yang menyertai, disamping akibat asupan makanan yang kurang.Desain penelitian berupa cross sectionaldengan data sekunder dari laporan PPG, form pelacakan gizi buruk, dan pemeriksaan klinis balita gizi buruk tahun 2012-2013.Variabel dependen adalah peningkatan status gizi balita dan variabel independennya meliputi faktor karakteristik balita, orang tua, dan perilaku ibu.Analisis data berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita yang mengalami peningkatan status gizi sebesar 55,0%, lebih banyak terjadi pada balita umur < 12 bulan (60,0%), dengan jenis kelamin perempuan (61,2%), yang lahir dengan BBLR (61,9%), ASI eksklusif (65,0%), disertai penyakit infeksi penyerta (58,7%), pada balita dengan ibu yang beumur <31 tahun (49,0%), berpendidikan tinggi (80,6%), ayah yang bekerja sebagai pekerja kasar (61,8%), ibu yang tidak bekerja (58,5%), dan ibu yang patuh dalam kunjungan PPG (70,7%).Faktor yang secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan status gizi adalah tingkat pendidikan ibu dan kepatuhan ibu dalam kunjungan PPG.
Malnutrition is a public health problem that occurs in toddler. The case increasingly found due to malnutrition in children under five is more difficult to detection. Oftentimes, malnutrition among children under five accompanied by an accompanying infectious diseases, in addition to due to the lack of food intake. The study design was cross-sectional, using secondary data from outpatient TFC reports, forms tracking of malnutrition, and clinical examination form malnutrition children in 2012-2013. Dependent variables is increase in nutritional status and the independent variables include factors toddlers characteristics, parents charracteristics, and mother behavior.Analisis performed by univariate and bivariate analyzes. The results showed that the proportion of infants who have increased nutritional status is 55.0%, is more common in infants aged <12 months (60.0%), with female sex (61.2%), who were born with low birth weight (61, 9%), exclusive breastfeeding (65.0%), accompanied by concomitant infections (58.7%), in infants whose mothers age<31 years (49.0%), highly educated (80.6%), father who worked as a laborer (61.8%), mothers who did not work (58.5%), and mothers who are obedient to visit TFC (70.7%). Factors that have a statistically significant association with increased nutritional status is the level of maternal education and maternal adherence in PPG excursions.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bairizal
Abstrak :
Secara umum dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya penurunan mutu pelayanan di puskesmas disebabkan relatif rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja. Selaras dengan hal ini karakteristik individu diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas. Penelitian dengan desain cross sectional melalui analisa kuantitatif, dilakukan untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat kepuasan staf puskesmas, serta mengetahui hubungan karakteristik individu berdasarkan; (umur, pendidikan, jumlah anak, jumlah tugas pokok, jumlah tugas tambahan, lama tugas di puskesmas, golongan pangkat, jumlah penghasilan dari puskesmas, fasilitas dari puskesmas dan tingkat pengetahuan) dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas kota Jambi. Beberapa variabel yang diduga sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dan sumber kepuasan kerja staf dibatasi pada aspek; finansial, afiliasi sosial, peningkatan karir, aspek pekerjaan, sarana pekerjaan dan aspek keorganisasian dengan pengukuran penelitian adalah total skor variabel dengan menggunakan skala liken pada kategori jawaban; sangat memenuhi kebutuhan, memenuhi kebutuhan, agak memenuhi kebutuhan, tidak memenuhi kebutuhan, sangat tidak memenuhi kebutuhan dan total skor tingkat kepuasan pada kategori jawaban; sangat puas, puas, agak puas, tidak puas, sangat tidak puas. Hasil penelitian ini diperoleh beberapa temuan sebagai berikut : 1). Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan staf dapat dikategorikan tinggi, (53,8%) menyatakan memenuhi kebutuhan, dan tingkat kepuasan staf puskesmas dapat dikategorikan sedang, (35,2%) mengatakan agak puas. 2). Dari 10 karakteristik individu yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan staf terdapat 5 variabel (umur, lama tugas, golongan pangkat, jum!ah anak dan jumlah tugas tambahan) dengan taraf signifikan (p = 0,0001). 3). Dan terdapat 5 variabel diduga pula mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasan kerja staf ( umur, lama tugas, golongan pangkat, tingkat pendidikan dan jumlah anak) pada taraf signifikan ( p = 0,0001). 4). Secara bersama terdapat 2 variabel karakteristik individu yang berhubungan bermakna berturut-turut dengan tingkat pemenuhan kebutuhan staf puskesmas yaitu: karakteristik golongan pangkat dan tugas tambahan (P = 0,001), Artinya dapat ditafsirkan pula bahwa secara umum tingkat pemenuhan kebutuhan staf puskesmas akan berkurang atau menurun jika golongan pangkat dan tugas tambahan staf puskesmas bertambah. 5). Dan terdapat 2 variabel karakteristik individu yang berhubungan bermakna berturut-turut dengan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas yaitu: karakteristik golongan pangkat dan tingkat pendidikan. Artinya dapat ditafsirkan pula bahwa secara umum tingkat kepuasan staf puskesmas akan bertambah tinggi jika tingkat pendidikan staf puskesmas semakin tinggi, tetapi seiring dengan meningkatnya status golongan pangkat staf tingkat kepuasan mereka ditafsir menjadi turun. Rekomendasi Kebijakan yang penting dari hasil penelitian ini, terutama ditingkat dinas, peningkatan sumber daya manusia melalui rencana peningkatan karir, evaluasi terhadap kinerja dan melakukan beberapa kegiatan pelatihan dan ditingkat operasionalisasi puskesmas, agar selalu dilakukan pemantuan terhadap karakteristik yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja sebagai alternatif pemecahan masalah staf.
In general, it can be said that one important factor related to low quality of service in health centre is low level of work satisfaction and their need fulfillment. On the other hand work satisfaction and need fulfillment is also related to individual characteristic. This study is a cross sectional research with quantitative approach, which is cruducted examine need fulfillment and work satisfaction and to observe relationship between these variable with individual characteristics such as age, level of educations, number of children, number of main tasks, additional tasks, years of work experience, level of seniority, salary, facilities to fulfill the job and level of work knowledge. Both dependent variables (i.e., need fulfillment and work satisfaction) are measured by several indicants such as financial, social affiliations, career development, working cruditing organization support, likert scale with 5 level answers were used. This study showed results as follows: 1. In general, need fulfillment is high (53,8%) and moderate satisfaction level (35,2%). 2. Five characteristics variables are significantly related to need fulfillment at P=.0001 (age, years of exp, seniority, no of child, and additional task). 3. Five characteristics variables are significant related to work satisfactions at p=4,0001 (Age, years of experience, seniority, level of education and number of children). 4. Multivariable statistic with linear regression showed 2 variables reversely related to need fulfillment, which are seniority and additional task (at p 5 0,0001). It meant that the high seniority or the move additional task given to the employers will decrease score of need fulfillment. 5. Multivariable statistic with linear regression showed 2 variables very reversely related to need fulfillment, which are seniority and level of education (at p s 0,0001). It meant that the high seniority or that meant is level of staff work satisfaction, that the high seniority given to employers will decrees score of staff work satisfactions. This study recommends several important policy and managerial action, as follows: at district level, District Health Organization (DHO) should develop human resource plan that includes career development, valid performance evaluation and training development and at operational level, head of Puskesmas should always monitor level of operating and factor related to it.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>