Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Vini Saghita P.
Abstrak :
ABSTRAK Untuk dapat melepaskan ketergantungan seorang pengguna narkoba, keluarga harus mendukung. Dalam hal ini, keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu tetapi juga terdapat sibling. Seorang pengguna narkoba dapat memperoleh dukungan dari sibling-nya, karena hubungan sibling merupakan hubungan yang berlangsung seumur hidup, dunia sibling dekat dengan dunia pengguna narkoba, memiliki tugas perkembangan yang berkaitan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan yang diberikan sibling dan yang diharapkan oleh seorang pengguna narkoba pada masa penyembuhan. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori narkoba, dukungan sosial, dan sibling. Data yang digunakan berupa hasil wawancara terhadap tiga pasang kakak-adik dan salah satunya merupakan pengguna narkoba yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seorang pengguna narkoba membutuhkan dukungan sosial dari sibling-nya, baik dukungan emosi dan penghargaan. Meskipun umumnya sibling memberikan dukungan berupa dukungan emosi, instrumental dan informasi, namun dukungan tersebut tidak membantu proses penyembuhan. Hal ini dikarenakan oleh dua hal. Pertama, dukungan yang diberikan oleh sibling tidak sesuai dengan dukungan yang dibutuhkan oleh seorang pengguna narkoba. Kedua, seorang pengguna narkoba yang berada pada masa penyembuhan tidak melihat dukungan tersebut sebagai suatu hal yang suportif. Selain itu, sibling memiliki kesulitan untuk memdukung proses kesembuhan seorang pengguna narkoba karena adanya otoritas orangtua. Oleh sebab itu, saran penelitian ini adalah menganjurkan orangtua untuk terbuka dan percaya terhadap sibling. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa perlu dibentuk program rehabilitasi yang melibatkan sibling sehingga ia dapat mengetahui seluk-beluk mengenai masalah narkoba ini.
2001
S3048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Aditama Fikri
Abstrak :
Sebuah substansi bernama Sikadelik yang dapat mengalterasi persepsi input indra ditemukan banyak berdampak kepada keadaan psikologis pengguna. Banyak ditemukan laporan mengenai perubahan-perubahan psikologis kepada pengguna sikadelik. Diantaranya adalah persepsi tentang kematian yang dapat diterima oleh pasien pengidap kanker dimana pasien sadar bahwa kematian adalah 'bagian dari proses kehidupan' setelah dilakukan pengujian, ditemukan tingkat kecemasan dan rasa tertekan berkurang setelah satu sesi penggunaan. Ditambah contoh lain adalah tentang bagaimana efek meningkatnya kreatifitas setelah menggunakan substansi. Tugas akhir ini mencoba untuk mengeksplor wujud ruang dari keadaan fisik, mental, emosi, dan spiritual seseorang ketika sedang dalam pengaruh substansi sikadelik, dan data yang ditemukan akan diterjemahkan sebagai program penyembuhan mental. Studi ini dilakukan untuk melihat sebuah potensi dari ruang yang muncul dari dalam pikiran menjadi wujud terbangun, secara fisik, maupun secara program. ......A substance called Psychedelic that able to alter perception of the sense has found to affect its user's psychology. Many of the report about changes in behavior of its users. Some of them are how the user perceives death on cancer patient, accepting death as 'part of life processes' after given some tests, the user is reported to have lower level of anxiety and depression. Another example is how the substance increases the creativity from its user after taken some dose of the substance. This final project tried to explore spatial context from physical, mental, emotional, and spiritual state of user when under the effect of psychedelic. Thus, the data collected would be translated into a mental healing program. This study is done to look at the spatial potential that comes from the mind into build forms, physically and programmatically.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Wulandari
Abstrak :
Diabetik melitus mengakibatkan komplikasi, salah satunya adalah ulkus. Penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan nonequivalent control group design ini bertujuan mendapatkan gambaran "pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik di ilayah Banten". Sampel penelitian adalah pasien diabetes melitus dengan ulkus berjumlah 7 orang kelompok ontrol dan 6 orang kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh elevasi ekstremitas bawah terhadap proses penyebuhan ulkus (p value 0,003). Perawat seharusnya melakukan elevasi pada ekstremitas bawah yang mengalami ulkus diabetik selama 10 menit setiap aktivitas >15 menit.
Diabetes mellitus result complication, one of the is ulcer. This quasi experiment research with group control nonequivalent design approach aim to get a description about"influence of elevation of lower extremity to diabetic ulcer healing proces in Banten". Sample in this research were diabetes mellitus patient with ulcer, consist of 7 repondent in control group and 6 repondent in intervention group. The result showed that lower extremity elevation were significantly associated with diabetic ulcer healing processs (p value 0,003). Nurse should be elevate the lower extremity with diabetic ulcer during 10 minutes after activity more than 15 minutes.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28398
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Dara Chaerunnisa
Abstrak :
Kulit merupakan sistem pertahanan eksternal, langsung menjalani proses penyembuhan luka ketika terjadi luka dan banyak orang cenderung memberi proses penyembuhan luka dengan agen antiseptik, povidone iodine 10 Betadine . Namun, terdapat ide baru tentang penggunaan povidone iodine 5 pada penyembuhan luka kulit yang dapat memberikan efek yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek berbeda dari penggunaan konsentrasi yang berbeda dari povidone iodine pada jumlah PMN, fibroblast, dan serat kolagen dan untuk menentukan kadar 5 atau 10 yang lebih cocok untuk digunakan. Penelitian ini menggunakan tikus sebagai sampel, masing-masing tikus diberikan 3 luka dengan 3 perlakuan berbeda terdiri dari kontrol, povidone iodine 10 , dan povidone iodine 5 . Pada hari ke-3, tiga tikus pertama dikorbankan dan pada hari ke-7 3 tikus berikut dikorbankan, lalu dibuat spesimen histologi dengan mengambil area luka dan diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin untuk menganalisis jumlah PMN dan fibroblast, serta Van Gieson menganalisis serat kolagen. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara povidone iodine 5 dan 10 dalam proses keseluruhan penyembuhan luka yang dilihat dari jumlah PMN, fibroblast, dan serat kolagen. ......Skin is an external defense system, directly undergo wound healing process when scars occur and people tend to interfere the wound healing process with antiseptic agents, in this case is the use of povidone iodine 10 Betadine . However, there is new idea about the appliance of povidone iodine 5 on cutaneous wound healing may give different effect. This research aims to compare the different effect of using different concentration of povidone iodine on number of PMN, fibroblast, and collagen fibers during wound healing process and to determine which one is more suitable to use. This experiment using rats as samples, each rat is given 3 wounds with 3 different treatments consisted of control, povidone iodine 10, and povidone iodine 5. On the 3rd day, the first three rats were sacrificed and on the 7th day the following 3 rats were sacrificed, then made histological specimens by taking the wound area and stained it using Hematoxylin eosin to analyze number of PMN and fibroblast, also Van Gieson to analyze collagen fibers. The result of this experiment is that there is no significant difference among povidone iodine 5 and 10 in overall process or phases of wound healing, as seen from number of PMN, fibroblast, as well as collagen fibers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris
Abstrak :
Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus mukularis mukosa dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit atau produksi asam yang berlebihan. Salah satu obat yang sering digunakan dalam praktek dokter dan dapat menimbulkan efek samping ulkus peptikum adalah deksametason, suatu glukokortikoid sintetik. Glukokortikoid mempengaruhi respon peradangan dengan mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 sehingga berfungsi sebagai suatu antiinflamasi poten. Namun, glukokortikod dalam dosis besar mempunyai efek samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan timbulnya ulkus peptikum. Gastroproteksi pada lambung dimediasi oleh pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Pada penelitian terdahulu, telah dibuktikan bahwa capsaicin dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulkus peptikum, namun belum pernah dilakukan pemberian capsaicin bersamaan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti deksametason. Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin dan deksametason per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap kelompok percobaan, namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang terlalu sedikit, sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan teknik yang serupa menggunakan jumlah sampel yang lebih besar. ......Peptic ulcer is the loss of epithelial cell through muscularis mucosa with diameter of depth less than 5 mm. Peptic ulcer can be caused by lack of mucous or excess of acid production. In clinical practice, there are a lot of drugs can induce peptic ulcer, e.g dexamethsone. Dexamethasone is one of syntethic glucocorticoid. Glucocorticoid, a potent anti-inflammatory, effect inflammatory reaction by decrease prostaglandin and leukotrien synthesis caused by activation of fosfolipase A2. However, large amount of glucocorticoid has side effect to increase acid and pepsin production then induce peptic ulcer. Stomach has own self-defence mechanism which mediated by CGRP release from afferent nerve and produce nitric oxide (NO). Capsaicin is an alcohol solved material which is contained in chili. Capsaicin stimulates the release of CGRP moreover stimulates release of nitric oxide (NO) that increase blood supply to the stomach. On the previous research, it has been proven that capsaicin can accelerate ulcer healing process. However, the interaction of the capsaicin with other drugs which induce peptic ulcer e.g. dexamethasone has not been tested yet. The test was started with induction of ulcer on rat?s stomach moreover it?s given with capsaicin and dexamethasone per oral in the same day. The results shown difference of ulcer size from every group, however, the difference is not significant. It possibly caused by small number of the tested sample so it needs continous research with similar technique but larger number of sample.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspito Sari
Abstrak :
Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus muskularis mukosa dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit atau produksi asam yang berlebihan. Lambung memiliki sistem pertahanan yang dimediasi oleh pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Pada penelitian terdahulu, telah dibuktikan bahwa terdapat zat dalam capsaicin yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulkus peptikum. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Sedangkan dalam praktek dokter sehari-hari, terdapat beberapa obat yang dapat menimbulkan efek samping ulkus peptikum, salah satunya adalah indometasin. Indometasin mempengaruhi respon peradangan dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga berkurangnya sintesis prostaglandin dan leukotrien yang berfungsi sebagai suatu antiinflamasi. Namun, indometasin dalam dosis besar mempunyai efek samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan timbulnya ulkus peptikum. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Pada penelitian ini, dilakukan pemberian capsaicin bersamaan dengan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti indometasin. Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin dan indometasin per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap kelompok percobaan, rata-rata luas ulkus kelompok kontrol yaitu 5,3 mm2, kelompok capsaicin sebesar 2 mm2, kelompok indometasin sebesar 40,33 mm2, dan kelompok capsaicin dan indometasin sebesar 0 mm2. Hasil uji statistik: perbedaan bermakna (p = 0,034) terdapat antara kelompok yang diberi capsaicin dan kelompok yang diberi indometasin. Kesimpulan Capsaicin terbukti mampu mempercepat penyembuhan ulkus lambung pada tikus yang diberi paparan indometasin. ...... Peptic ulcer is loss of epithelial cell through muscularis mucosa with diameter of depth less than 5 mm.Peptic ulcer is caused by lack of mucous or excess of acid production. Gaster has own self-defence mechanism which mediated by CGRP release from afferent nerve and produce nitric oxide (NO). On the previous research, it has been proven that there is a substance in capsaicin which can accelerate ulcer healing process. Capsaicin is a alcohol solved material which is contained in chilli. Capsaicin stimulates the release of CGRP moreover stimulates release of nitric oxide (NO) that function to increase blood supply to the gaster. In daily clinical practice, there are some drugs which it will lead to peptic ulcer, one of them is indometachin. Indomethacin influence an inflammatory reaction by inhibit cyclooxigenase enzyme, so that decrease the synthesis of prostaglandin and leukotrien which functioned as an anti-inflammatory. However, large amount of indomethacin has side effect to increase acid and pepsin production then induce peptic ulcer. The method of this research is experimental. In this research, given capsaicin with substance that can induce peptic ulcer such as indometachin. The test was started with induction of ulcer on rat?s stomach moreover it?s given with capsaicin and indometachin per oral in the same day. The results shows the difference wide of ulcer between control which are 5,3 mm2, capsaicin 2 mm2, indomethacin 40,33 mm2, and indometchacin combine by capsaicin 0 mm2. Statistic result shows the difference is significant (p = 0,034) between capsaicin and indomethacin. This research shows capsaicin plays role in healing process of gastric ulcer in rats exposured by indomethacin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library