Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonnie Ardhianto
Abstrak :
Industri pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi seperti yang akan dilakukan oleh PT. AT dalam pabrik baja nir karat di Pomalaa termasuk kegiatan industri manufaktur. Kegiatan pembuatan produk merupakan bagian utama yang menopang kelangsungan hidup industri manufaktur dan keunggulannya ditentukan oleh proses produksinya. Terdapat berbagai pilihan jenis peralatan yang dapat digunakan dalam perencanaan proses produksi baja nir karat. Pemilihan jenis peralatan harus memperhatikan berbagai macam faktor dan interaksi antara faktor tersebut agar dapat berfungsi bersama alat lain dan lingkungan sekitarnya dengan baik. Pengambilan keputusan pilihan alat produksi dapat dilakukad dengan berbagai cara, Salah satunya adalah dengan proses hirarki analitik. Proses hirarki analitik menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan sistem sehingga memungkinkan untuk menstruktur sistem dan lingkungannya dalam ke dalam bagiannya masing-masing. Bagian-bagian yang saling berinteraksi tersebut kemudian disintesis dengan mengukur dan membuat peringkat pengaruh bagian-bagian tersebut terhadap keseluruhan sistem. Penggunaan proses hirarki analitik dalam perencanaan proses produksi baja nir karat untuk pabrik PT. AT di Pomalaa, menghasilkan rencana proses produksi yang diharapkan akan bekerja dengan baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Yoanna
Abstrak :
Penelitian ini ingin melihat kultur yang berada di balik proses produksi pembuatan artikel The Most Powerful Businesswomen in 2001 pada majalah Swasemabada yang mereka terbitkan sebagai edisi khusus di tahun 2002. Penulis ingin melihat bagaimana tarik menarik berbagai kepentingan di dalam media, yaitu antara kepentingan media sebagai organisasi yang mencari keuntungan dan idealisme jurnalis, pada saat mereka menulis mengenai kelompok marjinal yaitu perempuan. Penulis menggunakan kerangka pemikiran cultural production yang membongkar kultur di balik setiap keputusan yang dilakukan pekeija media. Kultur ini yang mempengaruhi setiap keputusan dan kultur ini dihasilkan dari rutinitas media sehari-hari. Sedangkan Shoemaker dan Reese digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi media yang pada akhirnya mempengaruhi isi media. Jika Shoemaker dan Reese berguna untuk melihat hal-hal yang bersifat normatif dalam proses produksi sebuah artikel, maka cultural production adalah alat yang mengupas apa sebenarnya kultur yang bermain di balik proses produksi sebuah artikel yang membahas perempuan. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir feminis sosialis yang percaya bahwa ketidakadilan penggambaran perempuan yang selalu diletakkan pada sektor domestik merupakan hasil konstruksi sosial. Dengan metode penelitian case study tentunya data didapatkan dengan wawancara, dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tiga orang redaktvsr penulis artikel serta seorang redaktur eksekutif dan kepala bidang riset. Hasilnya, terlihat bahwa kognisi sosial jurnalis cukup berpengaruh dalam keputusan penulisan yang mereka lakukan. Informan pertama yang hidup dengan kebudayaan Jawa, terbiasa dengan peran perempuan yang terutama adalah di rumah tangga. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan yang aktif berkarir, ia selalu menceritakan bagaimana kehidupan keluarga mereka yang tetap harmonis. Informan kedua, sebagai laki-laki ia melihat bahwa perempuan berkarir adalah hebat karena mereka berhasil di rumah dan di karir. Ia juga terbiasa dengan pembagian tugas di rumah yang dilakukannya bersama istri. Sebagai lak-laki ia hanya mengurusi keuangan serta masalah pendidikan anakanak.. Sedangkan untuk urusan keseharian ia percayakan sepenuhnya pada istri. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan ia tetap menekankan bahwa perempuan berkarir harus tetap feminin dan memiliki jiwa keibuan. Sedangkan informan ketiga yang telah memegang konsep kesetaraan gender ternyata harus kalah pada saat berhadapan dengan kepentingan media. Di saat ia menolak untuk menulis sebauh artikel yang menurutnya meletakkan perempuan dalam porsi tak adil, temyata ia harus kalah dengan keputusan rapat sebagai pemegan wewenang di majalah Swasembada. Penelitian ini juga melihat bahwa rapat penentuan isi, yang diikuti para pemegang wewenang dan tidak mengikutsertakan jurnalis temyata menjadi pemegang keputusan terutama sehingga jika ada pembahan atau ketidaksetujuan dari para jurnalis, jurnalis tak bisa berbuat apa-apa dan tetap harus bisa menerima hasil rapat. Dan ideologi yang dipegang para anggota rapat tersebut, yaitu redaktur eksekutif dan kompartemen, adalah bahwa perempuan berkarir yang sukses adalah mereka yang berhasil mencapai posisi puncak pada perusahaan besar dan tetap memiliki keluarga yang harmonis. Maka ideologi inilah yang akhirnya menang dan tertulis pada majalah Swasembada.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasrin Zabidi
Abstrak :
ABSTRAK
Panti Asuhan Miftahunnajah merupakan kelompok masyarakat yang mengelenggarakan pendidikan pesantren untuk anak anak yatim. Untuk tujuan tersebut pengelola panti asuhan tersebut membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit dalam penyelenggaraan pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup santri-santrinya. Selama ini dana yang digunakan untuk operasional sebagian besar masih menggantungkan pada donatur dari para penyandang dana. Santri-santri yang ada di Panti Asuhan ini mempunyai potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan agar bisa lebih mandiri secara ekonomi dan tidak hanya menggantungkan pada sumbangan donator atau penyandang dana yang ada. Sementara di lingkungan sekitar panti asuhan tersebut banyak sumber daya yang bisa diangkat untuk dikembangkan dalam bentuk industri kreatif. Salah satu sumber daya yang ada adalah adanya limbah kain perca hasil dari industri kecil konveksi yang ada di Yogyakarta. Kreatifitas dan inovasi santri-santri panti asuhan Miftahunnajah ini perlu dikembangkan agar bisa menangkap peluang yang ada di sekitarnya. Solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya kreatifitas dan inovasi para santri di Panti Asuhan Miftahunnajah adalah dengan memberikan pendampingan bimbingan usaha. Oleh karena itu dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat T.A. 2017/2018 ini, pengusul melakukan kegiatan pendampingan untuk membina dan membimbing Panti Asuhan Miftahunnajah dalam membuat produk kreatif dan inovasi dari bahan limbah kain perca yang ada di lingkungan sekitarnya untuk menjadi produk kreatif dan bisa dipasarkan sehingga dapat mendukung perekenomian panti asuhan dan menjadi Panti Asuhan yang mandiri secara ekonomi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah sebagai berikut :1) Melakukan survey untuk mengetahui kondisi Panti Asuhan Miftahunnajah di wilayah Wonocatur Banguntapan, 2) Melakukan pendataan industri kreatif yang layak untuk dilakukan pembinaan/pendampingan, 3) Melakukan pendampingan usaha berupa bimbingan pembuatan produk kreatif dan inovatif dari bahan limbah yang bisa dikembangkan di Panti asuhan Miftahunnajah Wonocatur Banguntapan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah anak-anak di Panti Asuhan Miftahunnajah dapat membuat produk kreatifitas dan inovasi dari bahan limbah kain perca.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2018
600 JPM 1:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Saraswati
Abstrak :
Divisi Produksi pada suatu Perusahaan Radiator mengalami masalah keterlambatan mencapai 34%. Sebesar 69.23% penyebab keterlambatan diakibatkan oleh hambatan pada stasiun kerja. Hambatan-hambatan ini diidentifikasi sebagai suatu pemborosan yang tidak memberi nilai pada produk yang dihasilkan. Kegiatan observasi pada penelitian bertujuan untuk mengetahui pemborosan apa saja yang terjadi pada proses produksi. Pendekatan VSM dan FMEA digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pemborosan pada proses produksi. Penelitian menghasilkan rancangan proses produksi yang dapat menurunkan lead time sebesar 26.12% dari `1321.18 menit menjadi 976.15 menit. Penurunan lead time berpengaruh terhadap penurunan reschedule pada Divisi Produksi sebesar 8.88% dari 34% menjadi 25.12%. Penurunan reschedule pada Divisi Produksi berpengaruh terhadap penurunan persentase jumlah unit radiator yang mengalami reschedule sebesar 11.24% dari 43% menjadi 31.76%. ......Production Division in Radiator Company having reschedule problems reached 34%. 69.23% of the reschedule caused by barriers at the work station. These barriers are identified as a waste that doesn?t give value of the product. Observation in this research aims to determine waste of production process. VSM and FMEA tools are used to solve problems related to waste, which present in the production. The research resulted in the design of production process improvements that can reduce 26.12% of lead time from 1321.18 minutes to 376.15 minutes. Decreased lead time of the processes resulted in the decreased of reschedule in Production Division from 34% to 25.12%, which is 8.88%. Decreased reschedule in Production Division resulted in the decreased of unit radiator rescheduled from 43% to 31.76%, which is 11.24%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Rosa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi berbagai pemborosan yang terjadi pada proses produksi tahu isi milik UKM TAISI, dengan menggunakan salah satu lean tool yaitu value stream mapping (VSM) demi tercapainya prinsip lean manufacturing. Untuk dapat memahami dan menggambarkan proses bisnis dan kegiatan produksi tahu isi, diperlukan observasi dan wawancara dengan beragam operator produksi dan nonproduksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan VSM untuk merancang solusi produksi yang dapat mengeliminasi berbagai pemborosan. Hasil dari penelitian ini adalah telah diidentifikasi enam pemborosan utama yaitu menunggu, produk tidak sesuai spesifikasi, produksi berlebih, transportasi tidak efisien, pergerakan (motion) yang tidak perlu, dan proses yang tidak perlu. Solusi yang dihasilkan antara lain menjaga konsistensi kualitas dan datangnya bahan baku, automasi alat produksi, pemesanan bahan baku maksimal 2% melebihi permintaan harian, menggunakan conveyor/troli, penerapan paletisasi, penerapan aktivitas quality control di proses pembelahan, dan penerapan kanban system antara proses pembelahan dan pengisian. Pada future state map, solusi tersebut ditargetkan mengurangi total cycle time dari 30,74 menit menjadi 10,47 menit, total nonvalue added cycle time dari 2,92 menit menjadi 0,8 menit, dan penghematan biaya pemesanan bahan baku hingga 60%. Penelitian ini juga memberikan saran dan implementasi berbagai solusi improvement yang dijelaskan pada action plan dengan membaginya kedalam tiga kelompok aktivitas yaitu supplier loop, processing loop, dan pacemaker loop. ......This study is purposed to identify and eliminate wastes in filled tofu production of UKM TAISI, by using one of lean tools called value stream mapping, to achieve lean manufacturing. To understand and map the process correctly, observations and interview techniques with workers from various types of work were done. This study using VSM approach is to propose solution regards on production process to eliminate wastes. Major findings resulted from the study are six wastes being identified which are waiting, defect, overproduction, inefficient transportation, unnecessary motion, and overprocessing. The proposed solutions are maintaining the consistency of raw material?s quality and arrival, automating production equipment by using automatic machine, ordering raw material maximum 2% more than demand on daily basis, using conveyor/trolley, installing palletization system, proceeding quality control on cutting process, and adopting kanban system between cutting and filling process. In future state map, those improvements are targeted to achieve reduction on total cycle time from 30,74 minutes to 10,47 minutes, total nonvalue added cycle time from 2,92 minutes to 0,8 minutes, and reduction on raw material ordering cost by 60%. This study also suggests implementation showed in annual action plan by dividing improvements plan into three loop of activities which are supplier loop, processing loop, and pacemaker loop.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
Abstrak :
ABSTRAK
Komunikasi sangat berperan dalam proses produksi, terutama di industri manufaktur. Industri ini merakit beberapa komponen menjadi barang jadi, sehingga komunikasi antarbagian yang menghasilkan komponen tersebut sangat menentukan kelancaran produksi.

Penelitian ini mencari sistem komunikasi di industri manufaktur dan pengaruhnya terhadap proses produksi. Data dikumpulkan dengan wawancara dan penyebaran angket, serta diolah dengan analisis kuantitatif. Kegiatan ini dilaksanakan antara Oktober s.d. Desember 1995, di PT Toa, PT Sanyo, dan PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.

Selain forum komunikasi formal yang langsung berhubungan dengan kepentingan proses produksi, di industri manufaktur elektronika terdapat juga forum komunikasi semi formal dan nonformal.

Terdapat delapan jabatan pada bagian produksi dengan rata-rata pendidikan SFTA. Sebelum berkomunikasi mereka menyiapkan bahan, penyampaian kepada atasan secara formal, kepada bawahan dan setingkat secara nonformal. Paling mudah berkomunikasi dengan atasan, paling sulit dengan pihak luar.

Arus komunikasi mengalir dari atas ke bawah; bentuk yang sering dipakai ialah laporan untuk atasan, surat untuk bawahan, pertemuan untuk setingkat; Bentuk yang dianggap paling efektif ialah surat dengan sarana bahasa Indonesia. Komunikasi sangat berpengaruh pada proses produksi, hambatan yang sering dijumpai ialah data kurang lengkap, namun dapat dipahami dengan jelas dan' mudah.

Konsultasi masalah lebih banyak kepada jabatan struktural; ditanggapi dengan cepat untuk kerusakan mesin, lambat untuk bahan baku; sedangkan hasil produksi, kecelakaan kerja, dan tenaga kerja cenderung tidak dianggapi.
ABSTRACT
Communication is playing a very important role in production process, particularly in manufacturing industry. This industry assembles some components into a certain finished product, therefore, communication among divisions producing the components will be very deciding in the smoothness of production.

This research was aimed to find out communication systems in manufacturing industry and their effects on production process. Data were obtained by interview and questionnaire circulation, and were analyzed quantitatively. This study was carried out from October to December 1995 at PT Tea, PT Sanyo, and PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.

Instead of having formal communication forum directly relating to the needs for production process, electronics manufacturing industry also has semi formal and non-formal communication forums.

There are eight occupation at every production division whose employees mostly have Senior High School educational background. Before having communication, they prepare materials to be formally submitted to their superiors and be informally handed in them to both their subordinates and those of the same level. To communicates with superiors is relatively easy, however, it is difficult to do this with outsiders.

Communication flows mostly from upper to lower levels, form of communication mostly adopted is report to superiors, correspondences to subordinates, 'and meetings for those of the same level; the most effective one is letters of the Indonesian language. Communication strongly influences production process; incomplete data are a frequently found constraint, however it is easily understandable.

Consultation on any problems is mostly done, with structural functionaries; problem on broken down machine are immediately responded, those on raw materials are slowly responded; whereas those on production, occupational risks, and laborers tend not to be responded.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Iskandar
Abstrak :
Permasalahan tesis ini difokuskan pada peran para awak redaksi dalam memproduksi isi media, khususnya dalam rapat redaksi, mengingat rapat tersebut dapat merupakan mekanisme yang memungkinkan munculnya preferensi ideologis dalam menempatkan berita, terutama di halaman depan. Dalam konteks Indonesia, khususnya & dalam masa transisi, mekanisme demikian belumlah terlalu jelas arah preferensi ideologisnya. Kalau demikian halnya, bagaimana awak redaksi memadukan nilai-nilai tematis, kebijakan surat kabar secara konsisten, lalu mengklaim menggunakan kriteria berita objektif untuk memutuskan penetapata (priming dan framing) berita? Bagaimana pula peran faktor lainnya? Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar text dan talk sebagai sebuah wacana dengan perspektif ekonomi-politik kritis. Karena itu, text dan talk tidak hanya dianalisis secara tekstual, tetapi juga diintertekstualitaskan dengan produksi dan konsumsi teksnya. Terakhir, diintelektualitaskan dengan praktek sosial budaya, khususnya berkenaan dengan pers di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses produksi isi media dalam rapat redaksi. Secara metodologis, permasalahan tersebut dikaji dengan pendekatan kritis dengan menerapkan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, analisis framing, aralisis percakapan dan analisis intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Indonesia cenderung menampilkan pemberitaan kasus Bank Bali dalam frame "skandal money politics" dibanding frame "pemulihan ekonomi" maupun "prosedur legal formal". Frame 'skandal' senyatanya merupakan akhir dari rantai komunikasi yang pada tahap rapat redaksi telah dipancangkan. Bahwa pilihnn `skandal' merupakan suatu kesengajaan, dengan mengelaborasi eksemplar-eksemplar `skandal' yang melibatkan orang nomor satu, ketika menugaskan awak redaksi yang berposisi paling rendah. Bahwa priming atas kasus Bank Bali lebih merupakan inisiatif pemilik Media Indonesia yang merangkap menjadi Pemimpin Umum dan kesediaan bawahannya (awak redaksi) menjalankan inisiatif tersebut karena alasan ekonomis, di antaranya. Bahwa kesediaan para editor bukanlah tanpa perjuangan melawan keseragaman isi media, sehingga priming isi Media Indonesia merupakan dinamika struktur dalam memproduksi isi Media Indonesia. Tehadap pemberitaan kasus Bank Bali, banyak perhatian yang diberikan khalayak Media Indonesia di Jabotabek, karena kasus ini dikaitkan dengan para pemegang kekuasaan yang tengah mendapat sorotan tajam dari publik dan sejalan dengan semangat reformasi. Di samping itu, kasus ini pemulihan ekonomi yang menjadi keprihatinan seluruh lapisan masyarakat. Dengan memberitakan kasus Bank Bali diharapkan oplah Media Indonesia meningkat. Nyatanya tidak selalu demikian. Di sisi lain, kemenangan PDI Perjuangan dari Golkar (dalam pemilu Juni 1995 telah memberi landasan untuk mengungkap sisi buruk Golkar yang selama 32 tahun lalu tak bisa diungkap dengan leluasa. Sebaliknya, memberi landasan untuk bergantung pada PDI Perjuangan, dengan membingkai PDI-P sebagai pahlawan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Arminsih Wulandari
Abstrak :
Timah hitam merupakan salah satu komponen aki yang diperlukan sebagai bahan dasar pembuatan aki. Aki adalah salah satu komponen penting sebagai tenaga pembangkit Iistrik untuk kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor di Indonesia tentunya juga terjadi peningkatan kebutuhan aki, dimana kebutuhan aki ditentukan juga oleh mass pakai kendaraan sehingga akan terdapat penumpukan aki bekas. Aki bekas dapat didaur ulang yaitu dengan melebur timah hitam yang terdapat pada plat-platnya menjadi batangan timah hitam yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan aki baru. Telah dibuktikan pada literatur melalui penelitian-penelitian akan bahaya timah hitam terhadap kesehatan manusia. Pada proses peleburan aki bekas timah hitam yang terdapat pada plat positip fan negatip dilebur maka akan dihasilkan debu/fume timah hitam yang sangat berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah melampaui nilai ambang batas dan dalam waktu yang Iama. Untuk itu penulis ingin melihat beberapa hubungan yang dapat berpengaruh pada pemaparan timah hitam terhadap pekerja peleburan aki bekas. Penelitian ini dilakukan pada pekerja peleburan aki bekas di jalan Rawa Buaya Jakarta Barat dan di desa Cinangka Kecamatan Ciampea Bogor sebanyak 70 pekerja laki-laki. Sebagai pembanding adalah pekerja tahu Tempe di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur dalam jumlah yang sama. Pada kedua sampel dilakukan pengambilan darah sebanyak 4 ml., untuk mengetahui kadar timah hitam dalam darah dan kadar Hb serfs wawancara dengan menggunakan kuesioner. HasiI dari penelitian ini adalah bahwa pekerja peleburan aki bekas sebanyak 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah melampaui nilai ambang batas (25 mg/100 ml. darah). Rata-rata pekerja mempunyai kadar timah hitam dalam darah sebesar 118.14 ug/100 ml. darah, sedangkan pekerja tahu tempe yang dalam hal ini dijadikan sebagai pembanding (kontrol) 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah lebih kecil dari nilai ambang batas. Dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan maupun perbedaan antar variabel. Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ada perbedaan kadar timah hitam dalam darah antara pekerja peleburan aki bekas dengan pekerja tahu tempe. Dengan mempunyai masa kerja yang lebih lama dan kebiasaan merokok pada pekerja peleburan aki bekas akan meningkatkan jumlah kadar timah hitam dalam darah, yang mana dapat pula berpengaruh pada kadar Hb dalam darahnya.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yudakusumah
Abstrak :
Masalah kronis pada industri konstruksi yang umum kita ketahui yaitu rendahnya produktifitas, lingkungan pekerjaan yang kurang baik, kualitas yang buruk, waktu yang melampaui ketentuan, dan kurangnya keamanan yang dapat mengurangi aspek nilai pada pelanggan. Hal-hal yang berhubungan dengan proses konstruksi seperti aktivitas pada saat pemeriksaan, pengiriman material dan lainnya yang tidak dikenal sebagai aktivitas yang menambah nilai maka dapat dikatakan sebagai pemborosan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan ketidakefisienan waktu pada proses produksi di Industri Precast diantaranya adalah kapasitas produksi alat yang tidak memadai, waktu set-up alat yang lama, cuaca yang buruk, dan perubahan desain produk. Variabel aplikasi Lean Construction dalam proses produksi pada Industri Precast mempunyai pengaruh yang sedang (52%) terhadap efisiensi waktu. ......Chronic problems are common in the construction industry we know that low productivity, poor work environment, poor quality, time that goes beyond the provision, and lack of security that can reduce the value aspect of the customer. Matters relating to the construction process as the activity at the time of inspection, delivery and other materials that are not recognized as an activity that adds value, it can be regarded as waste. The results showed that some of the factors that lead to inefficiencies in the production process at the time of Precast Industries include the production capacity is not adequate tools, equipment set-up time of the old, bad weather, and changes in product design. Variable application of Lean Construction in the production process in the Precast Industry's influence (52%) on the efficiency of time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31828
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Aprinto
Abstrak :
Studi terhadap software simulasi ARENA sebagai fokus pembahasan dilakukan dengan aplikasi permodelan sistem langsung terhadap sistem proses produksi di pabrik PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI, Bekasi. Setelah memahami sistem obyek, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan variabel-variabel yang memiliki dampak signifikan terhadap sistem dan tujuan yang hendak dikaji. Gambaran sistem yang ada kemudian ditranslasikan dengan kedalam bentuk formulasi model ARENA formulasi ke dalam bentuk program simulasi akan mengidentifikasikan kebutuhan data. Selanjutnya akan dibuat model simulasi dengan langkah-langkah permodelan sistem. Hasil yang didapatkan selanjutnya menjadi bahan analisa dan evaluasi terhadap sistem. Dalam skripsi ini, juga dibuat perbandingan hasil dengan simulasi menggunakan software simulasi PROMODEL, beserta telaah terhadap kedua software simulasi tersebut. Dibuat suatu perbandingan sehingga akademisi mampu melihat logika bagaimana suatu program simulasi memandang suatu kasus, kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga di dalam mengerjakan suatu kasus, akademisi akan mampu memilah penggunaan software yang terbaik untuk sistem yang diselidiki.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>