Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maelissa, Sinthia Rosanti
Abstrak :
Lingkungan remaja saat ini semakin menawarkan banyak pilihan. Gaya berpacaran yang membuka peluang untuk terjadinya perilaku seksual pranikah dikalangan remaja seakan menjadi tawaran yang menarik terlebih untuk remaja yang tinggal di kost terpisah dengan orang tua. Tinggal tanpa pengawasan langsung dari orang tua dan pemilik kost membuat remaja bebas melakukan perilaku seksual pranikah dengan pacar di kost, sehingga memberikan pengaruh buruk bagi remaja lainnya. Remaja yang memilih untuk tidak terpengaruh memiliki pengalaman masing-masing untuk tetap bertahan dalam lingkungan yang berisiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan secara mendalam tentang pengalaman remaja beradaptasi dengan lingkungan yang berisiko terhadap perilaku seksual pranikah di Kota Ambon. Hasil penelitian didapatkan enam tema yaitu mengenali perilaku seksual pranikah, tempat tinggal berisiko, menggunakan strategi koping, hambatan beradaptasi, dukungan keluarga, dan harapan terhadap kebijakan. Hasil penelitian merekomendasikan perawat komunitas dapat meningkatkan koping remaja melalui program-program kesehatan remaja di masyarakat, salah satunya layanan UKS di sekolah dan PKPR untuk remaja yang tinggal di kost. ...... In this adolescents 39 enviroment now, there are many options. Style of dating which gives a chance for premarital sex as something interesting for teens who do not life with their parents. Adolescent who life alone at a boarding house without parent 39 s care have chance to premarital sex with their partner. So, it gives negative influence for others. They, who don 39 t get the influence have experience to stay in that environment. The purpose of this research is to explain about student 39 s experience for adabting to their environment that gives a risky for their premarital sex in Ambon. Mean while the result of this research, there are six themes consist of to know about the premarital sex, risky places, use coping strategies, the problem for adaptation, family support, and expectations of policy. The result of this research also resommendates the community of nurse could improve teen 39 s coping by their healthy programms in their environment such as UKS service at school and PKPR for teens who life in a boarding house.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Febriani
Abstrak :
Perempuan dewasa awal rentan mengalami masalah kesehatan reproduksi dalam pernikahan, seperti penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan infertilitas. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pemeriksaan kesehatan pranikah berguna untuk mencegah masalah kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terhadap motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah pada perempuan dewasa awal. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Sampel penelitian ini adalah perempuan dewasa awal yang telah mendaftarkan pernikahannya di kantor urusan agama (KUA). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap motivasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (nilai p = 0,565, a = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pemerintah untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan pranikah sebagai program wajib. ...... Early adult women are vulnerable to reproductive health problems in marriage, such as sexually transmitted diseases and infertility. These problems are influenced by knowledge about reproductive health. Premarital health screening is useful to prevent these health problems. This study aims to determine the relationship of reproductive health knowledge on the motivation to do premarital health screening in early adult women. The study use cross-sectional design with convenience sampling technique. The samples in this research are early adult women who have registered the marriage at office of religious affairs. The result showed that there’s no association of reproductive health knowledge on the motivation to do premarital health screening (p value = 0,565, a = 0,05). The study recommends that the government to provide premarital health screening as mandatory program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Hanifah
Abstrak :
Penundaan usia menikah pada remaja mengakibatkan tertundanya pula hubungan seks dalam periode yang cukup panjang, padahal stimulasi media massa sedemikian gencarnya terhadap perkembangan seksual seorang remaja sehingga banyak remaja menjadi aktif seksual pra nikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mendasari hubungan seks pra nikah remaja di youth center Lentera-Sahabat Remaja (Lensa) PKEZ Yogyakarta pada tahun 2000. Penelitian ini menggunakan rancangan studi kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap remaja yang datang berkunjung ke Sahaja Yogyakarta selama bulan April 2000. Informan yang didapat seluruhnya berjumlah 30 orang, terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama berjumlah 8 orang informan yang belum pernah melakukan hubungan seks (HUS) pra nikah. Kelompok kedua sejumlah 10 orang informan yang sudah pernah melakukan HUS pra nikah, tetapi tidak sampai hamil. Kelompok ketiga adalah informan yang sudah berhubungan seks pra nikah dan mereka atau pacar mereka mengalami kehamilan berjumlah 12 orang. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi masih rendah dan terbatas hanya pada arti pokoknya raja. Sebagian besar remaja mempersepsikan bahwa hubungan seks pra nikah cara tidak baik dilakukan dan sangat berbahaya bagi remaja serta mereka tidak siap menanggung akibat melakukan HUS berupa kehamilan dan penyakit menular seksual. Sebagian besar remaja yang belum pemah melakukan HUS serta remaja yang sudah hamil menyatakan bahwa HUS pra nikah tidak boleh dilakukan karena melanggar norma agama. Informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa HUS terjadi karena adanya dorongan pacar, teman, dan paparan media massa, suasana rumah yang sepi, serta waktu khusus seperti hari valentine dan ulang tahun pacar. Kehidupan perkawinan orangtua tidak terlihat perannya dalam penelitian ini karena sebagian besar informan menganggap bahwa perkawinan orangtua mereka harmonis. Beberapa hal yang dapat disarankan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi antara lain dalam bentuk dukungan kuat untuk pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional untuk mengadakan pendidikan seksualitas atau pendidikan reproduksi remaja (PRR) baik di jalur pendidikan formal maupun informal di sekolah dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang kesehatan reproduksi remaja. Sebaiknya, pendidikan seksualitas seharusnya sudah dimulai oleh orangtuanya. Selain itu, masih dibutuhkannya penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor manakah dari faktor yang telah diteliti dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh terbesar secara statistik terhadap perilaku seks pra nikah remaja. Daftar Bacaan: 42 (1986-2000).
Factors Influencing Premarital Sex Among Youth (Qualitative Study in PKBI Yogyakarta 2000).The postponement of a marriage phenomenon among youth has consequences in delaying the beginning of first sexual intercourse for a long period. However, various media exposure contained sexual pleasure, stimulate youth to became sexually active before marriage. The objective of this study is to explore factors influencing premarital sex among youth who seek counseling to Lentera-Sahaja (Lensa) Youth Center in PKBI Yogyakarta. The design of the study is qualitative and using an in-depth interview as a technique for collecting data. The subject of this study are youth (15-24 years old) who came to Lensa during April 2000. There are 30 youth have been gathered which can he classified into three groups. The first group consist of 8 youth who never had premarital sex The second group consist of 10 youth who have ever had premarital sex but never pregnant. And the third group consist of 12 youth who became pregnant. This study shows that youth from all groups, has low knowledge on reproductive health. They also perceived that premarital sex is not good and very dangerous to youth, and they admitted that they were not ready to have the consequences from sexual intercourse, such as pregnancy and sexually transmitted diseases. Furthermore, most of the subjects said that premarital sex is prohibited because it is against the religious norms. Besides partner's influence and media exposure, their peer groups also play a significant role in driving them to have premarital sex. The other factors were the absence of their parents or other family members and special occasions like Valentine's day and partner's birthday which has enabled youth to have sex in their house with their partners. Parent's marriage were not play a significant role in their premarital sex behavior, because most of their parents were living in harmony. There are some recommendations to increase youth's knowledge on reproductive health such as a form of strong support and willingness to government, i.e. Department of National Education with assistance from NGOs, especially those which focused on youth reproductive health, like PKBI to involve some of reproductive health curricula at school. However, sexuality education should start from their parent first. This study also recommend a follow-up study to know the most influential factors in premarital sex among youth. References: 42 (1986 -2000)
2000
T2648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irina Pendjol
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S2329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Al Rosyid
Abstrak :
Remaja merupakan fase lanjutan dari fase kanak-kanak sebelum menuju dewasa dengan pertumbuhan dan perkembangan pada aspek biologis, kognitif, psikososial, dan emosional. Pada fase tersebut, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru termasuk terkait perilaku seksual berisiko pada remaja. Berdasarkan laporan SDKI Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) tahun 2017 bahwa remaja pria maupun wanita mencoba melakukan hubungan seksual pranikah pertama kali di usia 15-19 tahun dengan proporsi sebesar 8 persen untuk pria dan 2 persen untuk wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara pendidikan kesehatan reproduksi yang diterima pertama kali di sekolah terhadap perilaku seksual pranikah para remaja pria 15-19 tahun di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data SDKI KRR tahun 2017 dengan jumlah total sampel sebanyak 7.345 remaja yang sudah disesuaikan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah tercatat sebanyak 6.966 (94.8%) remaja laki-laki usia 15-19 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah sedangkan remaja yang tidak pernah melakukan hanya sebanyak 379 (5.2%) remaja. Berdasarkan hasil bivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan kesehatan reproduksi tentang sistem reproduksi manusia (p = 0.000), keluarga berencana (p = 0.000) dan HIV/AIDS (p = 0.002) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual pranikah remaja. Selain itu, variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja adalah komunikasi dengan guru (p = 0.004) dan tingkat pendidikan (p = 0.000 dan 0.008). Sedangkan variabel tempat tinggal tidak memiliki hubungan yang signifikan (p = 0.095). ......Adolescence is an advanced phase from childhood before heading to adulthood with growth and development in biological, cognitive, psychosocial, and emotional aspects. Within the phase, adolescents have a high curiosity to try or explore new things, including risky sexual behavior in adolescents. Therefore, based on the IDHS report of 2017 on Adolescent Reproductive Health (KRR) that male and female adolescents tried to have premarital sex for the first time at the age of 15-19 years with a percentage of 8 percent for men and 2 percent for women. This study aims to determine the relationship between reproductive health education that received for the first time at school to the premarital sexual behavior of male adolescents aged 15-19 years in Indonesia. The data used in this study is IDHS data for the 2017 KRR with a total sample of 7.345 adolescents who have been adjusted by both of the inclusion and exclusion criteria of the study. This study used a cross sectional study design. The results of this study are there were 6,966 (94.8%) teenage boys aged 15-19 years who had premarital sexual intercourse, while only 379 (5.2%) teenagers who had not. Based on bivariate analysis, It was found that the variables of reproductive health education about the human reproductive system (p=0.000), family planning (p=0.000) and HIV/AIDS (p=0.002) had a significant relationship with adolescent premarital sexual behavior. In addition, variables related to adolescent premarital sexual behavior are communication with teachers (p = 0.004) and education level (p = 0.000 and 0.008). While the variable of residence did not have a significant correlation (p = 0.095).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rochdiyawati Hadiyat
Abstrak :
Meningkatnya temuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko di Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa belum dilakukannya upaya pencegahan penularan HIV-AIDS. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui besarnya bentuk hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS terhadap perilaku seksual berisiko ditinjau dari aspek penularan dan pencegahan HIV-AIDS dan sikap terhadap perilaku seksual pranikah berisiko pada remaja di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan yang bersifat cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2013 di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Besar sampel yang diambil sebanyak 200 orang, pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu waktu secara bersamaan (point time approach) dengan menggunakan kuesioner, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jenis uji statistik yang digunakan yaitu pengujian statistic chi square dengan batas kepercayaan (α=0,05); dengan estimasi confidential interval/tingkat kepercayaan (CI) 95%. Hasil uji statistik hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual pranikah remaja, diperoleh nilai p = 0,755 maka dapat disimpulkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja. Hasil uji statistik hubungan antara sikap dengan perilaku seksual remaja diperoleh nilai p= 0,019 maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual remaja. ......The findings of increasing cases of HIV-AIDS in Kuningan district from year to year, suggesting that sexual risk behavior in Kuningan has increased. This increase suggests that prevention efforts of HIV-AIDS have not done. The purpose of this study, to determine the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS to adolescent sexual behavior in terms of aspects of transmission and prevention of HIV-AIDS and attitudes toward adolescents premarital sexual behavior in SMA Negeri I Garawangi Kuningan. This study uses descriptive research method through a cross sectional approach, was conducted in March-May 2013 in the SMA Negeri I Garawangi Kuningan regency of West Java. Samples taken by 200 respondents, as well as the data collection is done at the same time (time point approach) by using a questionnaire,. with sampling techniques using simple random sampling. Type of statistical test used is the chi square test with statistical confidence limits (α = 0.05), with an estimated confidential interval / confidence level (CI) 95%. Results of statistical tests the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS with adolescent premarital sexual behavior, the value of p = 0.755, it can be concluded there is no significant relationship between a comprehensive knowledge of HIV-AIDS with. Results of statistical tests the relationship between attitudes to adolescent premarital sexual behavior obtained p value = 0.019, it can be concluded that there is a significant relationship between attitudes and adolescent premarital sexual behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Dewi Rahayu Fitrianingsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi, penggunaan NAPZA dan keikutsertaan remaja dalam pusat informasi konseling remaja PIK-R/M dengan perilaku seks pranikah remaja di indonesia dengan menggunakan data survei indikator RPJMN remaja 2015 dengan desain cross sectional dimana sampel dalam penelitian ini berjumlah 42.243 remaja usia 15-24 tahun dan belum menikah. Hasil penelitian menyarankan dibutuhkkan informasi tentang masalah perilaku seksual pranikah remaja dengan memberikan informasi terutama tentang pengetahuan tentang masa subur dan perempuan dapat hamil meskipun sekali melakukan hubungan seks, serta instansi terkait diharapkan melakukan aktivitas pencegahan, pemberatasan dan rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA sehingga perilaku seks pranikah tidak meningkat.
ABSTRACT
The focus of this study is Relationship Knowledge about Adolescent Reproduktive Helath, The Participation of Adolescent in the Information Center Counseling and The Use of Drugs with Premarital Sex in Indonesia using the data survey of Indicator of Long Term Develpoment 2015. This study used cross sectional design and got 42.243 respondents 15 24 years old and unmarried.. The study results suggest it takes information about premarital sexual behavior problems by providing information the fertile period knowledge and a woman can get pregnant even though once having sex. In Addition, relevant agencies are expected to perform the activities of prevention, eradication and rehabilitation in the case of misuse of Drugs, so that the behaviou of premarital sex is not increased.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Haryati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Pratami
Abstrak :
[ABSTRAKbr Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku seksual pranikah pada perempuan remaja akhir Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai partisipasi ayah dalam berbagai aspek kehidupan anak Finley Schwartz 2004 Perilaku seksual pranikah didefinisikan sebagai segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenis yang dilakukan sebelum pernikahan yang sah Sarwono 2012 Seiring dengan berkembangnya teknologi perilaku seksual tidak hanya dilakukan secara fisik namun dapat menggunakan teknologi Pada penelitian ini perilaku seksual mencakup perilaku seksual secara fisik dan menggunakan teknologi Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Father Involvement Scale pada subskala Reported Father Involvemet Scale Finley Schwartz 2004 Sementara alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku seksual pranikah adalah Cyber Physic Sexual Behavior Scale alat ukur yang dikonstruk sendiri oleh peneliti Responden pada penelitian ini berjumlah 1 365 perempuan yang berada dalam masa remaja akhir di Indonesia yaitu berusia 19 22 tahun Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan perilaku seksual pranikah dengan r 0 147 p 0 01 ;This study was conducted to examine correlation between father involvement and premarital sexual behavior among female in late adolescence Father involvement defined as father rsquo s participation in all aspects of their children rsquo s life Finley Schwartz 2004 Meanwhile premarital sexual behavior defined as any sexual behavior that driven by sexual desire with opposite sex before the legal marriage Sarwono 2012 Along with the development of technology sexual behavior can be done not only physically but also using technology This study of sexual behavior includes sexual behavior physically and with the use of technology Father involvement was measured using Reported Father Involvement Scale subscale from an adaptation instrument named Father Involvement Scale Finley Schwartz 2004 and premarital sexual behavior was measured using an instrument constructed by researcher herself named Cyber Physic Sexual Behavior Scale Respondent of this study are 1 365 female in late adolescence aged between 19 22 The result of this study shows that father involvement had significant negative correlation with premarital sexual behavior among female in late adolescent with r 0 147 p 0 01 ;This study was conducted to examine correlation between father involvement and premarital sexual behavior among female in late adolescence Father involvement defined as father rsquo s participation in all aspects of their children rsquo s life Finley Schwartz 2004 Meanwhile premarital sexual behavior defined as any sexual behavior that driven by sexual desire with opposite sex before the legal marriage Sarwono 2012 Along with the development of technology sexual behavior can be done not only physically but also using technology This study of sexual behavior includes sexual behavior physically and with the use of technology Father involvement was measured using Reported Father Involvement Scale subscale from an adaptation instrument named Father Involvement Scale Finley Schwartz 2004 and premarital sexual behavior was measured using an instrument constructed by researcher herself named Cyber Physic Sexual Behavior Scale Respondent of this study are 1 365 female in late adolescence aged between 19 22 The result of this study shows that father involvement had significant negative correlation with premarital sexual behavior among female in late adolescent with r 0 147 p 0 01 , This study was conducted to examine correlation between father involvement and premarital sexual behavior among female in late adolescence Father involvement defined as father rsquo s participation in all aspects of their children rsquo s life Finley Schwartz 2004 Meanwhile premarital sexual behavior defined as any sexual behavior that driven by sexual desire with opposite sex before the legal marriage Sarwono 2012 Along with the development of technology sexual behavior can be done not only physically but also using technology This study of sexual behavior includes sexual behavior physically and with the use of technology Father involvement was measured using Reported Father Involvement Scale subscale from an adaptation instrument named Father Involvement Scale Finley Schwartz 2004 and premarital sexual behavior was measured using an instrument constructed by researcher herself named Cyber Physic Sexual Behavior Scale Respondent of this study are 1 365 female in late adolescence aged between 19 22 The result of this study shows that father involvement had significant negative correlation with premarital sexual behavior among female in late adolescent with r 0 147 p 0 01 ]
Universitas Indonesia, 2015
S58981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Redy Fadillah
Abstrak :
Perilaku seksual pranikah merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh remaja. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pengguna media sosial dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Metode yang digunakan cross sectional dengan teknik cluster random sampling. Jumlah responden penelitian sebanyak 322 siswa pada Sekolah Menengah Atas. Kuesioner yang digunakan merupakan modifikasi dari Social Network Site Questionare yang berjumlah 14 pertanyaan dan 25 pertanyaan tentang perilaku seksual pranikah. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikansi le; 0,050 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengguna media sosial dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Sekolah Menengah Atas p=0,027 ; dan nilai koefisien korelasi r=1,683 . Disarankan agar perawat di tatanan komunitas dan institusi pendidikan bekerja sama untuk memberikan edukasi kesehatan terkait kesehatan reproduksi remaja kepada remaja di tingkat Sekolah Menengah Atas pada khususnya, serta memaksimalkan kembali program PKPR Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. ......Premarital sexual behaviour is one of problem found by adolescent. The purpose of this study is to identify the relationship between social media user and premarital sexual behaviour. The study design is using cross sectional method with cluster random sampling technique. The number of respondents are 322 Senior High School students. Questionare used in this study are modification from Sosial Network Site Questionare which contain 14 questions and 25 questions about premarital sexual behaviour. The statistical test using Chi Square with significancy le 0,050 showed a significant correlation between social media user and premarital sexual behaviour in adolescent at Senior High School p 0,027 and the coefficient correlation r 1,683. Nurses in community and institution of education are recommended to cooperate give the healthy education about adolescent reproduction healthy to adolescent especially in grade Senior High School, and maximizing the Healthy Care Adolescent Service progam.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>