Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharti Kurniawan
Abstrak :
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto merupakan rumah sakit rujukan tingkat I bagi instalasi kesehatan TNI dengan 20 jenis spesialisasi. Angka kunjungan pasien rawat jalan RSPAD Gatot Soebroto cukup tinggi sehingga perlu terus meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan terutama dengan mempersingkat waktu tunggu dalam sistem antrian pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu tunggu seorang pasien, karakteristik sistem antrian dan mengembangkan model antrian yang sesuai yang dapat diterapkan di poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional atau penelitian operasional dengan analisa kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh pasien yang datang ke poliklinik Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto dari tanggal 15 April 2002 sampai dengan tanggal 26 April 2002 mulai pukul 7:00. 12:00. Hasilnya menunjukkan bahwa pola kedatangan rata-rata pasien per jam selama 2 minggu penelitian adalah 19 orang per jam untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 31 orang per jam untuk pasien DM dan GE. Disiplin antrian pada umumnya bersifat FIFO (First In First Out) dan struktur antriannya adalah Multi Channel Multi Phase. Rata - rata waktu pelayanan sesungguhnya yang diberikan untuk setiap pasien secara keseluruhan adalah 10 merit 43 detik. Rata - rata lama waktu rekam medis dalam sistem di seluruh bagian pelayanan untuk pasien Ginjal dan Hipertensi adalah 56 merit 54 detik sedangkan untuk pasien DM dan GE adalah 1 jam 26 menit 43 detik. Untuk mengurangi lamanya waktu tunggu maka dibuatlah model antrian. Hasil simulasi dan model tersebut didapatkan bahwa rata - rata waktu rekam medis pasien dalam sistem dapat berkurang selama 48 menit 30 detik untuk pasien Ginjal dan Hipertensi dan 83 menit 15 detik untuk pasien DM dan GE. Daftar Pustaka : 19 bush ( 1979 - 2000 )
Development of a Queuing Model for Outpatients at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto)Being the top referral military hospital the Gatot Soebroto Army Ground Forces Central Hospital (RSPAD Gatot Soebroto ) consisting of 20 different specialities has a high number of outpatients so need to upgrade the service quality by decrease the waiting time in the queuing system. The purpose of this research is to obtain the exact information about the length of waiting time, the characteristic of the queuing system and develop the appropriate queuing model that can be applied at the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital. This research is Cross Sectional or Operational Research with quantitative analysis. The samples for this research are all of the outpatients who come to the Internal Disease Polyclinic of the Gatot Soebroto Hospital from April 15, 2002 until April 26, 2002 from 7:00 am until 12:00 am. The result of this research shows that the average of the arrival rate of patients per hour for two weeks is 19 patients for Kidney and Hypertension patient and 31 patients for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient. The queuing discipline is FIFO (Firsf In First Out) and the queuing structure is Multi Channel - Multi Phase. The average of service time for each patients is 10 minutes 43 seconds. The average time a patient spends in the system for Kidney and Hypertension patient is 56 minutes 54 seconds and for Diabetes and Gastro Enterohepatology patient is 1 hour 26 minutes 43 seconds. From the simulation shows that the average time a patient spends in the system time can be reduced 48 minutes 30 seconds for Kidney and Hypertension patient and 83 minutes 15 seconds for DM and GE patient. By applying one of the queuing models is hoped that the waiting time of patients will be significantly reduced.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairati
Abstrak :
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator pelayanan yang bermutu. Tingkat kepuasan pasien di puskesmas, khususnya di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten masih rendah yakni pada pengukuran awal sebesar 67% pasien yang tidak puas terhadap pelayanan kesehatan, sehingga perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemaparan hasil survei awal dalam peningkatan kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan model kuasi eksperimen ulang non random yang menggunakan tempat penelitian di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa sebagai puskesmas eksperimen dan Poli Umum Puskesmas Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten sebagai puskesmas kontrol. Pada penelitian ini dilakukan analisis kepuasan pasien berdasarkan tingkat kesesuaian antara harapan dan pelaksanaan pelayanan yang diterima pasien berdasarkan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Pasien dikatakan puas apabila tingkat pelaksanaan pelayanan yang diterima minimal 90% dari tingkat harapan pasien. Untuk melihat unsur-unsur dimensi mutu yang menjadi prioritas dilakukan analisis diagram kartesius. Penelitian ini berlangsung dari tangal 9 Februari sampai dengan 16 Mei 2004. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur dari 480 pasien yang terbagi dalam dua puskesmas, masing-masing puskesmas dilakukan dua kali survei (pre dan post-test). lnformasi dari Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab Poli Umum dan staf puskesmas diperoleh melalui wawancara mendalam tak terstrukur dan diskusi. Observasi juga dilakukan terhadap fenomena kondisi dan lingkungan puskesmas. Hasil survei awal kepuasan pasien diumpanbalikkan ke Puskesmas Tigaraksa dalam forum resmi dalam bentuk pemaparan sebagai wujud intervensi dalam penelitian Sekitar dua bulan kemudian dilakukan survei ulang di kedua puskesmas untuk melihat pengaruh pemaparan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proporsi tingkat kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa (eksperimen) pada survei awal sebesar 27,5% dan pada survei akhir sebesar 35,0%. Sedangkan proporsi tingkat kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Cikupa (kontrol) pada survei awal sebesar 39,17% dan pada survei akhir sebesar 37,5%. Dengan demikian terlihat bahwa jumlah pasien yang merasa tidak puas lebih banyak dibanding pasien yang puas, baik di puskesmas eksperimen maupun di puskesmas kontrol. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang dirasakan pasien di poli umum kedua puskesmas lebih rendah dari harapan pasien. Perbedaan proporsi kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa sebesar 7,5% (02-01) dan perbedaan proporsi kepuasan pasien di Poli Umum Puskesmas Cikupa sebesar -1,67% (O4-03). Dengan demikian pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan awal di Poli Umum Puskesmas eksperimen dibanding puskesmas kontrol sebesar 9,17%. Berdasarkan analisis statistik untuk rata rata peningkatan tingkat kepuasan puskesmas eksperimen (0,1832) dibanding puskesmas kontrol (-0,1070) dengan p=0,072, pada α=0,05 menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai pengaruh pemaparan hasil survei kepuasan awal di Poli Umum Puskesmas eksperimen dibanding puskesmas kontrol. Adanya peningkatan proporsi kepuasan akibat pengaruh pemaparan hasil survei kepuasaan awal secara absolut (9,17%) perlu dijadikan masukan yang positif baik untuk puskesmas atau peneliti lain. Unsur-unsur dimensi mutu yang tidak memuaskan pada survei awal di Poli Umum Puskesmas Tigaraksa terdapat 4 unsur dan pads survei akhir terdapat 5 unsur. Sedangkan di Poli Umum Puskesmas Cikupa terdapat 5 unsur dimensi mutu yang tidak memuaskan pasien baik pada survei awal maupun pada survei akhir.
Influence of Survey Result Exposure In Enhancing Patient Satisfaction At Public Clinic In Tigaraksa Sub-District Community Health Center (Puskesmas), Tangerang Banten, year 2004Patiens satisfaction is one of indicator of the qualified community health center (puskesmas). The patient satisfaction level in the clinic especially at public clinic is generally low. The preliminary survey at public clinic in Tigaraksa Tangerang community health center founded up to 67% patients stated dissatisfied with the services. The aim of this research was to produce the influence of initial survey result exposure at public clinic in Tigaraksa community health center. This kind of research was non-random quasi experiment model, located at public clinic in Tigaraksa Tangerang community health center as experiment and in Cikupa Tangerang community health center as control. This research analyzed the patient satisfaction based on appropriateness level between the expectation and the service performance among it's five quality dimensions of tangibles, reliability, responsiveness, assurance and emphaty. The satisfaction was fulfilled if the minimal gain of the service implementation level is 90% to the expected. Cartesius diagram analysis was done to see the priority elements. The research was conducted form February 96 up to May 16th, 2004. Data were collected from the structured questionnaire given to 480 patients in two community health center with in two periods of surveys (pre and post-test). The information from the clinic head and the responsible person from public clinic through unstructure indepht interview and discussion. The observation was done to see the environment phenomena. The first survey results was feedbacked to Tigaraksa community health center, mainly the public clinic officers in formal meeting forum as intervention. To see the influence of the exposure, the re-survey was held about two months later. The research results show that, patients satisfaction level at public clinic in Tigaraksa community health center from intial and last survey are 27,5% and 35,0% respectively. Patient satisfaction levels at public clinic in Cikupa community health center from intial and last survey are 39,17% and 37,5% respectively. So, more patients are dissatisfacted at public clinic in both of experiment and control community health center. That means that the service performances at public clinic in both of community health center are still lower than patient expectations. Difference of patient satisfaction proportion at public clinic in Tigaraksa community health center is 7.5% (02-01) and difference of patient satisfaction proportion at public clinic in Cikupa community health center is -1.67% (04-03). The influence of initial survey results exposure at public clinic in experiment compared to control community health center is 9.17%. Based on statistical analysis, there is no significant meaning of influence of initial results exposure for average of satisfaction level increment in experiment community health center (0.1832) compared to control community health center (-0.1070) with p=0.072 at α=0,05. That 9.17% increment of patient satisfaction proportion due to initial survey results exposure is used as positive input for the community health center and other researcher. Four elements were dissatisfying the patients in initial survey and five elements were dissatisfying the patients in last survey at public clinic in Tigaraksa community health center. Meanwhile, five elements were dissatisfying the patients in initial and last survey at public clinic in Cikupa community health center.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sis Santoso
Abstrak :
Instalasi rawat jalan sebagai primadona pelayanan rumah sakit dimasa depan, dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap pelayanan penunjang dengan pendapatan yang cukup besar. Tinggi rendahnya kunjungan merupakan hasil interaksi antara pemberi (provider) dan penerima pelayanan (users), serta kepuasan konsumen merupakan faktor penentu bagi penggunaan jasa berulang. Berdasarkan data rekapitulasi kunjungan konsumen pihak ke III Poliklinik Sore periode Januari-Desember 2003 jumlah total kunjungan konsumen masih dirasakankurang memenuhi harapan bagi RSPP yaitu > 40% konsumen tiap bulan. Hal tersebut merupakan suatu indikator kurang maksimalnya pemanfaatan Poliklinik Sore oleh konsumen selama Dipilihnya konsumen ke-III dimana dalam pembayarannya ditanggung oleh perusahaan, asuransi dan biaya sendiri karena merupakan pangsa pasar utama bagi RSPP. Sampai saat ini evaluasi terhadap kunjungan poliklinik sore ini belum dilaksanakan dan oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pada poliklinik sore. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan rawat jalan (independent variable) dengan berbagai faktor yang diteliti (dependent variable), baik faktor internal, faktor eksternal. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke seluruh unit pelayanan yang ada. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji chi square. Karakteristik pasien pada Poliklinik Sore RSPP Tabun 2004 adalah terbanyak adalah berusia 22-30 tahun, jenis kelamin wanita, pekerjaan swasta atau wirasaswasta, pendapatan antara 3 juta sampai dengan 5 juta, aksesibilitas dekat dengan RSPP dan rata-rata sebagian besar mempunyai pengetahuan tinggi. Pasien yang mempunyai keingingan untuk sehat atau sembuh dari sakit (need) yang mendorong untuk memanfaatkan fasilitas rawat jalan poliklinik sore yang disebabkan karena faktor pengetahuan adalah 96,4%, sarana dan prasarana 97,3%, tarif 37,3%, aksesibilitas 54,5%, dan kualitas pelayanan 76,4%. Semua faktor eksternal yang meliputi variabel usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, aksesibilitas, pendapatan dan pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Hanya faktor eksternal kualitas pelayanan dan tarif yang mempuyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap utilisasi poliklinik sore Rumah Sakit Pusat Pertamina. Sedangkan variabel sarana dan prasarana tidak berhubungan secara bermakna dengan utilisasi. Dalam upaya meningkatkan kunjungan rawat jalan disarankan untuk terus meningkatlan kebersihan fasilitas yang ada terutama toilet dan memberi wawasan kepada dokter agar lebih berorientasi kepada konsumen dalam memberikan pelayanan medisnya. Informasi pelayanan poliklinik sore juga harus terus disebarluaskan dengan tarif yang lebih kompetitif. Kepustakaan : 21 (1990 - 2003)
Evening Polyclinic Utilization Analysis at Central Pertamina Hospital Jakarta 2004Installation of out-treatment, as the idol of future hospital's service, can give meaningful contribution of supporting services that earn big income. High or low visiting represents result of interaction between provider and users of the services, and also customers' satisfaction that represents determinant factor for repeated using of the service. Based on summarized data concerning customers' visiting to evening polyclinic from the third party, period of January-December 2003, the total amount of customers' visiting is less expectation for RSPP that is > 40% of customers per month. This matter is an indicator of less maximal use of evening polyclinic by customer during the time. The third customers, whose payments are guaranteed by company, insurance, and own expense, are selected because they are main market for RSPP. Until now, the evaluation concerning customers' visiting to evening polyclinic has not been conducted yet. Therefore, this research is aimed to know factors related to the utilization of evening polyclinic. This research is also aimed to know relationship between out-treatment visiting (independent variable) with other examined factors (dependent variable), both internal and external factors. The process of collecting premier data is done by distributing questionnaires to all over existing service unit. Statistically data analysis is conducted by using univariate and bivariate analysis with chi square test. Patients' characteristic at evening polyclinic of RSPP in the year 2004 are having age between 22-30 years old, women, private employees or entrepreneurs, earning between 3 million to 5 million, having near accessibility to RSPP, and most of them having high knowledge. Patients who want to be cured (need), encouraged to utilize out-treatment facilities of evening polyclinic, caused by knowledge factor are 96,4 %, infrastructures 97,3 %, tariff 37,3 %, accessibility 54,5 %, and service quality 76,4 %. All external factors covering age, gender, occupation, education, accessibility, revenue, and knowledge have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertamina Hospital. External factors covering only service quality and tariff have statistically meaningful relationship to utilization of evening polyclinic at Central Pertarnina Hospital. While, infrastructures do not have meaningful relationship to utilization. In the effort to improve out-treatment visiting, it is suggested to keep improving the hygiene of existing facilities, especially rest room and give knowledge to doctor in order to be more oriented to customer in giving medical services. Information about evening polyclinic should also be developed with more competitive tariff. Bibliography : 21 (1990 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamsul
Abstrak :
Penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang adalah penyakit diare. Penyakit ini sering menimbulkan KLB dan penyebab kesakitan serta kematian pada balita. Diperkirakan di seluruh negara berkembang setiap tahun terdapat 1,3 milyar penderita dengan 3,2 juta kematian pada balita akibat diare. Dari SKRT 1992, penyakit diare sebagai penyumbang kematian kedua pada bayi dan balita, dengan proporsi 11% kematian pada bayi dan 23% pads anak balita. Sedangkan SKRT 1995, disebutkan penyakit ini penyebab kematian ketiga pada balita yaitu sebesar 13,9%, untuk luar Jawa dan Bali penyebab kematian 16,4% pads bayi dan 20,6% pada anak balita. Di Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1998 tercatat angka kesakitan diare 18,38/1000 penduduk (CFR 0,003%), Tahun 1999 meningkat menjadi 21,19/1000 penduduk (CFR 0,001%) dan Tahun 2002 meningkat lagi menjadi 22,97/1000 penduduk dengan CFR 0%. Pada tahun 2000, jumlah kasus diare yang berobat ke Puskesmas di propinsi ini sebanyak 36.557 kasus, 40,8% diantaranya (14.913 kasus) adalah kasus diare pada golongan balita. Untuk Kota Palembang, data Tahun 2002 dilaporkan kasus diare 28,7/1000 penduduk (26,4% dari jumlah kasus di Prop. Sumatera Selatan), angka tersebut juga sudah meningkat dari tahun sebelumnya (2001) yang tercatat sebesar 24,55/1000 penduduk dengan CFR 0%. Beberapa penelitian mengatakan diare tidak terlepas dari kondisi sanitasi dasar yang tidak baik, seperti sarana air bersih, jamban dan lain-lain, disamping faktor status gizi, perilaku atau faktor lainnya. Berdasarkan data dan informasi tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian serupa di tempat berbeda dengan tujuan ingin mengetahui hubungan sanitasi dasar yang meliputi penggunaan sarana air bersih, tingkat risiko pencemaran sarana air bersih, kondisi jamban keluarga, kondisi saluran pembuangan air limbah, kondisi tempat pembuangan sampah sementara, dan kondisi rumah dengan insiden diare pada balita di Puskesmas Wilayah Kota Palembang Tahun 2001-2003. Dengan desain penelitian ekologi, dan unit analisis data laporan triwulan insiden diare pada balita dan sarana sanitasi dasar di 34 Puskesmas di Kota Palembang selama 3 tahun (2001-2003) serta menggunakan analisis regresi linier ganda maka disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara kondisi jamban keluarga, kondisi saluran pembuangan air limbah dan kondisi rumah dengan insiden diare pada balita. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan insiden diare pada balita adalah kondisi saluran pembuangan air limbah. Untuk mengantisipasi insiden diare pada balita dimasa mendatang hendaknya dilakukan upaya perbaikan sarana sanitasi dasar dengan memprioritaskan pada faktor yang berhubungan secara signifikan dengan insiden diare yaitu kondisi SP.AL, rumah dan jamban keluarga yang dapat dilakukan secara bertahap melalui kegiatan proyek percontohan, pemberian dana atau material stimulan untuk perbaikan rumah dan pembuatan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat. Disisi lain guna meningkatkan pengetahuan masyarakat, perlu juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan di posyandu, pertemuan di kelurahan, RT atau RW serta kegiatan pemantauan rumah yang dilakukan secara berkala dalam waktu 3 bulan sekali. Disisi lain, sebaiknya perlu juga dilakukan penelitian lanjutan dengan melihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan insiden diare sehingga hasil penelitian yang ada akan lebih komprehensif untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi diare. ......The Relation Between the Base Sanitation and the Diarrhea Incident on Under Kindergarten at Polyclinic in Palembang City Region of Year 2001-2003The contagious disease that is still being a health problem factor of the growth country is diarrhea disease. This disease often brings about KLB, painful and death on under kindergarten. On predict, in all of growth country every years there are 1.3 billions sufferers with 3.2 millions deaths on under kindergarten caused by diarrhea. From SKRT 1992, the diarrhea disease is the second death contributor of baby and under kindergarten, with proportion 11% death on baby and 23% death on under kindergarten. Meanwhile, in SKRT 1995 was said that this disease is the third death agent on under kindergarten that is as big as 13.9%, for outer of Java and Bali is the death agent 16.4% on baby and 20.6% on under kindergarten. In Province of Sumatera Selatan in year of 1998 was recorded the number of diarrhea sufferer 18.38/1000 inhabitant (CFR 0.003%), in year of 1999 was increased became 21.19/1000 inhabitant (CFR 0.001%) and year of 2002 was increased again became 22.97/1000 inhabitant with CFR 0%. In year of 2000, the amount of diarrhea cases which got medical treatment at polyclinic in this province was as many as 36,557 cases, 40.8% among of them (14,913 cases) were diarrhea cases on under kindergarten group. In Palembang City, data of year of 2002 was reported that the diarrhea cases 28.7/1000 inhabitant (26.4% number of cases in Province of Sumatera Selatan), the number had increased from previous year (2001) which was recorded as big as 24.5511000 inhabitant with CFR 0%. Several researches assert that diarrhea is not regardless with bad condition of the base sanitation, such as pure water supply, lavatory, and so on, besides nutrient status factor, behaviors or another factors. Based on the data and such information, I am interesting to perform similar research in different place with objective is to determine the relation of sanitation base which is consist of pure water utilizing, risk level of water supply pollution, family's lavatory, drainage of waste water, temporary dump and house condition, with diarrhea incident on under kindergarten at polyclinic in Palembang City Region of year 2001-2003. With ecology research design, analysis unit of three-months data report of diarrhea incident on under kindergarten and base sanitation facility in 34 polyclinics in Palembang City during 3 years (2001-2003), and using double analysis of linear regression, so having a conclusion that there is significant correlation between family's lavatory condition, waste water drainage. condition and house condition with diarrhea incident on under kindergarten. The most dominant factor which has correlation with diarrhea incident on under kindergarten is waste water drainage condition. To anticipate the diarrhea incident on under kindergarten in the future, ought to effort restoration of sanitation base facility by taking priority on factors which have significant relation with diarrhea incident, that is SPAL condition, house and family's lavatory that could do gradually through model project activities, donation, or stimulant material for house restoration and developing qualify base sanitation facility. In another side for upgrading public knowledge, also need to take elucidation toward public through posyandu activities, confluence in kelurahan, RT or RW, and houses monitoring activity, that are performed periodically once of 3 months. Additionally, preferable that needs to do the advance research by consider another factors which have correlation with diarrhea incident, thus the available research result would more comprehensive for describing the factors which have diarrhea influence.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keynes
Abstrak :
Menurut Undang-Undang Pemasyarakatan No. 12 Tahun 1995, setiap tahanan dan warga binaan mempunyai hak salah satunya adalah mendapatkan pelayanan kesehatan. Di dalam rumah tahanan negara penanganan kesehatan tidak dapat diabaikan agar para tahanan dan warga binaan selalu dalam kondisi sehat secara phisikis dan fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kualitas pelayanan kesehatan serta kendala-kendala dalam pelayanan kesehatan di Rumah Tahanan Negara Klas I Cipinang. Untuk mengetahui kualitas pelayanan, sebagaimana dikemukakan oleh Zeithman, Berry dan Parasuraman (dalam Tjiptono dan Diana, 1996:69) adalah dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan. Metode penelitian ini menggunakan metode survey yaitu penelitian mengenai masalah pelayanan kesehatan tahanan di Rutan Cipinang, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian untuk aspek tangibles dalam pelayanan kesehatan di Poliklinik Rutan Cipinang sudah baik. Aspek reliability sudah cukup yaitu dengan ketepatan waktu pelayanan, aspek responsiveness sudah cukup baik yaitu dimana petugas mudah dihubungi serta kemauan petugas untuk memberikan pertolongan kepada tahanan yang membutuhkan, aspek assurance sudah cukup baik yaitu dengan pengetahuan petugas dalam menganalisa penyakit pasien dan kemampuan mendiagnosa penyakit pasien, aspek emphaty sudah cukup memadai yaitu petugas mampu memberikan kepedulian dan perhatian kepada pasien. Penulis menyarankan peningkatan kelima aspek, penambahan sumber daya petugas medis, anggaran dan kerja sama dengan rumah sakit luar.
According to Code of Law No.12 1995, all of prisoners have a right, one of them is have a medical service. Inside the State Prison, the realm of health handling cannot be disregarded, it?s for all prisoner always be in good condition, good physics. The reason of this research is to know and analyse quality of health service and to know health service constraints for prisioner in State Prison Cipinang. To know service quality as proposed by Zenithman, Barry and Parasuraman ( in Tjiptono and Diana, 1996, p: 69) is by using five quality dimension. Method of this research use method survey, that is research hit problem service of prisoner health in State Prison Cipinang,while approach used in this research is quantitative approach. Result of research for aspect direct evidence in health service at polyclinic of State Prison Cipinang have good enough. Reliability aspects have good enough, it means the service time accuracy also have good enough. Responsiveness aspect have good enough, while the medical officer is easy enough to contact and also with willingness of worker to give help to prisoner requiring service of good enough health. Assurance aspect also have good enough, while the knowledge of medical officer to analyse the prisoner problem and ability to diagnose patient disease have good enough. Emphaty aspect also have good enough, the medical officers is able to give attention and carrying of a patient. The writer suggesting improvement of fifth aspects and also the addition resource of medical worker, budget and cooperation with another hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Arfina Dewi
Abstrak :
Organisasi pelayanan kesehatan sekarang ini harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar dapat memperoleh keunggulan dalam persaingan. Berawal dari keinginan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan itu Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia Bogor yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik Palang Merah Indonesia merencanakan pengembangan poliklinik spesialisnya. Hal ini didukung oleh fakta dari observasi pra penelitian di mana pelanggan berpendapat bahwa ruang periksa dan ruang tunggu sudah tidak memadai. Usaha pengembangan ini dapat bermanfaat jika bisa menentukan posisi bersaing yang tepat. Sementara itu belum ada informasi mengenai karakteristik pelanggan dan posisi pesaing yang dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai acuan untuk membuat kebijakan. Penelitian yang ditujukan untuk menganalisis penentuan posisi bersaing ini, menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa karakteristik pelanggan Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor terbanyak berasal dari kotamadya Bogor, mayoritas kelompok usia produktif dari kelas menengah bawah dengan pendidikan menengah dan pekerjaan pegawai negeri . Karakteristik pelanggan ini menjadi dasar persepsi mengenai posisi poliklinik itu sendiri dan posisi pesaing. Berdasar persepsi pelanggan disimpulkan posisi poliklinik ini dengan pelayanan yang baik dan terjangkau. Dari persepsi pelanggan didapatkan pula bahwa pesaing terdekat adalah Poliklinik Spesialis RS Azra, namun Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor mempunyai keunggulan dari jenis pelayanan yang lebih lengkap dan tarif pelayanan yang lebih murah. Untuk dapat memenangkan persaingan disarankan agar RSU PMI membentuk bagian pemasaran dan melakukan fungsi pemasaran secara optimal sehingga rencana pengembangan poliklinik spesialis dapat diwujudkan dan memberikan manfaat. ......Positioning Analysis of Specialized Polyclinic in Bogor Indonesian Red Cross HospitalHealth service organization these days should always increase its quality so that they could be the front runner in the course of highly competitive market. It all begins from the idea to ameliorate the quality of health service at the Bogor Indonesian Red Cross Hospital, which is the only hospital belongs to the Indonesian Red Cross Organization to carry on the plan of its Specialized Polyclinic expansion. This is supported by the fact acquired from pre research observation where customers assume that examination room and waiting lounge are no longer eligible. This expansion plan will surely come in handy if one is capable of determining the exact positioning. Meanwhile, absence of information concerning customers characteristics and competitors positioning as a parameter to set the hospital policy. The research is conducted to analyze the determination of positioning , using descriptive analytic methodology of research with qualitative and quantitative approach. From the research, it is found that the majority of the customer of this specialized polyclinic is originally from the district of Bogor belong to the productive age group ranging from low to middle class of society with average middle educational qualification and owning profession as civil servant. Perceptions on the positioning of the polyclinic its self and its competitors are made upon the data gained concerning the customers' characteristic. It is summed up, according to the perspective of the customers, that is polyclinic furnish an excellent service and affordable to all levels of society. It is also acknowledgeable that its closest competitor is the polyclinic owned lay Azra Hospital, though the one owned lay RSU PM1 Bogor posses a number of features mainly in its service and tariff. With the intention of winning the competition, it is advised that Bogor Indonesian Red Cross Hospital should create marketing division and perform optimally marketing functions so that the plan of having specialized polyclinic expansion can be well carried out and last but not least will do bring the most advantage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjakra Narayana
Abstrak :
Penelitian ini berlatar belakang perubahan besar-besaran yang terjadi di PT.Pertamina (Persero) dan beban biaya kesehatan PT.Pertamina (Persero) pada umumnya dan di Poliklinik Mundu PT.Pertamina (Persero) DOH JBB pada khususnya dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan yang tajam dan signifikan. Kondisi ini mendorong PT.Pertamina (Persero) pada umumnya dan Poliklinik Mundu pada khususnya untuk meninjau ulang konsep pembiayaan kesehatan bagi PWT (Pekerja Waktu Tertentu), PWTT (Pekerja Waktu Tidak Tertentu) dan Keluarganya serta pensiunan. Konsep yang alternative yang dipilih adalah cara pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi. Sistem kapitasi masih dalam tahap pengembangan di PT.Pertamina (Persero) pada umumnya dan di Poliklinik Mundu pads khususnya karena dianggap mampu mengendalikan biaya kesehatan Pekerja (PWT & PWTT) dan Keluarganya serta pensiunan, setelah fee for service dan cara lainnya dianggap gagal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh nilai kapitasi pembiayaan layanan kesehatan bagi PWT dan Keluarganya yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di Unit Rawat Jalan Poliklinik Mundu tahun 2002. Untuk Poliklinik Mundu Sub Fungsi KesehatanlSDM PT.Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Sistem Kapitasi adalah sesuatu yang sama sekali baru. Pelaksanaan pembiayaan layanan kesehatan secara kapitasi diutamakan untuk PWT dan Keluarganya sebagai "Pilot Project?, sesuai dengan yang telah digariskan dalam TKO Juklak Kesehatan Pertamina Tahun 2000. Dari analisis situasi diketahui bahwa di Poliklinik Mundu Sub Fungsi KesehatanlSDM PT_Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat belum mempunyai perhitungan biaya satuan, karakteristik, utilisasi, proporsi kemungkinan sakit dan besaran kapitasi bagi PWT dan Keluarganya, penelitian dilakukan dengan mengambil data pusat-pusat biaya penunjang dan produksi di Poliklinik Mundu periode tahun 2002 dan diolah menggunakan metoda Distribusi Ganda sehingga diperoleh biaya satuan pelayanan/tindakan yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan Kapitasi. Dari hasil perhitungan diperoleh biaya Kapitasi bagi PWT dan Keluarganya adalah sebesar Rp.12,099,877/Orang/Tahun. Besarnya biaya kapitasi oleh karena tingkat pemanfaatan Unit Rawat Jalan di Poliklinik Mundu tahun 2002 masih sangat rendah, antara lain juga dipengaruhi oleh biaya-biaya operasional dan pemeliharaan serta biaya investasi tahunan yang cukup tinggi. Dari basil penelitian direkomendasikan bahwa pembiayaan layanan kesehatan secara Kapitasi bagi PWT dan Keluarganya di Poliklinik Mundu lebih efisien dialihkan kepada pihak ke III atau asuransi yang mampu menanggung resiko dengan biaya rendah. Daftar Bacaan : 33 (1984 - 2003)
Analysis of Capitation Day Care Service at Policlinic Mundu Indramayu East Java Year 2002This research has the background of the massive changes happened in PT.Pertamina (Persero) DOH JBB and the health care cost paid by PT.Pertamina (Persero) in general and especially by Policlinic Mundu PT.Pertamina (Persero) DOH JBB which has shown a sharp and significant increase from time to time. This condition leads PT.Pertamina (Persero) especially Policlinic Mundu to review its health care financing concept for the Part Time and Full Time Workers including their families as well as its pension plan. Capitation system in PT.Pertaiina (Persero) especially in Poliklinik Mundu is still at its development stage. This system is chosen as it is believed to be able to control the health care cost for its workers (Part timer and Full tinier) and their family as well as its pensioners, after fee for service and other systems are considered to have failed. This research objective is to fmd out the value of capitation cost of health care service for Partime workers and their family who utilize health service in Day Care Unit of Policlinic Mundu in 2002. For Policlinic Mundu Sub Function of Human Resources Health Care of PT.Pertamina (Persero) DOH JBB the capitation system is totally hew. Capitation systems is mainly for Part Time Workers and their Family as "a pilot project" in line with the guidelines of operational Health Care of PT.Pertamina (Persero) year 2002. From situational analysis it is known that Policlinic Mundu sub function of Human Resources Health Care of PT.Pertamina (Persero) DOH JBB doesn't have calculation of unit cost, characteristic, utilization, probability of illness and capitation cost for its Part time Workers and their family. This research is carried out by collecting data of cost centers from support and production units of Policlinic Mundu for period of 2002 and analysed using. Double Distribution Method so that we obtain the cost of each service action which will be used as the basis for capitation calculation. From the calculation we see that the capitation cost for Part Time Workers and their family is Rp.12,099,877,-/personlyear. The high cost of capitation is due to the utilization rate of day care unit of Policlinic Mundu is still very low and other factors including operational and maintenance cost as well as annual investment which are relatively high. The research result recommends that the health care service financing using capitation system for the Part time Workers and their family in Policlinic Mundu is better transferred to a third party or an insurance company which is to can bear the risk with low cost. References : 33 (1984-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Taryono
Abstrak :
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada segenap anggota militer TNI-AU, dimana di satu pihak terdapat kebutuhan dan tuntutan Akan pelayanan kesehatan yang semakin bertamhah sedangkan di lain pihak tersedianya anggaran yang semakin terbatas, diperlukan suatu perencanaan program kegiatan dan penggunaan anggaran yang lebih terarah dan efisien. Suatu perencanaan program pelayanan kesehatan yang terarah adalah perencanaan yang tidak hanya didasarkan kepada kebutuhan (need) semata-mata, melainkan memperhatikan pula pola pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut. Untuk maksud tersehut diperlukan beberapa masukan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Penelitian ini hcrtujuan untuk mcmperoleh masukan tentang faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang herhuhungan. dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Dipilihnya Pangkalan Udara X sebagai objek penelitian, karena peneliti ingin menyumbangkan hasil penelitian tcrsebut kepada Instansi asal peneliti yaitu TNT-AU. Penelitian ini merupakan studi korelasi, dimana pengumpulan datanya dilakukan secara ?cross sectional? melalui pengisian kuesioner oleh responden yang jumlahnya telah ditentukan secara ?proportional stratified simple random sampling? Teknik analisa yang digunakan adalah Tabel Silang, Uji Chi Square dan Uji Korelasi. Dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa terdapat faktor-faktor pada anggota militer TNI-AU yang berhubungan dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X. Faktor Pendapat Kecukupan Obat, faktor Pendapat Kecukupan Spesialis dan faktor Kebutuhan Yang Dirasakan, merupakan faktor yang berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Pangkalan Udara X dengan tingkat keeratan paling tinggi. Faktor Persepsi Sakit, Pangkat, Pendapat Sikap Paramedis, dan Pendapat Sikap Dokter, berhubungan bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dengan tingkat keeratan lebih rendah. Faktor Pendapaian Perkapita ternyata tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan Poliklinik tersebut. Kecuali itu terungkap pula bahwa sebagian responden masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan. Demikian pula diketahui habwa masih terdapat sebagian tenaga paramedislmedis bersikap kurang memuaskan dalam memberikan pelayanan juga tentang kecukupan obat dan spesialis, sebagian anggota menyatakan masih kurang. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, disarankan agar diambil tindakan intervensi seperlunya sejauh kemampuan yang ada. Untuk inelengkapi hasil penelitian ini, kepada Peneliti lain di lingkungan Direktorat Kesehatan TNI-AU disarankan untuk mengadakan penelitian lainnya yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu Faktor Poliklinik Rumah Sakit Lanud X dan Faktor Pelayanau Kesehatan Lain.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Syahidina Fajri
Abstrak :
[Belum optimalnya kegiatan pemasaran dan belum adanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan mengakibatkan sedikitnya jumlah pasien baru dibandingkan pasien lama dan menurunnya jumlah kunjungan poliklinik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai segmen pasar sebagai dasar analisis segmentasi, target dan posisi pasar poliklinik anak RSIA Buah Hati Ciputat pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah segmen pasar yang dibagi berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Target pasar yang paling sesuai merupakan hasil segmen pasar yang dianggap potensial yaitu, ibu usia produktif dan berpendidikan tinggi yang memiliki anak usia 3-5 tahun dengan penghasilan keluarga 2-5 juta perbulan. Posisi pasar yang terbentuk adalah pelayanan kesehatan anak yang ekonomis dengan tenaga kesehatan berkualitas di Wilayah Kota Tangerang Selatan. ......The marketing activities in RSIA Buah Hati Ciputat has not optimal and there are no coorporation with BPJS Kesehatan that has been targeted and has result least number of new patients compare to number of old patients and decreasing the number of visits in pediatric polyclinic. This study aims to get information about market segments as the basis for the analysis of market segmentation, target and market position of pediatric polyclinic of RSIA Buah Hati Ciputat 2015. The types of this study is descriptive with quantitative and qualitative. The result of this study are market segments which is divided by the variable geographic, demographic, psychographic and behavioral. Target market is the potential of market segments is young mother and well educated who have children between 3-5 years old, with family income between 2-5 million rupiahs each month. The market position are the child health care which economical with qualified health personnel in South Tangerang City., The marketing activities in RSIA Buah Hati Ciputat has not optimal and there are no coorporation with BPJS Kesehatan that has been targeted and has result least number of new patients compare to number of old patients and decreasing the number of visits in pediatric polyclinic. This study aims to get information about market segments as the basis for the analysis of market segmentation, target and market position of pediatric polyclinic of RSIA Buah Hati Ciputat 2015. The types of this study is descriptive with quantitative and qualitative. The result of this study are market segments which is divided by the variable geographic, demographic, psychographic and behavioral. Target market is the potential of market segments is young mother and well educated who have children between 3-5 years old, with family income between 2-5 million rupiahs each month. The market position are the child health care which economical with qualified health personnel in South Tangerang City.]
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>