Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosa Rina
Abstrak :
Penulisan ini memfokuskan pada peran pola asuh orangtua dalam upaya meningkatkan ketahanan pribadi sebagai pilar ketahanan Nasional. Berbagai fenomena kegagalan sekarang ini antara lain disebabkan pembinaan keluarga (orangtua) yang gagal. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan komparatif. Operasional penelitian menggunakan survey melalui angket dan diperdalam dengan wawancara serta studi kepustakaan. Angket diberikan kepada siswa kelas 2 yang beijumlah 184 orang siswa. Siswa di pilih secara cluster sampling dengan menetapkan 5 kelas dari 8 kelas serta memperhatikan karakteristik siswa yang terdiri atas pekeijaan orang tua, dan suku bangsa. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa 1) Pola asuh orangtua dapat mempengaruhi ketahanan pribadi siswa dengan skor 54% dari skor yang diharapkan; 2) Konsep diri terhadap ketahanan pribadi siswa dengan skor 45% 3) Pola asuh autoritatif terhadap ketahanan pribadi 51%, pola asuh otoriter 39% dan pola asuh permisif 21%; 3) Perbandingan dengan pola asuh tertentu dapat meningkatkan ketahanan pribadi seseorang, yang berarti bahwa pemilihan penggunaan pola asuh tertentu secara umum berdampak positif terhadap ketahanan pribadi. Hal yang perlu diperhatikan sekarang ini adanya perubahan social, ekonomi dan budaya dewasa ini dewasa ini memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi keluarga. Kondisi demikian ini menyebabkan komunikasi diantara anggota keluarga kurang intens. Ambisi karir dan materi yang tidak terkendali telah mengganggu hubungan interpersonal dalam keluarga. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk menyikapi perubahan sosial sehingga seorang anak tetap mendapatkan pengasuhan yang memadai ketika nantinya mereka teijun ke masyarakat dapat memiliki ketahanan pribadi yang mantap dan tangguh. ......This research focuses on the role of the parent’s nurture pattern in the effort to improve the individual resilience to support national resilience. Nowadays, many failure phenomenons are caused by the error of family construction. This is a qualitative research with the explanation level of descriptive and comparative. The research methodology employed is the survey method by using questionnaire and interview also literature references. Questionnaires are distributed to 184 second level students, The students are selected by cluster sampling from five of eight classes with the priority of each student characteristic of parent occupation, ethnic group. From the analysis is concluded that 1) the parents nurture pattern can influence the student individual resilience in 54% score from the expected score, 2) Self concept towards student individual resilience is 45% 3) The authoritative nurture pattern towards individual resilience is 51%, the authoritarian nurture pattern is 39% and the permissive nurture pattern is 21%; 4) The comparison with a certain nurture pattern can improve the individual resilience. Generally, it means the selection of using of a certain nurture pattern has a positive influence towards individual resilience. Nowadays, some aspects to be concemed and might be disadvantages for family such as social alteration, economic and culture. Those can cause the communication process between the family members becomes ineffective. The out of control of ambition for career and wealth can damage the interpersonal relationship within family. Therefore, a solution to cope the social alteration is needed in order to a student can have an adequate nurture for a strong individual resilience when they start to socialize with others.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26853
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Haradeani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Fajar Pertiwi
Abstrak :
Pendahuluan: Remaja yang tidak mampu menghadapi stres akan menimbulkan ketidakstabilan emosi dan cenderung melakukan berbagai perilaku berbahaya hingga bunuh diri. Bunuh diri memiliki faktor protektif berupa harga diri yang tinggi karena dapat memberikan kualitas psikologis yang positif. Faktor protektif lain untuk ide bunuh diri adalah pola asuh yang seimbang antara dimensi penerimaan dan kontrol atau yang disebut dengan pola asuh otoritatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan pola asuh dengan ide bunuh diri pada remaja SMA. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelatif dan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 322 remaja SMA sebagai responden yang dipilih dengan teknik proporsional random sampling. Hasil: Terdapat hubungan yang kuat dan negatif antara harga diri dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0.876 yang berarti semakin rendah harga diri remaja maka semakin tinggi pula keinginan untuk bunuh diri. Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang dan arah negatif antara pola asuh dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0,365, artinya jika pola asuh berwibawa maka gagasan bunuh diri akan lebih rendah, begitu pula sebaliknya jika pola asuh mengarah pada otoritarianisme, gagasan bunuh diri akan lebih tinggi. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan intervensi keperawatan mental dalam mengidentifikasi ide bunuh diri pada remaja, serta meningkatkan wawasan remaja dan guru mengenai faktor pelindung ide bunuh diri. ...... Introduction: Teens who are unable to deal with stress will cause emotional instability and tend to engage in various dangerous behaviors to suicide. Suicide has a protective factor in the form of high self-esteem because it can provide positive psychological qualities. Another protective factor for suicidal ideation is a balanced parenting between the dimensions of acceptance and control or what is called authoritative parenting. This study aims to determine the relationship between self-esteem and parenting with suicidal ideation in high school adolescents. Methods: This study design used a descriptive correlative and cross-sectional approach. This study involved 322 high school adolescents as respondents who were selected by proportional random sampling technique. Results: There is a strong and negative relationship between self-esteem and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.876, which means that the lower the self-esteem of adolescents, the higher the desire to commit suicide. There is a relationship with moderate strength and a negative direction between parenting and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.365, meaning that if the pattern of parenting is authoritative, the idea of ​​suicide will be lower, and vice versa if parenting leads to authoritarianism, the idea of ​​suicide will be higher. Recommendation: This study is expected to improve mental nursing interventions in identifying suicidal ideation in adolescents, as well as increase adolescent and teacher insights regarding protective factors of suicidal ideation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan fokus perhatian banyak kalangan karena jumlahnya yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anak jalanan memiliki harga diri yang rendah dan identik dengan pola asuh uninvolved. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang bertujuan mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan harga diri anak jalanan usia remaja. Penelitian ini dilakukan di daerah binaan rumah singgah di Jakarta Timur dengan 98 sampel, diambil menggunakan metode consecutive sampling. Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenbergs Self Esteem Scale dan pola asuh diukur dengan Instrumen Pola Asuh Mashoedi yang dikembangkan dari teori pola asuh orangtua milik Diana Baumrind. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat harga diri anak jalanan usia remaja di Jakarta Timur (p= 0,04). Untuk menangani masalah anak jalanan, diperlukan kerjasama dari pemerintah, perawat komunitas, pekerja sosial dan pihak rumah singgah untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga dalam upaya merehabilitasi anak jalanan.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Pratiwi
Abstrak :
Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gagal tumbuh ditandai dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya dan dapat diidentifikasi mulai dari usia dua tahun. Usia bayi 0-6 bulan merupakan usia yang tepat dalam pencegahan stunting dari faktor risiko diantaranya yaitu pola asuh orangtua, depresi ibu, dan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor risiko stunting pada bayi usia 0-6 bulan. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan teknik quota sampling yang dilakukan secara daring. Jumlah responden sebanyak 102 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Indonesia. Data diambil menggunakan kuesioner yaitu pola a suh orangtua, Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS), Beck Depression Inventory II (BDI), dan Paket Pemberian "SUKSES ASI". Hasil: Pola asuh orangtua sebagian besar termasuk dalam jenis demokratis yakni sebanyak 80,4%. Depresi perinatal yang dialami yakni sebanyak 44,1% dan yang tidak mengalami depresi sebanyak 55,9%. Depresi postpartum pada kategori tidak depresi sebanyak 82,4%, depresi ringan 16,7%, dan depresi sedang 1%. Pemberian ASI eksklusif sebagian besar masuk dalam kategori lancar yakni sebesar 93,1% berdasakan indikator bayi dan sebesar 87,3% berdasarkan indikator ibu. Karakteristik ibu yakni kadar hemoglobin memiliki hubungan bermakna dengan depresi perinatal dan depresi postpartum dan pekerjaan memiliki hubungan yang bermakna dengan depresi postpartum. Depresi perinatal dan postpartum memiliki hubungan  yang bermakna dengan pola asuh orangtua dan pemberian ASI eksklusif berdasarkan indikator bayi dan ibu. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan program pencegahan kejadian stunting berdasarkan faktor risiko pada bayi yaitu pola asuh orangtua, depresi ibu, dan pemberian ASI eksklusif.
Introduction: Stunting is a growth failure problem characterized by height that is not suitable for age and can be identified starting from the age of two. Infant 0-6 months is the right age in preventing stunting from risk factors including parenting, maternal depression, and exclusive breastfeeding. This study aims to determine the factors associated with risk factors for stunting in infants aged 0-6 months. Methods: The research design used descriptive correlative with a quota sampling technique which was conducted online. The number of respondents was 102 mothers who had babies aged 0-6 months in Indonesia. Data were collected using a questionnaire, namely the pattern of parental temperature, the Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS), the Beck Depression Inventory II (BDI), and the "SUCCESS ASI" package. Results: Most of the parenting styles were democratic, namely 80.4%. Perinatal depression experienced by 44.1% and those who did not experience depression as much as 55.9%. Postpartum depression in the non-depressed category was 82.4%, mild depression was 16.7%, and moderate depression was 1%. Most of the exclusive breastfeeding was in the smooth category, namely 93.1% based on infant indicators and 87.3% based on maternal indicators. Maternal characteristics, namely hemoglobin levels have a significant relationship with perinatal depression and postpartum depression and work has a significant relationship with postpartum depression. Perinatal and postpartum depression have a significant relationship with parenting styles and exclusive breastfeeding based on indicators of infants and mothers. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing a stunting prevention program based on risk factors in infants, namely parenting, maternal depression, and exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan perilaku bullying remaja. Hal ini dianggap penting mengingat bullying merupakan perilaku yang akhir-akhir ini meresahkan dan memberikan dampak negatif bagi banyak pihak. Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan individu terlibat dalam perilaku bullying. Ibu, sebagai salah satu orangtua memiliki peran penting dalam proses pengasuhan anak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif dan teknik sampling yang digunakan accidental sampling, seluruh responden sebanyak 91 orang adalah siswa-siswi SMK kelas dua. Perhitungan Chi-Square menghasilkan p value sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku bullying remaja. Penelitian ini merekomendasikan: pertama, diadakannya penyuluhan atau seminar tentang penanggulangan bullying bagi remaja. Kedua, diadakannya pelatihan pengendalian marah agar meminimalisir keterlibatan remaja pada perilaku bullying.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabela Sinatryani
Abstrak :
Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sulung di Universitas Indonesia dengan batasan usia remaja. Variabel pola asuh orangtua diukur dengan menggunakan kuesioner Parental Authority Questionnaire dan motivasi berprestasi diukur dengan Achievement Motives Scale Revised. Responden pada penelitian ini adalah 243 mahasiswa Universitas Indonesia. Dengan menggunakan One-way Analysis of Variance (ANOVA), hasil korelasi menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan hope of success dalam motivasi berprestasi yakni, ayah sebesar F(242)=7.042, p=0.001 dan ibu sebesar F(242)=14.138, p=0.000. Kemudian pola asuh orang tua juga memiliki hubungan dengan fear of failure dalam motivasi berprestasi yakni, ayah sebesar F(242)= 12.465, p=0.001 dan ibu sebesar F(242)=15.886, p=0.000. Pola asuh orang tua secara otoritatif membuat remaja memiliki hope of success dalam motivasi berprestasi dan pola asuh secara otoriter membuat remaja memiliki fear of failure dalam motivasi berprestasi. ......This quantitative research aim for the relationship between parenting style and achievement motivation among firstborn adolescent student in University of Indonesia. Using questionnaire as a instrument, Parental Authority Questionnaire was use to measure parenting style, and Achievement Motives Scale Revised was use to measure achievement motivation. 243 adolescents were asked to complete the questionnaires. Using One-way Analysis of Variance (ANOVA), parenting style has been found significance with hope of success dimension in achievement motivation, for father F(242)=7.042, p=0.001 and mother F(242)=14.138, p=0.000. This research also shows significance result between parenting style and fear of failure dimension in achievement motivation, for father F(242)= 12.465, p=0.001 and mother F(242)=15.886, p=0.000. Authoritative parenting style make adolescent have hope of success in achievement motivation and authotitarian parenting style make them have fear of failure in achievement motivation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Preston
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pola asuh orangtua terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier melalui mediasi kepribadian proaktif pada siswa SMA. Sebanyak 949 data responden terkumpul dengan menggunakan tiga macam skala, Career Decision Self-Efficacy-Short Form, Parental Authority Questionnaire, dan Proactive Personality Scale, yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis menggunakan macro PROCESS dari Hayes. Secara keseluruhan, hasil uji menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dari ayah dapat berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier secara langsung maupun tidak langsung melalui kepribadian proaktif; pola asuh otoritarian ayah dan ibu, serta pola asuh permisif ibu berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier hanya melalui mediasi kepribadian proaktif; sedangkan pola asuh permisif ayah tidak dapat berpengaruh terhadap efikasi-diri dalam pengambilan keputusan karier baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mediasi kepribadian proaktif. Implikasi, limitasi, dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.
ABSTRACT
This study aimed to examine the influence of parenting styles on career decision self efficacy through the mediation of proactive personality in senior high school students. A total of 949 data respondent were collected by using three scales Career Decision Self Efficacy Scale Short Form, Parental Authority Questionnaire, and Proactive Personality Scale, that have been adapted to Indonesian. The data were analyzed using macro PROCESS from Hayes. Overall, test results showed that authoritative parenting styles from father affects career decision self efficacy directly and indirectly through the proactive personality mothers rsquo authoritative parenting style affects the career decision self efficacy directly authoritarian parenting styles from both father and mother, as well as mothers rsquo permissive parenting style only affect the career decision self efficacy through the proactive personality while fathers rsquo permissive parenting style did not affect the career decision self efficacy directly or indirectly through the proactive personality. Implications, limitations, and suggestions for future study are discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library