Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Windy Pratiwi
"Dalam buku bacaan anak, pertuturan berimplikasi menasihati banyak ditemukan.Salah satunya seperti pertuturan dalam buku Het GroteCarry SleeVoorleesboek(2010) karya Slee.Penelitian kualitatif ini menganalisis bentukmenasihati yang terdapat dalam pertuturan lokusioner, ilokusioner dan perlokusioner pada buku Het Grote Carry SleeVoorleesboekkarya Slee. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan caraSleemenasihati anakdengan mengidentifikasi tindak tuturlokusioner, ilokusionerdan perlokusioneryang terdapatdalam buku ini. Buku berupa kumpulan cerita ini adalah penghargaanuntuk Slee yangtelahberkarya lewat tulisannya selama 20 tahun. Dalam penelitianinidigunakan teori pertuturanAustin(1962), sementara untuk memperdalam ilokusi digunakan teori Searle(1975). Hasil penelitian menunjukkanbahwa Slee menggunakan jenis kalimat pernyataan dan kalimat bermakna implisit. Jenis nasihatyang dominanditemukan berbentuk petunjuk dengan harapanagarnasihatnya mudahdipahami dandipatuhi. Sleejugamenggunakan kalimat yangtidakmengguruiyang menyebabkanpembaca anak dapat lebih menikmaticeritanya.

In children's books, speech act thatimplicates advice is many to befound. Such asin Het Grote Carry Slee Voorleesboek(2010) written by Slee. This qualitative study analyzes the forms of advising related to locutionary, ilocutionary and perlocutionaryin Het Grote Carry Slee Voorleesboek. The purpose of this study is to describeSlee‟swaysof advising byusingthe locutionary, illocutionary and the perlocutionary perspective. This book is a collectionofselected storiesand isdedicatedforher 20 years of storywriting. This study used Austins theory of speech act (1962), while Searles theory (1975) was used to deepen illocutionary. The results show that Sleeused statement as the type of sentences and used sentences with implicit meanings. The type of advice Slee usedis in the form of hint, making the advice easy to understandan obey. Slee does not use patronizing tone and this makes her worken joyable to read."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Lisya Bazlina
"ABSTRAK
Kejanggalan seringkali dimanfaatkan dalam humor karena kejanggalan merupakan inti dari humor. Penelitian dengan metode kualitatif ini menganalisis kejanggalan dalam teks humor berbahasa Belanda dari situs Titus & Fien. Kejanggalan yang diteliti merupakan kejanggalan yang disebabkan oleh pelanggaran maksim prinsip kerja sama dan pertuturan. Dalam penelitian ini telah ditemukan bahwa pembangun unsur humor yang paling dominan adalah pelanggaran maksim relevansi dan kesalahpahaman terhadap pertuturan ilokusioner yang dapat menghasilkan pertuturan perlokusioner yang tidak relevan, sehingga membuat teks menjadi lucu. Selain itu, telah ditemukan pembangun unsur humor lain, yaitu kesalahan penalaran dalam teks humor Titus & Fien.

ABSTRACT
Ineptness is often used in humor because it is the essence of humor. This research with qualitative method analyzed ineptness in Dutch humor texts from Titus & Fiens site. The ineptness was caused by violations of maxims of cooperative principle and speech act. In this research it has been found that the most dominant element that build humor in the text is the violation of maxim of relevance and misunderstanding of ilocutionary speech act which resulted in irrelevant perlocutionary speech act, which made the text funny. In addition, another element has been found, namely errors of reasoning in Titus & Fiens humor text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Windy Pratiwi
"Dalam buku bacaan anak, pertuturan berimplikasi menasihati banyak ditemukan. Salah satunya seperti pertuturan dalam buku Het Grote Carry Slee Voorleesboek (2010) karya Slee. Penelitian kualitatif ini menganalisis bentuk menasihati yang terdapat dalam pertuturan lokusioner, ilokusioner dan perlokusioner pada buku Het Grote Carry Slee Voorleesboek karya Slee. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan cara Slee menasihati anak dengan mengidentifikasi tindak tutur lokusioner, ilokusioner dan perlokusioner yang terdapat dalam buku ini. Buku berupa kumpulan cerita ini adalah penghargaan untuk Slee yang telah berkarya lewat tulisannya selama 20 tahun. Dalam penelitian ini digunakan teori pertuturan Austin (1962), sementara untuk memperdalam ilokusi digunakan teori Searle (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Slee menggunakan jenis kalimat pernyataan dan kalimat bermakna implisit. Jenis nasihat yang dominan ditemukan berbentuk petunjuk dengan harapan agar nasihatnya mudah dipahami dan dipatuhi. Slee juga menggunakan kalimat yang tidak menggurui yang menyebabkan pembaca anak dapat lebih menikmati ceritanya.

In childrens books, speech act that implicates advice is many to be found. Such as in Het Grote Carry Slee Voorleesboek (2010) written by Slee. This qualitative study analyzes the forms of advising related to locutionary, ilocutionary and perlocutionary in Het Grote Carry Slee Voorleesboek. The purpose of this study is to describe Slees ways of advising by using the locutionary, illocutionary and the perlocutionary perspective. This book is a collection of selected stories and is dedicated for her 20 years of storywriting. This study used Austins theory of speech act (1962), while Searles theory (1975) was used to deepen illocutionary. The results show that Slee used statement as the type of sentences and used sentences with implicit meanings. The type of advice Slee used is in the form of hint, making the advice easy to understand and obey. Slee does not use patronizing tone and this makes her work enjoyable to read."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Waton
"Skripsi ini merupakan satu dari sedikit penelitian atas humor lisan yang pernah dilakukan di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan semantik sebagai dasar untuk menganalisis humor lisan yang menjadi fokus penelitian ini karena persoalan humor tidak lepas dari persoalan makna.
Yang menarik dari penelitian ini adalah kenyataan bahwa setiap kelucuan dalam humor verbal selalu melibatkan, sekurang-kurangnya, satu dari empat aspek semantik, yaitu: praanggapan, implikatur, pertuturan, dan dunia kemungkinan. Berangkat dari kenyataan ini, timbul keinginan penulis untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk-bentuk keterlibatan keempat aspek semantik itu dalam humor lisan. Data yang penulis gunakan sebagai bahan analisis adalah humor lisan Bagito yang penulis peroleh dari hasil rekaman pertunjukkan lawak Bagito yang pernah diudarakan di atas Kejayaan.
Dari penelitian ini penulis memperoleh hasil tentang bentuk-bentuk keterlibatan, praanggapan, implikatur, pertuturan, dan dunia kemungkinan yang disajikan pada bab II. Penulis juga berhasil mengidentifikasikan 13 teknik membangun humor yang terdapat dalam humor lisan bagito yang disajikan pada bab III.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S10715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmila Fahmi
"Kartun-kartun yang dimuat di media cetak, khususnya koran, biasanya mengungkap tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Kartun tidakhanya terdiri dari unsur gambar saja, namun juga memiliki unsur bahasa. Bahasa di dalam kartun dapat diteliti secara liunguistis, salah satunya melalui pragmatik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek pragmatik yang cenderung digunakan kartunis di dalam kartun yang diciptakannya. Aspek-aspek tersebut adalah praanggapan, implikatur, pertuturan, dan dunia kemungkinan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kartun dengan konteks di luar bahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik sadap. Data penelitian diambil dari kartun Timun yang terbit setiap hari Minggu di koran Kompas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, aspek pragmatik yang cenderung digunakan kartunis adalah praanggapan. Dari 13 kartun Timun, terdapat 9 kartun yang menandung praanggapan. Aspek pragmatik yang berikutnya adalah implikatur. Implikatur yang terdapat dalam kartun Timun muncul secara tersirat melalui ujaran para tokohnya. Sementara itu, dunia kemungkinan terlihat dari gambar-gambar yang karyunis ciptakan. Apa yang digambar kartunis mustahil terjadi dalam dunia nyata, seperti ayam yang berbicara kepada manusia. Hubungan kartun dengan konteks di luar bahasa diperlihatkan kartunis melalui gambar dan penggunaan kata-kata tertentu di dalam ujaran tokoh. Melalui gambar dan ujaran para tokoh terlihat bahwa kartunis menggunakan peristiwa aktual yang terjadi pada saat kartun tersebut diterbitkan. Oleh karena itu, dalam memahami kartun Timun, pembaca harus mengetahui peristiwa, konteks, dan waktu yang melatarbelakangi cerita dalam kartun."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martono Kalapadang
"Kasus ujaran kebencian di media sosial Indonesia tidak sedikit. Penelitian ini akan mengkaji salah satu kasus ujaran kebencian yang terjadi di tahun 2022, yaitu kasus yang menimpa EM. Pada saat karya ilmiah ini ditulis, kasus ini sudah naik ke tahap persidangan di pengadilan. EM didakwa menyatakan ujaran kebencian terhadap masyarakat yang ada di Kalimantan dengan frasa "tempat jin buang anak". Jenis kajian penelitian adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini bersumber dari YouTube yang dikelola oleh EM sendiri. Penelitian ini untuk mengungkapkan apakah ujaran EM “tempat jin buang anak” dapat dikategorikan sebagai ujaran kebencian atau tidak berdasarkan Pasal 156 KUHP dan Pasal 45A ayat (2) dalam UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. Peneliti menggunakan teori tindak tutur, konteks pertuturan, dan analisis wacana untuk membuktikan ujaran EM tersebut. Berdasarkan analisis tindak tutur, konteks pertuturan, dan analisis wacana, EM dapat dinyatakan melakukan ujaran kebencian berdasarkan Pasal 156 KUHP karena memenuhi semua unsur yang dipaparkan dalam undang-undang tersebut. Namun, EM tidak dapat dinyatakan melakukan ujaran kebencian berdasarkan Pasal 45A ayat (2) dalam UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE karena salah satu unsur wajib tidak memenuhi. Unsur yang tidak memenuhi tersebut adalah semua pernyataan EM tidak ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian kepada masyarakat Kalimantan. Selain itu, pernyataan EM juga tidak ditujukan untuk menimbulkan permusuhan kepada masyarakat Kalimantan.

There are many cases of hate speech on Indonesian social media. This study will examine one of the cases of hate speech that occurred in 2022, namely the case that befell EM. At the time this scientific paper was written, this case had already reached the stage of trial in court. EM was charged with expressing hatred towards the people in Kalimantan with the phrase "tempat jin buang anak". The type of research study is descriptive qualitative. The object of this research is sourced from YouTube which is managed by EM himself. This research is to reveal whether the EM utterance “tempat jin buang anak” can be categorized as hate speech or not based on Pasal and Pasal 45A ayat (2) dalam UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. The researcher uses speech act theory, context of speech, and discourse analysis to prove the EM utterances. Based on the analysis of speech acts, context of speech, and analysis of discourse, EM can be declared to have committed hate speech in Pasal 156 KUHP because it fulfills all the elements described in the 2 law. However, EM cannot be declared to have committed hate speech on Pasal 45A ayat (2) dalam UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE because one of the mandatory elements does not fulfill. The element that does not fulfill this is that all of EM's statements are not intended to cause hatred for the people of Kalimantan. In addition, all of EM's statements are also not intended to cause hostility to the people of Kalimantan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratih S. Kartonegoro
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah deskripsi mengenai dispreferred response yang diterapkan dalam interaksi verbal, khususnya untuk menolak pemberian respon atas sejumlah pertanyaan, permohonan dan penawaran dengan tetap berpegang pada prinsip kesopanan agar hubungan sosial yang telah ada dan telah terbina di antara para peserta komunikasi dapat tetap terjaga dengan baik. Korpus yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini berjumlah 15 buah, yang terdiri atas 5 buah respon penolakan atas pertanyaan, 5 buah respon penolakan atas permohonan, dan 5 buah respon penolakan atas penawaran.
Melalui penerapan teori-teori dari beberapa ahli seperti J.L. Austin, Speech Act Theory, teori Conversation Inplicature (Paul Grice) dan Dispreferred Response (Levinson), penulis berusaha untuk memperlihatkan bahwa di dalam setiap bentuk ujaran yang merupakan sebuah respon atas satu bentuk tindak Bahasa, terangkun ketiga teori tersebut di atas yang mendukung pemahaman mitra bicara atas pesan yang tersurat dan tersirat dalam sebuah ujaran.
Menyadari bahwa dalam percakapan sehari-hari sering kita jumpai pemakaian bentuk dispreferred response yang tertuang dalam berbagai wujud tanggapan yang disampaikan oleh mitra bicara, maka dapat dikatakan bahwa dispreferred response merupakan kunci utama bagi terbinanya hubungan sosial diantara pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi. Dispreferred Response yang tiada lain adalah merupakan sebuah bentuk penolakan tak langsung bersifat mutualisme, dalam arti bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi tersebut dapat saling menguntungkan, dalam hal ini saling menghargai dan menghormati. Hal ini dikarenakan dispreferred response dapat menekan atau bahkan menghilangkan efek negatif yang mungkin timbul dalam diri setiap pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi.

"
1990
S14056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library