Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Welton, David A.
Boston Hougton: Mifflin Company, 1987
612.6 WEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Dwina Paramita
Yogyakarta: B. First, 2017
155.4 VID j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizzo, Thomas A.
Norwood, New Jersey : Ablex Publishing , 1989
155.4 RIZ f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Rajawali Press, 2022
155.4 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Lubbna
Abstrak :
Masa batita adalah masa emas dan kritis yang perlu dioptimalkan dalam melakukan stimulasi perkembangan agar keterlambatan perkembangan dapat dicegah, terutama oleh ibu yang secara emosional lebih dekat dengan anak. Fenomena keterlambatan perkembangan anak di Indonesia masih terjadi karena kurangnya stimulasi saat usia batita, terutama anak di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stimulasi perkembangan batita oleh ibu. Desain penelitian ini deskriptif sederhana dengan metode consecutive sampling terhadap 92 ibu di Desa Jungjang Kecamatan Arjawinangun, Cirebon. Hasilnya, lebih banyak ibu yang sering melakukan stimulasi perkembangan pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi kemandirian (51,1 % dan 51,1 %) daripada aspek motorik kasar dan motorik halus (43,5 % dan 44,6 %), dan berdasarkan keseluruhan aspek perkembangan, lebih banyak ibu yang jarang melakukan stimulasi (51,1 %) dibandingkan ibu yang sering melakukan stimulasi (48,9 %). Disarankan bagi tenaga kesehatan terutama perawat anak agar mengoptimalkan edukasi mengenai stimulasi perkembangan anak pada ibu-ibu di pedesaan. ......Toddler period was golden and critical age which needed to be optimized by parents to stimulate their child developments so that developmental delay could be prevented, especially by mother who has closer emotional bound with children. Children developmental delay phenomena in Indonesia, especially in rural area, was still exist caused by lack of development stimulation when they were in toddler age. The aim of this descriptive study is to describe development stimulation of toddler age children by mother. This study with consecutive sampling method is included 92 mothers in Jungjang Village, Arjawinangun, Cirebon. The results were mothers who often give stimulation of talking, language, socialization and autonomy aspects (51,1 % and 51,1 %) were more than gross motoric and fine motoric aspects (43,5 % and 44,6 %), and according to whole aspects of development, mothers who rarely give stimulation (51,1 %) is more than mothers who often give stimulation (48,9 %). It’s recommended for health services and pediatric nurses, especially in rural area, to educate the mothers about the importance of stimulating their children in toddler age.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Safitri
Abstrak :
Gagal tumbuh selama ini menggunakan pengukuran antropometri menurut indeks konvensional yang diukur terpisah, sementara kekurangan gizi tidak dapat berdiri sendiri. Pengukuran gagal tumbuh menggunakan CIAF diperlukan untuk melengkapi kegagalan antropometri yang lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gagal tumbuh dengan perkembangan anak usia 24-59 bulan di desa lokus stunting wilayah kerja Puskesmas Sungai Limau. Menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik simple random sampling, analisis chisquare dan regresi logistik model faktor risiko dengan sampel 105 anak usia 24-59 bulan. Anak mengalami perkembangan meragukan sebanyak 31,4%, perkembangan sesuai 68,6%, gagal tumbuh sebanyak 29,5% dan normal 70,5%. Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara gagal tumbuh dengan perkembangan anak(p=0,028), gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan motorik kasar (p=0,002) dan kemampuan bicara bahasa (p=0,050).Variabel lain yang berhubungan dengan perkembangan anak yaitu pendidikan ibu (p=0,002), pekerjaan ibu (p=0,003), pendapatan(p=0,003), ASI ekslusif (p=0,0034), dan stimulasi (p=0,0005). Analisis multivariat menunjukkan gagal tumbuh tetap konsisten berhubungan dengan perkembangan anak (p=0,002). Gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan meragukan setelah dikontrol beberapa variabel kovariat. Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak memerlukan kerjasama dan komitmen lintas sektor kesehatan dan pendidikan yaitu mengintegrasikan kegiatan posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini. ...... Failure to thrive so far using anthropometric measurements according to conventional indices measured separately, while malnutrition cannot stand alone. Measurement of failure to thrive using CIAF is needed to complement more comprehensive anthropometric failures. This study aims to determine the relationship between failure to thrive and the development of children aged 24-59 months in the stunting locus village of the Sungai Limau Health Center work area. Using a cross-sectional study design with simple random sampling techniques, chisquare analysis and logistic regression risk factor models with a sample of 105 children aged 24-59 months. Children experienced dubious development as much as 31.4%, corresponding development 68.6%, failure to grow as much as 29.5% and normal 70.5%. Bivariate results showed an association between failure to thrive with child development (p = 0.028), failure to thrive was associated with gross motor development (p = 0.002) and speech skills (p = 0.050). Other variables related to child development were maternal education (p = 0.002), maternal employment (p = 0.003), income (p = 0.003), exclusive breastfeeding (p = 0.0034), and stimulation (p = 0.0005). Multivariate analysis showed failure to thrive remained consistently associated with child development (p = 0.002). Failure to thrive was associated with dubious development after controlling for several covariate variables. The implementation of early detection programs for child growth and development requires cooperation and commitment across the health and education sectors, namely integrating posyandu and Early Childhood Education activities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amanda Hatibie
Abstrak :
Deteksi dini keterlambatan perkembangan merupakan hal yang penting, agar anak tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan intervensi dini. Sayangnya, hanya 23% dokter anak yang konsisten menggunakan instrumen penapisan terstandar. Faktor penghambat yaitu keterbatasan sumber daya, kurangnya konsensus mengenai instrumen yang paling cocok digunakan, serta kurangnya kepercayaan diri seorang dokter karena pelatihan yang kurang memadai. WHO merekomendasikan kriteria uji penapisan berbasis keluarga, memiliki kesahihan dan keandalan, dapat digunakan oleh beragam kultur, ringkas, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penelitian ini bertujuan menciptakan instrumen penapisan perkembangan anak khususnya usia 12 bulan yang tervalidasi, berupa kuesioner orangtua, daring, berbahasa Indonesia. Proses penelitian terbagi menjadi dua, yaitu tahap penyusunan kuesioner (perumusan pertanyaan, diskusi panel ahli, putaran Delphi, wawancara kognitif) dan tahap validasi. Metode Delphi dua putaran melibatkan ahli di bidang tumbuh kembang anak. Kuesioner awal berjumlah 100 pertanyaan tereduksi menjadi total 35 pertanyaan dari 5 ranah perkembangan; diujikan kepada 110 subjek orangtua yang memiliki anak usia 9-15 bulan. Kesahihan kuesioner tiap ranah berada dalam rentang kuat dan sangat kuat (r= 0,663-0,860). Nilai alfa Cronbach untuk tiap ranah perkembangan berkisar 0,479- 0,838; sedangkan untuk seluruh ranah yaitu 0,827. Studi ini menunjukan bahwa kuesioner terbukti sahih dan andal sebagai alat penapisan perkembangan anak usia 12 bulan. ......Early detection of developmental delays is crucial for a child, so as not to lose the opportunity to get early intervention. Unfortunately, only 23% of pediatricians consistently use standardized screening instruments. The obstacles are limited resources, lack of consensus on the most suitable instrument to use, and lack of confidence in a doctor due to inadequate training. WHO recommends criteria for screening tests that are family based, have validity and reliability, can be used by various cultures, are concise, and use perceptible language. This study aims to develop a validated screening tool for child development, especially 12 months of age, in the form of an online parent-based questionnaire, written in Bahasa. There are two stages; generating item questionnaire (question formulation, expert panel discussion, Delphi rounds, cognitive interviews) and tool validation. Two rounds Delphi involves experts in child development. The initial questionnaire consists of 100 questions which reduced to a total of 35 questions from 5 development domains; tested on 110 subjects who have children aged 9-15 months. The validity for each domain ranged strong and very strong (r = 0.663-0.860). Cronbach's alpha values for each domain ranged from 0.479 to 0.838; while for the entire domain, it is 0.827. This study shows that the questionnaire is valid and reliable as a screening tool for the development of children aged 12 months.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Setyaningrum
Abstrak :
ABSTRAK Kurang energi dan protein berhubungan dengan perkembangan intelektual. Kabupaten Kulon Progo merupakan Kabupaten dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk tertinggi di Provinsi DIY. Di Puskesmas Kokap I terdapat banyak balita kurang gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perkembangan anak umur 1-5 tahun dengan riwayat KEP. Delapan puluh lima anak dengan riwayat gizi kurang dan gizi buruk diskrining dengan Denver II untuk mengetahui perkembangannya normal atau suspek. Berat badan disalin dari KMS. Hasilnya ditemukan 36,5 % suspek. Sebesar 57,1% ditemukan suspek pada anak yang mulai mengalami gangguan gizi pada usia 1-6 bulan, sebesar 61,9% anak dengan lama gangguan gizi lebih dari separuh usianya dicurigai, 64% anak yang pernah mengalami gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan. Subjek yang BBLR, prematur, dan lahir dengan tindakan cenderung dicurigai. Semakin awal gangguan gizi, semakin lama mengalami gizi kurang dan buruk cenderung terjadi keterlambatan perkembangan, Disarankan agar diberikan penangan dan stimulasi perkembangan kepada balita KEP selain itu diperlukan penelitian lebih lanjut dengan subjek yang lebih banyak. ABSTRAK Lack of energy and protein are related to intellectual development. Kulonprogo district is the highest prevalence of undernourishment and malnutrition district in the province of Yogyakarta. In public health center Kokap 1 there were many toddler with PEM. The study aims to describe the development of children aged 1-5 years with a history of PEM. Eighty-five children with a history of undernourishment and malnutrition were screened with the Denver II to determine the normal development or suspected. Weight were copied from the grow-chart. I found 36.5% suspected. About 57.1% of suspects found in children who begin to nutritional disorders at age 1-6 months, 61.9% of children with more than half of their age within nutritional disorders were suspected, 64% of children who had experienced malnutrition were suspected. LBW, premature, and was born without spontaneous labor were related to suspect development delay. The earlier a nutritional disorder, the longer experiencing undernourishment nutrition and malnutrition likely to delay development. I recommend to give therapy and developmental stimulation to the PEM infants and toddlers. Further studies needed toexplore the situation with more subjects.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Edwin Adhi Darmawan
Abstrak :
Gangguan tidur pada bayi atau anak merupakan masalah yang sering didapatkan orang tua. Sekitar 20-30 % bayi di dunia mengalami gangguan pada tidurnya. Gangguan tidur pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dalam aspek fisik, sosial, kognitif, dan perilaku anak. Hal ini penting karena perkembangan dan pertumbuhan memegang peranan penting hingga usia lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mencari prevalensi gangguan tidur dan hubungan antara gangguan tidur dengan perkembangan dan pertumbuhan anak usia usia 6 sampai 36 bulan di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan April 2014 hingga Juli 2015 terhadap 62 anak usia 6-36 bulan di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive dan merupakan studi analitik seksi silang. Pengambilan data pada sampel dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner yang telah di uji coba dan BISQ. Hasil analisis bivariate menunjukkan P-value >0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gangguan tidur sebanyak 17,7% dari 62 subjek terdiri dari 33 anak laki-laki dan 29 anak perempuan. Dari tingkat pendidikan ayah dan ibu sebagian besar masuk ke dalam kategori menengah dengan 63,4 % dan 59,6%. Sebanyak 59,6 % anak minum ASI pada variabel perilaku anak sebelum tidur dan 38,7 % mengaku biasa saja pada kategori kesulitan menidurkan anak. Pada status gizi dan status perkembangan, 72,7 % anak dikelompokkan ke kategori status gizi normal dan 58% anak dikelompokkan ke kategori status perkembangan sesuai. Setelah dilakukan uji hipotesis Fisher, tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara gangguan tidur dengan pertumbuhan dan perkembangan (P>0,05). ......Sleep disorder on kids is a problem that is often faced by parents. Around 20 to 30% babies have sleep disorder worldwide. Sleep disorder can cause disturbance to children?s growth and development. This issue needs to be addressed well, considering this particular age is the golden period that determines the children?s future growth and development. This research aims to seek for the relation between sleep disorder with growth and development on children aged 6 to 36 months in Kampung Melayu, East Jakarta. This research is a cross-sectional study, and the data is taken through anthropometry measurement and filling two sets of questionnaires, general questionnaires regarding growth and development and BISQ. Data is then analyzed in bivariate, which the result shows p value > 0,05. This means that there is no statistically relevant relation between sleep disorder with nutritional status and development. This study shows that the prevalence of sleep disorder is 17,7% out of 62 subjects, which consist of 33 boys and 29 girls. The education status shows that 63,4% of fathers and 59,6% of mothers are in average category. 59,6% of children are breastfed before sleep and 59,6% of parents don?t undergo significant problems while putting their children to sleep. For the categories of nutritional status and development, 72,7% of children have normal nutritional status and 58% have appropriate development. Through Fisher test, there is no statistically relevant relation between sleep disorder and growth and development (p>0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>