Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Ayu Rahmawati
Abstrak :
Kebiasaan makan tidak baik dapat berdampak pada status gizi dan dalam jangka panjang memiliki manifestasi terhadap risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan pada remaja di SMA Negeri 81 Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional). Kebiasaan makan sebagai variabel dependen merupakan variabel komposit dari frekuensi makan, porsi konsumsi kelompok jenis pangan, dan frekuensi konsumsi makanan cepat saji. Sementara itu, variabel independen pada penelitian ini adalah peran teman sebaya, frekuensi penggunaan media sosial (twitter, youtube, instagram, dan blog) untuk mencari konten tentang makanan, pengetahuan gizi, tingkat stres, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, dan uang saku harian. Data pada penelitian ini diambil secara daring dari 176 responden di kelas X dan XI secara acak dengan menggunakan kuesioner dan SQ-FFQ yang diisi secara mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 84,6% responden memiliki kebiasaan makan tidak baik. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara kebiasaan makan dengan pengetahuan gizi (p=0,017). Tidak ditemukan adanya faktor dominan kebiasaan makan pada penelitian ini, akan tetapi berdasarkan hasil analisis regresi logistik ditemukan kecenderungan bahwa remaja dengan pengetahuan gizi tidak baik berpeluang memiliki kebiasaan makan tidak baik sebesar 4,6 kali. ......Unhealthy eating habits can have an impact of nutritional status and for a long term can manifested to health risk. The aim of this study is to determine factors of eating habits adolescent in SMA Negeri 81 Jakarta. The research of this study is quantitative and cross sectional design. Eating habits as dependent variable is the composite variable from daily meal frequency, portion consumption by food category, and fast food frequency. Meanwhile, the independent variables of this study are peer influences, frequency of social media (twitter, youtube, instagram, and blog) used to search food content, nutrition knowledge, stress level, father’s educational level, mother’s educational level, and daily pocket money. Data were collected by online used self-reported questionnaire and SQFFQ from 176 adolescent in first and second grade by system random sampling. The result showed 84,6% of respondent had unhealthy eating habits. The result indicated there was a significant difference in the proportion of unhealthy eating habits and nutrition knowledge (p=0,017). Based on multiple regression analysis, there is no dominant factor of eating habits in this study. However, this study found a tendency that adolescents with poor nutrition knowledge have the opportunity 4,6 higher to have unhealthy eating habits.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidy ayu Larasati
Abstrak :
Sarapan merupakan waktu penting untuk menjaga kecukupan gizi tubuh selama beraktivitas. Melewatkan sarapan dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi dan akan mengakibatkan tubuh menjadi lemas, lesu, mengantuk, pusing, kesulitan berkonsentrasi, penurunan prestasi akademik, serta dapat mengganggu tumbuh kembang fisik dan seksual pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan proporsi kebiasaan sarapan dengan faktor-faktor yang memengaruhinya pada siswa/i SMA Budhi Warman 2 Jakarta Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah responden 152 siswa yang berasal dari kelas X dan XI. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan SQ-FFQ yang diisi secara mandiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 54,5 % siswa memiliki kebiasaan sarapan yang tidak baik. Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan pada kebiasaan sarapan berdasarkan pengetahuan gizi (p-value=0,032), kebiasaan jajan (p-value=0,007), ketersediaan sarapan (p-value=0,006), pekerjaan ibu (p-value=0,037), dan pengaruh orang tua (p-value=0,037). Peneliti menyarankan untuk diberikannya promosi dan pendidikan gizi mengenai sarapan agar siswa menyadari pentingnya sarapan. ...... Breakfast is an important meal to maintain adequate body nutrition during the activity. Skipping breakfast can cause the body to lack energy and will cause the body to become weak, lethargic, drowsy, dizzy, difficulty concentrating, decreased academic achievement, and can interfere with physical and sexual development in adolescents. This study aims to determine the description and differences in the proportion of breakfast habits with the factors that influence it on high school students at SMA Budhi Warman 2 Jakarta 2020. This study used cross sectional study design with a total 152 students that were taken from class X and XI as respondents. Data were collected using a questionnaire and SQ-FFQ that were filled in independently by respondents. The results showed that 54,5 % of students had poor breakfast habits. There is a significant difference in the proportion of breakfast habits based on nutritional knowledge (pvalue=0,032), snacking habits (p-value=0,007), availability of breakfast (pvalue=0,006), mother’s job (p-value=0,037), and parental influence (p-value=0,045). The researcher suggests that nutrition promotion and education about breakfast can be given so that students will be more aware of the importance of breakfast.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Rimasandi
Abstrak :
Konseling dengan pendekatan gaya hidup untuk perubahan perilaku, salah satunya dengan diet penurunan kalori, telah terbukti dapat menangani gizi lebih. Akan tetapi, pemberian intervensi tatap muka memiliki beberapa keterbatasan, antara lain keterbatasan jangkauan intervensi, serta pemberian umpan balik yang tidak tepat waktu. Berbagai studi menunjukkan bahwa konseling gizi dengan menggunakan metode telehealth dapat berperan dalam penanganan gizi lebih. Saat ini penelitian mengenai telehealth dalam bidang gizi di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendampingan gizi yang meliputi pemberian konseling, edukasi, dan monitoring evaluasi berbasis telehealth terhadap pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan pemberian intervensi selama 3 minggu berupa pendampingan gizi pada 21 PNS wanita di Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (perlakuan) dan edukasi gizi pada 15 PNS wanita Dinas Pendidikan Kota Depok (kontrol) yang mengalami gizi lebih. Penelitian ini menilai perubahan pengetahuan gizi dan asupan gizi makro setelah diberikan intervensi dengan menggunakan uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan (p value 0,010), penurunan asupan energi (p value 0,010), protein (p value 0,016), dan karbohidrat (p value 0,001) pada kelompok perlakuan dan adanya penurunan asupan protein (p value 0,012) pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi makro antar kelompok. ......Counseling with a lifestyle approach to behavior change, such as calorie-decreasing diet, has been shown to be able to handle overnutrition. However, giving face-to-face interventions has several limitations, including limited range of interventions, as well as providing timely feedback. Various studies show that nutritional counseling using the telehealth method can play a role in handling overnutrition. Current research on telehealth nutrition intervention in Indonesia is still limited. Therefore, this study aims to look at the effect of nutritional assistance which includes providing telehealth-based counseling, education, and monitoring evaluation of nutrition knowledge and macronutrient intake. The research design used was quasi-experimental with 3 weeks intervention of nutritional assistance at 21 female civil servants at the Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok (intervention) and nutrition education at 15 female civil servants in Dinas Pendidikan (control) who are overweight or obese. This study assessed changes in knowledge and macronutrient intake after intervention was given using the average difference test. The results showed an increase in knowledge (p value 0.010), decreased energy intake (p value 0.010), protein (p value 0.016), and carbohydrate (p value 0.001) in intervention group and a decrease in protein intake (p value 0.012) in the control group after intervention. There is no difference in changes in nutrition knowledge and macronutrient intake between groups
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Elva
Abstrak :
Di Indonesia penduduk lanjut usia (usia 60 tahun ke atas) diperkirakan semakin meningkat. Meningkatnya populasi lanjut usia (lansia) ini perlu diurmuskan kebijakan dan program yang ditujukan pada lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi lansia di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 yang dilakukan selama 2 bulan (Maret-April 2010). Data primer yang diambil berupa pengukuran data antropometri (tinggi badan berat badan) dan wawancara untuk data karakterisik lansia (umur, jenis kelamin, status perkawinan, pengetahuan gizi, riwayat sakit dan gangguan suasana hati), faktor sosial ( tingkat pendidikan, status pekerjaan, status tinggal, aktifitas sosial), dan pola hidup (aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi makanan yaitu asupan energi dan protein). Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan kriteria inklusi lansia yang berumur 60 ke atas dengan jumlah sampel sebanyak 254 responden. Analisis yang digunakan adalah chi square, odd ratio dan multivariat regresi multinomial. Proporsi lansia yang berstatus gizi kurang hampir sama (24% dan19,7%). Hasil analisis dengan menggunakan regresi multinomial didapatkan variabel yang secara statistik berhubungan dan faktor dominan dengan status gizi kurang adalah variabel gangguan suasana hati dengan nilai OR=6,9, sedangkan variabel dominan pada status gizi lebih adalah variabel kebiasaan merokok.
In Indonesia, the elderly population (aged 60 years and over) are expected to rise in amount. Increasing proportion of elderly people (older) is required to formulate elderly policies and programs so them can play a role in development and not be a burden for the society. This objective study aimed to determine factors associated with the nutritional status of elderly in Porsea Subdistrict, Toba Samosir District, Year 2010, North Sumatra Province which conducted within two months (March-April 2010). The primary data were taken in the form of measurements of anthropometric data (height and weight) and interview data for parent characteristics (age, sex, marital status, nutritional knowledge, mood disorder, history of illness) education level, employment status, living status, social activity, physical activity, smoking habits, and food consumption (energy and protein intake). The study using cross sectional design with the inclusion criteria aged 60 above with the total sample of 254 respondents aged above 60 year. Chi square, odd ratio and multivariate multinomial regression analysis were used. The proportions of elderly who suffered from under nutrition was almost the same with the ovenutrition (24% and 19,7% respectively). Results of data analysis using multinomial regression showed mood disorder was significantly correlated and dominant factors on undernourished status with the p-value of OR = 6,9, while the smoking habits was the dominant factors on the overnutrition.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30833
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Apriliani Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan tentang gizi seimbang pada siswa kelas V SD setelah diberikan intervensi dengan menggunakan media leaflet dan video. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan dua kelompok perlakuan. Penelitian ini dilakukan kepada 46 siswa kelas V di SDN terpilih. Kelompok leaflet berjumlah 24 siswa dan kelompok video berjumlah 22 siswa. Pengambilan data penelitian dilakukan sebanyak 4 kali, yang terdiri dari 1 kali pre test dan 3 kali post test untuk melihat retensi pengetahuannya. Uji statistik yang digunakan yaitu t berpasangan untuk menganalisi perubahan di dalam masing-masing kelompok dan uji t independen untuk melihat perbedaan antara kelompok serta hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan pengetahuan dan penurunan retensi pada masing-masing kelompok (p<0,05), dengan penurunan retensi pengetahuan yang paling sedikit yaitu pada kelompok video dibandingkan kelompok leaflet. ......The Purpose of this research is to understand the change of knowledge nutrition among studenst class 5 in elementary public school after being given tha intervention by using leaflet and video media. Design study that is used is quasy experiment with two treatment group. This research is aplicated to 46 students of the 5th grade in several Elementary School in Bekasi City. Leaflet group consists of 24 students and video group consists of 22 students. Tha data is taken 4 times in each group, included 1 pre test and 3 post test to observe the knowledge retention. The statistic test that is used is t test dependent to analyze the retention scor change within group and t independent to analyze the differences scor between groups and the relationship of characteristics of respondents to the level of knowledge. The result of this research shows the change of knowledge retention in each group (p<0,05), with decreased retention of knowledge is in video group compared to leaflet group.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nichita Marsha Deviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan dan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan pada siswa kelas 4 & 5 SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=134). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 60,7% responden memiliki perilaku konsumsi mie instan sering dan ada hubungan antara pengetahuan gizi &mie instan, preferensi terhadap mie instan, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku konsumsi mie instan. Preferensi terhadap mie instan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku konsumsi mie instan. Pihak sekolah perlu melakukan upaya untuk memberikan informasi dan intervensi mengenai perilaku konsumsi mie instan yang sehat dan aman pada siswa dan orang tua murid melalui penyuluhan yang bekerja sama dengan puskesmas. ...... The purpose of this study was to determine the factors associated with instant noodles consumption behavior and factor that dominant associated with instant noodles consumption behavior in student grades 4 & 5 in SDN Pondok Kelapa 04 Pagi. Research design in this study was a cross sectional and total sample was all students grades 4 & 5 (n=134). Result in this study showed that 60,7% respondent had instant noodles consumption behavior often and there was a relationship between knowledge of nutrition and instant noodles, instant noodles preferences, and peer influence with instant noodles consumption behavior. Suggest from researcher is school should give information and intervention about instant noodles consumption behavior that healthy and safety to students and parents by way of counseling in collaboration with the relevant agencies clinic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Fitria Aiprilawati
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai lingkar pinggang pada staf kependidikan FKM UI Depok tahun 2014. Tujuan skripsi ini untuk mengetahui gambaran faktor-faktor, hubungannya dan faktor dominan lingkar pinggang. Faktor-faktor tersebut yaitu usia, jenis kelamin, riwayat genetik, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, durasi tidur, kebiasaan merokok, asupan energi, asupan karbohidrat dan asupan lemak. Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dapat mengindikasikan penumpukan lemak viseral tubuh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuatitatif dengan desain studi cros sectional. Penelitian ini dimulai dari tanggal 7 April hingga 25 April 2014. Terdapat 122 responden yang telah menyelesaikan pengisian dan wawancara kuesioner maupun pengukuran lingkar pinggang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ukuran lingkar pinggang responden sebesar 84,59 cm dengan prevalensi 41,8% memiliki lingkar pinggang melebihi cut off points. Maka terdapat hubungan antara jenis kelamin, riwayat genetik dan pengetahuan gizi terhadap lingkar pinggang. Hasil analisis multivariat, asupan lemak dan riwayat genetik sebagai faktor dominan lingkar pinggang. Peneliti menyarankan untuk mengurangi asupan lemak, menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pengukuran lingkar pinggang.
ABSTRACT
The focus of this study is about waist circumference in Education Staff at Faculty of Public Health, University of Indonesia, Depok 2014. The purpose of this study is to know about factors, its association and dominant factor of waist cirvcumference. The factors are age, sex, genetic history, nutrition knowledge, physical activity, sleep duration, smoking habit, energy intake, carbohydrate intake and fat intake. Waist circumference is an anthropometric measurement that indicating visceral fat accumulation. This study used quantitative method and cross sectional design. It was started on April 7th until April 25th. There are 122 respondents who fulfilling questionnaire and waist circumference measurement. This study’s result that mean of waist circumference is 84,59 cm with prevalence of waist circumference above cut off points is 41,8%. So, there is an association between sex, genetic history and nutrition knowledge with waist circumference. After using multivariate analysis, fat intake and genetic history as dominant factor of waist circumference. The researcher suggests to reduce fat intake, implement health lifestyle and often do waist circumference measurement.
2014
S55913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Thea
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak dari konstipasi fungsional yaitu kualitas hidup menurun, dapat meningkatkan biaya kesehatan tambahan yang harus dikeluarkan dan menurunkan produktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara jenis kelamin, asupan serat, cairan, konsumsi minuman probiotik, aktivitas fisik, status gizi, stres, dan pengetahuan gizi terhadap kejadian konstipasi fungsional, serta untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian konstipasi fungsional pada siswa SMA Swasta Bunda Mulia Jakarta Pusat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian cross-sectional. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 150 orang siswa dari kelas X dan XI. Data diambil dengan menggunakan kuesioner, wawancara recall 24 jam serta juga dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada siswa. Data yang terkumpul diolah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji Chi- Square. Dari hasil penelitian ini diketahui sebanyak 74,7% siswa mengalami konstipasi fungsional. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kejadian konstipasi fungsional adalah aktivitas fisik dengan nilai p-value 0,004 dan memiliki OR 6,66.
ABSTRACT
The impact of functional constipation, include the quality of life decreases, increase the additional health costs that must be incurred and reduce productivity. The purpose of this study was to determine the relationship between gender, fiber intake, fluids intake, consumption of probiotic drinks, physical activity, nutritional status, stress, and nutritional knowledge on the incidence of functional constipation, as well as to determine the dominant factors in the incidence of functional constipation on senior highschool students who studying in Bunda Mulia Private Highschool Central Jakarta. The research design used in this study was a cross-sectional research design. The number of respondents studied was 150 students from class X and XI. Data was taken using questionnaires, 24-hour recall interviews and also measurements of body weight and height in students. The collected data was processed by Chi-Square test. The results of this study found that 74.7% of students had functional constipation. The dominant factor that most related to the occurrence of functional constipation is physical activity with a p-value of 0.004 and has OR 6.66.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihananda Vania Araminta
Abstrak :
Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan merupakan suatu kondisi dimana anak menolak makan, atau mengalami kesulitan saat mengonsumsi makanan dan minuman. Prevalensi kejadian picky eating di Indonesia masih cukup besar, yakni sebanyak 45.5%. Anak dengan perilaku picky eating juga banyak ditemukan di kota-kota besar, salah satunya di Jakarta dengan prevalensi sebesar 33.6%. Kesulitan makan pada anak yang dibiarkan terjadi dalam jangka waktu yang lama, akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin, dan mineral, serta defisiensi zat gizi. Kecenderungan perilaku picky eating erat hubungannya dengan cara orang tua memberikan makan kepada anak, pola asuh, pengetahuan gizi, orang tua pendapatan, dan ketersediaan makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dari beberapa faktor tersebut dengan perilaku picky eating, yang dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain studi cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dari pengisian kuesioner secara daring yang melibatkan 127 responden yang merupakan ibu dari anak usia 2-5 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27.6% anak usia 2-5 tahun di DKI Jakarta yang memiliki perilaku picky eating dan dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya hubungan riwayat penerapan responsive feeding dengan perilaku picky eating (p-value = 0.016). Variabel lain yang berhubungan secara signifikan (p-value < 0.05) yakni pola asuh, pengetahuan gizi, dan ketersediaan makanan. Sementara itu, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan (p-value > 0.05) antara pendapatan orang tua dengan perilaku picky eating. Dengan demikian, orang tua diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk dapat mencegah dan mengatasi kejadian picky eating pada anak. ......Picky eating or picky eating behavior is a condition where a child refuses to eat, or has difficulty consuming food and drink. The prevalence of picky eating in Indonesia is still quite large (45.5%). Children with picky eating behavior are also commonly found in big cities, one of which is in Jakarta, with a prevalence of 33.6%. Eating difficulties in children that are allowed to occur for a long time will cause several negative impacts, such as dehydration, electrolyte imbalance, vitamin and mineral deficiencies, and nutritional deficiencies. The tendency for picky eating behavior is closely related to the way parents feed their children, parenting patterns, nutritional knowledge, parents' income, and food availability. The purpose of this study was to examine the relationship between these factors and picky eating behavior, which was carried out using quantitative methods and a cross-sectional study design. This study uses primary data from filling out online questionnaires involving 127 respondents who are mothers of children aged 2-5 years who live in DKI Jakarta. The results showed that there are 27.6% of children aged 2-5 years in DKI Jakarta who have picky eating behavior and it can be concluded that there is a relationship between a history of implementing responsive feeding and picky eating behavior (p-value = 0.016). Other variables that were significantly related (p-value < 0.05) were parenting patterns, nutritional knowledge, and food availability. Meanwhile, there was no significant relationship (p-value > 0.05) between parents' income and picky eating behavior. Thus, parents are expected to pay attention to these factors to be able to prevent and overcome the incidence of picky eating in children
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amita Paramal Dini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, lingkungan, dan sistem makro dengan perilaku makan remaja. Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan di SMA Negeri 64 Jakarta. Siswa terpilih (n = 185, umur 15-17 tahun, semua jenis kelamin) mengisi angket yang berisi pertanyaan tentang identitas responden, pengetahuan dan sikap gizi, citra tubuh, teman sebaya, makan bersama keluarga, sumber informasi gizi, serta perilaku makan. Berat badan dan tinggi badan juga diukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 91,4% memiliki perilaku makan tidak sehat. Pengetahuan gizi dan citra tubuh berhubungan dengan perilaku makan remaja. Oleh karena itu, perlu ada program promosi gizi dan kesehatan yang khusus menargetkan remaja supaya pesan dan cara penyampaiannya lebih mudah diterima.
ABSTRACT
The aim of the study was to determine the interactions between individual, environmental, and macro system factor, with eating behaviors among adolescents. A cross-sectional survey was conducted at State Senior High School SMA 64 Jakarta. A selected group of students (n = 185, aged 15-17 years, both sexes) completed self-reported questionnaire which contained questions about subject identities, nutrition knowledge and attitude, body image, peer group, family meal frequency, exposure to nutrition information, and eating behavior. Weight and height were measured. The result of the study was 91,4% participants had unhealthy eating behaviors. Nutrition knowledge and body image associated to adolescents? eating behavior. The result suggested there should be a nutrition and health promotion programme designed for adolescents.
2014
S57181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>