Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Latupeirissa, Hendrico Firzandy
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap jejak spatial historis dan kehadiran kelompok Miss Tjitjih di lokasinya saat ini, serta mengungkap bagaimana kelompok ini tetap bertahan di lokasinya justru ketika penghidupan tidak terlalu berpihak. Saya melihat hubungan Master dan karyawannyalah yang mendasari bertahan dan meruangnya kelompok ini. Hubungan inilah yang kemudian membentuk karakter dan hubungan sosial diantara aktor-aktor yang terkait. Untuk itulah saya menggunakan teori Patron-Client untuk mengungkap fenomena Miss Tjitjih ini. Fokus penelitian akan berpusat pada hubungan sosial di dalam kelompok dan hubungan patron-client serta melihat implikasinya terhadap aspek spasial dan ruang daur hidupnya. Untuk mengungkap hal ini saya menggunakan penelitian yang berifat kualitatif. Kehidupan kelompok ini kemudian dibagi kedalam tiga periode kehadiran mereka di Jakarta yang terkait dengan lokasi dan kehadiran figur patron di dalam kelompok. Sementara data akan diangkat dari observasi lapangan dan wawancara terhadap anggota-anggota Miss Tjitjih yang pernah hidup di tiga periode kehadiran mereka di Jakarta. Analisis akan dilakukan dengan membandingkan hasil temuan lapangan dengan teori Patron-Client. Saya menemukan bahwa client sangat bergantung kepada patron dan membuat kelompok Miss Tjitjih tidak pernah beranjak dari lokasi bermukimnya. Ketergantungan inilah yang membuat kelompok Miss Tjitjih meruang dengan cara yang berbeda di periode terakhir ketika figur patron hilang dari dalam kelompok. Hal ini mereka lakukan untuk mempertahankan penghidupan dan kehidupan yang terkait dengan reward yang mereka anggap sebagai bagian dari hak mereka.
ABSTRACT
The purpose of this study is to reveal the historical spatial traces of Miss Tjitjih, while revealing how this group remained in its current location when livelihoods are not too closely aligned with them anymore. I see that the relation between Master and his employees underlies the survival and the settlement of this group. The employer and employees relationship is then shaping the character and social relations between actors in it. That is why i use the theory of Patron-Client to reveal Miss Tjitjih phenomenon. To reveal this phenomena, qualitative research is needed. This group then be divided into three periods of their presence related to the location and the presence of patron figure in the group. While data will be gathered from field observations and interviews on several members of Miss Tjitjih who have lived in three periods of their presence in Jakarta. The analysis will be done by comparing the results with Patron ? Client theory. Patron - client relationships in this complex seems giving great influence on the formation of members character and the group?s life cycle space. Client?s dependency to patron has made the group never left settlement location provided by the patron. This dependency ultimately makes the group creating their space in different ways in the last period when the patron figure is missing from the group . It turned out that they do this in order to sustain their life and livelihoods which connected with rewards which regarded as part of their rights.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Caesario Nugroho A, Author
Abstrak :

Fokus Tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan patron-klien dalam kegiatan birokrasi dan bagaimana dinamika para aktor birokrat dengan konteks dan agen-agen sosial yang dihadapi di tempat kerja. Tulisan ini mengangkat kasus di sebuah institusi pemerintahan di Jakarta dengan mengamati berbagai kegiatan birokrasi dan sosial yang terjadi di lapanmgan. Tidak hanya melihat pada hubungan-hubungan sosial saja, tulisan ini juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang dibawa oleh para aktor birokrat mempengaruhi hubungan yang ada. Dinamika hubungan dan nilai yang diangkat dalam tulisan ini digambarkan dalam bentuk narasi ilmiah yang menyajikan bagaimana hubungan yang ada dibentuk, dipertahankan terhadap konteks birokrasi dan agen-agen sosial lain yang pada akhirnya melahirkan dan melanggengkan hubungan patron-klien dalam birokrasi. ......The focus of this paper is to describe the patron-client relationship in the activities of the bureaucracy and how the dynamics of the bureaucrats in the context of social agents encountered in the work place. This paper raised a case of government institution in Jakarta by observing the bureaucratic and social activities that occur in the field. This paper not only look at the social relations alone, but also illustrates how the values ​​taken by the actors bureaucrats affect existing relationships. The dynamics of relationships and values ​​raised in this paper is described in the form of scientific narrative that presents how an existing relationship formed, maintained the bureaucratic context and other social agents that ultimately gave birth to and perpetuate the patron-client relationship in the bureaucracy.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Nurhadi Yuwono
Abstrak :
Tesis ini adalah tentang sistem pelayanan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor di kantor Samsat wilayah Majapahit. Perhatian utama dalam kajian ini adalah hubungan sosial Patron-Klien antar pejabat Dit Lantas, antara petugas Samsat dengan petugas Samsat, antara petugas Samsat dengan biro jasa dan antara petugas Samsat dengan calo sehingga mempengaruhi jalannya proses penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) pendaftaran kendaraan baru (BBN I), Mutasi Luar Daerah dan Pengesahan / Perpanjangan kurang sepenuhnya berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Tujuan dalam tesis ini adalah untuk menunjukkan hubungan Patron-Klien yang terjadi di kantor Samsat wilayah Majapahit sehingga dapat mempengaruhi jalannya proses yang sebenarnya terhadap penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Dalam mengkaji hubungan sosial Patron-Klien dalam penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) di kantor Samsat wilayah Majapahit digunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi etnografi yang dilakukan dengan cara pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman. Hasil dari penelitian ditemukan ada hubungan-hubungan Patron-Klien yang terjadi di kantor Samsat wilayah Majapahit, yaitu hubungan Patron-Klien antar pejabat Samsat, antara petugas Samsat dengan petugas Samsat, antara petugas Samsat dengan biro jasa dan antara petugas Samsat dengan calo, hubungan tersebut dilakukan dengan pola masing-masing, pola yang dilakukan antar pejabat dilakukan dengan menggunakan surat / memo atau pertelepon kepada bawahannya sedangkan hubungan antara petugas Samsat dengan petugas Samsat dilakukan dengan memberi kode pada formulir pendaftaran, begitu pula pada biro jasa dan calo akan tetapi ada perbedaan apabila dilakukan sesama petugas Samsat tanpa adanya imbalan tetapi apabila dilakukan antara petugas Samsat dengan biro jasa / calo ada imbalan yang diharapkan dari kedua belah pihak. Hubungan Patron-Klien yang menjadikan peraturan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tidak sepenuhnya berjalan sebagai akibat kurangnya gaji petugas Samsat, adanya tuntutan atau kewajiban baik pribadi atau dinas yang harus di penuhi, adanya adagium bahwa tugas di Samsat identik dengan mencari uang serta kurangnnya pengawasan dan pengendalian.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T10819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Dwi Patrojani
Abstrak :
ABSTRAK Skripsi ini menyajikan dinamika perlawanan yang dilakukan oleh petani terhadap pembangun Daerah Irigasi Batang Sinamar di Nagari Pangian. Perlawanan ini terjadi karena petani tidak dapat mengolah sawah sehingga mengalami kerugian semenjak akhir tahun 2015 akibat timbunan dari galian pembangunan irigasi di daerah tersebut. Perlawanan ini sebenarnya telah ditanggapi pihak pemerintah nagari dan kontraktor, namun tidak ditangani dengan baik sehingga membuat sawah petani terbengkalai hingga tahun 2018. Akibatnya petani pun bekerjasama dengan para aktivis dan media untuk menemani masyarakat menyampaikan protes terkait kerugian yang mereka alami. Tindakan ini ternyata membuat petani semakin mengalami tekanan terutama dari pihak pemerintah nagari dan kontraktor yang menggunakan kekuasaan niniak mamak untuk menghambat protes yang dilakukan petani. Tekanan dari niniak mamak tersebut tidak dapat dihindari oleh petani sebab antara petani dengan petinggi adat memiliki hubungan patron-klien yang saling mempengaruhi antara satu sama lain. Adanya relasi patron-client ini membuat petani terpaksa sulit menuntut karena harus menjaga hubungan baik dengan petinggi adat dan mengikuti setiap saran dan arahan yang diberikan oleh petinggi adat tersebut termasuk saran terkait tindakan perlawanan yang tengah mereka lakukan. Dengan menggunakan observasi terlibat dalam penelitian ini ditemukan bahwa bentuk relasi kekerabatan yang biasanya dianggap sebagai agen yang mampu menjadi identitas perlawanan ternyata juga mampu menghambat tindakan perlawanan itu sendiri.
ABSTRACT
This thesis presents the dynamics of resistance carried out by farmers towards Batang Sinamar Irrigation construction in Nagari Pangian. This resistance occurred because farmers were unable to cultivate rice fields so that they suffered losses since the end of 2015 due to heaps from the excavation of irrigation construction in the area. This resistance has actually been responded by the nagari government and contractors, but it has not been handled properly so that farmers' fields have been abandoned until 2018. As a result, the farmers have collaborated with activists and the media to accompany the community to protest their losses. This action turned out to make farmers increasingly under pressure, especially from the nagari government and contractors who used the niniak mamak's power to inhibit protests by farmers. The pressure from niniak mamak cannot be avoided by farmers because between farmers and niniak mamak as traditional leaders have patron-client relations that influence each other. The presence of patron-client relations has made it difficult for farmers because they have to maintain good relations with traditional leaders and follow every suggestion and direction given by the traditional leaders including suggestions regarding the acts of resistance that they are carrying out. By using the participation observation in this study it was found that the form of kinship relations which are usually considered as capable agents of making a successful resistance action was also able to inhibit the act of resistance itself.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sukawinaya
Abstrak :
Pelacuran pada hakekatnya adalah komersialisasi pelayanan seks yang pada umumnya dijajakan oleh perempuan untuk memenuhi kebutuhan biologis laki-laki dengan menerima imbalan materi berupa uang. Masalah pelacuran dicela dalam masyarakat karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Baik dari aspek moral dan sosial maupun dari aspek kesehatan dan hukum. Disisi lain nampaknya secara tersamar pemerintah seolah-olah mengakui keberadaan pelacuran. ini. Adanya komplek lokalisasi pelacuran dengan program rehabilitasi yang dibuat pemerintah. Ditengah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, pelacuran dianggap sebagai salah satu alternatif pemecahannya paling tidak bagi pelakunya. Apalagi pelacuran kalau dibekingi kekuasaan akan tumbuh subur dan dibisniskan. Dan pada kenyataanya pelacuran tetap saja berlangsung. Demikian juga dengan usaha pelacuran di JI.Prapanca Raya No.4 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Usaha pelacuran ini dikelola dengan profesional dan kalau dibandingkan dengan lokasi pelacuran lainnya belum ada yang menyaingi. Pelanggan dan usaha pelacuran ini adalah kelas atas dengan harga jual jasa yang cukup tinggi. Sehingga timbul pertanyaan mengapa usaha pelacuran ini dapat tetap berlangsung ? Bagaimana pengelolaannya dan strategi apa yang diterapkan dalam mempertahankan usaha pelacuran yang dikelolanya. Oleh karena itu dalam kajian ini dibahas pengelolaan usaha pelacuran dan strategi yang diterapkan dan hubungan patron klien yang terjadi. Dengan asumsi saya bahwa dengan membina hubungan baik kepada pejabat pemerintah dan aparat penegak hukum serta strategi-strategi yang diterapkan dan hubungan patron klien, organisasi usaha pelacuran di JI.Prapanca Raya No.4 Kebayoran Baru Jakarta Selatan dapat beroperasi sampai saat ini. Adapun tujuan dari pengkajian ini adalah untuk menunjukkan mengenai strategi yang diterapkan oleh pimpinan organisasi dalam pengelolaan usaha pelacuran sehingga dapat bertahan sampai saat ini dan pola hubungan yang terjadi serta kegiatan yang dilakukan dalam memasarkan jasa pelacuran dan mengikat pelanggan. Dengan mengetahui hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada ilmu kepolisian untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi khususnya yang timbul dari kegiatan pelacuran. Serta memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Jakarta Selatan tentang manfaat dari pelacuran serta dapat membandingkan program rehabilitasi yang selama ini dilaksanakan oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana tehnik pengumpulan data menggunakan pengamatan terlibat termasuk didalamnya adalah wawancara mendalaml berpedoman. Hasil penelitian yang saya dapatkan adalah untuk dapat menjalankan usaha pelacuran ini Hartono Setiawan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) dan Total Quality Service yang berorientasi pada mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Walaupun penerapannya tidak secara seutuhnya karena usahanya bersifat illegal. Disamping itu untuk mengamankan usahanya ia membina hubungan dengan aparat baik sipil maupun militer dan polisi. Sehingga secara tidak langsung terbangun hubungan patron dan klien. Dimana Hartono Setiawan membutuhkan perlindungan (sebagai klien) dari aparat untuk tidak dilakukannya penindakan terhadap usaha pelacuran ini. Jadi aparat (pejabat maupun mantan pejabat) menjadi pelindung (patron) dari mucikari/germo(Hartono Setiawan).
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Feryandes
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kesejahteraan nelayan di Palabuhanratu dengan melihat bagaimana bentuk pola hubungan patron-klien yang ada pada masyarakat nelayan di Palabuhanatu dan bagaimana hubungan patron-klien tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan nelayan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hubungan patron-klien pada masyarakat nelayan di Palabuhanratu terjadi di antara Bakul, Taweu, dan Nelayan Buruh dan posisi Nelayan Buruh lebih cenderung sebagai Klien dan berada di bawah Patron. Selain itu, ditemukan fakta bahwa Taweu dahulunya adalah seorang Nelayan Buruh. Hal ini menujukkan bahwa hubungan patron-klien pada masyarakat Nelayan Palabuhanratu tidak hanya beraspek negatif tetapi juga positif.
ABSTRACT
This thesis discusses about the welfare of fishermen in Palabuhanratu, see how the shape of pattern of patron client relationships that exist in fishing communities in Palabuhanratu, how the patron client relationship can affect welfare of fishermen. This study is qualitative research, using descriptive analysis design. The study concluded, the patron client relationship in the fishing community of Palabuhanratu occurred between Bakul, Taweu, Fishermen Workers. Fishermen Workers are more likely position as client, under Patron. In addition there is fact, the former of Taweu is Fishermen Workers. Patron client relationships in the fishing community of Palabuhanratu not only negative but also have positive aspect.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vidya Imanuari Pertiwi
Abstrak :
Kinship politics has become an old topic of discussion in all countries that adhere to democracy, even for a democratic example country like America. The phenomenon of kinship politics is also inseparable from democracy in Indonesia. The rise of kinship politics is reflected in the implementation of the 2020 Regional Head Elections. This has caused concern from various groups, from the general public to democracy experts. They assume that the practice of kinship politics will harm political developments in Indonesia. Based on this phenomenon, this article aims to review kinship politics in the 2020 Regional Head Elections. The review covers implementing kinship politics, the reasons for the widespread practice of kinship politics in Indonesia, and its implications for governance practices in Indonesia. The methodology used is the method of literature study or literature review. Based on the findings, kinship politics in Indonesia occurs in almost all regions in Indonesia and strengthens in the 2020 Regional Head Elections. This happens because of the pattern of patron-client. Furthermore, negative implications are found in a patronage network that leads to cases of KKN-the Indonesian acronym for corruption, collusion, and nepotism, the destruction of local democracy, and moral hazard problems. The alternative used is political party reform, where the party applies a transparent and merit-based mechanism for regeneration.
Jakarta: Bestuurskunde, 2021
324 BES 1:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Avianto
Abstrak :
Tesis ini tentang kehidupan sopir mobil plat hitam yang diomprengkan yang mangkal di Jalan Jampea Raya, Koja, Jakarta Utara. Didalam kegiatannya meskipun merupakan suatu bentuk pelangggaran terhadap peraturan perundang-undangan lalu lintas, namun mereka tetap bertahan untuk menjalankan kegiatan pengomprengan mobil plat hitam tersebut. Untuk itu fokus didalam tesis ini adalah pola-pola hubungan sosial yang terjalin didalam kegiatan tersebut sehingga terbentuk suatu jaringan sosial. Metode penelitian kualitatif dipilih dalam penelitian ini dengan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, pengamatan terlibat, wawancara baik dengan pedoman maupun tidak dengan pedoman sehingga dapat mengetahui pola-pola hubungan sosial yang terjadi dalam kegiatan sopir-sopir mobil plat hitam yang diomprengkan dan untuk dapat mengetahui strategi mendapatkan pelanggan maupun strategi menghindari penindakan hukum oleh petugas dalam hal ini polisi lalu lintas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh sopir mobil plat hitam yang diomprengkan tersebut rata-rata merupakan masyarakat dengan status ekonomi lemah, dan dalam kegiatannya menjalin hubungan (hubungan: Pertemanan, perantaraan, patron klien, kekuatan) dengan pemilik mobil, kenek, sesama sopir mobil plat hitam yangdiomprengkan, juru parkir, preman, konsumen/pengguna jasa, dan petugas polisi agar tehindar dari jeratan hukum, karena kegiatan pengomprengan mobil plat hitam tersebut dilakukan demi mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Disamping itu karena adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan akan adanya angkutan baik untuk angkutan barang maupun penumpang yang murah dan sesuai dengan keinginan konsumen. Sikap petugas polisi diwilayah tersebut yang bertugas berdasarkan fungsi dan peranannya, dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, lebih mengutamakan pelayanan keamanan daripada penegakan hukum. Sehingga kegiatan pengomprengan mobil plat hitam dapat terus berjalan hingga sekarang. Disamping itu perundang-undangan yang ada yaitu PP No 43 Tahun 1993 masih ada pasal yang tidak selaras dengan UU No 14 Tahun 1992 yang menyangkut ketentuan tentang kendaraan angkutan umum. Implikasi dari tesis ini adalah perlu adanya keterpaduan bagi pihak kepolisian dan instansi terkait dalam menangani permasalahan ini, agar kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat ekonomi lemah ini dapat berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang ada tanpa menimbulkan dampak negatif sebagai akibat meningkatnya angka pengangguran.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Wisnumurti
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang keteraturan sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat RT 01 RW 06 kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Masyarakat yang tinggal di permukiman ini merupakan warga dari Jakarta maupun pendatang dari luar Jakarta. Mereka yang datang ke Jakarta untuk mencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dan umumnya bekerja pada sektor informal. Karena ketidak mampuan dan kekurangan harta mereka terpaksa memilih tempat tinggal di suatu permukiman kumuh dengan kurang penataan ruangn hunian, kotor serta kurang memadainya fasilitas-fasilitas seperti air bersih, sampah, listrik dan lain-lainnya. Sebagai suatu masyarakat yang masih relatif baru, hidup dalam kemiskinan di lingkungan yang kumuh akan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempat. Mereka saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga terdapat hubungan-hubungan sosial di dalam kehidupan masyarakat tersebut, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, kegiatan mata pencaharian,dan lingkup rekan sedaerah. Di dalam hubunganhubungan tersebut terdapat pedoman-pedoman, aturan-aturan yang disepakati, digunakan serta dioperasionalkan sehingga mewujudkan keteraturan sosial dalam masyarakat di lingkungan itu, yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Pedoman-pedoman itu ada yang diwujudkan dalam hubungan patron klien, di mana patron yang menentukan adanya aturan dan klien yang melaksanakan. Di lain hal ada pula pedoman itu dibuat atas kesepakatan bersama karena adanya rasa senasib ataupun karena merasa sama-sama dari satu daerah. Dalam tesis ini ditunjukkan bahwa corak keteraturan sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat RT 01 RW 06 Kebon Pala banyak dipengaruhi oleh peranan ketua RT setempat. Tetapi peranannya baru terlihat jika suatu waktu terjadi peristiwa dalam hubungan-hubungan social yang menuntut peranannya untuk segera memecahkan atau menyelesaikannya. Bila tidak ada, maka yang berpengaruh adalah hubungan-hubungan perorangan di masyarakat tersebut. Sehingga dalam ketua RT dalam hal dapat dikatakan patron, di mana dibawahnya terdapat patron-patron lain sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Implikasi corak keteraturan sosial tersebut dengan Program Pembinaan Kamtibmas adalah memanfaatkan patron dalam hal ini ketua RT dalam penyampaian pesan-pesan kamtibmas untuk disampaikan kepada warganya. Hal ini akan lebih efektif karena ia sangat berpengaruh terhadap warga di lingkungan tersebut. Di samping itu bahwa corak keteraturan setiap masyarakat tidak selalu sama, sehingga untuk menjalankan program kamtibmas ini harus betul-betul mengetahui corak keteraturan setiap masyarakat yang dibinannya agar pesan yang disampaikan dapat menyentuh dan dilaksanakan oleh warganya.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>