Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Ubed Midchal
Abstrak :
Krisis Ekonomi Asia. Pada pertengahan 1997 perekonomian global (terutama kawasan Asia) mulai tidak stabil. Mata uangnya melemah terhadap USD, sehingga banyak perusahaan jatuh dan bank dilikuidasi. Pemicunya laju sektor finansial yang melebihi sektor riil (menurut Association of Muslim Scientist) serta perdagangan uang para fund manager. Krisis Ekonomi Indonesia akibat ketimpangan strukturnya (didominasi pelaku ekonomi minoritas), yang rawan gejolak internal/eksternal. Semula fundamental ekonomi kuat (PDB 7,6 %, 1996). Sejak Juli 1997 terpuruk : pertumbuhan 4,7% dan rupìah terus melemah dan Rp 2.430 menjadi Rp 10.000 per USD (Desember 1997). Karenanya BI menaìkkan SBI sarnpai 30% (Agustus 1997), 45 % (Januari-Maret 1998) dan 50% (Aprìl 1998). Tahun 1998 perekonomian kian buram (pertumbuhan -5%, inflasi 17%). Aktivitas dunia usaha menurun, bank menghadapi kredit macet dan dilikuidasi, sehingga membebani perekonomian nasional. Krisis ekonomi mengimbas Bank Muamalat Indonesia (BMI) : pertumbuhan pembiayaan sektor riil turun dari 48,59 % (September 1997) menjadi 47.11% (Desember); penempatan surat berharga kian rugi, penempatan valas rugi Rp 149 M (fluktuasi USD); margin dan bagi hasil turun. Namun berkat deposan setia, layanan dan pengawasan penyaluran dana, tabungan naik 19,8 %, pembiayaan 47% dan Laba 133%, dikarenakan BMI adalah bank Syariah Islam (tidak menerapkan bunga/riba). Riba sangat dilarang Islam, dalam AI Quran (Al baqarah 275 -276, 2 78-279, Ar Rum 39, Ali lmran 130, An Nisaa 160-161) dan Hadist (sabda Rasulullah SAW, harta seorang muslim memiliki kehormatan besar, sejajar dengan kehormatan Baitullah al Haram di bulan Dulhijah pada hari An Nahar). BMI didirikan tahun 1992 dengan modal Rp 500 milyar, Pemilik saham mayoritasnya H. Mohamad Hasan (24%) dan KH. Hasan Basri (19%). Jaringannya mencakup 37 kantor dengan SDM mayoritas sarjana (60%). Visinya adalah menjadi bank terbaik di kelasnya : Sehat (ketentuan BI dan syariah) profitable, sahamnya diminati umat Islam. jaringan luas/global. tempat berkarir dan beribadah. Misi : menunjang perekonomian Indonesia, berperan bagi umat lslam. meningkatkan kualitas kerja. Strategi dasar : pembiayaan selektif(usaha kecil) melalui lembaga Syariah. tanpa mengabaikan usaha menengah dan besar; meningkatkan mutu bulanan.produk. profesionalisme SDM, Teknologì informasi dan pengawasan perusahaan. Strategi bersaing BMI : menjaga hubungan dengan nasabah; kerjasama dengan BPRS (pembiayaan 1.3KM) dan bank (pembiayaan skala besar); peningkatan mutu SDM, penerapan teknologi dan jaringan di dalam/luar negeri; pengendalian intern, sosialisasi produk bank Syariah (Al Wadiah, Al Qardhul ¡-Jasan, Al Mudharabah/Al Qiradh, Al MusyarakahiAl Syirkah, A! Bai ?u Bithaman Ajil, Al Murabaha dll.) Kinerja BMI 1997 : sehat (modal, kualitas akiifa produktif, manajemen, rentabiljtas dan Iikuiditasnya), CAR jauh di atas batas minimum BI, LDR jauh di bawah batas maksimum BI. ROE dan ROA meningkat dua kali lipat, Likuiditas 8,1 % (di atas giro wajib minimum 5%). Namun NOP di atas batas maksimum BI (akibat transaksi valas antar bank). Kondisi Keuangan : aktiva meningkat 14,2 % (pembiayaan naik 47 %) sehingga pertumbuhan positif, kewajiban rneningkat 17% dan ekuitasnya 18,5 % dan total aset. Kinerja operasional : beban Operasional naik 11 ,6%. pendapatan naik 17,5%, laba bersih naik 133%, imbalan bonus dan bagi hasil naik 15%. dana terhimpun naik 16,9 %. Pembiayaan sehat (95% lancar) : bidang Perdagangan industri, jasa dan konstruksi. Prospek bank syariah di Indonesia baik yakni penduduk mayoritas Islam, banyak yang menghindari riba, mengerti bank syariah; alternatif mengatasi krisis ekonomi: banyak lembaga dapat dimobilisasi (universitas, sekolah. masjid, pesantren, BAZ1S), belum ada penampung zakat. infaq dan shadaqah yang modern dan efektif; pangsa pasar baru 0.07 % (BMI dan 77 BPRS). Tantangan BMI : bank syariah baru (UU No 10, 1998) dan bank asing: bunga tabungan bank tinggi 20 - 25% (bagi hasil BMI 4-5%); kurang sosialisasi, modal dan SDM. Manajemen Strategik adalah sain dan seni perumusan, penerapan dan evaluasi alternatif strategi yang terkait Lingkungan Ekstemal (Remote, Industry dan Operating Environment). Formulasinya, pertama The input Stage : merinci faktor internal-eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) yang terkait BMI untuk dianalisa dengan IFE-EFE Matrix. Kedua, The Matching Stage, menggunakan TOWS, SPACE, JE Matrix dan GSM. Faktor internal dan eksternal dicocokkan untuk pemilihan strategi. BMI pada JE Matrix terletak di area II (Growth and build). Strateginya: intensive (market penetration, market development dan product development) atau integrative (backward, forward dan horizontal integration). Pada SPACE Matrix posisinya di kuadran Aggressive, sesuai kuadran I GSM. Terakhir The Decision Stage, dengan QSPM menguji 5 alternatif strategi terbaik dan TOWS Matrix. Nilai tertinggi Memperbanyak cabang/jaringan 5,27. Strategi ini yang disarankan bagi BMI. Pendirian cabang baru akan menarik nasabah. Kerjasama dengan bank syariah/lnvestor negara lain akan mengatasi keterbatasan modal. Dapat juga memanfaatkan lembaga Syariah sebagai kantor cabang atau menerapkan bank keliling agar menjangkau pedesaan. Strategi ini harus didukung: peningkatan SDM, optimalisasi Dewan Pengembangan Perbankan Syarjah Nasional, riset pasar/pesaing, promosi dan menyentuh UKM dan Koperasi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Sito Dwi Irvianti
Abstrak :
abstrait
Tout le monde devrait préparer sa retraité parce que le revenu Va dirrnuer. Mais, beaucoup de personne qui ne fait pas attention à sa retraitée

Ce dernier temps, le gouvernement a commencé de socializer du plan de la pension depuis la loi du fond de pension No. 11/1992 était concrétisé. Il Y a environ 80 millions employés qui ne sont ps encore participer au plan de la pension et ils sont le client potentiel pour le marché du fond de pension.

C?est clair que ce marché est encore grand, et pour cette raison que PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk créé l?institution financière du fond de pension (financiai institution pension fund) qui légalisé par le Ministre des Finances.

Le fond de pension Muamalat doit être géré en manière qui convient avec le principe Islamique parce que la bank Muamalat Indonesia est une banque Islamique. Pour conséquence, les fonds du client doivent être investi en manière qui convient avec le principe Islamique. ça pourrait être sa force et faiblesse.

À cause de ses forces et faiblesses, elle ne peut pas devenir le leader du marché. Elle a plusieur concurrents, spécialement l?entreprise d?assurance étrangère ou la banque privée qui a déjà son propre marché avec beaucoup d?assets. D?aiUeurs, il y a les substitutions du produit comme le dépôt bancaire, la police d?assurance ou investir d?argent sous forme des choses qui ont valeur comme la maison ou les bijoux.
ABSTRACT
Everybody should prepare their old days because the earnings after retirement will be decrease. But, a lot of people who do not care about their old days.

Lately, the government start to socialize the pension plan since the Law of Pension Fund No. 11.11992 was put into effect There are about 80 million employees who do not yet join the pension plan and they are potential customer of pension fund market.

Because the market is still big, so PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk established the Financial Institution Pension Fùnd that was legalized by Minister of Finance.

The management of Muamalat?s pension fund is compatible with Islamic syariah, because bank Muamaiat lndone?ia is an Islamic bank. uf client?s funa must be Invested In Islamic way. Managing fund that ¡s compatible to Islamic Syariah can be Its strength and also ts weakness, eventhough there are another strengths or weaknesses of Muamalat?s pension fund.

With all its strengths and weaknesses, until now, Muamalat?s pension fund can not be the market leader. It has competitors, especially foreign insurance company or other private bank that already has own market with big asset. Beside that, there are subsitution products of pension fund, such as bank deposit, insurance policy or investing money into valuable things like house or jewelry. That?s why the management of pension fund of bank Muamalat need to think its strategy to win the competition, for the short term or long term.
2001
T3072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adril Hakim
Abstrak :
ABSTRAK
Bank Muamalat Indonesia adalah bank pertama yang menjalankan prinsip syariah dalam operasionalnya. Karakteristik prinsip syariah yang paling mudah dikenali adalah prinsip bagi hasil profit/loss sharing, ditambah dengan etika etika bisnis Iainnya yang telah ditentukan oleh syariah Islam.

Empat tahun pertama (1992 -- 1997) perkembangan BMI relatif tidak terlalu pesat, apabila dititik polensi pasarnya. Mayoritas dari sekitar 205 juta penduduk Indonesia beragama Islam, sementara dalam Islam sendiri melarang keras praktek pengambilan riba dalam berbagai bentuk bisnis umat Islam. Selama selang waktu tersebut, secara rata-rata pertahun BMI memberikan keuntungan lebih kecil di- banding bank-bank konvensional. Namun pada tiga tahun masa krisis ini, BMI menunjukkan resistansi cukup baik terbadap terpaan krisis dibandingkan bank- bank konvensional.

Di samping itu pengetahuan masyarakat sendiri terhadap bank syariah masih belum komprehensif sehingga mempengaruhi pilihan masyarakat dalam menggunakan jasa-jasa perbankan.

Sebagian faktor keberhasilan yang perlu dipenuhi BMI untuk meningkatkan kinerjanya adalah keberhasilan mengkomunikasikan strategi yang dìambil secara akurat, jelas dan komprehensif kepada seluruh elemen organisasinya serta keter sediaan suatu sistem pengukuran kinerja agar progres pencapaian visi-misi BMI dapat dipantau secara ketat.

Salah satu pendekatan yang dapat diambil BMI untuk mewujudkan hal-hal tersebut adalah pendekatan Balanced Scorecard. Pendekatan ini akan menampil kan strategi perusahaan dalam bentuk yang lebih komprehensif berdasarkan em- pat perspektif utama yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Keempat per spektif tersebut adalah perspektif keuangan yang berkenaan dengan pemegang saham, perspektif pelanggan yang berkenaan dengan visi pelanggan terhadap perusahaan, perspektif proses internal yang berkenaan dengan operasi BMI se hari-hari, dan yang terakhr perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang ber kenaan dengan proses perkembangan perusahaan.

Dengan pendekatan ini, dimungkinkan terjadinya persarnaan persepsi dise luruh elernen organisasi dalam memahami strategi perusahaan sehingga tindakan tindakan yang diambil oleh masingmasiflg demen perusahaan dapat sejalan de ngan strategi perusahaan- Disamping itu progres pencapaian visi-misi BMI dapat pula dipantau melalul índikator-ifldikator yang terdapat Balanced Scorecard yang terbentuk.
2001
T2369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal Affandi
Abstrak :
Sebagai lembaga keuangan yang bernafaskan Islam, keberadaan bank syariah sangat penting untuk memperkuat industri perbankan dalam memfasilitasi kegiatan sektor riil. Perbedaan mendasar yang menjadi filosofi antara bank syariah dan bank konvensional adalah konsep suku bunga dengan konsep bagi hasil. Data yang ada (Businessnews, Juni 2001) menunjukkan, tahun 2000 pertumbuhan pembiayaan bank syariah (bs) mencapai 112% sementara bank konvensional (bk) 22%, pertumbuhan dana pihak ketiga (bs) 56% dan (bk) hanya 15%, pertumbuhan aset (bs) 63% dan (bk) 25%, LDR (bs) 90% sedangkan (bk) 35%. Tetapi secara keseluruhan kontribusi total aset perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih kecil yaitu hanya 0,46%.

Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang dalam majalah Swa edisi 18 April 2001, menyebutkan bahwa perbankan syariah merupakan bank paling aman dibandingkan bank asing dan bank swasta lainnya adalah bank umum syariah pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1992, beberapa bulan setelah diundangkannya UU no.7/1992 tentang ketentuan usaha bank bagi hasil. Ketika krisis ekonomi pertumbuhan PT BMI tadinya di bawah rata-rata, sekarang mengalami peningkatan di atas rata-rata bank konvensional. BMI mencatat pertumbuhan sebesar 63 persen pada total aktiva dari Rp 693,3 milyar pada tahun 1999 menjadi Rp 1,1 triliun pada tahun 2000. Namun secara keseluruhan perkembangan institusi bank syariah relatif masih lambat. Masalah yang akan dibahas adalah bagaimana perbedaan konsep bank syariah dan bank konvensional, bagaimana strategi PT BMI mengelola perbedaan tersebut menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) untuk menciptakan nilai bagi pelanggannya (value to customer) dan apakah konsep bank syariah dilaksanakan sepcnuhnya oleh PT BMI.

Bank Muamalat berada pada posisi question marks, karena dengan tingkat pertumbuhan perbankan nasional sebesar 25%, Bank Muamalat mencapai pertumbuhan 63% dan relative market share sebesar 0,06. Kcmudian jika dibandingkan dengan sesama jenis bank syariah lain, Bank Muamalat menempati posisi stars, karena mempunyai relative market share sebesar 1,8.

Untuk meningkatkan kinerjanya, keunggulan daya saing yang dimiiiki yaitu brand awareness yang tinggi dan kepuasan konsumen (customer satisfaction) dioptimalisasikan untuk penerapan strategi SO. Selain itu membuat suatu program community-based marketing, yaitu suatu program pemanfaatan loyalitas nasabah hasil dari emotional benefit untuk membangun suatu identitas di dalam komunitas (nasabah yang telah ada) dengan cara memperkokoh hubungan inrim antara komunitas dan brand Bank Muamalat- Hingga pada akhimya mmg-empower mereka menjadi brand advocator perusahaan melalui kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut.

Untuk menjadikan Bank Muamalat tumbuh pesat, perlu proses waktu dan yang paling penting adalah dukungan pemerintah dan masyarakat luas. Karena majunya Bank Muamalat bergantung pada dukungan tersebut diatas terhadap konsep perbankan syariah secara keseluruhan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirsam
Abstrak :
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang mengharuskan adanya transparansi harga beli barang (modal beli barang) dan berapa margin keuntungan yang diinginkan Bank selaku penjual kepada Nasabah selaku pembeli sebagai tambahan harga. Hal yang terpenting untuk menilai apakah dalam kegiatan perbankan Syariah, khususnya PT. Bank Muamalat Indonesia, telah benarbenar menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam melakukan pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah adalah dengan cara mengkaji dan meneliti bagaimana penerapan pembiayaan akad muarabahah (khususnya menyangkut penentuan profit margin) pada perbankan Syari'ah. Dani hasil penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa penentuan profit margin pada pembiayaan akad murabahah masih mengandung unsur-unsur yang seharusnya tidak dijadikan patokan dalam menentukan margin keuntungan. Seperti masih dimasukkannya hal-hal yang tidak terkait langsung dengan transaksi pembiayaan murabahah sebagai harga bell barang yang menurut jumhur ulama tidak dapat dibebankan kepada Nasabah Pembeli. Sebagai contoh adalah biaya tenaga kerja dan biaya-biaya yang semestinya dibebankan kepada Bank selaku penjual. Oleh karena itu, perlu dilakukan rekonstruksi terhadap mekanisme penentuan profit margin tersebut sehingga benar-benar telah sesuai dengan prinsip-prinsip Syari'ah, khususnya mencegah adanya unsur riba yang diharamkan Islam dalam melakukan transaksi pembiayaan murabahah.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Byarwati
Abstrak :
Budaya organisasi diyakini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank syariah, menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan syariah dan menjadi aset yang menentukan keunggulan bank syariah. Persoalannya, selama ini belum dilakukan pengukuran terhadap implementasi budaya organisasi di perbankan syariah. Hal yang sama juga belum dilakukan terhadap pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja bank syariah. Penelitian ini menjadikan PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk (PT BMI) sebagai obyek penelitian, dengan tujuan untuk mengetahui: (a) indikator-indikator yang secara signifikan mempengaruhi pembentukan budaya organisasi di PT BMI (b) indikator-indikator yang secara signifikan mempengaruhi kinerja PT BMI, dan (c) sejauh mana pengaruh budaya organisasi PT BMI dalam meningkatkan kinerja PT BMI. Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh indikator yang signifikan mempengaruhi pembentukan budaya organisasi di PT BMI , yaitu (1) inovasi dan pengambilan resiko; (2) perhatian terhadap detail; (3) orientasi hasil; (4) orientasi orang; (5) orientasi tim; (6) keagresifan; (7) kemantapan. Sedangkan kinerja PT BMI dipengaruhi secara signifikan oleh empat indikator, yaitu (1) perspektif keuangan; (2) perspektif pelanggan/nasabah; (3) perspektif proses bisnis internal; (4) perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa di PT BM1, budaya organisasi memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam meningkatkan kinerja PT BMI.
Organization cultures are believed that it has a significant impact to the sharia banking performance creates society trust to the sharia banking system and becomes the asset determining the superiority of sharia banking. The problem is up until now no one has conducted the measurement to either the implementation of organization culture in the sharia banking or the effect of organization culture to the sharia banking performance. This research chose PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk (PT BMI) as the object of research with the following purposes: (a) to identify significant indicators contributing the building of organization culture within PT BMI; (b) to recognize significant indicators affecting PT BMI performance; (c) to measure how big the organization culture have an affect on or influence the PT BMI performance. Research data analysis shows that there are 7 significant indicators contributing the organization culture building within PT BMI, e.g. (1) innovation and risk taking; (2) attention to detail; (3) result oriented; (4) people oriented; (5) team oriented; (6) aggressiveness; (7) stability. While the performance of PT BMI is showed by 4 indicators, e.g. (1) financial point of view; (2) customer point of view; (3) internal business process point of view; (4) learning and growing process point of view. This research also proves that in PT BMI, the organization culture has positive significant impacts to improve the company performance.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library