Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MUHAMAD HANIVAN REYNALDY
Abstrak :
Collaborative Implementation Program (CIP) merupakan salah satu program kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berlangsung pada tahun 2018-2022 yang berfokus pada peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman di daerah DKI Jakarta. Salah satu metode pekerjaan yang digunakan pada program CIP yaitu, swakelola tipe IV, dimana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) akan berkolaborasi dengan Kelompok Masyarakat (PokMas) di kelurahan tertarget untuk melaksanakan program kerja /proyek pemerintah. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus untuk membuat POB yang sesuai standar Administrasi Pemerintahan (AP) dan menerapkannya kepada PokMas agar alur dan koordinasi pekerjaan berjalan dengan baik dan benar. Maka dari itu, implementasi POB Pada Pelaksanaan Implementation Program (CIP) Dengan metode Swakelola Tipe IV Berdasarkan Usulan Kelompok Masyarakat harus disosialisasikan dengan baik dan seksama. ...... The Collaborative Implementation Program (CIP) is one of the work programs of the DKI Jakarta Provincial Government which will take place in 2018-2022 which focuses on improving the quality of housing and residential areas in the DKI Jakarta area. One of the work methods used in the CIP program is self-management type IV, where the DKI Jakarta Provincial Government grants a Budget User Authority (KPA) to collaborate with Community Groups (PokMas) in the targeted kelurahan to implement government work programs/projects. This needs special attention to make POB according to Government Administration (AP) standards and apply it to PokMas so that the flow and coordination of work goes well and correctly. Therefore, the implementation of POB in the Implementation of the Implementation Program (CIP) with the Type IV Swakelola method based on the proposal of community groups must be socialized properly and thoroughly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
Abstrak :
Produk Rantai Dingin atau yang lebih dikenal dengan Cold Chain Product merupakan produk yang sensitif terhadap temperature sehingga penyimpanan dan pengirimannya membutuhkan kontrol temperatur yang tidak terputus dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir (Juklak CDOB, 2020). Penanganan produk rantai dingin memerlukan perhatian khusus untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan seperti penurunan efikasi, keamanan dan bahkan berakibat fatal. Oleh karenanya perlu dilakukan pemantauan terhadap tata cara penanganan produk rantai dingin di PT. SamMarie Tramedifa untuk memastikan bahwa sistem distribusi yang diterapkan di PT. SamMarie Tramedifa memenuhi standar yang ditetapkan di dalam POB dan CDOB yang berlaku. Persentase penerapan POB di PT. SamMarie Tramedifa sudah baik mencapai 84% dan penerapan CDOB juga sudah sangat baik mencapai 77% dilaksanakan. ......Cold Chain Products, also known as temperature-sensitive products, require storage and transportation with uninterrupted temperature control from the factory to the end-user (CDOB Guidelines, 2020). Handling cold chain products requires special attention to avoid undesired risks such as decreased efficacy, compromised safety, and even fatal consequences. Therefore, monitoring of the handling procedures for cold chain products at PT. SamMarie Tramedifa is necessary to ensure that the distribution system implemented at PT. SamMarie Tramedifa meets the standards set by the applicable Pharmaceutical Operational Standards (POB) and Cold Chain Distribution Standards (CDOB). The percentage of POB implementation at PT. SamMarie Tramedifa is already good, reaching 84%, and the implementation of CDOB is also very good, reaching 77%.
Depok: 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Ayu Lestari
Abstrak :
Berdasarkan PMK No. 34 Tahun 2014, Pedagang Besar Farmasi (PBF) dapat melakukan pengadaan perbekalan farmasi dalam jumlah besar yang langsung dari industri farmasi atau sesama PBF, sedangkan PBF Cabang hanya dapat melakukan pengadaan dari PBF pusat atau PBF Cabang lain atas rujukan PBF pusat dan pengadaan diatas namakan PBF pusat. Alur proses pengadaan pada PBF dan PBF Cabang harus menerapkan Standard Operational Procedure (SOP) serta sesuai dengan Prosedur Operasional Baku (POB) pada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Seluruh rangkaian proses pada KFTD di Indonesia terintegrasi dalam satu sistem, yaitu System Analysis Program (SAP) sehingga memudahkan KFTD melakukan proses pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran produk perbekalan farmasi. SAP menyediakan proses manajemen data yang terpusat dari pembelian bahan mentah, proses produksi, membuat perkiraan data, hingga kepuasan pelanggan terhadap produk perusahaan dalam satu sistem berbasis Enterprise Resource Planning (ERP). Dari hasil pengamatan dan analisis terhadap prosedur pengadaan produk non-Grup Kimia Farma di PT Kimia Farma Trading and Distribution Pusat (KFTD Pusat) didapatkan bahwa alur prosedur pengadaan produk non-Grup KF di KFTD Pusat secara umum telah sesuai dengan SOP pengadaan PT. Kimia Farma Tbk., namun prosedur tersebut perlu diperbaharui agar dapat mencakup seluruh alur prosedur pengadaan; simulasi pembuatan surat pesanan produk non-Grup KF berupa pengubahan surat Stock Transfer Order (STO) KFTD Cabang menjadi surat Purchase Order (PO) dilakukan secara terintegrasi dalam sistem System Analysis Program (SAP); dan Hambatan yang dialami oleh divisi Purchasing dalam pengadaan produk non-Grup KF adalah kesalahan pemasukan data harga produk dan bentuk kemasan produk pada surat pemesanan ke prinsipal. ......According to Ministerial Regulation No. 34 of 2014, Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are authorized to procure pharmaceutical supplies in large quantities directly from pharmaceutical manufacturers or fellow PBFs. Branch PBFs, on the other hand, can only acquire supplies from the central PBF or other Branch PBFs under the central PBF's referral, acting on behalf of the central PBF. The procurement processes for both PBFs and Branch PBFs must adhere to Standard Operating Procedures (SOP) and align with the Standard Operational Procedures (POB) for Good Distribution Practices (CDOB). The entire supply chain process in Indonesia's pharmaceutical industry is streamlined through an integrated system known as the System Analysis Program (SAP). This integration simplifies procurement, storage, and distribution of pharmaceutical supplies. SAP provides centralized data management, spanning from the purchase of raw materials and production processes to data forecasting and customer satisfaction, all within an Enterprise Resource Planning (ERP) based system. Upon observation and analysis of the procurement procedures for non-Group Kimia Farma products at PT Kimia Farma Trading and Distribution Center (KFTD Center), it was found that the overall procurement process aligns with PT. Kimia Farma Tbk.'s procurement SOP. However, these procedures require updating to encompass the entire procurement process, integrate the transformation of Stock Transfer Orders (STO) from KFTD Branches into Purchase Orders (PO) seamlessly within the System Analysis Program (SAP). The Purchasing division faces challenges related to input errors in product prices and packaging formats in purchase orders to principals during the procurement of non-Group Kimia Farma products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library