Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Primayana Miranti
Abstrak :
Gie (1994) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk menjadi sarjana yang berkualitas adalah dengan menguasai seluk beluk belajar serta keterampilan belajar di perguruan tinggi. Berbagai pengamat pendidikan di Indonesia mengungkapkan pendapatnya tentang seluk beluk belajar di perguruan tinggi. Dengan memahami dan menguasai seluk beluk belajar di perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan untuk mengembangkan keterampilan belajar yang sesuai. Keterampilan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan belajar yang digunakan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya. Biggs dan Moore (1993) mengungkapkan adanya 3 jenis pendekatan belajar, yaitu pendekatan belajar deep, surface dan achieving. Pendekatan belajar deep didasarkan oleh minat dan rasa ingin tahu terhadap apa yang dipelajari. Strategi yang dijalankan adalah dengan melakukan cara-cara yang menunjang pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Pendekatan belajar surface didasarkan pada keinginan untuk mendapat kualifikasi yang penting bagi masa depan atau untuk menghindari kegagalan dalam belajar. Strategi yang dijalankan adalah dengan menghafal materi pelajaran. Sedangkan pendekatan belajar achieving didasarkan oleh keinginan untuk berprestasi. Strategi yang dijalankan antara lain dengan menggunakan waktu dan tenaga secara efektif dalam belajar. Dari ungkapan para pengamat pendidikan di Indonesia serta pendapat para ahli, disimpulkan bahwa pendekdtan yang idealhya digunakan mahasiswa adalah pendekatan belajar deep dan achieving. Namun dari ungkapan beberapa pengamat pendidikan mengenai kondisi mahasiswa Indonesia, dan dari hasil suatu penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa belum mengembangkan pendekatan deep dalam belajar. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk menggunakan pendekatan belajar yang ideal. Salah satu faktor yang mempengaruhi pendekatan belajar adalah orientasi tujuan akademik yang dimiliki mahasiswa. Orientasi tujuan akademik merupakan suatu pola keyakinan dan intensi berperilaku yang mengarahkan bagaimana individu mendekati dan terlibat dalam kegiatan belajar di bidang akademik. Ames dan Archer (1988) mengutarakan dua jenis orientasi tujuan akademik, yaitu orientasi tujuan penguasaan (mastery goal) dan orientasi tujuan performa (perfonvance goal). Orientasi tujuan penguasaan merupakan orientasi motivasional yang menekankan diperolehnya pengetahuan dan perbaikan diri, sedangkan orientasi tujuan performa merupakan orientasi motivasional yang menekankan diperolehnya pengakuan dan penghargaan dari orang lain, serta mendapat nilai baik sebagai hal yang utama (Slavin, 1994).Dari ungkapan para ahli serta berbagai penelitian menunjukkan bahwa orientasi tujuan penguasaan berhubungan dengan pendekatan belajar deep, sedangkan orientasi tujuan performa berhubungan dengan pendekatan belajar surface. Namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Elliot, McGregor dan Gable pada studi kedua (1999) serta penelitian Wolters (1998). Peneliti pertama memperoleh hasil bahwa performance-approach goal orientation bukan merupakan prediktor positif dan signifikan bagi pendekatan belajar surface. Peneliti kedua menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara orientasi tujuan performa dan strategi menghafal dalam belajar. Hasil penelitian yang belum konsisten ini mendorong peneliti untuk meneliti hubungan antara orientasi tujuan akademik dan pendekatan belajar. Penelitian mengenai hubungan antara orientasi tujuan akademik dan pendekatan belajar dilakukan terhadap 262 mahasiswa Universitas Indonesia program Strata 1 reguler. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik nonprobability sampling yang berbentuk incidental sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner, yaitu kuesioner orientasi tujuan akademik dan kuesioner pendekatan belajar. Uji reliabilitas kedua kuesioner dilakukan dengan menggunakan tehnik coefficient alpha dari Cronbach. Dalam pengolahan data, digunakan tehnik korelasi Pearson Product Moment untuk mengungkap hubungan antara orientasi tujuan akademik dan pendekatan belajar pada mahasiswa. Dari analisis data penelitian diperoleh hasil bahwa keempat hipotesis penelitian, diterima. Hal ini berarti penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara orientasi tujuan penguasaan dan pendekatan belajar deep, orientasi tujuan penguasaan dan pendekatan belajar achieving, orientasi tujuan performa dan pendekatan belajar surface serta antara orientasi tujuan performa dan pendekatan belajar achieving pada mahasiswa. Selain itu, dilakukan pula analisis tambahan mengenai perbedaan jenis kelamin dan bidang ilmu subyek terhadap orientasi tujuan akademik dan pendekatan belajar. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran kepada pihak perguruan tinggi agar melakukan berbagai upaya yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk menggunakan pendekatan belajar yang ideal. Upaya yang dimaksud adalah dengan melakukan modifikasi lingkungan belajar sedemikian rupa, sehingga mahasiswa diharapkan dapat mengadopsi orientasi tujuan akademik yang berkaitan dengan pendekatan yang ideal dalam belajar. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti meny&rdnkan agar pada penelitian lanjutan mengenai pendekatan belajar pada mahasiswa, dilakukan pula tehnik wawancara sehingga dapat diketahui perbedaan manifestasi pendekatan belajar tertentu pada bidang ilmu yang berbeda. Di samping itu, peneliti menyarankan agar jumlah item kuesioner dikurangi dan pengambilan sampel dilakukan secara random, serta melibatkan pula mahasiswa dari perguruan tinggi swasta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fadhilla
Abstrak :
Penelitian in bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap komitmen keorganisasian dengan orientasi tujuan sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan survei yang dilakukan pada 162 karyawan tetap non manajerial kantor pusat PT Medco E&P Indonesia dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur (causal step) dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung mediasi di antara variabel-variabel kunci. Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa pelatihan mempengaruhi komitmen keorganisasian secara signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa pelatihan mempengaruhi orientasi tujuan secara signifikan, dan orientasi tujuan mempengaruhi komitmen keorganisasian secara signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa pelatihan mempengaruhi komitmen keorganisasian melalui orientasi tujuan secara signifikan. Hasil sobel test membuktikan pengaruh tidak langsung pelatihan terhadap komitmen keorganisasian melalui orientasi tujuan signifikan. ......This study aimed to examine the effect of training on organizational commitment through goal orientation as a mediating variable. This research used a quantitative approach. Data was collected through secondary data and survey which conducted on 162 non managerial head office employees at PT Medco E&P Indonesia by total sampling method. Path analysis (causal step) and sobel test were used to test the direct effect and indirect effect of mediating relationship between key variables. Path analysis shows that training affects organizational commitment significantly. It also shows training affects goal orientation significantly, and goal orientation affects organizational commitment significantly. It also shows that training affects organizational commitment with goal orientation as a mediating variable significantly. Sobel test reveals a statistical support for the indirect effect of training on organizational commitment through goal orientation significantly.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Allia Hani
Abstrak :
Pada masa remaja teman sebaya memegang peran penting, dimana pada masa ini ketergantungan anak pada keluarga menjadi berkurang dan kebutuhan akan rasa aman diperoleh melalui teman-teman kelompok sebaya (Tumer & Helms, 1995). Remaja umumnya tidak ingin dianggap beda dengan orang lain, akibatnya mereka cenderung melakukan konformitas dengan kelompok sebaya Konformitas itu sendiri adai ah suatu perubahan tingkah laku atau keyakinan sebagai hasil nyata dari tekanan yang diberikan kelompok Dengan keinginan untuk diterima secara sosial, remaja sangat memperhatikan karakteristikkarakteristik yang ditampilkan anggota kelompoknya seperti cara berpakaian, gaya rambut, selera musik, cara berbicara dan aktivitas waktu luang (Clasen & Brown, 1987 dalam Santrock, 2001). Konforaiitas terhadap kelompok sebaya kemudian dikaitkan juga dengan orientais tujuan akademik siswa. Orientasi tujuan menurut Meece, Blumenfeld & Hoyle (1988). Orientasi tujuan siswa digambarkan sebagai suatu set perilaku yang bertujuan untuk menentukan bagaimana pendekatan dan keterlibatan siswa dalam belajar. Teori ini di bagi ke dalam 2 bagian besar yaitu : orientasi mastery dan orientasi performance (Henderson & Dweck, 1990; Dweck & Legget, 1988 dalam Santrock, 2001). Orientasi mastery mengacu kepada pencapaian kompetensi dengan jalan menambali atau meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan individu. Penekanan pada proses belajar. Sedangkan orientasi performance mengacu kepada acuan yang dicapai orang lain dalam mencapai kesuksesan selain untuk menghindari pandangan sosial yang rendah terhadap kompetensi yang dimilikinya Penekanan kepada hasil yang dicapai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkah laku konforaiitas, orientasi mastery, orientasi performance, dengan prestasi akademik remaja Penelitian ini dilakukan di SMA 43, diperoleh hasil penelitian: tingkah laku konformitas dan orientasi mastery berkorelasi negatif signifikan (r = -0,230 p<0,05), orientasi mastery dan prestasi akademik berkorelasi positif signifikan (r= 0,167 p<0,05), dan orientasi mastery memberikan sumbangan sebesar 4,4 % pada prestasi akademik. Dari hasil perhitungan statistik maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkah laku konformitas yang ditampilkan maka semakin rendah orientasi siswa ke arah mastery. Begitu pula jika orientasi mastery siswa rendah maka prestasi akademik yang dicapainya puri akan rendah. Hubungan yang semula dihipotesiskan dan ditolak adalah: adanya hubungan positif signifikan antara tingkah laku konformitas dengan orientasi performancey hubungan yang signifikan antara orientasi perfonnance dengan prestasi akademik dan hubungan yang signifikan antara konformitas dengan prestasi akademik. Penyebab ditolaknya hipotesis mungkin disebabkan sampel yang homogen (berasal dari satu sekolah saja), adanya variabel lain yang lebih dominan (intelligensi merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh pada prestasi akademik). Saran-saran yang diberikan diantaranya melakukan pengambilan data pada berbagai sekolah, mempergunakan kecerdasan sebagai variabel yang dikontrol dalam mengukur prestasi akademik.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnanti fajariani
Abstrak :
Keberhasilan seseorang dalam pendidikan dipengaruhi salah satunya melalui motivasi seseorang dalam mengikuti kegiatan pendidikan. Motivasi ini bisa berupa keinginan untuk bisa memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan, yang sering disebut dengan task-involved goal, dan bisa juga bernpa keinginan untuk tampil baik dan mendapatkan penghargaan dari orang lain, yang disebut juga dengan ego-involved goal. Motivasi ini muncul pula dalam kegiatan pendidikan nonformal yang salah satunya berupa kursus mental aritmatika. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya salah satu dari motivasi di atas, salah satunya adalah faktor pola asuh orangtua. Maka diadakanlah penelitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara jenis orientasi tujuan akademik peserta kursus sempoa dengan persepsi mereka terhadap pola asuh yang mereka terima dan hendak diteliti pula pola asuh mana yang lebih erat hubungannya dengan salah satu motivasi yang dimiliki peserta kursus sempoa. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan 2 kuesioner yang mengukur orientasi tujuan dan persepsi terhadap pola asuh orangtua. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Jumlah subyek 34 orang dengan rentang usia 6-12 tahun yang semuanya adalah peserta kursus Yayasan Aritmatika Indonesia cabang Plumpang. Setelah semua data didapat dilakukan uji homogenitas item. Uji hipotesa lalu dilakukan menggunakan item-item yang dipertahankan yang berupa item-item dari kuesioner yang akan menaikkan reliabilitas bila dihilangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ego-involved memiliki hubungan yang positif dengan persepsi terhadap pola asuh autoritarian pada peserta kursus sempoa. Sementara task-involved tidak memiliki hubungan yang positif dengan persepsi terhadap pola asuh autoritatif dan permisif pada peserta kursus sempoa. Bisa disimpulkan lebih lanjut bahwa persepsi terhadap pola asuh jenis apapun akan berhubungan secara positif dengan ego-involved goal dan task-involved goal tidak berhubungan secara positif dengan persepsi terhadap satu jenis pola asuh pun pada peserta kursus mental aritmatika. Disarankan kepada orangtua untuk lebih memahami kebutuhan anaknya akan pendidikan nonformal, dalam hal ini kursus mental aritmatika, jangan menuntut mereka terlalu banyak. Hal ini dikarenakan anak akan memunculkan ego-involved goal sehingga pemahaman mereka tentang hal yang diajarkan menjadi dangkal dan uang yang dikeluarkan akan menjadi sia-sia. Disarankan pula kepada tempat kursus untuk menciptkan iklim kelas yang memunculkan task-involved goal. Akan tetapi hasil ini hanya spesifik pada sampel penelitian ini saja dan untuk generalisasi membutuhkan jumlah sampel yang lebih besar dengan rentang usia yang lebih spesifik atau lebih seimbang. Selain itu, perlu diadakan perbaikan pada kuesioner yang diberikan, seperti pemilihan kata yang lebih tepat dan lebih mudah dipahami oleh subyek.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Faizah
Abstrak :
Mahasiswa perantauan tahun pertama pada umumnya mengalami masalah penyesuaian diri terutama secara akademik. Salah satu prediktor kuat dari penyesuaian diri dalam situasi pembelajaran adalah efikasi diri akademik. Terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai hubungan efikasi diri akademik terhadap penyesuaian diri. Beberapa peneliti menemukan hubungan yang kuat, sementara peneliti lain menemukan hubungan dan pengaruh yang lemah. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa peranan variabel moderator dalam hubungan efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik yang peneliti perkirakan adalah orientasi tujuan berprestasi normatif. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan uji hipotesis menggunakan analisis moderator model 1 Hayes. Berdasarkan uji hipotesis pada 296 partisipan, ditemukan bahwa orientasi tujuan berprestasi normatif memoderasi hubungan antara efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik B = -0,09, SE = 0,04, p = 0,02. Peran moderasi orientasi tujuan berprestasi normatif adalah menurunkan hubungan antara efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik pada mahasiswa perantauan tahun pertama. Fenomena big fish little pond turut dianalisis sebagai penyebab peran maladaptif orientasi tujuan berprestasi normatif.
1st year sojourner college students tend to experience adjustment problems academicly. One of the strong predictors of adjustment in learning situations is academic self-efficacy. Yet, there is inconsistency in previous research findings regarding the role of academic self-efficacy towards student adjustment. Some researchers find strong relationships and influences, while other researchers find weak relationships and influences. This inconcistency reflects the role of modearator variable between the two. Variable that has been tested in this research is normative achievement goal orientation. This study used correlational design with model 1 Hayes moderator analysis as hypothesis testing method. Based on hypothesis testing on 296 participants, this study proved that normative achievement goal orientation moderates the relationship between academic self-efficacy and college academic student adjustment B = -0,09, SE = 0,04, p = 0,02. The moderator role of normative achievement goal orientation is maladaptive since it diminished the relationship between academic self-efficacy and academic adjustment on first-year sojourner college students. The big fish little pond phenomenon analyzed as the cause of the maladaptive role of normative achievement goal orientation towards the two variables.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avecienna
Abstrak :
ABSTRAK
Rendahnya mutu dan prestasi belajar matematika, yang mempakan mata pelajaian yang sangat penting untuk masa depan siswa terutama siswa sekolah dasar, merupakan raasalah yang dihadapi berbagai pihak, karena matematika berperan untuk melatih aspek-aspek beipikir yang juga digunakan dalam berbagai mata pelajaran lainnya. Penelitian yang dilakukan Miller dkk. (1996) pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah matematika menemukan beberapa jenis orientasi tujuan akademik (OTA) yang mempunyai hubungan dengan prestasi belajai- matematika. Menmnt mereka pengadopsian jenis OTA tertentu memungkinkan teijadi tidaknya proses belajar matematika yang optimal. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian Miller ini pada budaya dan sampel yang berbeda yaitu pada murid-murid sekolah dasar di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 109 siswa SD I dan SD 11 Yasporbi Jakaita Selatan untuk menguji kembali hubungan antara pengadopsian jenis-jenis OTA dengan prestasi belajar matematika mereka. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. InstTumen yang digunakan pada penelitian ini kiiesioner OTA yang mempakan hasil modifikasi dari alat Survey toward Mathemaiic dari Miller dkk. (1996).sedangkan untuk pengukuran prestasi matematika digunakan nilai rapor siswa tiga caturwulan terakhir yang dijadikan skor skala {standarl score). Untuk pengolahan data digunakan teknik statistik pariial correlation dengan kovarian rctw score Raven's Standard Progressive Matrices untuk mengontrol intelegensi. Penelitian ini tidak mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian Miller dkk. (1996) yang menyatakan bahwa jenis OTA future consequences, OTA learning goals dan OTA performance goals mempunyai hubungan bermakna positif dengan prestasi belajar maatematika siswa. Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa jenis OTA future consequences goals, learning goals, dan pleasing the family goals tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan prestasi belajar matematika. Sedangkan jenis OTA performance goals dan OTA pleasing the teacher mempunyai hubungan yang bermakna secaia berlawanan (negatif) dengan prestasi belajar matematika.
1999
S2586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layalia Fatharani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek pada kelompok siswa kelas 12 berdasarkan kecenderungan orientasi tujuan berprestasi. Pengukuran persepsi siswa terhadap tingkah laku menyontek menggunakan alat ukur berupa kuesioner atau self-report yang dimodifikasi dari beberapa alat ukur (Anderman, Grissinger, dan Westerfield 1998; Bolin, 2004; deLambret dkk.; 2003; Lambret dkk., 2003). Pengukuran orientasi tujuan berprestasi siswa menggunakan alat ukur Patterns of Adaptive Learning Scale (PALS) yang dikembangkan oleh Midgley dkk. (2000). Responden penelitian ini berjumlah 88 siswa kelas 12 SMA yang berasal dari berbagai sekolah yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek pada kelompok siswa berdasarkan kecenderungan orientasi tujuan berprestasi. Skor persepsi diri terhadap tingkah laku menyontek yang rendah terdapat pada kelompok siswa dengan kecenderungan orientasi tujuan mastery. Di sisi lain, kelompok dengan orientasi tujuan performance memiliki persespsi diri terhadap tingkah laku menyontek yang tinggi. Hasil penelitian sudah sejalan dengan teori orientasi tujuan berprestasi yang menyatakan bahwa siswa dengan kecenderungan orientasi tujuan mastery akan cenderung tidak menyontek.
ABSTRACT
This study was conducted to get an idea of the difference of self-perception towards academic cheating behavior in 12th grade student groups based on achievement goal orientation tendency. The measurement of self-perception towards academic cheating using self-report questionnaire that has modified from some measurement (Anderman, Grissinger, and Westerfield 1998; Bolin, 2004; deLambret et al .; 2003; Lambret dkk., 2003). Student achievement of goal orientation were measured by Patterns of Adaptive Learning Scales (PALS) which developed by Midgley etc. (2000). This respondents were 88 high school students in 12th grade from several different schools. The results showed that there was no difference of mean of self-perception towards academic cheating on 12th grade group based on achievement goal orientation tendency. Mean of self-perception towards academic cheating are the lowest in the group of students with performance goal orientation tendencies. In the Other hand, group of student with mastery goal orientation tendencies have a high mean of self-perception towards academic cheating. The results has been consistent with the achievement goal orientation theory which states that students with mastery goal orientation tendencies will not tend to cheat.
2014
S60647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Khairunnisa Al-Hadi
Abstrak :
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia menerapkan Kurikulum 2013 dalam memfasilitasi pembentukan karakter siswa yang mandiri dan berorientasi pada proses pembelajaran. Salah satu aspek psikologis yang penting bagi mahasiswa dalam mendukung program adalah orientasi tujuan penguasaan. Keterlibatan ayah merupakan salah satu aspek yang berkaitan dengan orientasi tujuan secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan keterlibatan ayah dengan orientasi tujuan ketuntasan pada siswa SMA di Jabodetabek. Pengukuran menggunakan instrumen skala penguasaan Nurturing Fathering Scale, Reported Father Involvement Scale, dan Achievement Goal Questionnaire-Revised. Hasil analisis statistik korelasi menunjukkan bahwa keterlibatan ayah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan orientasi tujuan penguasaan. Analisis data demografi dilakukan untuk membantu pembahasan hasil penelitian.
ABSTRACT
The Indonesian government implements the 2013 Curriculum in facilitating the character building of students who are independent and oriented towards the learning process. One of the psychological aspects that is important for students in supporting the program is the orientation of mastery goals. Father involvement is one aspect related to goal orientation in general. This study aims to see the relationship between father's involvement and goal orientation of completeness of high school students in Jabodetabek. Measurements used the Nurturing Fathering Scale, Reported Father Involvement Scale, and Achievement Goal Questionnaire-Revised instrument. The result of correlation statistical analysis shows that father involvement has no significant relationship with goal orientation of mastery. Demographic data analysis was conducted to assist the discussion of research results.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>