Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Daru Anggraeni
Abstrak :
ABSTRAK
Kebijakan tata ruang dan wilayah Kabupaten Badung membagi pengembangan wilayah menjadi beberapa wilayah yaitu Wilayah Badung Utara dan Wilayah Badung Tengah dengan fungsi utama pertanian, sedangkan Wilayah Badung Selatan dengan fungsi utama kepariwisataan. Kegiatan pariwisata di Wilayah Badung Selatan terpusat pada kawasan pariwisata Kuta, Tuban, dan Nusa Dua. Kondisi ini menyebabkan perbedaan nilai lahan pada seluruh wilayah Badung, dimana lahan di kawasan pariwisata dan sekitarnya memiliki nilai yang lebih tinggi daripada di lokasi lainnya. Tulisan ini bertujuan mengamati pengaruh antara jarak dari kawasan pariwisata terhadap nilai tanah di seluruh Kabupaten Badung. Asumsi yang digunakan adalah jarak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tanah yang besumber dari Kantor Pertanahan Kabupaten Badung yang terdiri dari 245 bidang tanah. Hasil analisis secara signifikan menunjukkan hubungan negatif antara jarak ke kawasan pariwisata dan nilai tanah. Kondisi infrastruktur juga digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi nilai tanah. Hasilnya, infrastruktur jalan secara signifikan berpengaruh terhadap nilai tanah.
ABSTRACT
Urban land use policies of Badung Regency divide the development of the region into several areas called North Badung and Central Badung Region which is the main function as agriculture area, while South Badung Region is focused as tourism area. Tourism activities in South Badung Region are mainly centered on Kuta, Tuban, and Nusa Dua. The difference activities between those area, leads to the difference land value in all areas of Badung, where the land value in or near the tourism area are higher than other location. This paper aims to observe the effect of distance from tourism area to land value in all Badung Regency. The assumption is that dictance has a negative effect and significant to land value. This study was using data source from Land Office of Badung Regency which consist of 245 land plots. The result of the analysis, distance from tourism area have negative relation and significant to the land value. Infrastructure is also used as factor that affects land value. The result shows that road infrastructure is significant in affecting the land value.
2018
T49648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdus Labang Donya
Abstrak :
Pembangunan perumahan Kota Bogor mengalami peningkatan. Dimana sektor perumahan mendominasi penggunaan tanah seluas 38,6% dari luas lahan Kota Bogor. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan nilai tanah perumahan di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan nilai tanah perumahan dengan menganalisis mengenai hubungan nilai tanah perumahan berdasarkan aksesibilitas jarak perumahan dari prasarana transportasi (stasiun, pintu tol, dan terminal); sarana pelayanan umum (perguruan tinggi, rumah sakit, dan pusat kegiatan ekonomi); dan pusat kota (kebun raya) menggunakan analisis keruangan dan statistik. Hasil yang didapatkan adalah jarak perumahan dari pusat kota (kebun raya) dan prasarana transportasi (terminal dan pintu tol) memiliki korelasi negatif dengan tingginya nilai tanah. Dan pintu tol merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi nilai tanah perumahan di Kota Bogor.
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Purwinto
Abstrak :
Pokok masalah dalam skripsi ini adalah perubahan ni_lai tanah karena pembangunan. Yang ingin ditunjukkan ialah, keadaan di mana tanah menjadi lebih bernilai dan dihargai seinakin tinggi oleh para warga nasyarakat yang bersangku_tan, akibat pengaruh perkembangan pembangunan yang ada di sekitar lingkungannya. Keadaan sebelum ada pembangunan, ialah: bahwa tanah dianggap sebagai benda tidak produktif dan benda produktif, tidak produktif karena tak dapat di_manfaatkannya sama sekali, dan produktif karena dapat di_manfaatkannya bagi sektor pertanian; harga tanah yang nam_aaknya cukup stabil, namun jika dijual jarang laku. Sedangkan keadaan-keadaan atau gejala-gejala setelah ada pemba_ngunan, yaitu: bahwa tanah selain dianggap sebagai benda loduktif pun sebagai benda komoditif; harga tanah yang lambat menjadi terus semakin meningkat; pemanfaatan tanah yang nampak lebih efektif bagi sektor pertanian, mau pun sektor perdagangan dan jasa yang secara langsung atau pun tidak iangaung menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Kurniawan Ratdityas
Abstrak :
[ABSTRAK
Kendala utama yang dirasakan saat ini dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya berupa jalan tol, adalah sulitnya pelaksanaan pembebasan tanah.Pembebasan tanah yang menjadi tanggung jawab pemerintah,pada banyak kasus, masih sulit mendapatkan kesepakatan nilai pembebasan dengan masyarakat.Masyarakat memiliki persepsi nilai pembebasan yang tinggi, diatas nilai tanah yang dipegang pemerintah dari hasil penilaian oleh penilai profesional. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai nilai pembebasan tanah, yang meliputi faktor nilai tanah, kerugian lain yang dipertimbangkan masyarakat untuk juga diganti rugi, dan pengaruh dari beberapa kebijakan pembebasan tanah yang diterapkan pemerintah saat ini.Penelitian ini mengunakan media kuesioner sebagai alat pengumpulan data persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan mengenai masalah yang diteliti. Responden penelitian ini adalah para petugas pemerintah yang langsung berhubungan dengan masyarakat dalam proses negosiasi nilai. Sebagai pembanding juga diambil responden dari masyarakat pemilik tanah yang akan dibebaskan. Hasil penelitian, baik dengan responden petugas pemerintah maupun masyarakat pemilik tanah,memperlihatkan bahwa terdapat 11 faktor yang mempengaruhi nilai tanah, terdapat 5 jenis kerugian lain yang juga diminta masyarakat untuk diganti rugi dan ada 3 kebijakan pemerintah mengenai pembebasan tanah yang dapat memicu aksi spekulasi masyarakat. Dari penelitian ini juga terlihat bahwa nilai yang ditetapkan oleh pemerintah, tidak menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat atas nilai tanahnya. Selanjutnya, karena tanah yang dibebaskan masuk dalam pengertian Barang Milik Negara (BMN), maka penelitian ini juga melakukan simulasi untuk mengetahui dampak peningkatan nilai pembebasan tanah dalam mekanisme pemanfaatan Barang Milik Negara berupa Kerjasama Pemanfaatan, yang mensyaratkan kewajiban pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dari pengelola jalan tol. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa kenaikan nilai pembebasan tanah akan menyebabkan turunnya kelayakan jalan tol bagi perusahaan pengelola jalan tol. Untuk itu, pemerintah harus menurunkan, bahkan pada tingkat tertentu harus menghapuskan kewajiban pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
ABSTRACT
The main constraint is felt today in implementing infrastructure development in Indonesia, particularly in the form of toll roads, is the difficulty of implementation of land acquisition. Land acquisition which is the responsibility of the government, in many cases, it is still difficult to get a deal value of land acquisition by the public. The public has a perception of high value land acquisition, over the value of land held by the government of the results of the assessment by a professional appraiser. This study intends to determine the factors that influence people's perception of the value of land acquisition, which includes the land value factors, other losses are considered public to also be compensated, and the influence of some land acquisition policies applied by the government today. This study uses media as a means of collecting data questionnaire respondents consent to the statements given regarding the issues examined. Respondents are government officials who directly related to the public in the negotiation process value. For comparison also taken the respondents from land owners. Results of the study, both with government officials and land owners respondents, shows that there are 11 factors that affect the value of the land, there are five other types of losses also prompted people to be compensated and there are 3 government policy on land acquisition that could trigger public speculation. This research also shows that the value set by the government as NJOP and ZNT, do not be a factor influencing the public perception of the value of the land. Furthermore, because the released land included in the definition of State Assets (BMN), this research also perform simulations to determine the impact of the increase in the value of land acquisition in the mechanism of utilization of the State Assets Utilization form of cooperation. This mechanism requires a fixed contribution and profit sharing of the company operating the toll road as a user of the land to the government. Simulations carried out to see the level of financial feasibility of the toll road to the toll road, if the increased value of land acquisition, and what level of contribution of fixed and profit sharing that can be applied to the government in order to remain eligible for the toll road toll road operators. The simulation results showed that the increase in the value of land acquisition will cause a drop in eligibility for the toll road toll road management company. In order to remain eligible for the toll road toll road operating company, then the government should be lowered, even at a certain level should abolish the obligation to pay fixed contributions and profit sharing.;The main constraint is felt today in implementing infrastructure development in Indonesia, particularly in the form of toll roads, is the difficulty of implementation of land acquisition. Land acquisition which is the responsibility of the government, in many cases, it is still difficult to get a deal value of land acquisition by the public. The public has a perception of high value land acquisition, over the value of land held by the government of the results of the assessment by a professional appraiser. This study intends to determine the factors that influence people's perception of the value of land acquisition, which includes the land value factors, other losses are considered public to also be compensated, and the influence of some land acquisition policies applied by the government today. This study uses media as a means of collecting data questionnaire respondents consent to the statements given regarding the issues examined. Respondents are government officials who directly related to the public in the negotiation process value. For comparison also taken the respondents from land owners. Results of the study, both with government officials and land owners respondents, shows that there are 11 factors that affect the value of the land, there are five other types of losses also prompted people to be compensated and there are 3 government policy on land acquisition that could trigger public speculation. This research also shows that the value set by the government as NJOP and ZNT, do not be a factor influencing the public perception of the value of the land. Furthermore, because the released land included in the definition of State Assets (BMN), this research also perform simulations to determine the impact of the increase in the value of land acquisition in the mechanism of utilization of the State Assets Utilization form of cooperation. This mechanism requires a fixed contribution and profit sharing of the company operating the toll road as a user of the land to the government. Simulations carried out to see the level of financial feasibility of the toll road to the toll road, if the increased value of land acquisition, and what level of contribution of fixed and profit sharing that can be applied to the government in order to remain eligible for the toll road toll road operators. The simulation results showed that the increase in the value of land acquisition will cause a drop in eligibility for the toll road toll road management company. In order to remain eligible for the toll road toll road operating company, then the government should be lowered, even at a certain level should abolish the obligation to pay fixed contributions and profit sharing., The main constraint is felt today in implementing infrastructure development in Indonesia, particularly in the form of toll roads, is the difficulty of implementation of land acquisition. Land acquisition which is the responsibility of the government, in many cases, it is still difficult to get a deal value of land acquisition by the public. The public has a perception of high value land acquisition, over the value of land held by the government of the results of the assessment by a professional appraiser. This study intends to determine the factors that influence people's perception of the value of land acquisition, which includes the land value factors, other losses are considered public to also be compensated, and the influence of some land acquisition policies applied by the government today. This study uses media as a means of collecting data questionnaire respondents consent to the statements given regarding the issues examined. Respondents are government officials who directly related to the public in the negotiation process value. For comparison also taken the respondents from land owners. Results of the study, both with government officials and land owners respondents, shows that there are 11 factors that affect the value of the land, there are five other types of losses also prompted people to be compensated and there are 3 government policy on land acquisition that could trigger public speculation. This research also shows that the value set by the government as NJOP and ZNT, do not be a factor influencing the public perception of the value of the land. Furthermore, because the released land included in the definition of State Assets (BMN), this research also perform simulations to determine the impact of the increase in the value of land acquisition in the mechanism of utilization of the State Assets Utilization form of cooperation. This mechanism requires a fixed contribution and profit sharing of the company operating the toll road as a user of the land to the government. Simulations carried out to see the level of financial feasibility of the toll road to the toll road, if the increased value of land acquisition, and what level of contribution of fixed and profit sharing that can be applied to the government in order to remain eligible for the toll road toll road operators. The simulation results showed that the increase in the value of land acquisition will cause a drop in eligibility for the toll road toll road management company. In order to remain eligible for the toll road toll road operating company, then the government should be lowered, even at a certain level should abolish the obligation to pay fixed contributions and profit sharing.]
2015
T42945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Setiandi
Abstrak :

ABSTRAK
Persaingan yang tinggi dalam memperoleh sebidang tanah telah mendorong masyarakat di perkotaan memanfaatkan tanah kearah yang Ieblh hitensif hal itu mengakibatkan tingginya harga tanah kota, dimsma tanah mempunyai nilai dalam arti ekonomi yang terwujud dalam ukuran harga. Seperti benda ekonomi lainnya, harga tanahjuga dipengaruhi oleh aktivitas pasar, yaltu dengan adanya penawaran (supply), dan dengan adanya permintaan (demand). Namun, berbeda dengan yang lainnya, tanah tidak dapat dipmdah tempatkan, dan luasnyapun relatif tetap

Sementara itu, penduduk di kota tidak mtmgkin lagi mencari nafkah di bidang tam, leblh-leblh bagi usaha tam yang membutuhkan tanah yang luas. Pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang tinggi, menjadi penyebab semakin seinpilnya tanah bagi usaha pertanian, sehiugga tidak lagi menjadi pilihn bagi orang kota di dalam mencari nafkahnya, disamping harga tanahnya yang menjadi terlalu tinggi untuk bidang usaha mi; Namun, meskipun path dasarnya orang kota hidup dari usaha di luar bidang pertaman, tidak jarang penggunaan tanah di dalam wilayah perkotaan di Indonesia, maslh banyak yang bersifat penggunaan tanah pedesaan, terutama di wilayah perkotaan bagian pinggir. Penggunaan tanah yang demikian mi dalam kerangka klasifikasi penggunaan tanah kota, disebut sebagai tanah kosong, karena sebenarnya penggunaan tanah pertanian mi sifatnya hanya sementara, sambil menunggu perubahannya ke dalam bentuk penggunaan tanah lain, yang merupakanjenis penggunaan tanah kota. Kecamatan Ciracas dan Cipayung kotamadya Jakarta Timur merupakan wilayah kota yang terletak di bagian pinggir. Pertumbuhan penduduk di kecamatan Ciracas dan Cipayung selama mi sekitar 2 % setahun, akan tetapi pertumbuhan penduduk 1w path tahun 1995 meningks't menjadi 2,41 % setahun, meskipun demi1cism luas tanah kosong yang ada di wilayah im pada tahun 1995 rnih cukup tinggi, yaitu seluas 662,92 hektar, atau sebesar 15,16 persen dari luas seluruh kedua kecamatan yang seluas 4372,05 hektar. Jenis penggunaan tanah kosong merupakan jenis penggunaan tanah kedua terluas setelah penggunaan tanah pemukimn , diniima hal itu tidak teijadi pada kecamatan-kecamatan lain di kotamadya Jakarta Timur.

Penelitian mi bertujuan untuk mengetahul harga tanah kosong di kecainatan Ciracas dan Cipayung berdasarkan janak, dan kaitan harga tanah kosong dengan penggunaan tanab, kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, dan kerapatan janingan jalan di sekitar tanah kosong tersebut berdasarkan jaraknya dari terminal Kampung Rainbutan di kecamatan Ciracas dan Cipayung.

Masalah yang diajukan adalah BagaimnnikR1i hanga tanah kosong berdasarkan jarak dan terminal Kampung Rambutan di kecamatan Ciracas dan Cipayung pada tahun 1995 ? dan bagaimana pula kaitan harga tanah kosong dengan penggunaan tanah, kepadatan penduduk kerapatan bangunan, dan kerapatan janingan jalan di sekitar tanah kosong tersebut berdasarkan jaraknya?

Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab masalah yang diajukan yaitu dengan overlay peta yang kemudian dideskripslkan. Unit analisis yang digunakan adalah jarak. Hasil yang diperoleh dapat diutarakan sebagai berikut: Path tahun 1995 harga tanah kosong semikin menjauhi terminal Kampung Rambutan semakin menunni. Pada jarak kurang dazi 7 (tujuh) kilometer dazi terminal Kampung Rambutan yaitu pada kelurahan Rambutan I, Susukan I, Ciracas I, Bambu Apus I, Ceger I, Lubang Buaya 1, dan Cipayung I, luas tanah kosong untuk kelas harga tanah rendah (kurang dari 350.000 rupiah per meter persegi), d&1 acifikcilcan rendah. Sedangkan untuk luas tanah kosong dengan kelas harga tanah sedang (antara 350.000 rupiah per meter persegi sampai 700.000 rupiah per meter persegi) dlklasifikaslkan tinggi, sehingga dapat dikatakan harga tanah kosong path jarak ml umumnya tinggi. Pada jarak 72 1 sampai 14 kilometer dari terminal Kampung Rambutan yaltu path kelurahan Susukan 11, Ciracas II, Kelapa Dua Wetan II, Cibubur 11, Munjul II, Cilangkap II, Cipayung II, Bambu Apus II, Ceger H, Setu II, dan Lubang Buaya H, luas tanah kosong pada kelas harga tanah rendah (kurang dari 350.000 rupiah per meter persegi), dlklasiflkasjkan sedang, dan luas tanah kosong path kelas harga tanah sedang (antara 350.000 rupiah per meter persegi sampal 700.000 rupiah per meter persegi) dikiasifikasikan sedang, sehigga dilcatakan harp tanah kosong pada jarak ml adalah sedang. Path janak lebih dari 14 kilometer dan terminal Kampung Rambutan yang meiputi kelurahan Cibubur Ill, Munjul ifi, Pondok Ranggon m, Cilangkap III, Baznbu Apus HI, Kelapa Dua Wetan H, dan Setu HI Was tanah kosong path kelas harga tanah rendah (kurang dazi 350.000 rupiah per meter persegi), dildasifikasikan tinggi, dan luas tanah kosong path kelas hanga tanah sedang (antara 350.000 rupiah per meter persegi saznpai 700.000 rupiah per meter persegi) dikiasifikasikan rendab, sehingga dapat dikatakan harga tanah kosong padajarak mi umumnya rendah

Untuk tanah kosong dengan kelas hanga tanah tinggi (di atas 700.000 rupiah per meter persegi), luasnya hanya kecil saja path ketiga wilayah jarak yang diteliti, sehingga kesemuanya dlklasifikasjkan rendak Kaitan antara harga tanah kosong berdasarkan jaraknya dan terminal Kampung Raznbutan di Kecamatan Ciracas dan Cipayung dengan jenis penggunaan tanah, kepadatan pendudulç kerapatan bangunan, dan kerapatanjaringanjalan di sekitarnya adalah sebagai berikut: Path jarak kurang dari 7 kilometer yaitu path kelurahan Ranibutan I, Susukan I, Ciracas!, Bambu Apus I, Ceger I, Lubang Buaya I, dan Cipayung I, harga tanah kosong yang umumnya tinggi terdapat path wilayah dengan dominaci luas penggunaan tanah pemukiman tinggi, luas penggunaan tanah industni rendah, luas penggunaan tanah jasa atau fasilitas umum sedang, luas tanah pemakarncin umum rendah, luas penggunaan tanah lain-lain seperti jalan sedang, kepathtan penduduk tinggi, kerapatan bangunan tinggi, dan kerapatan janingan jalan tinggi. Path jarak antara 7,1 kilometer sampai 14 kilometer yalta path kelurahan Susukan II, Ciracas LI, Kelapa Dua Wetan H, Cibubur II, Munjul H, Cilangkap II, Cipayung II, Bambu Apus II, Ceger II, Setu II, dan Lubang Buaya H, harga tanah kosong yang umumnya sedang terdapat pada wilayah dengan dominasi luas penggunaan tanah pemukiman tinggi, luas penggunaan tanah industri rendah, luas penggunaan tanah jasa atau fasilitas umum sedang, luas tanah pemakanian umum rendah, Iuas penggunaan tanah lain-lain seperti jalan, sedang, kepadatazi penduduk rendah, kerapatan bangunan sedang, dan kerapatan janingan jalan sedang. Path jarak lebih dari 14 kilometer dari terminal Kampung Rambutan yang meliputi kelurahan Cibubur Ill, Munjul III, Pondok Ranggon Ill, Cilangkap HI, Bambu Apus HI, Kelapa Dua Wetan II, dan Setu III, harga tanah kosong yang umumnya rendah terdapat path wilayah dengan dominasi luas penggunaan tanah pemukiman tinggi, luas penggunaan tanah industri rendah, luas penggunaan tanah jasa atau fasilitas umum rendah, luas tanah pemakaman umum rendah, luas penggunaan tanah lain-lain seperti jalan sedang, kepadatan penduduk rendah, kerapatan bangunan rendah, dan kerapatan janingan jalan rendah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S33750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninditha Kemala Dinianyadharani
Abstrak :
ABSTRAK
Keterbatasan lahan yang layak dan banjir yang kerap kali melanda Jakarta, merupakan kendala-kendala pembangunan kota Jakarta dalam menuju Kota yang Berkelanjutan. Permasalahan keterbatasan lahan dan banjir ini akan berdampak pada sektor properti perumahan Jakarta. Dalam menghadapi hal ini, pemerintah Jakarta mengeluarkan salah satu kebijakan mitigasi struktural dalam bentuk rencana pembangunan proyek Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS). Pembangunan JCDS ini diprediksikan dapat mengurangi resiko banjir di wilayah DKI Jakarta dan memperluas daratan DKI Jakarta dengan cara reklamasi pantai. Pada penelitian ini, dibangun sebuah model simulasi problematika dan skenarioskenario kebijakan Jakarta Coastal Defense Strategyyang dikaitkan dengan properti perumahan menggunakan sistem dinamis.
ABSTRACT
Limited appropriate land and floods that often hit Jakarta are the constraintsto growtoward a Sustainable City. Problems of limited land and flooding are likely to impact on residential property sector in Jakarta. In facingthese problems, the Jakarta government issued a policy of structural mitigation in the form ofJakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) project development plans. JCDS development predicted to reduce the risk of flooding in areas of Jakarta and expand the Jakarta mainland by beach reclamation. This research builds a problem simulation model and scenarios of Jakarta Coastal Defense Strategypolicy that are associatedwith residential property usingsystem dynamics approach.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Ratih Herdini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah spasial variasi harga lahan dengan memetakan potensi kawasan. Dengan memetakan 7.648 sampel nilai tanah di radius 10-kilometer dari stasiun HSR Karawang, dengan meneliti hubungan antara berbagai faktor dengan menghubungkan teori mengenai nilai tanah dan penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini mengenai nilai tanah. Temuan dari penelitian ini adalah dimana transportasi akan memberikan korelasi negatif terhadap nilai tanah, karena transportasi tersebut bersifat paratransit dan memiliki trayek yang terbatas. Pada kapasitas jalan memberikan korelasi negatif terhadap nilai tanah, karena tidak ada penambahan jalan yang signifikan di tahun 2016, 2018, 2020, 2021, kecuali pembangunan dalam klaster. Serta ruang terbuka hijau (RTH) juga memiliki korelasi negatif, karena pemenuhannya yang belum memadai dan RTH yang ada dikuasai oleh swasta. Dengan demikian, perlu adanya perhatian pemerintah dalam pembangunan di luar area klaster terkait potensi dan pengembangan wilayahnya. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan lebih komprehensif dengan memprediksi nilai tanah kedepan, dan mengisi nilai tanah yang belum terisi dalam Zona Nilai Tanah (ZNT) yang dapat digunakan secara lebih mendetail untuk mengamati aspek perkembangan perkotaan dan dampaknya terhadap nilai tanah, terutama pada area yang mengalami perkembangan pembangunan transportasi. ......This research aims to examine the spatial direction of land price by identifying the possible effect area from regional development and transportation infrastructure by mapping 7,648 samples of land values in a 10-kilometer radius around the Karawang HSR station. This study discovered that transportation negatively impacts land value because the vehicle is paratransit and has a narrow path. Road capacity is adversely correlated with land value because there were no significant road expansions in 2016, 2018, 2020, or 2021, except for cluster development. Green open space (RTH) also has a negative association. The private sector controls the existing green open space to serve as business facilities and supporting areas for housing and the industrial regions in clusters. The government needs attention to development outside the cluster area related to the region's potential. Predicting future land values and filling in unfilled land values (ZNT) can make this research more complete. That can use to examine features of urban growth and their influence on land values in greater depth, particularly in locations where transit development occurs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Adelina Br Perangin Angin
Abstrak :
Penelitian ini membahas secara komprehensif tentang pengaruh peran air sebagai pembentuk nilai tanah. Aspek peran air yang diteliti tidak hanya berdasarkan penyediaan sumber air bersih, ataupun bencana daya rusak air, namun juga mengikutsertakan cekungan air tanah dan infrastruktur air. Penelitian eksplanatori ini dianalisis dengan metode kuantitatif berdasarkan unit analisis Zona Nilai Tanah (ZNT) berjumlah 3.725 sampel di seluruh Kota Madya Jakarta. Keseluruhan data variabel di tiap sampel dianalisis menggunakan Ordinary Least Squares (OLS). Dari hasil analisis regresi, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa cakupan infrastruktur pengelolaan air limbah memberikan kontribusi positif paling besar terhadap pembentukan nilai tanah sebesar, diikuti dengan cakupan infrastruktur air bersih. Sebaliknya, ditemukan bahwa risiko banjir memberikan kontribusi negatif paling besar. Penelitian ini menemukan temuan baru, yaitu kepadatan penduduk dan area recharge memberikan korelasi negatif terhadap nilai tanah, serta cakupan infrastruktur pengelolaan air limbah yang baik berkorelasi positif terhadap nilai tanah, sedangkan cakupan infrastruktur pengendali banjir yang buruk berdampak menurunkan nilai tanah. Berdasarkan analisis, dapat diinterpretasikan bahwa pelaksanaan desain untuk mengadakan air bersih secara mandiri akan meningkatkan biaya investasi dalam pembangunan properti. Begitu pun, pelaksanaan desain pada area yang memiliki risiko bencana daya rusak air akan memperbesar nilai investasi atas kerusakan bangunan yang dialami. Dengan demikian, tingginya nilai investasi yang disebabkan oleh kedua kondisi tersebut, membuat profit yang diterima tidak maksimal. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih komprehensif dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif secara time series yang meninjau pertumbuhan real estat Jakarta di masa depan terkait dengan peran air. ......This research comprehensively discusses the influence of water’s roles in forming land value. The aspects of water’ roles are based not only on the provision of clean water sources nor water disasters but also on groundwater basin conditions and water infrastructures. This explanatory research was analyzed 3.725 samples of Land Value Zone (ZNT) in Jakarta cities by using quantitative methods. The Ordinary Least Squares regression model was used to analyze the data variables in each sample. Due to the regression results, this study found that the good management of wastewater infrastructure positively gave the most significant contribution to land value, followed by the clean water sources infrastructure. On the other hand, it was found that the flood risk gave the most negative contribution. This study also found new findings that the density population and recharge area negatively correlated to land value. Also, The good coverage of wastewater management infrastructure positively correlated to land value, while an inadequate flood control infrastructure negatively correlated. Due to the analysis, it can be interpreted that implementing a design in property development to provide clean water independently will increase the investment value. Likewise, implementing a design in a high-risk water-related disaster area will also increase the repair value. Thus, the high investment value caused by these conditions makes the profit margin not maximally received. This research can be developed more comprehensively with qualitative or quantitative methods by time series to review the real estate growth in the future by relating the water’s roles.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrie Suteja
Abstrak :
Penelitian ini membahas implementasi pemungutan BPHTB sebagai pajak daerah di Kota Bukitinggi dan upaya yang dilakukan DPKAD Kota Bukittinggi untuk mengatasi permasalahan terkait pemungutan BPHTB dalam rangka meningkatkan penerimaan BPHTB. Pokok permasalahan adalah penerimaan BPHTB di Kota Bukittinggi sempat mengalami penurunan saat baru dikelola oleh pemerintah daerah dibanding saat dikelola pemerintah pusat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan penerimaan BPHTB karena masih adanya transaksi yang harganya dibawah harga pasar, dimana masyarakat menjadikan NJOP PBB sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB. Pemerintah Kota Bukittinggi telah melakukan upaya mengatasi permasalahan tersebut dengan menetapkan Zona Nilai Tanah. ......This study discusses the implementation of BPHTB As local tax collection in the city of Bukittinggi and efforts made by DPKAD Bukittinggi to solving problems related to the collection of BPHTB in order to improve BPHTB income. The main problem is BPHTB Bukittinggi had decrease when managed by local government than when managed by central government. This study used a qualitative approach. The results showed that the decrease of BPHTB because there are still any of transaction price is below the market price, which the people make NJOP PBB as BPHTB tax base. Bukittinggi City government make decision to overcome the problems by setting Land Values Zone.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrie Suteja
Abstrak :
Penelitian ini membahas implementasi pemungutan BPHTB sebagai pajak daerah di Kota Bukitinggi dan upaya yang dilakukan DPKAD Kota Bukittinggi untuk mengatasi permasalahan terkait pemungutan BPHTB dalam rangka meningkatkan penerimaan BPHTB. Pokok permasalahan adalah penerimaan BPHTB di Kota Bukittinggi sempat mengalami penurunan saat baru dikelola oleh pemerintah daerah dibanding saat dikelola pemerintah pusat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan penerimaan BPHTB karena masih adanya transaksi yang harganya dibawah harga pasar, dimana masyarakat menjadikan NJOP PBB sebagai dasar pengenaan pajak BPHTB. Pemerintah Kota Bukittinggi telah melakukan upaya mengatasi permasalahan tersebut dengan menetapkan Zona Nilai Tanah. ......This study discusses the implementation of BPHTB As local tax collection in the city of Bukittinggi and efforts made by DPKAD Bukittinggi to solving problems related to the collection of BPHTB in order to improve BPHTB income. The main problem is BPHTB Bukittinggi had decrease when managed by local government than when managed by central government. This study used a qualitative approach. The results showed that the decrease of BPHTB because there are still any of transaction price is below the market price, which the people make NJOP PBB as BPHTB tax base. Bukittinggi City government make decision to overcome the problems by setting Land Values Zone.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>