Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zoelkarnaen Noerdin
"Diberlakukannya otonomi daerah sebagai implementasi Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 berdampak pada makin bertambahnya kewenangan Kabupaten/Kota termasuk Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Kabupaten Musi Rawas yang sebelum ini titik berat kegiatannya hanya sebagai pelaksana program yang diarahkan dari Dinas Kesehatan Propinsi/Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi/Departemen Kesehatan RI.
Dalam era desentralisasi ini peranan Dinas Kesehatan Kabupaten dalam pelaksanaan wasdal juga akan semakin besar, termasuk kegiatan wasdal di tingkat Kecamatan (Puskesmas). Selama ini fungsi wasdal ke Puskesmas bersifat individual program dan berorientasi pada proyek.
Untuk maksud tersebut melalui studi kasus bagi pengembangan sistem yang pengambilan datanya dilakukan secara cross sectional telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang rancangan pengawasan dan pengendalian yang baik dan sesuai standar.
Sebagai sampel penelitian ini adalah Pimpinan Puskesmas Pengelola Program di Puskesmas dan staf Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan sebagai petugas yang telah melakukan kegiatan bimbingan teknis program. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan focus group discussion yang selanjutnya dianalisis atas dasar tematiknya.
Dengan dihasilkannya rancangan sistem wasdal yang mempunyai tiga tipe yaitu wasdal pendahuluan, pelaksanaan dan evaluasi dapat menjawab tuntutan akan perlunya suatu sistem yang tepat agar tertib administrasi dan akuntabilitas pelaksanaan program oleh Puskesmas dapat berlangsung baik. Rancangan sistem wasdal ini harus ditindaklanjuti dengan membentuk organisasi fungsional, rencana kegiatan operasional dan perlunya disosialisasikan kepada seluruh staf Dinkesra dan Puskesmas se-Kabupaten Musi Rawas sehingga diharapkan kegiatan wasdal efektif dimulai tahun 2002.

Design of Controlling and Supervision System of Health Office and Welfare in Implementation of Health Program Decentralization at the Sub-District Level/Comunity Health Center with Case Study in Musi Rawas RegencyThe enactment of regional autonomy as implementation of Law No. 22, Year 1999 and Law No. 25, Year 1999 has the impact on the increasing authority of Regency/ City including the Health and Welfare Office of Musi Rawas Regency, in which the focus of its activities was only as implementer of the program directed by the Province Health Office/Regional Office of Province Health Department/ the Health Department of the Republic of Indonesia.
During this decentralization era the role of Regency Health Office in the implementation of control and supervision also will be more significant, including controlling and supervision activities in Sub-District level (Community Health Center). Until now the control and supervision function towards the Community Health Center is only for individual program and project oriented. For that purpose, through a case study for development of the system in which the data collection is done with cross-sectional method to obtain description regarding a proper design of controlling and supervision according to standard.
Sample of this research is Head of Community Health Centers and staff of Health Office as personnel that have performed the program technical guidance activities. The data is collected with in-depth interview and focus group discussion that is further analyzed thematically.
Having realized the controlling and supervision design that have three types namely introduction, implementation and evaluation, it may response the demand for a good administration system and accountability of the program implementation by the Community Health Center will take place a proper manner. The design of controlling and supervision system must be followed-up by establishing functional organization, operational activities plan, and socialization to all staff of Office of People Welfare and Community Health Centers all over Musi Rawas Regency, that it is expected that controlling and supervision activities will be effective from the year 2002 on.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Pulung
"Pemberdayaan masyarakat desa akhir-akhir ini selalu saja mendapat perhatian luas dari banyak kalangan baik ilmuan, kaum profesional ataupun dari kalangan Birokrat termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan. Berkaitan dengan pemberdayaan rnasyarakat desa tersebut banyak sudah kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh berbagai kalangan tersebut, yang tujuannya untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat desa dimaksud. Untuk itu, Tesis ini meneliti tentang proses pemberdayaan masyarakat desa oleh Pemenintah Daerah Kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan melalui pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Desa (BPD). Dengan memperhatikan peran pemermtah sebagai aktor pembangunan yang memiliki sumber daya yang sangat
besar seperti sumber daya rnanusia (aparatur), sumber daya permodalan, sumber daya fisik berupa fasffitas-fiisilitas sarana dan prasarana pembangunan serta sumber daya lainnya, dan dengan mempertimbangkan masyarakat desa sebagai sasaran utama dalam
pembangunan berpusat manusia, maka dalam tesis ini, penelitian lebth diarahkan untuk melihat baiimana pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) dapat mendorong timbulnya partisipasi masyarakat dalam program sebagai suatu proses pemberdayaan masyarakat desa.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diperhatikan dengan seksama keterlibatan masyarakat desa dan peían pemerintah dalam pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) ini, khususnya sebagal suatu fenomena yang menjelaskan ada atau tidalcnya partisipasi masyarakat desa sebagai subjek pembangunan dalam pelaksanaan Program Bantuan Pembangunan Desa (BPD), dimana dalam jangka panjang seiring dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan seiring dengan proses pembelajaran dan kedua pihak, yaitu dan Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas dan daii masyarakat sendini diharapkan pelaksanaan program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) ini benar-benar dapat memberdayakan masyarakat desa dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif yang menghslflcan data deskriptif tentang bagaimana bentuk keterlibatan masyarakat desa dalam pelaksanaan program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) dan sejauhmana program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) ini mampu meningkatkan parti sipasi masyarakat desa, termasuk
menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Bantuan Pembangunan Desa dìmaksud. Adapun tehnik
pengumpulan data di1aksana1cs dengan observasi, studi kepustakaan dan wawancara mendalatn dengan berbagai informan yang dìperoleh melalui tehnik purposive sampling.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Bantuan Pembangunan D (BPD) ini, cukup mampu menyerap berbagai swadaya masyarakat seperti sumbangan tenaga gotong-royong dalam pelaksanaan kegiatan program ataupun sumbangan keuangan. Hal ini menjelaskan bahwa adanya peningkatan partisipasi
masyarakat desa, khususnya dalam pelaksanaan program Bantuan Pembangunan Desami. Dalam penelitiaii ini, berbagai faktor diyakini turut mempengaruhi adanya
partisipasi masyarakat desa dalani pelaksanaan program seperti misalnya adanya prinsip transparansi dan pertanggung jawaban kepada masyarakat dalam program, adanya konsistensi pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada desa tmtuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, adanya perubahan slruktur pemerintahan desa dimana saat ini di desa telah dibentuk semacam lembaga Legislatif yaitu Badan
Perwakilan Desa dan juga hal-hal lain seperti makin kritisnya masyarakat desa yang didukung oleh keterbukaan media massa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang cukup perhatian terhadap pelaksanaan program-program pemberdayaan
masyarakat desa. Sementara itu dalam pelaksanaan program Bantuan Pembangunan Desa ¡ni juga mengalami berbagai kendala seperti keterbatasan dana, yang secara langsung juga turut mempengaruhi keberhasilan program Bantuan Pembangunan Desa dimaksud untuk
dengan segera mamberdayakan masyarakat dan mensejaliterakan masyarakat desa.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus S. Widodo
"Pada era kompetisi yang semakin meningkat, meningkatkan produktivitas, komitmen terhadap organisasi dan kepuasan kerja karyawan merupakan masalah kritis bagi para pengelola, terutama dalam organisasi pelayanan kesehatan. Sebagai usaha untuk mendapatkan kejelasan tentang masalah ini di RSUD Lubuklinggau diadakan penelitian tentang kepuasan kerja karyawan karena belum pernah dilakukan sebelumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja karyawan RSUD Lubuklinggau. Tujuan khusus meliputi ; (1) Diketahuinya kepuasan kerja karyawan; (2) Diketahuinya hubungan antara karakteristik individu, faktor penunjang dan faktor motivasi dengan kepuasan kerja; (3) Diketahuinya faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode cross sectional dan dilaksanakan satu bulan dari tanggal 15 April 2003 sampai dengan 15 Mei 2003. Jumlah responden sebanyak 184 orang, semuanya pegawai negeri sipil rumah sakit. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis meliputi analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis regresi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu rata-rata kepuasan kerja karyawan RSUD Lubuklinggau masih rendah yaitu 51%. Faktor lama kerja, pengawasan, kondisi kerja, kelompok kerja, penghargaan dan kesempatan berkembang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja. Faktor pengawasan, kondisi kerja, penghargaan dan kesempatan berkembang merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Model penentu kepuasan adalah model tanpa interaksi.
Kepada RSUD Lubuklinggau disarankan untuk meningkatkan kemampuan pengawas dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan, memperbaiki kondisi kerja diantaranya mengganti peralatan medis dan penunjang medis yang telah usang, menentukan kriteria pemberian penghargaan serta jenis dan jumlahnya yang dapat memuaskan karyawan dan memberikan kesempatan berkembang dengan menyediakan dana dan mempermudah perizinan.
Daftar bacaan : 25 (1991- 2002)

Employee Job Satisfaction Analysis Of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas Sumatera Selatan, 2003 In an era of increasing competition, maximizing employees productivity, commitment to the organization, and job satisfaction is a critical issue for administrators, especially in healthcare organization. For that reason, this research was conducted in Lubuklinggau District General Hospital because it has never been done before.
The purpose of this research was to get information about job satisfaction of the employee of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas. Specific purposes include :(1) to get a description of employees job satisfaction ;(2) to know the relationship between personal characteristics, supporting factors, motivation factors and job satisfaction; (3) to know the dominant factors that determine job satisfaction.
This quantitative research used the cross sectional method and was conducted over a period of one month from 15th April 2003 until 15'h May 2003,
The respondents were 184 , all government employees of the hospital. The data were obtained by administering questionnaire . The analysis techniques include univariate, bivariate and regression analysis.
The result of the research has shown the average job satisfaction of the employee of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas was low only 51%. The number of years of working, supervision, working condition, work group, reward and career opportunity factors had significant relationship with job satisfaction. Supervision, working condition, reward and career opportunity factors are dominant factors that determine job satisfaction. Determinant model of the job satisfaction is the model without interaction.
To Lubuklinggau District General Hospital, it is recommended to improve supervisor capability by leadership training, to improve work condition such as modernizing the old medical and supporting medical instrument, determine the criteria, variety and sum of reward that will satisfy the employee and give an opportunity to develop to the employee by preparing fund and facilitating allowance.
Reading : 25 (1991 - 2002)
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Komala Dewi
"Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang dan revenue center Rumah Sakit. Sudah selayaknya layanan rawat jalan memiliki kinerja yang baik dan layanan yang prima, sehingga rumah sakit mempunyai citra yang baik di masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan tehnologi kesehatan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang menyebabkan penurunan kunjungan dalam 4 tahun terakhir. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional pada 110 pasien rawat jalan. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat
Hasil analisis didapatkan tingkat kepuasan pasien 50.0%. Dan analisis bivariat, kepuasan pasien berhubungan dengan karakteristik pasien yang bermakna adalah pendidikan dan penghasilan, untuk dimensi mutu layanan kepuasan pasien berhubungan dengan kebersihan toilet dan ruang tunggu, pada dimensi tangible, dan dimensi reliability meliputi ketepatan waktu layanan dan waktu tunggu yang lama dan dimensi empathy seperti kurang mendengarkan keluhan pasien dengan sabar/sungguh-sungguh dan kurang memberikan tanggapan atas keluhan pasien.
Dari uji regresi logistik untuk mendapatkan Faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah vanabel penghasilan. Dari Penelitian ini disarankan agar manajemen rumah sakit memperbaiki kinerjanya dan memperhatikan layanan pada pasien, terutama pada kebersihan toilet dan ruang tunggu, ketepatan waktu dan waktu tunggu yang lama, serta dapat mendengarkan dan memberikan tanggapan yang baik pada keluhan pasien.

Ambulatory (Out-Patient) unit is a "front gate" and revenue center for the hospital. It is important that this unit has a good performance and serves the customer excellently in order to get a better image to the customers and anticipate the improvement of the health technology.
The objective of this research is to get more information about patient satisfaction and factors that associates in ambulatory unit at Lubuk Linggau General Hospital Musi Rawas. There was a decreasing coverage in this last 4 years. This study was a quantitative with a cross sectional approach that performed in 110 out-patients Data analysis were univariate, bivariate, and multivariate. The patient satisfaction was 50 % . Bivariate analysis shows that the satisfied patient significantly related to the patient's education and income. In tangible and reliability aspects. the satisfaction was correlated to the toilet, time waiting and time schedule and in empathy aspect the satisfaction was related to unrenponded of medical-nursing officers and staffs to the patient and lack of human relationship.
The result of logistic regression also stated that the dominant factor or variable correlated to the patient satisfaction was income.
Based on this study, it is recommended to the manager, staffs and medical-nursing officers to enhance the quality of services as what this study founded.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findiastuti Rinaldy
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. BBLR dapat ditangani dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Untuk itu, salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan bidan Musi Rawas adalah penerapan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Penyebaran informasi PMK terhadap bidan dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi besar dari perkembangan media sosial (facebook, twitter, yahoo messenger/google+, whatsapp, line, dan blog).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran preferensi media sosial dan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi media sosial tersebut sebagai sumber informasi PMK pada bidan di Musi rawas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan responden adalah anggota aktif IBI (Ikatan Bidan Indonesia) cabang Musi Rawas Sumatera sejumlah 197. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Hasil penelitian univariat menggambarkan anggota IBI Musi Rawas yang memiliki preferensi terhadap media sosial sebagai sumber informasi PMK sebesar 67,5%. Tiga bentuk media sosial yang paling banyak disukai adalah facebook (59,4%), yahoo messenger/google+ (20,3%), dan blog (11,28%). Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan preferensi media sosial sebagai sumber informasi PMK adalah faktor kebutuhan informasi PMK (p=0,006; OR=2,441; CI=1,326-4,495), keterpaparan pelatihan PMK (p=0,039; OR=2,444; CI=1,100-5,434), dan keterpaparan informasi PMK dari media sosial (p=0,000; OR=3,921; CI=2,040-7,535).
Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak IBI Musi Rawas untuk mendukung bidan dalam menggali pengetahuan lebih dalam mengenai PMK melalui media sosial yang digunakan terutama facebook. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat meneliti ulang dengan variabel yang tidak diikutsertakan pada penelitian ini.

Infant Low Birth Weight (LBW) is one cause of infant mortality in Indonesia. LBW can be handled with the KMC (Kangaroo Mother Care). So that, one needs to be improved capabilities Musi Rawas midwife is the application of the KMC. KMC information dissemination to the midwife can be done by utilizing the great potential of the development of social media (facebook, twitter, instagram, yahoo messenger/google+, whatsapp, line, and blogs).
The purpose of this study is to describe the social media preferences and factors associated with preference social media as a source of KMC information for midwives Musi Rawas. This study used a cross-sectional design. The respondents are consist of active members of IBI (Indonesian Midwives Association) branch Musi Rawas with 197 samples. This study was conducted on May, 2016 in Musi Rawas, South Sumatra.
The results of the univariate analysis describe the IBI Musi Rawas members who have a preference to social media as a source of KMC information is 67.5%. Three forms of social media among the most preferred is facebook (59.4%), yahoo messenger / google + (20.3%), and blogs (11.28%). The results of the bivariate analysis showed that variables related significantly with preferences of social media as a source of KMC information are information needs KMC (p = 0.006; OR = 2.441; CI = 1.326 to 4.495), exposure KMC training (p = 0.039; OR = 2.444; CI = 1.100 to 5.434), and exposure KMC information from social media (p = 0.000; OR = 3.921; CI = 2.040 to 7.535).
The study recommends to the IBI Musi Rawas to support midwives in digging deeper knowledge about KMC through social media are used primarily through facebook. For other researchers suggested in order to examine the variables that are not included in this study.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library