Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indy Naila Syadira Amiruddin
Abstrak :
Salah satu kegiatan yang menjadi tren selama pandemi COVID-19 adalah online buying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang memengaruhi sikap online buying, menganalisis profil sikap online buying mahasiswa aktif Universitas Indonesia dan peran variabel demografi sebagai variabel moderator. Variabel-variabel yang akan dianalisis adalah sikap online buying, emotional well-being, social health, physical health well-being, subjective well-being, keadaan finansial, etnosentrisme konsumen, umur, jenis kelamin, tempat tinggal selama pandemi COVID-19, pendidikan terakhir ibu, pendidikan terakhir ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, asal SMA dan asal fakultas. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Partial Least Square, Classification and Regression Tree dan Multi-Group Analysis. Data yang digunakan adalah data primer yaitu 1500 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2018, 2019, 2020 dan 2021 yang aktif pada tahun akademik 2021/2022 semester genap. Hasil dari penelitian ini adalah variabel laten emotional, physical health, subjective well-being, social health dan etnosentrisme konsumen memengaruhi sikap online buying. Profil mahasiswa sikap online buying tidak terencana adalah subjective well-being tinggi, etnosentrisme dan social health rendah. Profil mahasiswa sikap online buying terencana adalah etnosentrisme dan physical health well-being tinggi. Variabel demografi umur, tempat tinggal selama pandemi COVID-19, pendidikan terakhir ibu, pendidikan terakhir ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, asal SMA dan asal fakultas menjadi variabel moderator. ......One of the activities that has become a trend during COVID-19 pandemic is online buying. The purpose of this study is to determine the variables that influence the online buying behavior, analyze the profile of online buying behaviour of active students at the Universitas Indonesia and the role of demographic variables as moderator variables. The analyzed variables are online buying behavior, emotional well-being, social health, physical health well-being, subjective well-being, financial condition, consumer ethnocentrism, age, gender, place of residence during the COVID-19 pandemic, mother's last education, father's last education, mother's occupation, father's occupation, high school origin and faculty origin. This study uses Partial Least Square, Classification and Regression Tree and Multi-Group Analysis. The data used is a primary data with 1500 students of Universitas Indonesia batch 2018, 2019, 2020 and 2021 who are active in even semester 2021/2022 academic year. The results of this study are emotional well-being, physical health, subjective well-being, social health and consumer ethnocentrism affect online buying behavior. The profiles of students with unplanned online buying behavior are high subjective well-being, low ethnocentrism and social health. The profiles of students with planned online buying behavior are students with high ethnocentrism and physical health well-being. Demographic variables of age, place of residence during the COVID-19 pandemic, mother's last education, father's last education, mother's occupation, father's occupation, high school origin and faculty origin became moderating variables.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Ardiningrum
Abstrak :
Perkembangan teknologi di Indonesia tengah mengalami kemajuan yang pesat. Salah satu kemajuan teknologi yang sedang marak adalah munculnya situs atau aplikasi jual beli. Kemunculan ini mampu membuat masyarakat dengan mudah berbelanja maupun berjualan hanya dengan mengakses situs ataupun aplikasi jual beli melalui perangkat pintar. Namun, kemudahan yang didapatkan juga memiliki sisi negatif, yaitu dapat menyebabkan masyarakat cenderung berperilaku impulsif saat berbelanja. Konsumen yang memiliki perilaku ini membeli suatu barang atau jasa dengan spontan tanpa pertimbangan. Perilaku online impulsive buying dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor intrinsik konsumen. Selain itu, individu yang cenderung berperilaku impulsif saat berbelanja umumnya berusia 18 sampai dengan 39 tahun, yang mana termasuk dalam fase dewasa awal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor intrinsik yang dapat memengaruhi perilaku pembelian impulsif pada individu yang telah memasuki usia dewasa awal. Pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa FMIPA UI menggunakan metode purposive sampling dan terdapat 396 sampel berdasarkan the 10-times rule. Peneliti menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan Multi-Group Analysis Partial Least Square (MGA-PLS) dalam penyelesaian masalah penelitian, serta bootstrap untuk mengevaluasi inner model. Hasil penelitian menunjukkan kepribadian neuroticism, materialism, shopping enjoymet tendency, dan impusive buying tendency berpengaruh secara signifikan terhadap online impulsive buying behavior. Selain itu, tidak terdapat perbedaan pengaruh diantara setiap kategori dalam variabel demografi jenis kelamin, domisili, dan pendapatan mahasiswa. ......Technological developments in Indonesia are currently experiencing rapid progress. One of the technological advances that is currently popular in Indonesia is the emergence of buying and selling sites or applications. This emergence makes it easier for people to shop or sell by simply accessing buying and selling sites or applications through smart phone. However, this convenience also has a negative side, which can cause people tend to behave impulsively when shopping. Consumers who have this behavior buy an item or service spontaneously without consideration. Online impulsive buying behavior can be affected by various factors, one of which is the consumer's intrinsic factor, that is big five personality traits, culture, materialism, shopping enjoyment tendency, and impulsive buying tendency. Individuals who tend to behave impulsively when shopping are usually aged 18 to 39 years, which is in the early adult phase. Therefore, this study will examine further about the intrinsic factors that can influence impulsive buying behavior in individuals who have entered early adulthood. Sampling was carried out at the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Indonesia by distributing questionnaires to students who fit the required criteria using a purposive sampling method and there are 396 samples whose number is determined by the 10-times rule. Researchers use Partial Least Square and Multi-Group Analysis methods to solve this research problem, and bootstrap to evaluate the inner model. The results showed that the personality of neuroticism, materialism, shopping enjoyment tendency, and impulsive buying tendency had a significant effect on online impulsive buying behavior. There is no difference in the influence between each category in the demographic variables of gender, domicile, and student income.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah
Abstrak :
Chatbot saat ini sedang ramai diperbincangkan. Chatbot dinilai mampu membantu perusahaan untuk melayani pengguna dengan dukungan teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu perusahaan yang sudah memanfaatkan chatbot adalah bank. Bank memanfaatkan chatbot sebagai kanal tambahan untuk melayani kebutuhan nasabah. Beberapa bank di Indonesia yang mengimplementasikan chatbot di antaranya BNI, BSI, BCA, Mandiri, BRI, Bank Mega, Danamon, dan Jenius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keinginan masyarakat Indonesia untuk menggunakan chatbot perbankan. Dalam penelitian ini diteliti faktor-faktor tingkat penilaian masyarakat dari segi kegunaan (utilitarian value) dan kesenangan (hedonic value) dalam penggunaan chatbot perbankan dengan teori perceived value. Penelitian ini juga memperhatikan aspek gender dan usia dalam menilai pengaruh keinginan pengguna untuk menggunakan chatbot perbankan. Penelitian ini dilakukan dengan metode PLS-SEM sebagai penelitian kuantitatif. Data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 500 data yang 49 diantaranya tidak valid. Setelah penelitian kuantitatif, dilakukan pula pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 10 narasumber. Analisis data kualitatif menggunakan metode content analysis. Berdasarkan analisis tersebut, faktor-faktor relative advantage yang memengaruhi utilitarian value antara lain informativeness, convenience, perceived intelligence, dan responsiveness. Faktor yang memengaruhi hedonic value antara lain convenience, anthropomorphism, perceived intelligence, dan interactivity. Kemudian, utilitarian value dan hedonic value sama-sama memengaruhi intensi pengguna untuk menggunakan chatbot perbankan. Sementara itu, hubungan yang berbeda secara signifikan pada multigroup analysis berdasarkan gender adalah convenience terhadap utilitarian value dan hedonic value terhadap intensi pengguna menggunakan chatbot perbankan. Selanjutnya, pada multigroup berdasarkan usia, hubungan yang berbeda secara signifikan adalah informativeness terhadap hedonic value. Penelitian ini memberikan implikasi teoretis kepada penelitian selanjutnya dan implikasi praktis kepada pihak bank dan pengembang chatbot perbankan. ......Chatbots are currently being widely discussed. Chatbots are considered capable of helping companies serve users with the support of artificial intelligence (AI). One company that has used chatbots is a bank. Banks use chatbots as an additional channel to serve customer needs. Some banks in Indonesia that have implemented chatbots are BNI, BSI, BCA, Mandiri, BRI, Bank Mega, Danamon, and Jenius. This research is conducted to analyze the factors that influence people’s intentions to use banking chatbots in Indonesia. This research examines the factors of public perception in terms of utility (utilitarian value) and enjoyment (hedonic value) in the use of banking chatbots using perceived value theory. This research also pays attention to gender and age aspects in assessing the influence of users' intentions to use banking chatbots. This research was conducted using PLS-SEM as a quantitative study and 500 data were collected, 49 of which were invalid. Subsequently, a qualitative approach was conducted by interviewing 10 respondents. Qualitative data analysis was performed using the content analysis method. Based on that analysis, the relative advantage factors that influence utilitarian value include informativeness, convenience, perceived intelligence, and responsiveness. The relative advantage factors that affect hedonic value include convenience, anthropomorphism, perceived intelligence, and interactivity. Then, utilitarian and hedonic values both influence user intentions to use banking chatbots. Meanwhile, the relationship that differs significantly in the multigroup analysis based on gender is convenience to utilitarian values and hedonic values to intention to adopt banking chatbots. Furthermore, in multigroup based on age, informativeness to hedonic values is the relationship that differs significantly. This research provides theoretical implications for further research and practical implications for banks and banking chatbot developers.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
Abstrak :
Chatbot saat ini sedang ramai diperbincangkan. Chatbot dinilai mampu membantu perusahaan untuk melayani pengguna dengan dukungan teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu perusahaan yang sudah memanfaatkan chatbot adalah bank. Bank memanfaatkan chatbot sebagai kanal tambahan untuk melayani kebutuhan nasabah. Beberapa bank di Indonesia yang mengimplementasikan chatbot di antaranya BNI, BSI, BCA, Mandiri, BRI, Bank Mega, Danamon, dan Jenius. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keinginan masyarakat Indonesia untuk menggunakan chatbot perbankan. Dalam penelitian ini diteliti faktor-faktor tingkat penilaian masyarakat dari segi kegunaan (utilitarian value) dan kesenangan (hedonic value) dalam penggunaan chatbot perbankan dengan teori perceived value. Penelitian ini juga memperhatikan aspek gender dan usia dalam menilai pengaruh keinginan pengguna untuk menggunakan chatbot perbankan. Penelitian ini dilakukan dengan metode PLS-SEM sebagai penelitian kuantitatif. Data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 500 data yang 49 diantaranya tidak valid. Setelah penelitian kuantitatif, dilakukan pula pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 10 narasumber. Analisis data kualitatif menggunakan metode content analysis. Berdasarkan analisis tersebut, faktor-faktor relative advantage yang memengaruhi utilitarian value antara lain informativeness, convenience, perceived intelligence, dan responsiveness. Faktor yang memengaruhi hedonic value antara lain convenience, anthropomorphism, perceived intelligence, dan interactivity. Kemudian, utilitarian value dan hedonic value sama-sama memengaruhi intensi pengguna untuk menggunakan chatbot perbankan. Sementara itu, hubungan yang berbeda secara signifikan pada multigroup analysis berdasarkan gender adalah convenience terhadap utilitarian value dan hedonic value terhadap intensi pengguna menggunakan chatbot perbankan. Selanjutnya, pada multigroup berdasarkan usia, hubungan yang berbeda secara signifikan adalah informativeness terhadap hedonic value. Penelitian ini memberikan implikasi teoretis kepada penelitian selanjutnya dan implikasi praktis kepada pihak bank dan pengembang chatbot perbankan.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library