Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Ayu Puspita
Abstrak :
Sejalan dengan gencarnya isu reformasi, desentralisasi dalam bcntuk otouomi daerah menj adi tuntutan banyak pihak_ Pada akhirnya, pemberlakuan otonomi daerah ini akan membawa dampak hagi bidang kesehatan, yang sa\ah satunya adalah Puskesmas. Maka dari itu, mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah yang lebih besar, Puskesmas diarahkan menj adi unit swadana daerah. Berkaitan dengan hal di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentiiikasi transformasi Puskesmas Swadana, dengan fokus kajian pada proses perencanaan dan pengeiolaan penerimaan fungsionnl pada Puskcsmas Swadana di DK] Jakarta, tepatnya di Puskesmas Kecamatan Tebet dan Jatinegam. Proses perencanaan dan pengclolaan pcnerimaan fungsional ini akan dibandingkan secara vertikal dan horisontal Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggmmakan pendekatan kualitatif Data diperoleh melalui observasi, penelusuran data sekunder, dan wawanoara mendalam dengan 10 [nforman di Puskesmas Kecamatan Tebet dan 6 informan di Puskesmas Kecamatan Jatinegnra. Informan ini adalah orang-orang yang berkepentingan dan memahami proses pembahan yang texjadi di kedua Puskesmas ini ketika menjadi Puskesmas Swadana - meskipun dalam SK Gubemur No. 39 Tahun 2000 masih disebut sebagai uji coba unit swadana daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara persamaan antara sebelum dan sesudah swadana adalah proses perencanaan mengikuti tahapan-tahapan mulai dad analisis situasi sampai pada penyusmman rencana operasional dan sumber peneximaan fungsional berasal dan reuibusi pasien. Sementara ing perbedaan antara sebelum dan sesudah menjadi Puskesmas Swadana antara lain bahwa setelah menjadi Puskesmas Swadana terdapat kemandirian dalam proses percncanaan (bottom up planning; integrated planning with budgetting dan target-based budgettfng), pengelolaan 100% penerimaan fimgsional, berlaku reward system, kapasitas sumber daya manusia diperhatikan, dan perubahan struktur organisasi yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan, dibandingkan bila sebelum swadana, tidak ada kemandirian dalam proses perencanaan (top dawn planning, _fragmented planning with budgetting dan budget- based activities), tidak memiliki wewenang dalam xnengelola penerimaan fmmgsional (l00% disetor kc kas daerah), tidak berlaku reward system secara jelas, pautisipasi staf rendah dan struktur organisasi sama dengan struktur organisasi Puskesmas lainnya di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa di antara kedua Puskcsmas swadana jugs mcmiliki persamaan mendasar, antara lain kemandirian proses perencanaan (bottom up planning, integrated planning with budgetting target-tiased activities), pengelolaan pcnerimaau imgsional (sistem sam pintu, transparan, ada kriteria pexnbagian insentif), proses dimulainya keswadanaan (1 April 2000), legal aspect (SK. Gubernur No. 39 Tahun 2000) dan tahapan-tahapan yang dilalui untuk mcnjadi Puskesmas Swadana (tahap intemal dan ekstemal). Sementara itu, perbedaannya terletak pada optimalisasi partisipasi staf pada proses permcanaan (tinggi vs. cukup tinggi, teamwork solid vs. kurang solid, dukungan tinggi vs. rendah, manajemen partisipatif vs. representative), pola dalam pengelolaan pcnedmaan fungsional (sentralistik vs_ desentralistik), kedisiplinan staf (ketat vs. longgar, sistem amano vs. absen tertulis), teknik pencatatan keuangan (komputerisasi vs manual), proses keswadanaan (sudah slap sebelumnya vs. bclum begitu siap sebelumnya), perubahan (segmental vs. mcnyeluruh), serta pola pembagian insentif Pada dasamya, Puskesmas Swadana membawa banyak manfaat, - texutama bagi peningkatan kemandirian dan mutu pelayanan -, sehingga dapat dikembangkan lcbih lanjut pada masa mendatang.
Abstract
Reformation issues has pointed desentralization willing in an district autonomous type being larger. At last, this district autonomous will bring some impacts to health sector, like public health centre. Therefore, to anticipate the bigger problems, public health centre is directed to self financed organization. This research aims at identifying self financed public health centre transformation, focused at planning and revenue management process. This reaserch is located at self financed public health centre in Jakarta, those are Tebet and Jatinegara. Both of process will be compared lvertically and horizontally. This research is case study with qualitative approach It used observation, secondary data collection, and indepth interview to collect data. Indepth interview was conducted with ten informants in Tebet Public Health Centre and six informants in Iatinegara Public Health Centre. They were chosen because they had been considered lmow well about the process explored. For information, these Public Health Centres is called self iinanced, although the Decree of District Government is still in the process. The results show that generally, there are the some processes that similar before and afier become self financed public health centre, they are 1). Planning process follows the same steps from situational analysis to plan of action arrangement and 2). The revenue is gotten hom patients retribution. The diierences are that alter become an self financed organization their planning process use bottom up planning approach more, integrated planning with budgetting and target-based budgetting, 100% of their revenue is managed by themselves, reward system, care of human resources capability, and the change of organizational structure is suitable with the needs. Before become a self financed organization, their planning are dominated by top down planning approach, fiagmented planning with hudgetting and budget-based activities, have no authority to managed their own revenue (I00% is given to the district government), there are no clear reward system, lower staffs participation and the same of organizational structure with another public health centre in Indonesia. Beside that, the result also shows that between them have the basic same, comprises of planning process (bottom up planning, integrated planning with budgetting, target based activities, revenue management (a door, more transparant, using incentive criterions), the beginning of self financed process (1 ? of April 2000), legal aspect (District Govemment No. 39/2000) and the stage (intern and extern stage). The diEerencess between them are optirnalization of staifs participation in planning process (higher vs. lower, solid teamwork vs. not, higher support vs. lower, participative vs. representative management), revenue management form (sentralized vs. decentralized), staH`s discipline (higher vs. lower, amano va manual), financial recording and reporting system (computerized vs. manually), self Hnanced process (ready vs. not ready), gradation of change (segmental- vs comprehensive) and reward system formula. Basically, the change being self financed public health centre is very useiiill., - mainly to increase their autonomy and quality of care - , so that can be developed more in the future.
Universitas Indonesia, 2001
T5640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmini
Abstrak :
Tarif detemnination at Public Health Center, Lahat Regency, has not been based on the analysis result of unit cost, local paying ability and willingness so iiir. The eifective tariifhas been Rp. 300,- since the commence of regional regulation No. 25, 1987. The analysis of local paying ability and willingness toward the tariif of health services has the objective to get public health center tariH` based on the description of local paying ability and willingness at public health center of Merapi ll, Met-api distric, Lahat Regency, in the year 2001. This research applies descriptive analysis with cross sectional design. Data collecting was conducted by holding interviews based on questionnaires, which refer to National-Social Economic Survey of the year 1999 towards families at public Health Center of Mcrapi II. The result of this research is described through analysis of local percentage that is marginalized (or neglected) from health service of certain tariff From the research, it is found that there are two kinds of tariff which are based on examiner (medical examiner), those are, first, tariff of Rp. 1000 for checking up by nurse and 1 - 3 kinds of medicine, and second, tari{I` of Rp. 2000 checking up by doctor with 1 - 3 kinds of medicine. Locals who are marginalized or neglected can be supported by giving (or extending) health cards.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T6133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmini
Abstrak :
Sehubungan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan, maka fungsi pelayanzm kesehatan secara bertahap harus terus ditingkatkan. Supervisi keperawatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kctrampilan petugas pelayanan kesehatan khususnya perawat pelaksana Pcrawat yang trampil akan berdampak pada mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Supervisi keperawalan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya umur, pendidikan, lamakerja penyelia, pelatihan, sarana dan pmsarana, SOP dan bimbingan, serla perawat pelaksana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran faktor pada penyelia, faktor pada perawat pelaksana, faktor sarana, faktor SOP, faktor bimbingan dan pelaksanaan supervisi keperawatan. Rancangan pcnelitian adalah croxs sectional, dilakukan di ruang rawat inap Rumah sakit dr Cipto Mangunkusumo pada bulan Mei dan Juni 2001. Populasi penelitian semua kepala ruang rawat inap, adapun sampei total populasi yaitu 47 respondcn. Hasil penelitian rnenunjukl-can bahwa pclaksanaan supervisi keperawatan di mang rawat inap Rumah Sakit dr Cipro Mangunkusumo berjalan tidak efek1i£ Dari sepuluh variabel indepcndcn yang diteliti, hanya satu yang bermakna yaitu variabel bimbingan terdapat hubungan bcrmakna dengan pelaksanaan supervisi keperawatan. Adapun faktor yang paling dominan berhubungan dengan pelaksanaan supervisi keperawatan adalah bimbingan Pcningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan harus dilakukan SCC312 terus menerus, salah satu upaya adalah dcngan mcngefektiikan pelaksanaan supervisi keperawatan. Melalul program pelatihan khusus supcrvisi keperawatan diharapkan kepala mang rawat inap dapat bekerja sesuai fhngsinya sebagai supervisor tingkat tcrbawah.
Abstract
As the increase of public demand for the quality of health services, the function of health services shall be gradually improved. Nursing supervision is one etfort to improve the skill of health service officers specially the nurse. The qualified nurse will effect to the quality of nursing care. Nursing supervision is influences many factors, such as age, education, experiences, training, intra structure, standard operating procedures, guidance and the nurse itself. The purpose of this research is to gain infomation between factors of experience, nurse, infra structure, standard procedure, and tutorial to which have more influence to the performance of nursing supervision. Research design is carried out by cross sectional the ward in Dr Cipto Mangunkusumo Hospital during May to June 200l. Research population are all head nurse ofthe wards and total samples population are 47 respondent. The result of this research shows that nursing supervision at wards of Dr Cipto Mangunlcusumo hospital was done effectively. From ten of independent variable to be analysed, only one of which is tutorial give a.n effect to perfonnance of nursing supervision. The improvement of the nursing ServiCCS quality Shall be continually carried out by implementing effective nursing supervision. By special training program of the nursing supervision, head of wards are hoped to with comply to their function as the supervisor to their subordinate.
Universitas Indonesia, 2001
T6392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
Abstrak :
Berdasarkan hasil survei akrcditasi rumah sakit tahun 2000 salah satu hasilnya menunjukkan pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Padang menunj ukkan belum semuanya memenuhi standar dan parameter yang ditetapkan. Ruang gaduh gelisah di Rumah Sakit Jiwa Padang merupakan tempat membcrikan asuhan keperawatan yang bersifat akut terutama pasien yang bam rnasuk setelah dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) selama 24 jam, maupun dari ruangan rawatan lainnya, tapi belum mencapai stadium tenang. berasal dan ruangan lain. Ruang khusus untuk gaduh gelisah belum tersedia lrarena selama ini dapat dirawat di UGD tapi saat ini kapasitas UGD tersebut tidak memungkinkan lagi sehingga pihak rumah sakit mcrnanfaatkan ruangan lain dimana fasilitas dan sarana yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di mangan ini belum sesuai dengan standar pelayanan kepcrawatan untuk pasien akut_ Masalah yang ditemui dalam penelitian ini belum diketahui penéptahuan, persepsi dan sikap pelaksana Iceperawatan terhadap Standar Operasional Prosedur Keperawatan di ruang gaduh gelisah rawat inap Rumah Sakit Jiwa Pusat Padang Tujuan penelitian ini adaiah dipcrolchnya gambaran tenlang pcngetahuan, persepsi dan sikap pelaksana keperawatan terhadap Standar Operasional Proscdur Kcperawatan di ruang gaduh gelisah rawat inap Rwnah Sakit J iwa Pusat Padang Penelitian ini dilakukan dcngan pendekaian kualitalif, dimana pengumpulan data djlakukan dengan Fokus Group Diskusi pada tenaga pclaksana kcperawatan dan wawancara mendalam terhadap Kepala Ruangan Gaduh Gelisah, Kasi Keperawatan, Kabid Keperawatan dan Direktur, untuk menggali infonnasi secara mendalam tentang pengetahuan, persepsi sdan sikap pelaksana keperawatan terhadap Standar Open-:sional Prosedm Keperawatan di ruang gaduh gelisah rawat ini Rumah Sakit .Iiwa Pusat Padang. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa semua pelaksana keperawatan sudah mengetahui Standar Operasional Prosedur secara umum, namun demikian pengetahuan tentang langkah-Iangkah Standar Operasional Proscdur masih kurang.Selain itu ditemuinya perbedaan persepsi antara tim manajemen dengan pelaksana kepemwatan tentang pembuatan Standar Opcrasional Prosedur Keperawatan yang menyebabkan Standar Operasional Prosedur tidak bisa diterapkan sepcrti scharusnya. Di sisi lain semua tim manajemen dan pelaksana keperawatan telah mempunyai sikap yang positif terhadap Standar Operasional Prosedur Keperawatan, namun dapat alau tidaknya Standar Operasional tcrsebut diterapkan tergantung pada ketersediaan sarana yang ada. Dengan hasil penelitian ini diharapkan tim manajemen mempcrhatilcan penempatan petugas, merencanakan alokasi dana khusus umuk peningkatan kemampuan petugas, membual nmngan khusus untuk gaduh gclisah, penyamaan persepsi antara awsan dan bawahan tentang pelaksanaan S1andar Operasional Prosedur Keperawatnn. mclakukan pembinaan dan pembentukan komite keperawatan. U 6 1 4 5.
Abstract
Based on the survey conclusion of the hospital akreditated at the year 2000 that one of that conclusion proved the nursing performer at the Central Padang Psyche Hospital is not qualifying the standart and parameter that had been confirmed. The noise and nervous room in the Psyche hospital of Padang is a place that give nursing for seriously character especially the new patient that have taking care from the Emergency Room Unit ( ER ) for 24 horns, even from other nursing room, but havcn?t reach calm stadium yet_ Special room for noise and nervous haven?t prepare yet because it can be taking care at the ER for a while but for now the ER capacity isn?t possible, there for the hospital side using other room where the facility and equipment that related to the nursing accomplishment in this room is not suitable with the standart nursing service of seriously patient. The problem that seen in this research is undiscovered the knowledge, perseption and attitude of nursing performer to The Nursing Prosedurc of Operational Standart in the noise and nervous room lodging care of Central Padang Psyche Hospital. This research purpose is to have picture about knowledge, perseption and attitude of the nursing performer to The Nursing Prosedure of Operational Standart in the noise and nervous roorn lodging care of Central Padang Psyche Hospital. This research doing with qualitative approximation, where the data collecting is doing with the Focus Discuss Group to the nursing performer activity and deepen interview to the Chief of Noise and Nervous Room; Chief of Nursing Section, Chief of Nursing Department and The Director, to digging information decpenly about knowledge, perseption and attitude of the nursing performer to the Nursing Prosedure of Operational Standart in this noise and nervous room of Central Padang Psyche Hospital. From the result of this research seen that every nursing performer have known the Nursing Prosedure of Operational Standart generally, but thus the knowledge about Prosedure of Operational Standart steps is still low. Besides that the difference perseption between the management team with the nursing performer about for-mating The Nursing Prosedure of Operational Standart that causing The Prosedure of Operational Standart can?t be employ the way it should be. ln the other side, all the management team and nursing performer had possitive attitude to The Nursing Prosedure of Operational Standart, but able or disable that Operational Standart employed depend on the supported equipment that exist. With the result of this research expected that the management team concerning about the stat? occupation, planning the special ftmd location for increased staff ability, make spacial room for noise and nervous, equalizing perseption between the superior and the inferior about the accomplishment Nursing Prosedure of Operational Standart, nursing performer and forming nursing cornity
Universitas Indonesia, 2001
T6391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Andriany
Abstrak :
Pertumbuhan Rumah Sakit baru Serta adanya peluang bagi pemilik modal untuk mendirikan Rumah Sakit menambah persaingan yang semakin ketat diantara Rumah Sakit yang ada. Kunjungan di Poliklinik Kebidanan dau Anak RSIA Tambak yang masih rendah menjadi salah satu alasan perlunya dilakukan upaya pemasaran yang dapat menjadi dasar penyusunan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan Rumah Sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan segmentasi berdasarkan karakteristik pelanggan untuk mengetahui segmentasi sebagai dasar penetapan target pasar pelanggan Poliklinik Kebidanan dan Anak RSIA Tambak.

Dilakukan survey segmentasi dengan melihat pada aspek geografis, demografis, psikogratis serta aspek perilaku pada pelanggan Poliklinik Kebidanan dan Anak RSIA Tambak. Penelitian tentang segmentasi dan target pasar ini merupakan penelitian deskriptik analitik dengan menggunakan pendekatan studi kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap 110 responden sedangkan data sekunder diperoleh dari data BPS 2004.

Hasil penelitian menunjukan pelanggan Poliklinik Kebidanan dan Anak RSIA Tambak berasal dari 5 wilayah DKI Jakarta termasuk juga dari wilayah Tangerang dan Depok. Sedangkan segmen pelanggan Poliklinik Kebidanan dan Anak adalah pasien yang berdomisili di Kotamadya Jakarta Selatan, mayoritas berusia 24 - 30 tahun, dengan tingkat pendidikan SMA - Sarjana, bekerja sebagai pegawai swasta dan ibu rumah tangga.

Dari hasil analisis multivariat metode interdependen berupa analisis cluster terbentuk kelompok cluster psikografi dan perilaku yaitu klaster "peduli kuratif" dan "peduli preventif" untuk segmen psikografis serta klaster "pelayanan baik" dan "biaya murah" untuk segmen perilaku. Dari 110 responden, untuk kelompok psikografis diperoleh sebanyak 37 responden untuk "peduli preventif" dan 73 responden untuk "peduli kuratif". Sedangkan pada kelompok perilaku 65 responden termasuk dalam kelompok "pelayanan bagus" dan 45 responden yang masuk dalam kelompok "biaya murah". Pendekatan kualitatif digunakan dengan melakukan wawancara mendalam pada pihak manajemen RSIA Tambak untuk menetapkan target pasar dengan menelaah segmen yang terbentuk.

Target pasar pelanggan yang ditetapkan bersama manajemen adalah segmen menengah, dengan usia 24 - 30 tahun, bekerja sebagai pegawai swasta dan berdomisili di Jakarta Selatan. Segmentasi dan target pasar yang terbentuk hendaknya dapat melihat dari mayoritas kelompok Cluster yang terbentuk dan di tinjau ulang secara berkala berkaitan dengan selalu terjadinya perubahan yang dinamis pada kondisi pasar dan upaya pemasaran. Pihak Rumah Sakit agar membuat rancangan bauran pemasaran yang sesuai dengan gambaran segmen dan target yang ditetapkan.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathonah
Abstrak :
Tesis ini membahas kapasitas manajemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah dengue di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan pada tahun 2009. Penelitian kapasitas manajemen ini mempergunakan metode penilaian kinerja Puskesmas (Depkes RI, 20060. hal-hal yang diteliti kegiatan-kegiatan yang terdapat pada tahapan manajemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD di Puskesmas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Tujuan Penelitian ini adalah agar instansi yang berkepentingan mempunyai perhatian terhadap peningkatan kapasitas manajemen program pencegahan dan pemberantasan DBD di Puskesmas. Hasil penelitian ini ditemukan kapasitas manajemen program Pencegahan dan Pemberantasan DBD Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu belum mencukupi. Sehingga penelitian ini menyarankan agar Departemen Kesehatan RI mengembangkan suatu pedoman manejemen program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD untuk Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi perlu meningkatkan sosialisasi pedoman P2DBD dan pelatihan manajemen program, dan Puskesmas perlu meningkatkan kapasitas manajemen Program pencegahan dan pemberantasan DBD dengan melakukan perbaikan pada kegiatan-kegiatan pada tiap langkah manajemen program serta meningkatkan koordinasi dan fasilitasi kepada setiap stakeholder terkait di tingkat Kecamatan. ......This thesis discuss about the Public Health Center management capacity to prevent and eliminate the Dengue Hemorrhagic Fever in Pasar minggu District of South Jakarta on 2009. This management capacity research is using job appraisal methods for Public Health Center (Ministry Of Health Republic Of Indonesia, 2006). The research concerning is activities that on stage of DHF?s preventing and eliminating program management on Public Health Center. The research method is the qualitative research with analytic descriptive design. The research purpose is in order to the significant institution will have attention about preventing and eliminating program management capacity of Dengue Haemorrhagic fever. The research result is the program management capacity is not effective yet. The research result suggests that Ministry of Health on Republic of Indonesia needs to develop a guideline on Program Management to prevent and eliminate the Dengue Haemorraghic Fever to Public Health Center, Province Health Office needs to increase the guideline socialization of and Program Management Training. The Public Health Center needs to improve the preventing and eliminating program management capacity by repairing of the activities on the stage of program management and increasing the coordination and facilitation to every stakeholders on District level.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T28385
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, Colin
Edinburgh : Churchill Livingstone, 1973
362.110 68 GRA h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suparto Adikoesoemo
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997
362.17 SUP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schulz, Rockwell
New York: McGraw-Hill, 1976
362.173 068 SCH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schulz, Rockwell
New York: McGraw-Hill, 1983
362.173 068 SCH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>