Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indriati Permanasari
"Pariwisata merupakan industri yang berperan dalam perekonomian suatu negara. termasuk penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, banyak negara bertujuan untuk meningkatkan industri pariwisata yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wisatawan untuk mengunjungi kembali suatu destinasi. Hipotesis diuji secara empiris dengan mengambil sampel 250 wisatawan nusantara dan Labuan Bajo sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa beberapa destination attributes berpengaruh terhadap experience quality wisatawan, baik secara positif maupun negatif. Selain itu, beberapa dimensi dari experience quality memiliki pengaruh signifikan terhadap trip satisfaction, di mana hal ini berkorelasi positif dengan intention to revisit wisatawan. Model penelitian mengeksplorasi hubungan tersebut dengan menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses pengambilan keputusan wisatawan untuk mengunjungi kembali sebuah destinasi, dalam konteks pariwisata di negara berkembang, yaitu Indonesia.

Tourism has long been known for its potential contribution to a countrys economy, including job creation. Therefore, many countries are aiming to develop and grow their tourism industry. This study aims to analyse factors that influenced travellers intention to revisit a destination. The hypotheses were empirically tested with samples of 250 Indonesian tourists and Labuan Bajo as the object analysed. The findings revealed that various destination attributes influenced the travellers experience quality, either positively or negatively. Furthermore, some dimensions of the travellers experience quality have a significant effect on the travellers trip satisfaction and subsequently, it positively correlates with their intention to revisit the destination. The research model explored the relationship by using a Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) approach. The research findings hopefully offer key insights into the process of traveller decision making upon whether to revisit a destination, in the context of tourism in an emerging market, namely Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Madik Kesuma
"Perkembangan perekonomian mengakibatkan tumbuhnya industri manufaktur yang harus dilaksanakan pekerjaannya oleh pelaksana usaha jasa konstruksi. Pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan dapat di dalam negeri, dapat juga di luar negeri. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi di dua wilayah yurisdiksi pemajakan atau lebih dapat mengakibatkan timbulnya tambahan beban pajak penghasilan. Karena pentingnya perpajakan internasional dalam pelaksanaan pekerjaan yang meliputi lintas batas negara, maka hendak dikaji aspek perpajakan internasional dalam upaya minimalisasi beban pajak penghasilan jasa konstruksi.
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat tiga masalah pokok yaitu (1) apa saja faktor-faktor penting dalam masalah perpajakan yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi di luar negeri, (2) hal-hal yang relevan dengan jasa konstruksi yang diatur dalam persetujuan penghindaran pajak berganda antara Indonesia dengan negara lokasi kegiatan/proyek, (3) bentuk usaha apakah/ lokasi proyek yang sebaiknya dipilih dalam pelaksanaan proyek konstruksi di Singapura atau Malaysia dalam rangka tax manajemen.
Untuk menjawab masalah pokok tersebut, dilakukan penelitian melalui kajian pustaka terhadap berbagai literatur yang berhubungan dengan perpajakan internasional dan manajemen perpajakan untuk penghasilan dari usaha jasa konstruksi, juga dilakukan penelaahan atas transaksi perpajakan yang terkait di PT TJE.
Dari penelitian, analisis dan pembahasan dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa (1) keberadaan permanent establishment adalah hal yang sangat sulit dihindari karena umumnya proyek konstruksi berlangsung lebih dari time test, kalau memang pasar dari proyek berkesinambungan, beroperasi dengan anak perusahaan lebih efisien beban pajaknya daripada cabang perusahaan. (2) Pengaturan time test dalam Persetujuan penghindaran pajak berganda antara Indonesia dengan negara lokasi kegiatan/proyek selalu diatur dengan waktu yang berbeda-beda, sehingga masalah time test merupakan hal yang terpenting dalam P3B. (3) bentuk usaha yang sebaiknya dipilih dalam pelaksanaan konstruksi di Singapura adalah melalui pendirian anak perusahaan sehingga bisa di kelola kapan sebaiknya dividen dibagi ke induk di Indonesia yang akan mengakibatkan beban pajak induk menjadi efisien.
Berdasarkan kajian yang dilakukan, diberikan rekomendasi (1) analisis yang lebih mendalam perlu dilakukan terhadap aturan pajak negara lokasi kegiatan/ proyek agar dapat ditentukan tax management, (2) untuk pelaksanaan proyek konstruksi di Malaysia, sebaiknya dipilili lokasi proyek konstruksi yang terdapat di Labuan karena proyek konstruksi tersebut tidak dikenakan pajak_ (3) agar dilakukan pengatuan dalam waktu dan jumlah dalam pembayaran dividen dari anak perusahaan di Singapura kepada induknya di Indonesia sehingga dapat dicapai penghasilan kena pajak yang minimum, yaitu dilakukan pada saat PT T]E dapat menerapkan tarif yang efisien dalam penghitungan pajak penghasilan badan yang terutang.

The economic development creates the manufacture industry that need the construction company to built them. It can be in domestic area and also in foreign country. The construction activity in two or more tax jurisdiction can cause additional income tax expense. That's why the international taxation in construction activity across the country makes the efforts to minimize the income tax expense is important to be analyzed.
From the analysis that have been made, there are three principal problems: (1) what is the important factors in taxation that should be consider in construction oversea project (2) The things that relevant to construction project that includes in Tax treaty agreement between Indonesia with country on which project will be done. (3) The form of entity and location of the project that should be chosen in order to do Taxation management in construction project in Singapore and Malaysia.
To answer all that principal problems above, we've done some study by exploring some literature about international taxation, taxation management for construction project and also taxation transaction in PT TJE.
The conclusion of the study are (1) the permanent establishment is difficult to ignore, because generally the construction project duration more than time test. If the client is for continuous project, to make the company taxation more efficient, operating with subsidiaries is more efficient than with branches. (2) The arrangement about time test on the tax treaties between Indonesia with other country is always in a different time so that the time test is the important thing in tax treaty. (3) The form of entity for construction that should be chosen in Singapore is subsidiaries. In this case, we can manage the time to share the dividend to the head office in Indonesia, that makes the taxation is more efficient.
The recommendation based on the study is (1) In depth analysis should be done to the regulation and taxation on project location to decide the Tax Management, (2) In order to do the construction project in Malaysia, it's better to do the project with location in Labuan, because there's no tax burden for doing project in Labuan, (3) Make the arrangement about time and amount of dividend from subsidiary in Singapore to Head Office in Indonesia to make the minimum taxable income for PT. TJE, so PT T.IE can applied efficient corporate tax rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwa Lintang Mulia
"Artikel ini membahas operasionalisasi jalur kereta api Rangkasbitung – Labuan, beserta dampaknya pada aspek ekonomi dan sosial di Banten Selatan tahun 1906 hingga 1930. Sebelum jalur kereta api dibangun, kondisi daerah Banten Selatan terisolasi sehingga keadaan ekonomi dan sosialnya terpuruk. Melalui hadirnya transportasi kereta api di Banten Selatan, terjadi gerak ekonomi berupa pembukaan perkebunan karet dan pabrik minyak kelapa yang hasilnya lebih mudah diangkut, dan ramainya angkutan penumpang. Kereta api di jalur ini menjadi pendorong migrasi penduduk baru sehingga jumlah penduduk bertambah, dan seiring dengan perkembangan tersebut, tampak dinamika kehidupan sosial dan ekonomi di Banten Selatan. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah, dengan pengumpulan data berupa arsip, dokumen terjilid, peta, surat kabar, buku, dan jurnal, yang diperoleh melalui Perpustakaan PT Kereta Api Indonesia, Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional Republik Indonesia, ataupun secara daring.

This article discusses the operation of the Rangkasbitung – Labuan railway line, and its impact on the economic and social aspects of South Banten from 1906 to 1930. Before the railway line was built, the South Banten area was isolated so that its social and economic situation deteriorated. With the existence of rail transportation in South Banten, it creates an economic movement in the form of rubber plantations and coconut oil factories opening, and easy mobility of passengers along the Rangkasbitung - Labuan line. In addition, trains also boost migration so that the population increases, which along with these developments shows the dynamics of social and economic life in South Banten. This article is written using the historical method, by collecting data in the form of archives, bound documents, maps, newspapers, books, and journals, which are obtained through the PT Kereta Api Indonesia Library, National Library, National Archives, or through online resources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Hayudanti Anggarini
"Abu terbang adalah salah satu emisi dari PLTU berbahan bakar batu bara yang termasuk sebagai TENORM. Lepasan abu terbang sebagai TENORM dari industri pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berpotensi terakumulasi di lingkungan dan meningkatkan laju dosis radiasi lingkungan. Laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan belum terukur padahal dengan mengetahui hal ini dapat menilai dampak negatif lepasan abu terbang pada risiko paparan radiasi eksternal di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur laju dosis radiasi lingkungan di sekitar PLTU Labuan dan menganalisis pengaruh radius pada laju dosis radiasi lingkungan.
Metode penelitian adalah melakukan pengukuran laju dosis radiasi menggunakan alat surveymeter gamma dengan detektor NaI TI jenis eksploranium GR-135 plus. Pengukuran dilakukan sepanjang lokasi grid yang telah ditentukan sebelumnya. Grid mewakili radius dari PLTU, semakin jauh dari PLTU semakin luas grid pengukurannya, grid yang ditentukan adalah sebesar 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Lebih lanjut, pengaruh radius pada laju dosis radiasi diuji menggunakan uji anova.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan sebesar 47,71 4,17 nSv/jam, masih lebih rendah jika dibandingkan rata-rata laju dosis radiasi gamma dari sumber terrestrial yang diterima masyarakat dunia berdasarkan data dari UNSCEAR sebesar 0,48 mSv/tahun 54,79 nSv/jam. Nilai ini juga masih di bawah rata-rata radiasi gamma di Pulau Jawa yang sebesar 0,46 mSv/tahun 52,51 nSv/jam. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa radius memiliki pengaruh yang nyata pada laju dosis radiasi lingkungan. Kesimpulan penelitian ini adalah laju dosis radiasi di sekitar PLTU Labuan masih aman dan terdapat pengaruh radius pada rata-rata laju dosis radiasi.

Flying ash is one of the emissions from coal fired power plant which is included as TENORM. The fly ash discharge as TENORM from the coal fired power plant industry has the potential to accumulate in the environment and increase the dose rate of environmental radiation. Environmental radiation dose rate around Labuan Power Plant has not been measurable, whereas it can assess the negative impact of fly ash release on the risk of exposure to external radiation in the community. The purpose of this study is to measure the rate of environmental radiation doses around Labuan Power Plant and to analyze the effect of radius on the dose rate of environmental radiation.
The research method is to measure radiation dose rate using gamma surveymeter with detector NaI TI type eksploranium GR 135 plus. Measurements are made along the predetermined grid locations. The grid represents the radius of the power plant, the specified grid are 1x1 km, 3x3 km, 5x5 km, 10x10 km, 15x15 km. Furthermore, effect of radius on the rate of radiation dose was tested using anova.
The measurement results show that the average rate of radiation dose around PLTU Labuan is 47.71 4.17 nSv hour, still lower than the average rate of gamma radiation dose from terrestrial sources received by the world community based on data from UNSCEAR of 0.48 mSv year 54.79 nSv hr . This average is also below the average of gamma radiation in Java which is 0.46 mSv year 52.51 nSv hr. The study also showed that the radius had a noticeable effect on the dose rate of environmental radiation. The conclusion of this research is the rate of radiation dose around Labuan power plant is still safe and radius effect on average of environmental radiation dose rate aound Labuan Power Plant.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Axel Putra Hadiningrat
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal sosial, inovasi serta motivasi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat di Labuan Bajo. Pendekatan yang dilakukan adalah metode campuran (Explanatory Sequential Mixed Method) dengan 2 fase. Fase pertama menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan jawaban kuesioner terstruktur dari 303 responden. Hasil data kuantitatif dianalisis dengan software Lisrel. Fase kedua dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi dan indepth interview terhadap 10 orang informan yang diolah dengan software Dedoose. Modal Sosial berpengaruh signifikan pada masyarakat di Labuan Bajo memanfaatkan modal sosial untuk tolong menolong dan gotong royong berlandaskan kepercayaan, saling berbagi informasi positif. Masyarakat juga memperlihatkan ada motivasi yang melahirkan inovasi. Dengan demikian, inovasi masyarakat sangat berkorelasi erat dengan motivasi yang mereka memiliki.

This study aims to analyze the influence of social capital, innovation and motivation that are directly or indirectly related to the welfare of the community in Labuan Bajo. The approach taken is a mixed method (Explanatory Sequential Mixed Method) with 2 phases. The first phase used a quantitative approach by collecting structured questionnaire answers from 303 respondents. The results of quantitative data were analyzed with Lisrel software. The second phase was carried out with a qualitative approach through observation and in-depth interviews with 10 informants processed with Dedoose software. Social Capital has a significant effect on the community in Labuan Bajo utilizing social capital to help and mutual assistance based on trust, sharing positive information. The community also shows that there is a motivation that gives birth to innovation. Thus, people's innovation is closely correlated with the motivations they have."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library