Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Skripsi ini membahas mengenai keterasingan yang dialami tokoh Duc de Reichstadt dalam drama L?Aiglon karya Edmond Rostand ditinjau dari analisis alur, latar, tokoh dan pengujaran. Hasil analisis dari alur, latar, tokoh dan pengujaran menunjukkan bahwa Duc de Reichstadt, putra Napoleon yang diasingkan ke Austria ini mengalami keterasingan. Hal ini menyebabkan kerancuan pada identitasnya. Ia menjadi terasing dari masa lalunya dan ingin terbebas dari keterasingan yang dialaminya.

---

The focus of this study is the estrangement of Duc of Reichstadt, the main character of L?Aiglon a drama written by Edmond Rostand, reviewed by analyses on plot, setting, characters and speeches. Analysis on plot, setting, characters and speeches showed that Duc of Reichstadt, the son of Napoleon who was exiled in Austria, suffered of estrangement. This is led to confusion about his identity. He became isolated from his past and therefore wants to liberate himself from his estrangement."

"Sutradara sekaligus penulis naskah kontroversial, Kim Ki Duk, memiliki ciri khasnya tersendiri dalam mengeksekusi ide-idenya. Dalam menghasilkan karya-karyanya, Kim Ki Duk lebih sering bermain dengan tema fenomena sosial dan tidak jarang menyisipkan kritik sosial yang tersirat di dalam karyanya. Lewat salah satu film terbaiknya, Pieta (2012), Kim Ki Duk menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada kaum proletariat di Korea Selatan akibat sistem kapitalisme. Melalui penelitian ini, penulis menjabarkan bentuk fenomena sosial yang terjadi pada kaum proletariat dalam film Pieta melalui pendekatan Sosiologi Sastra Marxis. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara mengambil beberapa sampel adegan yang berkorelasi dengan topik yang diangkat untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa film Pieta menampilkan dua fenomena yang terjadi pada masyarakat kaum proletariat, yaitu fenomena keterasingan pekerja dan fenomena kkangpae. Berdasarkan hasil ini pula, penulis menyimpulkan bahwa kedua fenomena tersebut merupakan reaksi berantai (domino effect) yang terjadi akibat adanya sistem kapitalisme secara global.

---

Controversial director and scriptwriter, Kim Ki Duk, has his own uniqueness in executing his ideas. In producing his works, Kim Ki Duk often plays with the theme of social phenomena and inserts social criticism that is implied in his works. Through one of his best films, Pieta (2012), Kim Ki Duk portrays the social phenomena that occur in South Korea’s proletariat society due to the capitalist system. Through this research, the author describes the forms of social phenomena that occur in the proletariat in Pieta through the Sociology of Marxist Literature approach. In conducting the research, the author uses a descriptive qualitative method by taking several samples of correlated scenes to the topic for further analysis. Based on the research’s results, the author found that there are two phenomena that occur in the proletarian society, these are Work Alienation phenomenon and Kkangpae phenomenon. Furthermore, the author concludes that these two phenomena are a domino effect that is caused by the global capitalism system."

"Kedatangan imigran pasca-Perang Dunia II ke Kanada menciptakan sebuah komunitas yang multikultural. Kondisi ini memberikan jalan untuk adanya keberagaman tema karya sastra yang dibuat oleh para imigran. Tema memori atas masa lalu di negara asal mereka menjadi salah satu permasalahan yang sering diangkat. Incendies (2010) merupakan sebuah film yang membahas tentang memori seorang ibu atas peristiwa traumatis perang yang diwariskan kepada kedua anaknya. Transmisi memori ini menciptakan sebuah postmemory, yaitu memori yang diturunkan dari satu generasi ke generasi di bawahnya yang bersifat sangat emosional meskipun tidak dialami secara langsung. Artikel ini akan menganalisis bagaimana transmisi memori milik tokoh Nawal ditampilkan dalam struktur naratif dan bagaimana transmisi memori tersebut memengaruhi tokoh Jeanne dan Simon. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori kajian film, konsep naratologi mise-en-abyme, dan konsep postmemory. Penelitian menemukan bahwa postmemory ditampilkan secara naratif dan sinematografis menggunakan struktur mise-en-abyme dengan narasi Jeanne-Simon sebagai bingkai utama cerita. Transmisi memori tersebut mengakibatkan konsekuensi berupa keterasingan budaya dan keterasingan diri bagi Jeanne dan Simon.

---

The arrival of post-World War II immigrants to Canada created a multicultural community. This condition opened the door for a diversity of literary works’ themes created by immigrants. The theme of memory of the past in their home country is one of the problems that is often raised. Incendies (2010) is a film that discusses a mother's memory of the traumatic event of war which is passed on to her two children. This memory transmission creates a postmemory, which is a memory that is passed down from one generation to the next and feels very emotional even though it is not experienced directly. This article will analyze how the memory transmission of Nawal's character is displayed in the narrative structure and how this memory transmission affects the characters of Jeanne and Simon. The method used is a qualitative method using film studies theory, the narratology concept of mise-en-abyme, and the concept of postmemory. The study found that postmemory is presented in the narrative and cinematographic aspects of the film using mise-en-abyme structure with Jeanne-Simon's narrative as the main frame of the story. This memory transmission resulted in the consequences of cultural alienation and self-isolation for Jeanne and Simon."