Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilmi Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja adalah mesa pemberontakan (Papalia, 2001). Remaja mengalami kondisi emosi yang labil, konflik dengan keluarga, tingkah laku yang menantang bahaya, dan penolakan terhadap nilai-nilai orang dewasa (Papalia, 2001). Pada tahap ini remaja dihadapkan pada usaha mencari jati did. Remaja akan dikonfrontasikan dengan banyak peran baru dan situasi orang dewasa. Kondisi dan tuntutan tersebut terkadang menciptakan konflik-konflik dalam diri remaja. Remaja dapat melewati konflik-konflik tersebut dan mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa yang matang jika remaja mampu mengembangkan dirinya sebagai remaja yang sehat mental.

Individu yang sehat mental dapat didefinisikan sebagai individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap dunia dan orang lain dengan kepuasan dan efektivitas maksimal (Menninge dalam Park, 2004). Birren dan Sloane (1980) menambahkan bahwa ada empat komponen individu yang sehat mental, yaitu tidak mengalami gangguan mental, tidak mengalami keterbatasan atau defisit dalam tingkah lake, mengalami kepuasan dalam hidupnya, dan keadaan dirinya scat ini mendekati sosok yang ideal yang dihadapkan. Dui kedua defmisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan hidup adalah salah satu aspek yang menentukan kesehatan mental individu.

Kepuasan hidup, menurut Park (2004), memiliki banyak peran positif dalam perkembangan remaja. Remaja dengan kepuasan hidup tinggi dalam menghadapi peristiwa yang menekan (stressful) memunculkan tingkah laku bermasalah lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki kepuasan hidup yang rendah (Suldo dan Huebner, 2004).

Kepuasan hidup terbukti rnemiliki manfaat bagi perkembangan remaja. Untuk dapat melihat kepuasan hidup pada remaja secara tepat, dibutuhkan sebuah alat ukur kepuasan hidup yang memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang baik.

Di Indonesia belum terdapat skala yang mampu memberikan gambaran secara detail mengenai kepuasan hidup pada ranah-ranah kehidupan remaja, misalnya kepuasan di sekolah, keluarga.

Alat ukur ini disusun berdasarkan definisi kepuasan hidup sebagai penilaian secara global terhadap kualitas hidup individu berdasarkan !criteria yang ditetapkan oleh individu itu sendiri dengan cara membandingkan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal serta yang diharapkannya. Untuk mendapatkan penilaian mengenai kualitas hidup secara menyeluruh dilakukan penilaian hidup per ranah kehidupan remaja, yang meliputi, diri, keluarga, teman, dan sekolah. Alat ukur ini menggunakan metode skala Likert yang mempunyai enam alternatif jawaban untuk setiap item, yaitu mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala kepuasan pada remaja memiliki Koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,835 dan hal ini menunjukkan bahwa skala kepuasan hidup pada remaja memililki nilai reliabilitas yang cukup baik.

Kekuatan validitas dilihat berdasarkan nilai item-total correlation, maka terdapat dua puluh item yang dipertahankan dalam skala ini. Kedua puluh item tersebut memiliki nilai item-total correlation yang berkisar antara 0,306 dan 0,491. Kedua puluh item ini dikatakan telah menunjukkan konsistensi internal, karena setiap item mengukur konstruk yang sama.

Pada pembuatan skala ini peneliti tidak memasukkan definisi kepuasan hidup sebagai kepuasan hidup yang diperoleh individu bila ia memiliki persepsi yang positif terhadap perbedaan antara kondisi ideal dan kondisi yang sebenarnya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan skala ini dapat direvisi dengan menambahkan definisi tersebut.

Untuk mendapatkan tingkat reliabilitas yang cukup baik maka perlu dilakukan uji reliabilitas dengan teknik yang lain, yaitu tes-retest dan alternate form. Kekuatan validitas juga perlu ditambahkan dengan menggunakan metode construct-related validity dengan menggunakan teknik analisis faktor, validitas konvergen, dan validitas diskriminan. Skala ini juga dapat diuji dengan menggunakan metode criterion-related validity , misalnya mengkorelasikan skor dengan penilaian guru atau orang tua.
2007
T 17868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Nur Ardhy
Abstrak :
Interaksi antara religiositas dan ideologi politik dapat memprediksi tingkat kebahagiaan, akan tetapi hubungan ini hanya terjadi pada konteks tertentu. Penelitian ini ingin menguji pengaruh interaksi antara ideologi politik dan religiositas terhadap kebahagiaan pada konteks Indonesia. Sebanyak 219 partisipan yang merupakan mahasiswa turut serta dalam penelitian ini. Hasil utama penelitian menemukan bahwa religiositas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kebahagiaan B = 0,14, p0,05; B = 0,00, p>0,05 . Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi religiositas maka semakin tinggi pula kebahagiaan individu. Sementara itu, ideologi politik tidak memiliki pengaruh moderasi terhadap hubungan antara religiositas dan kebahagiaan. ...... The interaction between religiosity and political ideology has been found to be able to predict happiness level. However, this relationship only occurs in certain contexts. This study wanted to examine the interaction effect between political ideology and religiosity on happiness in Indonesian context. 219 students of University of Indoneisa participated in this study. The main results of the study found that religiosity had a positive and significant effect on happiness B 0.14, p 0.05 B 0.00, p 0.05 . These results indicate that the higher the religiosity the higher the happiness of the individual. Meanwhile, political ideology has no effect on moderating the relationship between religiosity and happiness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Kepuasan hidup merupakan salah satu ukuran kebahagiaan seseorang , sedangkan kebahgiaan merupakan tujuan utama dari kehidupan manusia termasuk orang yang berusia lanjut (lansia).....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aidiina Munir Sjamsoeddin
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sumbangan empat bentuk dukungan sosial (dukungan informasi, dukungan praktis, dukungan harga diri, dan dukungan belonging) terhadap kepuasan pada masa pensiun serta melihat apakah ada perbedaan bentuk dukungan sosial terhadap kepuasan hidup pada orang yang pensiun pada usia dewasa madya dengan orang yang pensiun pada usia dewasa akhir.

Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 56-64 tahun yang dikelompokkan sebagai tahapan usia dewasa madya dan 65 tahun keatas sebagai dewasa akhir.

Hasil analisis regresi menemukan bahwa ke empat variabel dukungan sosial secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 46.7% terhadap kepuasan hidup para pensiunan. Selain itu ditemukan bahwa secara signifikan dukungan harga diri memberikan sumbangan yang terbesar ditunjukkan oleh hasil analisis simple regresi sebesar 28.1%. Perbedaan bentuk dukungan sosial ditemukan antara orang yang pensiun pada usia dewasa madya dengan orang yang pensiun pada usia dewasa akhir. Dukungan belonging memberikan sumbangan yang terbesar terhadap kepuasan hidup pada pensiunan dewasa madya sedangkan dukungan harga diri memberikan sumbangan yang terbesar terhadap kepuasan hidup pada pensiunan dewasa akhir.

Dari hasil penelitian dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menambahkan jumlah subyek dan melakukan kontrol yang lebih ketat terhadap variabelvariabel yang kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan hidup. Selain itu perlu juga ditambahkan faktor lain untuk melihat pengaruhnya terhadap kepuasan hidup. Untuk praktisnya, disarankan bagi mereka yang hidup berdampingan dengan pensiunan untuk dapat lebih memahami kondisi yang dialami para pensiunan dan dapat memberikan bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan mereka sehingga mereka dapat tetap merasakan kepuasan dan menikmati masa tua mereka.
2007
T17833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Audinia
Abstrak :
Prevalensi depresi ditemukan tinggi pada mahasiswa. Salah satu faktor risiko adalah mengalami masalah interpersonal, seperti konflik dengan orang tua. Komunikasi menjadi menantang karena kultur Asia yang menunjukkan adanya hierarki pada hubungan orang tua dan anak. Kondisi ini rentan menimbulkan adanya kesalahpahaman antara orang tua dan anak ketika komunikasi dilakukan tanpa empati. Kemampuan empati bisa membantu untuk memahami orang tua. Dalam upaya menurunkan gejala depresi, intervensi empati dikembangkan. Penelitian ini melihat perubahan gejala depresi setelah pemberian intervensi empati, dengan mengukur kepuasan hidup dan empati sebagai analisis tambahan. Desain penelitian adalah quasi-experimental one-group design (n = 9). Kriteria inklusi penelitian adalah mahasiswa di Indonesia yang menunjukkan adanya gejala depresi (cut off = 10). Partisipan yang memenuhi kriteria mendapatkan lima sesi intervensi. Partisipan direkrut melalui media sosial dan mengisi Patient Health Questionnaire-9, Interpersonal Reactivity Index, and Satisfaction With Life Scale sebelum dan sesudah intervensi. Perubahan setiap partisipan dilihat secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis statistik menggunakan Repeated Measure Anova, menunjukkan adanya penurunan gejala depresi (F(1.06,7.46) = 7.88, p = .02, η2 = .53) dan peningkatan kepuasan terhadap hidup (F(2,14) = 8.39, p = .04, η2 = .54) setelah pemberian intervensi. Tetapi, tidak terlihat perubahan yang signifikan pada skor empati (F(2,14) = 0.56, p = .58, η2 = .07). Data kualitatif menunjukkan adanya peningkatan kemampuan dalam komunikasi empati yang membuat mereka memahami intensi orang tua, meningkatkan toleransi terhadap stres, serta menerima kondisi keluarganya. Sehingga, intervensi empati menunjukkan adanya efek positif pada individu dengan gejala depresi yang mengalami masalah dengan orang tua. ......The prevalence of depression among college students is high. One of the factors that can exacerbate depressive symptoms is having interpersonal issues, such as a conflict with parents. Parent-children communication is challenging in Asian cultures due to family hierarchies and ambiguous communication. When there is no empathic communication between parents and children, the condition is prone to misunderstandings. Empathy skill may be advantageous since it helps college students better understand their parents. To alleviate depressive symptoms, an empathy intervention is essential. This study investigates how empathy can lessen the symptoms of depression. A quasi-experimental one-group design (n = 9) was conducted in this study. The inclusion criteria for participants are college students in Indonesia with depressive symptoms (cut-off = 10). The participant who met the criteria received a total of five intervention sessions. Participants were recruited via social media and completed the Patient Health Questionnaire-9, Interpersonal Reactivity Index, and Satisfaction With Life Scale before and after the intervention to assess the change in depressive symptoms. Quantitative and qualitative result changes were examined. Using Repeated Measure Anova, depressive symptom is decreased (F(1.06,7.46) = 7.88, p = .02, η2 = .53) and satisfaction with life score is increased (F(2,14) = 8.39, p = .04, η2 = .54) after intervention. Furthermore, there is no significant change in empathic level (F(2,14) = 0.56, p = .58, η2 = .07). Qualitative data showed that empathic communication skills assist them in understanding their parents' intentions, improving their stress tolerance, and accepting their family situation. Therefore, empathy intervention shown beneficial effects on individuals with depressive symptoms who have conflict with their parents.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Murniati
Abstrak :
Mereka yang telah bekerja memiliki tuntutan yang tinggi untuk menyelesaikan berbagai tugas dan mencapai target pekerjaannya, oleh karena itu diperlukan keterampilan manajemen waktu. Mereka yang melakukan manajemen waktu mampu mengatur waktu mereka secara efektif, menghindari penundaan, memimpin untuk menyelesaikan berbagai tugas dan mencapai berbagai prestasi yang mengarah pada evaluasi kepuasan hidup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara manajemen waktu dan kepuasan hidup. Manajemen waktu diukur menggunakan alat ukur Assessment of Time Management Skills (ATMS), kepuasan hidup diukur menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS). Data dikumpulkan secara online pada tiga ratus dua puluh satu peserta kerja. Hasil analisis statistik Korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif antara manajemen waktu dan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan manajemen waktu maka semakin tinggi pula kepuasan hidup yang dimiliki. Hasil penelitian ini mendasari perkembangan penelitian selanjutnya terkait hubungan antara manajemen waktu dan kepuasan hidup. ...... Those who have worked have high demands to complete various tasks and achieve their job targets, therefore time management skills are needed. Those who do time management are able to manage their time effectively, avoid procrastination, lead to completing various tasks and achieve various achievements which lead to life satisfaction evaluation. This research was conducted to determine the relationship between time management and life satisfaction. Time management is measured using the Assessment of Time Management Skills (ATMS) measurement tool, life satisfaction is measured using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) measurement tool. Data were collected online on three hundred and twenty one work participants. The results of the Spearman Correlation statistical analysis showed a significant and positive relationship between time management and life satisfaction. This shows that the higher the time management skills, the higher the life satisfaction they have. The results of this study underlie the development of further research related to the relationship between time management and life satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldo Christian Santoso
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah career adaptability memiliki peran yang lebih kuat dalam kepuasan hidup karyawan dibandingkan dengan kepribadian grit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional dan regresi berganda. Ketiga variabel tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan, Short Grit Scale untuk mengukur grit, dan Career Adapt-Abilities Scale Form 2.0 untuk mengukur kemampuan beradaptasi karir. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 karyawan dengan rentang usia 25-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja minimal satu tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa adaptasi karir (r = 0,381, p <0,05) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan hidup karyawan, sedangkan grit tidak (r = 0,009, p> 0,05). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa adaptasi karir (β = 0,433, p <0,05) memiliki peran yang lebih kuat daripada kepribadian grit (β = -0,157, p> 0,05) dalam memprediksi kepuasan hidup karyawan. ......This study aims to determine whether career adaptability has a stronger role in employee life satisfaction than grit personality. This research is a quantitative research with correlational method and multiple regression. These three variables were measured using the Satisfaction With Life Scale measuring tool to measure overall life satisfaction, the Short Grit Scale to measure grit, and the Career Adapt-Abilities Scale Form 2.0 to measure career adaptability. Participants in this study totaled 113 employees with an age range of 25-40 years and had worked at the company where they worked for at least one year. The analysis showed that career adaptation (r = 0.381, p <0.05) had a positive and significant relationship with employee life satisfaction, while grit did not (r = 0.009, p> 0.05). The analysis also showed that career adaptation (β = 0.433, p <0.05) had a stronger role than grit personality (β = -0.157, p> 0.05) in predicting employee life satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rita Arie Radyaswati
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia menjadi bagian persoalan yang harus disikapi secara lebih serius. Masa lansia hampir selalu identik dengan bermacam-macam perubahan yang mengarah pada kemunduran fungsi-fungsi fisik maupun psikologis. Perubahan kehidupan masyarakat yang semakin individualis, bergesernya nilai dan cara pandang terhadap lansia berpengaruh terhadap kehidupan pribadi yang menimbulkan berbagai masalah bagi lansia dalam memenuhi harapan dan kebutuhan-kebutuhan guna mencapai kepuasan hidupnya. Kepuasan hidup merupakan harapan dan tujuan semua manusia dimanapun mereka tinggal, tidak memandang usia, jenis kelamin maupun status. Namun demikian melihat karakterististik kebutuhan-kebutuhannya, faktor status tidak menikah dan tinggal di sebuah panti wreda menjadikan aspek yang menarik untuk diteliti. Di dalam teori aktifitas mengemukakan bahwa kepuasan hidup ditentukan bagaimana lansia merasakan kepuasan hidup dengan mempertahankan keaktifan secara berkesinambungan sepanjang hidupnya. Neugarten (dalam Kausler 1982) mengidentifikasi kepuasan hidup melalui lima komponen dalam Life Satisfaction Index, yang terdiri dari komponen Zest fo r Life; Resolution and Fortitude; Achieved Goals; Optimistic Mood Tone dan Positive Self-Concept. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana kepuasan hidup wanita lansia yang tidak menikah dan tinggal di Panti Wreda Kristen Hana. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengungkap bagaimana mereka menghayati kepuasan hidupnya. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek 5 orang lansia yang mempunyai karakteristik sesuai tujuan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subyek merasakan kepuasan hidup. Beberapa subyek yang mempunyai kepuasan hidup tinggi, pada umumnya memenuhi aspek-aspek dalam komponen kepuasan hidup. Mereka antusias dalam menjalani hidup saat ini; mempunyai penerimaan diri yang baik, bertanggung jawab, dapat memaknai dan memberi arti dalam hidupnya serta sikap positif terhadap kematian. Mereka juga merasakan tercapainya harapan-harapan dalam hidupnya, optimis dan mempunyai respon positif dalam berbagai situasi serta konsep diri positif Beberapa hal bertentangan terjadi pada beberapa subyek yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Beberapa aspek dalam komponen kepuasan hidup tidak dapat dirasakan oleh beberapa subyek yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Sedangkan kesamaan ditemukan pada semua subyek bahwa mereka masing-masing mengalami masalah kemunduran baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis. Mereka juga tidak mempunyai ikatan yang kuat baik dengan saudara sedarah maupun teman, dimana secara teoritis pada mereka yang tidak menikah mempunyai kebutuhan-kebutuhan tinggi akan hal tersebut. Perbedaan utama terletak pada penghayatan masing-masing subyek terhadap kehidupannya. Lebih lanjut kemudian dapat ditemukan suatu benang merah dari hasil variasi kepuasan subyek dalam setiap komponen kepuasan hidup yang terkait dengan teori aktifitas. Disamping aktifitas berkesinambungan sebagai kepuasan hidup, perasaan subyektifitas wanita lansia dalam memaknai aktifitas dan peristiwa dalam hidupnya merupakan hal penting dan tampak berperan dalam kepuasan hidup mereka
2007
T37819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Monika
Abstrak :
Panti Sosial Tresna Werdha merupakan salah satu tempat yang ditujukan bagi lansia yang terlantar, agar lansia tetap dapat memaksimalkan dan menjalani masa tuanya dengan sukses. Dukungan dan partisipasi sosial dianggap menjadi sumber yang dapat memaksimalkan masa adaptasi lansia di Panti Sosial tresna Werdha Salah satu indikator lansia sukses menjalani masa tuanya adalah dengan kepuasan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial (sumber dan bentuk) dan partisipasi sosial (frekuensi dan kebermaknaan) dengan kepuasan hidup. Penelitin ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 83 responden yang berada di panti sosial tresna werdha wilayah D.I Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan dengan kepuasan hidup adalah sumber dukungan sosial (p = 0,0001), bentuk dukungan sosial (p= 0,0001), frekuensi partisipasi sosial (p= 0,049), dan kebermaknaan sosial (p=0,029). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan hidup adalah jenis kelamin. Penelitian ini merekomendsikan kepada panti sosial tresna werdha untuk menigkatkan pelayanan perawatan lansia, dukungan teman dan petugas keperawatan sebagai pengganti dukungan keluarga, dan memfasilitasi partisipasi sosial lansia sesuai dengan kebutuhan dan minat lansia sehingga membantu lansia mencapai kepuasan hidup yang maksimal. ......Panti Sosial Tresna Werdha is a place meant for neglected elderly to maximize their live and successful aging. Social support and social participation is considred to be the source to maximize the adaptation in Panti Sosial Tresna Werdha. One of indicator of elderly success in aging is life satisfaction. This study aimed to determine the relationship between social support (source and form) and social participation (frequency and meaning) and life satisfaction. The research was conducted using cross sectional design with 83 sampel from elderly in all Panti Social Tresna Werdha in D.I Yogyakarta. This study showed a significant relationship between life satisfaction with source of social support (p = 0.0001), form of social suppot (0,0001), frequency social participation (p= 0,049), and meaning of social participation (p=0,029). Gender showed to be dominan variable had significant realationship with life satisfaction. This research recommends to panti sosial tresna werdha to improving nursing care service, social support from freinds and officer as a substitute family support, and facilitate social participation of elderly according with the needs and interests of the elderly so can assist the elderly for achive maximal life satisfaction.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>