Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Regina Elaine Uli
"Latar Belakang : Pada tahun 2016, masih terdapat jutaan bayi Indonesia yang kehilangan hak untuk memulai kehidupan mereka dengan baik karena kekurangan pemberian ASI eksklusif. Dari 5 juta bayi, sekitar setengah dari seluruh populasi tersebut tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Sebagai salah satu indikator "Keluarga Sehat", pemberian ASI ekslusif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan apakah seorang Ibu sadar akan kepentingan hal tersebut. Karena tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif belum dipelajari secara menyeluruh, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor umur, ekonomi, edukasi dan jumlah kelahiran dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesadaran para Ibu.
Metode : Penelitian cross-sectional digunakan untuk menganalisa data dari para Ibu yang tinggal di Cikini Ampiun. Data tersebut digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif, khususnya pada pertumbuhan bayi di enam bulan pertama, sebagai indikator "Keluarga Sehat." 
Hasil : Masing-masing Ibu memiliki tingkat kesadaran yang berbeda akan pentingnya pemberian ASI ekslusif, dimana 23 Ibu memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan 21 Ibu memiliki tingkat kesadaran yang rendah.
Konklusi : Dari faktor-faktor yang diuji, tidak ada faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kesadaran Ibu akan pentingnya pemberian ASI eksklusif.

Background: By the year of 2016, there are millions of Indonesian babies that miss out a good start in life due to lack of exclusive breastfeeding supply. Among 5 million babies, approximately half of the population is not exclusively breastfed. With exclusive breastfeeding being one of the indicators of “Keluarga Sehat,” there are several factors that contribute to whether or not people, especially mothers, are aware of it. As the awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding have yet to be studied thoroughly, this research aims to analyze factors of age, economy, education and parity and how it affects the level of awareness.
Method: A cross-sectional research was done to analyze the data from mothers living in Cikini Ampiun. This was used to assess the awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding for the beginning 0-6 months of baby’s development as an indicator of "Keluarga Sehat."
Results: Mothers have shown different levels of awareness regarding the importance of exclusive breastfeeding, with 23 mothers having high awareness and 21 mothers having low awareness.
Conclusion: None of the factors assessed contributed to the level of awareness of mothers regarding the importance of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hilman Salahuddin Nazir
"

Latar Belakang: Menurut penelitian pada tahun 2001, intervensi antenatal berperan efektif dalam menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada saat masa kehamilan dan pada saat melahirkan. Di negara dengan penghasilan rendah pelaksanaan ANC sudah meningkat sejak model ANC WHO tahun 2002 dibuat. Namun, dalam rentan waktu 2007-2014, hanya ada 64% ibu yang mengikuti rekomendasi minimal WHO tentang ANC. Di negara Indonesia, angka kematian ibu sudah berkurang secara berkala dari tahun 1990-2015. Namun, negara Indonesia gagal mencapai salah satu target MDGs mengenai kesehatan ibu tentang mengurangi angka kematian ibu. Salah satu penyebab kematian ibu adalah komplikasi yang menyebabkan kematian pada masa kehamilan atau pada saat melahirkan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu akan pentingnya program ANC. Pemerintah Indonesia juga telah membuat program Keluarga Sehat untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia. Salah satu fokus dari program pemerintah ini juga untuk menurunkan tingkat kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor terhadap tingkat kesadaran ibu dan efektifitas program keluarga sehat.

Metode: Penelitian ini menggunakan metoda penelitian cross-sectional untuk menganalisa data yang didapat dari para Ibu yang tinggal di Cikini Ampiun. Data kemudian akan digunakan untuk menilai tingkat kesadaran ibu tentang pentingnya Ante Natal Care (ANC) pada masa kehamilan, sebagai indicator “keluarga sehat”.

Hasil: Lebih banyak Ibu yang memiliki tingkat kesadaran tinggi (52.3%) dibandingkan rendah (47.7%) tentang Ante Natal Care (ANC) dari 44 responden. Jumlah Ibu yang memiliki tingkat kesadaran rendah akan program keluarga sehat adalah 44 responden.

Konklusi: Faktor yang memiliki asosiasi dengan tingkat kesadaran Ibu tentang pentingnya Ante Natal Care (ANC) pada masa kehamilan adalah factor edukasi ibu. Semua Ibu di Cikini Ampiun memiliki tingkat kesadaran rendah terhadap program keluarga sehat dan lebih banyak ibu yang memiliki tingkat kesadaran tinggi tentang ANC.


Background: According to a study in 2001, Antenatal Intervention was shown to be effective in managing complication of pregnancy. In both low- and middle- income countries, the utilization of ANC has increased since the WHO ANC model is introduced in 2002. However, during the period of 2007-2014, there was only 64% of mothers who are pregnant attended the WHO-minimum visits. In Indonesia, the maternal mortality rate has been gradually decreasing, from 1990 to 2015. However, Indonesia failed to reach the target of MDGs which was to reduce maternal mortality rate. One of the main reason for maternal mortality was the failure in preventing or managing complication during pregnancy. Thus, it is important to assess the level of awareness of mothers regarding the importance Ante Natal Care (ANC) during pregnancy. The government of Indonesia had launched a program called “Keluarga Sehat” to improve the quality of health of the people in Indonesia. One of the aim of this program is to decrease maternal mortality rate. This research is done in order to analyze some factors that might affect mother’s level of awareness and the effectiveness of the program.

Method: This research is done using a cross-sectional method. This is used to assess the data from mothers in Cikini Ampiun regarding their awareness to the importance of Ante Natal Care (ANC) during pregnancy as an indicator of “Keluarga Sehat”

Results: It was found that there were more mother with high level of awareness (52.3%) than mother with low awareness (47.7%) from all 44 subjects in Cikini Ampiun. All 44 Subjects had a low level of awareness regarding “Keluarga Sehat” program.

Conclusion: In Cikini Ampiun education is found to be the only factor that is associated to the level of awareness of mothers regarding the importance of Ante Natal Care (ANC) during pregnancy. In addition, all the subjects had low level of awareness regarding “Keluarga Sehat” and there were more mothers who had high level of awareness regarding ANC.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rustandi Gojali
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Indonesia Sehat denganpendekatan keluarga PIS-PK di Kabupaten Bandung tahun 2017. Proses implementasikebijakan dilihat dari unsur proses kebijakan, komunikasi, ketersediaan sumberdayatenaga, biaya, fasilitas yang dibutuhkan, proses disposisi, dan struktur birokrasi ditingkat dinas kesehatan dan di puskesmas. Selain itu peneliti juga menganalisa faktorkondisi sosial, ekonomi dan politik terkait peran dan dukunganstakeholder terhadapimplementasi program keluarga sehat ini. Desain penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan di dinas kesehatan dan 12 puskesmas percontohan di wilayah Kabupaten Bandung. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara mendalam dan focus group discussion FGD kepada beberapa informan yang dipilih purposif sampling, informan dari dinas kesehatan dan puskesmas serta melakukan trianggulasi data dengan telaahdokumen.
Hasil penelitian didapatkan bahwa disposisi dan persepsi yang kurang dari pengambil keputusan key decision maker di dinas kesehatan mengakibatkan kurangnya dukungan dan komitmen sehingga memberikan dampak kurangnya komunikasi, tidak berjalannya koordinasi, dan tidak jelasnya struktur birokrasi. Kurangnya komunikasi di dinas kesehatan mempengaruhi proses perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan sampai monitoring evaluasi. Komunikasi yang kurang efektif mempegaruhi keterlibatan lintas sektoral di tingkat Kabupaten Bandung. Implementasi program keluarga sehat di puskesmas tidak berjalan optimal. Hambatan utama implementasi di puskesmas karena keterbatasan tenaga dan anggaran. Meskipun sebagian besar puskesmas percontohan sudah melaksanakan beberapa tahapan pelaksanaan program, dari target pendataan keluarga yang ditetapkan sebesar 30 ditahun 2017, hasil cakupan sementara hanya mampu mencapai kurang dari 5.
Disposisi dan komunikasi menjadi faktor yang sangat mempengaruhi implementasi program di tingkat dinas kesehatan. Sedangkan faktor ketenagaan dan pembiayaan merupakan faktor penghambat utama implementasi program ditingkat puskesmas. Persepsi dan sikap dari organisasi profesi PPNI dan IBI dan institusi pendidikan terkait program ini cukup baik dan mendukung. Studi ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan kepada dinas kesehatan untuk meningkatkan manajemen program terutama dalam proses komunikasi, koordinasi, perencanaan dan pembiayaan dan distribusi tenaga kesehatan dalam implementasi program.

Aim. This thesis aims to analyze the policy implementation of the Indonesian HealthProgram with Family Approach PIS PK in Bandung Regency in 2017. The process of policy implementation is seen from the elements of policy process, communication, availability of resource,manpower, cost, facilities needed, disposition process and bureaucracy structure at the the Health Center Office and the community health center. This study is also to analyze social, economic, and political factors related to the role and support of stakeholders towards the implementation of the program. Methods. This study was a qualitative research with descriptive design. This research was conducted in the the Health Center Office and twelve community health centers in Bandung Regency area. Data were collected using in depth interview and Focus Group Discussion FGD with informants from those institutions selected using purposive sampling. Data triangulation with document review was performed to ensure the trustworthiness.
Results. The result of the research showed that lack of disposition and perception of key decision makers inthe Health Center Office levelresulted in the lack of support and commitment, which caused of lack of communication, coordination and clarity of bureaucratic structure. The lack of communication at the level of the Health Center Office affected the process of planning, financing, implementation and evaluation as well as influenced cross sectoral engagement at Bandung district level. The implementation of health family program at the community health center was not optimal. The main obstacles to the implementation were limited manpower and budget. Although most community health centers had implemented several stages of program implementation, however, from 30 of the target of the program in 2017, the coverage only reached less than 5.
Conclusion. Disposition and communication were the main factors affecting the implementation of programs at the Health Center Office level. While manpower and financing were the main factors inhibiting the implementation of the program at the community health center level. However, perceptions and attitudes of professional organizations Indonesian National Nurses Association and Indonesian Midwifery Association and the educational institutions related to this program were quite good and supportive.This study recomend to health center office to improving of communication and coordination in Bandung District level and re organizing and distributing of manpower such as nurse, midwifery, public health, sanitarian, and nutritionist to support this program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Aurora Zahra
"Latar Belakang: Demi mencapai seluruh poin pada SDGs (Sustainable Development Goals) pada tahun 2030, kita perlu menginvestasikan masa depan tersebut pada generasi muda sebagai agen perubahan. Sebelum SDG, Indonesia sudah berhasil mencapai MDG poin 4 mengenai mengurangi angka kematian pada anak. Indonesia telah berhasil mengurangi dari 85 per 1000 kelahiran pada tahun 1990 hingga 27 per 1000 kelahiran pada tahun 2015. Meskipun demikian, masih terdapat 147,000 anak yang meninggal sebelum mereka berumur 5 tahun. Penyebab kematian beragam, salah satunya adalah kurang gizi atau gizi buruk. Selain itu, kondisi gizi buruk juga menyebabkan anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan, yakni stunting (berjumlah sebesar 36% pada balita). Gizi buruk bisa disebabkan dari banyak hal, yang meliputi perbedaan pada status ekonomi dan juga dipengaruhi dari distribusi tenaga kesehatan yang kurang baik. Oleh karena itu, memantau pertumbuhan balita adalah program yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin guna memastikan seluruh anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang baik sehingga tercipta masa depan yang baik juga. Dalam mewujudkan kelangsungan pemantauan tumbuh balita yang rutin, selain peran tenaga kesehatan, orang tua juga harus turut berkontribusi. Oleh karena itu, dirasa penting bagi peneliti untuk meningkatkan kesadaran orang tua terutama para Ibu untuk melakukan pemantauan tumbuh balita secara rutin, yang juga dibantu oleh paparan dari tenaga kesehatan terdekat yakni Puskesmas, melalui program “Keluarga Sehat”, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan fasilitas kesehatan lainnya.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional untuk menganalisa tingkat kesadaran Ibu di Cikini Ampiun. Hasil dari penelitian akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran Ibu terhadap pentingnya pemantauan tumbuh balita sebagai salah satu indikator “Keluarga Sehat”.
Hasil: Dari seluruh faktor yang dievaluasi, tingkat kesadaran Ibu terhadap pentingnya pemantauan tumbuh balita berbeda-beda sesuai faktor masing-masing, yang meliputi: umur, tingkat edukasi, status ekonomi, dan jumlah kehamilan.
Konklusi: Hanya terdapat satu faktor yang menunjukkan dampak pada rendahnya tingkat kesadaran Ibu pada pentingnya pemantauan tumbuh balita, yakni tingkat edukasi.

Background: To achieve SDGs (Sustainable Development Goals) by 2030, it is crucial to invest the future on youth generation; children as agents of change. Before that, Indonesia had achieved MDGs point 4 regarding decreasing child’s mortality rate, from 85 per 1000 births in 1990 to 27 per 1000 births in 2015. However, still, there are 147,000 children died before reaching their 5th year of life. The cause of death varies, and one of it includes growth abnormalities, for example stunting – which accounts for 36% of children under five. Poor nutrition can be influenced by many factors, including differences in economical status, which are also influenced by poor distribution of health care providers. Therefore, growth monitoring of children under five is a very crucial program to be routinely performed in order to ensure all children in Indonesia acquire adequate nutrition thus prospecting for a brighter future. To ensure continuous growth monitoring, other than health care providers, parents also contribute. Therefore, it is crucial to improve awareness of the parents especially mothers to perform continuous growth monitoring, which is also supported by adequate exposures from health care facilities including Puskesmas through the programs of “Keluarga Sehat”, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) as well as other health care facilities.
Method: The research is conducted using cross-sectional method, to analyze level of awareness of mothers in Cikini Ampiun. The results of research are used to analyze mother’s awareness towards the importance of growth monitoring of children under five as an indicator of “Keluarga Sehat”.
Results: Of all factors evaluated, the level of awareness of mothers towards the importance of growth monitoring of children under five is different depending on each factors which include: age, education, economical status and parity.
Conclusion: There is only one factor which influences the low awareness level of mothers towards the importance of growth monitoring of children under five, which is educational background.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library