Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sholeh
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menguji hubungan antara aspek-aspek dari kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja. Pada penelitian ini variable independent (IV) berjumlah 15 dan kepuasan kerja sebagai dependent variable (DV). Dengan teknik sampel total, diperoleh sampel sebanyak 66 orang guru yang bekerja di Sekolah Dwi Matra. Data penelitian diolah dengan metode regresi linear berganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara aspek-aspek kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja (r=0,577) namun tidak signifikan (sig 0,090). Nilai R2 dari seluruh varabel yang diujikan sebesar 0,333 atau setara dengan 33 %. Aspek self awareness merupakan satusatunya variabel bebas yang terbukti berkorelasi positif dengan kepuasan kerja (sig.0.039, R2 : 0,130). Aspek ini perlu menjadi prioritas jika akan dilakukan intervensi kepuasan kerja pada guru di Sekolah Dwi Matra. ......This thesis aims to examine the relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction. In this study, the independent variable (IV) amounted to 15 and job satisfaction as the dependent variable (DV). With this technique the total sample, obtained a sample of 66 teachers who work at Sekolah Dwi Matra,Jakarta. The research data were processed by the method of multiple linear regression with a significance level of 0.05. Results and conclusions of this study prove that there is a relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction (r = 0.577) but not significant (sig .090). R2 values of all tested variable of 0.333, equivalent to 33%. Aspects of self-awareness is the only independent variables that proved to be positively correlated with job satisfaction (sig.0.039, R2: 0.130). This aspect needs to be a priority if the intervention will be conducted on teacher job satisfaction at Sekolah Dwi Matra.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hong, Euny
Abstrak :
Nunchi, indra keenam orang Korea untuk membaca keadaan dan memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, telah dipraktikkan selama lebih dari 5.000 tahun dan diyakini telah melambungkan Korea dari salah satu negara termiskin menjadi salah satu negara paling maju di dunia. Para orangtua di Korea percaya bahwa mengajarkan nunchi pada anak mereka sama pentingnya dengan mengajari anak mereka menyeberang jalan dengan selamat. Nunchi adalah suatu bentuk kecerdasan emosional yang dapat dipelajari siapa pun. Yang kita butuhkan hanyalah mata dan telinga untuk memperhatikan orang lain, bukan menonjolkan diri sendiri. Buku ini akan menunjukkan caranya.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
155.25 HON n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Lukman
Abstrak :
Setiap organisasi/instansi baik itu swasta maupun pemerintah selalu mengharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu meningkatkan pelayanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya Lembaga Pemasyarakatan (selanjutnya disebut Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (selanjutnya disebut Rutan) merupakan instansi pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan (selanjutnya disebut Warga Binaan Pemasyarakatan disingkat WBP). Kesuksesan pembinaan sangat bergantuug dari beberapa hal, salah satunya dipengaruhi oleh integritas sumber daya manusianya (petugas). Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas diperlukan proses pembelajaran dalam program pelatihan. Pengembangan petugas yang sudah ada jauh lebih efektif daripada merekrut dan mendidik karyawan baru. Pelatihan merupakan alternatif yang paling menguntungkan (Baker, 2003). Permasalahan yang diusung dalam penulisan tugas akhir ini adalah tentang rancangan program pelatihan terhadap petugas Lapas/Rutan dengan meningkatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan salah satu jenis pelatihan dalam bidang kajian perubahan sikap dan perilaku. Dari hasil telaahan selama melakukan analisa kebutuhan, penulis menganggap ini penting karena petugas (petugas pengamanan) selama melaksanakan tugasnya seringkali terbentur dengan ketidakmampuan petugas dalam mengendalikan emosi sehingga cenderung melakukan kekerasan. Untuk itu, pelatihan ini diharapkan mampu membangun sebagian dari kompetensi petugas dalam menghadapi segala pennasalahan yang ada di Lapas / Rutan sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfaifo Iqomaddin
Abstrak :
Penelitian ini bertujua untuk mengetahui pengaruh religiusitas dan kecerdasan emosional terhadap konsep diri pada Santri Remaja di Pesantren Tradisional. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Terdapat pengaruh signifikan religiusitaS terhadap knnsep diri pada santri remaja di pesantren tradisional. (2) Terdapat pengaruh signifikan kecerdasan emosional terhadap konsep diri pada santri remaja di pesantren tradisional. (3) Terdapat pengaruh signifikan kecerdasan emosional dan religiuisitas secara bersama-sama terhadap konsep diri pada santri remaja di pesantren tradisional. Alat pengungkap data yang digunakan adalah Skala Religiusitas, yang terdiri 1. Skala Religiusitas 2. Skala Kecerdasan Emosional dan Skala Konsep Diri Responden penelitian ini adalah santri remaja di pesantren tradisional. Jumlah keseluruhan subjek sebanyak 40 orang, Pemilihan subjek dilakukan dengan incidental sampling. Disain Penelitian ini adalah non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode ex post facto, Regresi linier digunakan untuk menganalisa data dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian diketahui bahwa; (1) Terdapat pengaruh signffikan Religiusitas terhadap Konsep Diri sebesar 75,3 %. (2) Terdapat pengaruh signifikan Kecerdasan Emosional terhadap Konsep Diri sebesar 80, 1%. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan Religiusitas dan Kecerdasan Emosional secara bersama-sama terbadap Konsep Diri sebesar 82,0%, sedangkan sisanya yaitu 18,0% (100% - 82,0%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyabab lainnya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsdianti N. Boediono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecerdasan emosional antara individu yang mengikuti pendidikan balet klasik dengan individu yang tidak mengikuti pendidikan balet kiasik. Pendidikan balet klasik dipilih karena selain mengajarkan gerakan, juga melatih penari untuk berekspresi sesuai dengan tuntutan tarian. Untuk dapat berekspresi denga baik seorang penari harus mau dan dapat memperhatikan emosinya (Attention to Feelings), mengenali emosinya dengan tepat (Clarity of Feelings) untuk kemudian dapat mengatur dan mengendalikan emosinya (Mood Repair) agar sesuai dengan emosi tarian yang dibawakan. Attention to Feelings, Clarity of Feelings dan Mood Repair adalah komponen-komponen kecerdasan emosional (Salovey dkk, dalam Pennebaker, 1995; Salovey dkk, 2002). Oleh karena itu peneliti mengajukan hipotesa alternatif yang berbunyi, "Ada perbedaan yang signifikan pada kecerdasan emosional individu yang mengikuti pendidikan balet klasik dengan individu yang tidak mengikuti pendidikan balet klasik". Penelitian ini bersifat non-eksperimental, di mana peneliti tidak memiliki kendaii langsung terhadap variabel bebas, karena variabel bebas tersebut telah terjadi atau tidak memungkinkan dilakukannya manipulasi (Kerlinger & Lee, 2000). Subyek dalam penelitian ini adalah remaja/dewasa awal perempuan, berusia 12 sampai 26 tahun dengan pembagian karakteristik sebagai berikut: mengikuti pendidikan balet klasik (untuk keiompok eksperimen) dan tidak mengikuti pendidikan balet klasik (untuk keiompok kontrol). Subyek yang diambil untuk keiompok eksperimen adalah murid Namarina Dance Academy Jakarta yang telah berada di level Higher Grades, menurut kurikulum The Royal Academy of Dance, (RAD) London, yaitu di tingkat Grade 6 ke atas. Level Higher Grades penekanan kurikulumnya selain pada penguasaan teknik juga pada style balet Romantik abad ke 19 {Royal Academy of Dance, 1993). Balet Romantik memiliki kekhasan pada keringanan langkah dan kualitas puitis dari tarian (Au, 1988), yang menuntut pengendalian emosi dari penari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah subyek adalah 30 orang untuk tiap kelompok, dengan jumlah total subyek sebanyak 60 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang diadaptasi dari Trait Meta-Mood Scale (TMMS) (Salovey dkk, dalam Pennebaker, 1995) yang mengukur Perceived Emotional Intelligence (PEI) yaitu kecerdasan emoslonal dlllhat dari persepsi indlvidu tentang kemampuannya untuk memperhatikan emosi (attention), mengenali emosi dengan tepat (clarity), dan mengelola emosi (repair). Analisa data menggunakan t-test for independent samples, karena pengambilan sampel untuk kelompok yang satu tidak dipengaruhi pengambilan sampel kelompok yang lain (Minium dkk, 1993). Dari data yang diperoleh ditemukan bahwa skor rata-rata kecerdasan emosional kelompok balet lebih tinggi (136.03) daripada skor rata-rata kecerdasan emosional kelompok non balet (129.1). Setelah dilakukan uji signifikansi terhadap perbedaan tersebut diperoleh t = 2.39 dengan signifikansi 0.02, yang berarti bahwa perbedaan skor rata-rata kedua kelompok signifikan di los 0.05. Dengan adanya perbedaan yang signifikan tersebut maka hipotesa alternatif yang berbunyi "Ada perbedaan yang signifikan pada kecerdasan emosional antara individu yang mengikuti pendidikan balet klasik dengan individu yang tidak mengikuti pendidikan balet klasik" diterima. Dengan adanya perbedaan kecerdasan emosional yang signifikan antara kelompok balet dengan kelompok non balet maka peneliti berkesimpulan bahwa pendidikan balet klasik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosional seseorang. Perbedaan kecerdasan emosional kedua kelompok terjadi karena selama bertahun-tahun individu yang mengikuti pendidikan batet klasik telah dilatih untuk memperhatikan, mengenali dan mengendalikan emosinya - kemampuan-kemampuan yang membentuk kecerdasan emosional. Meskipun demikian disarankan untuk menggunakan alat ukur yang lebih baku seperti Mayer-Salovey- Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT) (Mayer, Salovey & Caruso, dalam Mayer & Salovey, 1997) yang ability-based, karena TMMS berbasis skaia sikap dan membuka kemungkinan bagi responden untuk faking good. Saran lain adalah agar dilakukan penelitian longitudinal, dan/atau kualitatif untuk mengetahui dengan pasti aspek pendidikan balet klasik yang mana yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosional dan bagaimana pengaruhnya. Disarankan pula untuk mengadakan penelitian lintas kurikulum pendidikan balet klasik agar hasil penelitian dapat digeneralisir ke pendidikan balet klasik secara umum.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Alwiyah Aljufri
Abstrak :
ABSTRAK
Globalisasi dunia membuat setiap individu berlomba untuk menjadi yang terbaik. Setiap orang berupaya mencapai keberhasilan dalam hidup. Para psikolog bersepakat bahwa 80% keberhasilan ditentukan oleh faktor kepribadian. Banyak faktor bisa diupayakan untuk membentuk kepribadian, di antaranya melalui pengembangan kecerdasan emosional dan pembentukan disiplin- termasuk disiplin shalat berjamaah.

Disiplin Shalat Berjama?ah adalah kedisiplinan melaksanakan suatu ibadah rutin yang dilakukan bersama-sama secara tetap dan tepat waktu dengan satu tujuan yaitu mendekatkan diri kepada Allah, yang dipimpin oleh satu imam. Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui suatu gejolak yang terjadi pada dirinya, serta orang-orang disekitarnya dan mampu mengatasi maupun mengelolanya sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Kepribadian adalah suatu kekhasan dalam setiap individu yang selalu berkembang dan berubah meliputi kerja tubuh dan fisik serta memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan disiplin shalat berjama?ah dan kecerdasan emosional terhadap kepribadian di SMPIT YAPPA Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Sukma Jaya Depok

Penelitian ini lebih mengutamakan pendekatan kuantitatif dan manggunakan instrumen berupa kuesioner yang disebar luaskan pada 40 (empat puluh ) responden. Dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan tehnik analisis deskriptif yaitu analisis frekuensi, mean, realibilitas, korelasi product moment dan juga analisis regresi linier yang dianalisis melalui program SPSS 12.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian hipotesa diterima. Secara ringkasnya, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesa 1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif antara Disiplin Shalat Berjama?ah terhadap Kepribadian anak. Namun secara khusus, didapati hubungan positif aspek Disiplin Shalat terhadap pribadi tipe A. 2. Hipotesa 2 diterima, artinya ada hubungan yang positif antara Kecerdasan Emosional terhadap Kepribadian anak. 3. Hipotesa 3 diterima, artinya ada hubungan yang positif antara Disiplin Shalat Berjama?ah dan Kecerdasan Emosional terhadap Kepribadian anak.

Berdasarkan kesimpulan dan analisa yang telah ada penulis menyarankan kepada berbagai kalangan yang terkait untuk lebih menggalakkan program disiplin shalat berjama?ah dan peningkatan kecerdasan emosional bagi siswa sekolah menengah pertama. Karena dengan disiplin shalat berjama?ah, maka diharapkan siswa akan memiliki kepribadian yang lebih baik. Selain itu juga perlu ditingkatkan kecerdasan emosional, sehingga nantinya mereka akan menerapkan disiplin menjadi suatu kebiasaan.
ABSTRAK
In this world globalization, every person has to compete with other to be the best. Every person try to achieve successful in life. Psychologists agreed that personality contributes 80 percent of the factors that determine success. Many factor could conduct the personality, such improving emotional inteligence and also streghten the disciplines one of them is discipline doing grouping prayer.

Discipline doing gouping prayer is a discipline execute as a routine religious service which conducted and led by one Imam. Emotional Intelligence is an ability of someone to know a distortion that happened through himself and also people around him so he can overcome and also managing it; so that he earns to adapt to the environment. Personality is a specilication in each individual which always expand and change and also play role active in individual behavior.

This research use quantitative approach and spread questioners to 40 (forty) responder. This research also used descriptive analysis technique which includes frequency analysis, mean, reliabilities, correlation of product moment as well as analysis of regression linear. To analyze this research, the researcher used program SPSS 10.0 for Windows and content analysis technique.

Results of research indicate that part of hypothesizing can be accepted. 1. Hypothesizing 1 refused, its mean that there?s no relation between discipline doing grouping prayer to Personality. But peculiarly, discovered a positive relation between disciplines doing grouping prayer to personality A. 2. Hypothesizing 2 accepted, its mean that there is positive relation between emotional Intelligence to Personality 3. Hypothesizing 3 accepted. Its mean there is positive relation between Discipline doing grouping prayer and of emotional intelligence to Personality.

Pursuant to the analysis and conclusion, writer suggest to various relevant circle to be more embolden program of discipline doing grouping prayer and also improve the intelligence emotional among students. With that, expected students will have better personality.
2007
T17965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikni Mutiara Rachma
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh sikap amanah dan kecerdasan emosional terhadap self-efficacy orang tua dalam mengasuh anak autis. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memberikan tambahan informasi dan sebagai landasan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya di bidang psikologi perkembangan dengan mengadopsi nilai dan ajaran Islam. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak autis. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang didiagnosis Autism Spectrum Disorder (autis) pada sekolah yang menyelenggarakan pendidikan untuk anak autis. Data terkumpul sebanyak 33 responden. Penelitian ini menggunakan structured approach yang dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif. Penggunaan instrumen didasari validasi yang dilakukan dengan validitas konten. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan metode analisis multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan masing-masing dimensi pada variabel amanah dan kecerdasan emosional, terdapat pengaruh positif terhadap self efficacy.
This research is conducted to know whether there is the influence toward amanah attitude and emotional intelligence to the self-efficacy of parents in nurturing autistic child. The conclusion of this research will give the additional information and the foundation for the next research, especially in the developmental psychology by adopting the Islamic values. The population of this research is the parents that have the autistic child. The sample is the parents that their child is diagnosed Autism Spectrum Disorder (autism) in the school for autistic children. The data are collected from 33 respondents and analyzed using content validation. Then, for testing research hypothesis, it is used mutiple regression anaysis method. The result of this research shows that there is the relationship between amanah attitude variable and emotional intelligence variable that have positive influence toward self-efficacy of parents.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Yenni Afriani Maria
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk dapat melihat adanya pengaruh gaya kepemimpinan klasik, transaksional, visioner, dan organik terhadap employee engagement dengan kecerdasan emosional sebagai variabel mediasi di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Responden penelitian ini berjumlah 142 orang pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan uji regresi berganda. Sedangkan Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jing Scale Leadership Style (2009), Utrech Work Engagement Scale Preliminary Manual Version I oleh Schaufeli dan Bakker (2003), dan Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF) oleh Petrides dan Furnham (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan visioner dan organik memiliki pengaruh terhadap employee engagement dengan efek mediasi kecerdasan emosional. Sementara tidak terdapat efek mediasi kecerdasan emosional pada pengaruh gaya kepemimpinan klasik dan transaksional terhadap employee engagement.
This research is conduct to find whether there is impact between leadership style toward employee engagement with emotional intelligence as mediating variable on employees at Ministry of Administrative Reform. The survey involved 142 civil servant. The research method used multiple regression. The instrument used in the questionnaire are Jing Scale Leadership Style (2009), Utrech Work Engagement Scale Preliminary Manual Version I which is developed by Schaufeli and Bakker (2003), and Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF) which is developed by Petrides dan Furnham (2006). The result showed emotional intelligence is partially mediates the relation between visionary and organic leadership on employee engagement. In the other hand, there is no mediation effect for classical and transactional on employee engagement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Irfan
Abstrak :
Tesis ini untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pelaku konversi agama yang berusia dewasa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Subjek penelitian berjumlah lima orang muallaf yang berusia dewasa dan berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menggambarkan bahwa muallaf mampu merasakan, memahami dengan efektif, menerapkan kepekaan emosi sebagai sumber energi positif, sehingga seseorang mampu memahami perasaan diri sendiri dan mampu memahami perasaan orang lain, selain itu muallaf mampu menggerakkan prinsip hidup atau esensi yang menembus kehidupan dan mengekspresikan prinsip hidup tersebut dalam hubungan dengan diri sendiri, orang lain, alam dan Tuhan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual muallaf lebih baik dari pada sebelum mereka menjadi muallaf. ...... This thesis to purpose the description of the emotional intelligence and spiritual intelligence perpetrators of religious conversion aged adults. This research uses qualitative research methods with types of case studies. Data collection using in depth interviews and observations. The subject of the study amounted to five reverts that are mature and domiciled in Jakarta. Results of the study illustrate that reverts are able to feel, understand, apply the effective sensitivity of the emotions as a source of positive energy, so that one is able to understand the feelings of my self and being able to understand the feelings of others, besides able to move reverts live principle or essence that permeates life and express these principles in relationship with your self, others, nature and God. From the results of the study it can be concluded that the emotional intelligence and spiritual intelligence converts better than before they become converts.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Ardiana
Abstrak :
Perilaku caring perawat yang didasari kecerdasan emosional tinggi dapat mendorong pencapaian pelayanan keperawatan yang berkualitas. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku caring perawat. Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan sampel 92 perawat pelaksana dan 92 pasien. Analisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik berganda. Sebanyak 54 % perawat berperilaku caring menurut persepsi pasien. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi memahami dan mendukung emosi orang lain dengan perilaku caring perawat (p = 0,049). Perawat yang memiliki dimensi ini berpeluang 2,567 kali lebih caring. Rumah sakit perlu mengembangkan program pelatihan komunikasi efektif dan komunikasi terapeutik, sebagai salah satu bentuk perilaku caring. ...... Nurses caring behavior based on high emotional intelligence can encourage the achievement of quality nursing service. This research was to recognize the relationship between nurses emotional intelligence with their caring behavior according to patients perceptions. This is a descriptive correlation, with 92 nurses and 92 patients as samples. Analysis was using Chi Square and multiple logistic regressions. An approximately 54 % of nurses are caring. The result showed that the dimension of understanding and support of other people's emotions is significantly associated with nurses caring behavior (p= 0,049). Nurses who are having high level in this dimension are having opportunity as much as 2,567 times more caring. The manager of hospital can develop a sustainable training program on effective and terapheutic communication as one of nurses caring behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29396
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>