Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Nugroho Putranto
"Salah satu metode pemodelan reservoar untuk karakterisasi reservoar adalah pemetaan distribusi hidrokarbon reservoar seperti gas dengan seismik inversi menggunakan parameter elastik batuan sebagai parameter inversinya. RAKA field ditemukan sekitar tahun 1980 terdapat tiga formasi Belut, Gabus dan Arang. Formasi Arang adalah salah satu formasi penghasil gas dengan tipe reservoar batu pasir, dengan rata-rata ketebalan 70 ft pada lingkungan pengendapan terrestrial (low sinuousity channel) ke transitional lacustrinal deltaic system. Salah satu metodologi untuk memodelkan distribusi spasial dari properti reservoar adalah menggunakan elastik impendansi. Elastik impendasi merupakan kesamaan dengan AI untuk data non zero-offset dapat ditunjukkan dengan fungsi yang disebut elastik impedansi (EI). Fungsi ini merupakan generalisasi dari akustik impedansi untuk sudut datang yang bervariasi yang memberikan konsistensi dan kerangka kerja untuk mengkalibrasi dan menginversi data non zero-offset seismik seperti yang dilakukan AI pada zero-offset. Detail yang diinterpretasikan adalah formasi Arang pada struktur horizon top horizon A5_Horz dan bottom horizon A4_Horz. Dari analisa awal hasil ekstraksi RMS amplitudo volume near offset dan far offset menunjukkan adanya anomali AVO. Dengan melakukan cross plot antara AI dan EI normalisasi pada zona A5_Horz dan A4_horz pada data sumur menunjukkan perbedaan gradien antar zona gas dan zona non-HC dan cross over antara AI dan EI dengan penuruan nilai EI juga menunjukkan adanya gas. Pemodelan reservoar dilakukan dengan membandingkan inversi AI pada volume near offset dan inversi EI normalisasi pada volume far offset. Dari perbandingan tersebut didapatkan hubungan antara distribusi gas dengan anomali AVO pada indikasi awal dari ekstraksi RMS amplitudo.

The success of prediction of reservoir modeling is the mapping of hydrocarbon reservoirs such as gas distribution using inversion elastic parameters of rocks. RAKA field found around the year 1980 there are three formations Belut, Gabus and Arang. Formation of Arang is one type of gas-producing formations of sandstone reservoirs, with an average thickness of 70 ft in terrestrial depositional environments (low sinuousity channel) to the transitional lacustrinal deltaic system. One methodology for modeling the spatial distribution of reservoir properties is to use elastic impendance. Elastic impendance is common with accoustic impedance for the non zero-offset data can be shown with the function called Elastic Impedance (EI). This function is a generalization of the acoustic impedance for varying angle which provides consistency and a framework for calibrating and data menginversi non-zero-offset seismic as the AI in the zero-offset. Details are interpreted is the formation of Arang on the horizon structure A5_Horz top and bottom horizon horizon A4_Horz. Initial analysis of the extracted RMS amplitude of the volume of near offset and far offset shows the AVO anomaly. Cross plot wells data of AI and EI normalization in between A5_Horz zone and A4_horz show different gradient gas bearing zone and non-HC bearing zone (background trend) and cross over of AI and EI with low EI values can showing gas present. Then modeling of reservoir is done by comparing the inversion of AI in the volume of near offset and inversion of EI normalization the far offset volume. Comparison of two volume invertion of AI and EI normalization showing the gas distribution showed AVO anomaly at the first indication of the RMS amplitude extraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T29112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
TA350
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Ayu Widiarini
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang simbol dari lentera merah dalam film Raise The Red Lantern (Dà Hóng Dēnglóng Gāogāo Guà (大红灯笼高高挂), 1991). Penelitian ini menggunakan pendekatan makro sastra atau ekstrinsik yaitu, menganalisis unsur-unsur di luar karya sastra yakni pengkajian konteks karya sastra di luar teks. Tujuan penulisan adalah menganalisis makna semiotika dari lentera merah. Karakteristik yang paling menonjol dalam film ini adalah lentera merah yang hampir menjadi penentu jalan cerita film ini karena melambangkan kekuasaan dari sang tuan rumah.

ABSTRACT
This journal discusses the symbol of the red lantern in the movie Raise the Red Lantern (Dà Hóng Dēnglóng Gāogāo Guà, 1991). This study uses a macro approach to literary or extrinsic i.e., analyzing the elements outside literature that studies outside the context of literary texts. The purpose of writing is to analyze the meaning semiotics of red lanterns. The most prominent characteristic of this film is the red lantern which is almost a decisive way the story of this film because it symbolizes the power of the host., This journal discusses the symbol of the red lantern in the movie Raise the Red Lantern (Dà Hóng Dēnglóng Gāogāo Guà, 1991). This study uses a macro approach to literary or extrinsic i.e., analyzing the elements outside literature that studies outside the context of literary texts. The purpose of writing is to analyze the meaning semiotics of red lanterns. The most prominent characteristic of this film is the red lantern which is almost a decisive way the story of this film because it symbolizes the power of the host.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Susanti
"Paduan AA 319 adalah paduan aluminium yang paling populer digunakan untuk komponen otomotif. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses produksi komponen otomotif ini adalah berfluktuasinya kadar unsur seperti besi dan seng. Penelitian tentang pengaruh besi di dalam aluminium telah banyak dilakukan sedangkan pengaruh seng belum banyak dilakukan. Berfluktuasinya kadar seng terjadi pada salah satu perusahaan otomotif di Jakarta, hingga mencapai puncaknya yaitu saat salah satu cylinder head pecah dengan sendirinya. Dan setelah diinvestigasi diketahui bahwa part tersebut mengandung 12 wt.% seng. Tujuan pemilihan 1 wt.% seng dilakukan untuk mengetahui pengaruh seng pada batas maksimal kadar seng pada paduan AA 319. Pada skripsi ini dilakukan karakterisasi mikro dan nano paduan aluminium AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng pada kondisi as-cast dan setelah ageing. Proses perlakuan panas yang dilakukan adalah solution treatment pada temperatur 525_C selama 1 jam lalu quenching dengan media air dan selanjutnya dilakukan proses ageing pada temperatur 200_C (artificial ageing) dan temperatur ruang (natural ageing). Karakterisasi mikro dilakukan dengan menguji kadar porosifas, k-mould, kekuatan tarik dan kekerasan paduan serta mengamati struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM). Sedangkan karakterisasi nano dilakukan dengan mengamati struktur nano dengan menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM). Proses persiapan spesimen TEM juga dibahaspada tugas akhir ini. Pada kondisi as-cast, penambahan 1 wt.% pada paduan AA 319 menyebabkan porositas yang ada pada paduan AA 319 menurun dari tingkat 6 ke tingkat 4. Penambahan 1 wt.% seng juga menyebabkan meningkatnya kekuatan tarik dan menurunnya keuletan namun pengujian kekerasan tidak menunjukan hasil yang serupa karena pengaruh adanya porositas pada sampel. Mekanisme penguatan yang terjadi akibat penambahan I wt. % seng ke dalam paduan AA 319 as-cast adalah solid solution strengthening. Fasa interdendritik yang ada pada kondisi as-cast adalah Al2Cu, AlFeMnSi, dan kristal silikon. Penambahan 1 wt.% seng memungkinkan bertransformasinya fasa a-AlFeMnSi menjadi _-AlFeMnSi karena peningkatan tegangan permukaan yang mungkin terjadi. Dari pengamatan dengan SEM diketahui bahwa pada kondisi as-cast seng tersegregasi disekitar paduan Al2Cu yang mengindikasikan adanya interaksi kimia antara seng dan tembaga. Penambahan 1 wt, % seng juga telah membuat jarak fasa interdendritik menjadi lebih rapat, hal ini menunjukan pendinginan yang lebih cepat telah terjadi. Proses persiapan spesimen TEM untuk paduan AA 319 tidak dapat dilakukan dengan electropolishing karena paduan ini memiliki banyak fasa dan strukturnya kasar. Namun spesimen TEM yang baik dari paduan AA 319 dapat dihasilkan melalui proses ion milling dengan menggunakan mesin yang memiliki sistem pendinginan agar tidak terjadi efek pemanasan. Penambahan 1 wt.% seng ke dalam paduan AA 319 tidak menyebabkan peningkatan kekerasan yang signifikan setelah proses pengendapan. Pada artificial ageing, kekerasan puncak kedua paduan dicapai setelah 6 jam dan perbedaan nilai kekerasannya 0,35 %. Penelitian ini berhasil mengkonfimasi bahwa kekerasan puncak paduan AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng dicapai melalui pembentukan presipitat O' berukuran nano yang terdispersi secara merata di dalam matrik aluminium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimita Anggia
"Kelurahan Cililitan merupakan salah satu daerah di ibukota yang menjadi kantong permukiman bagi para perantau suku Batak. Berdasarkan sejarahnya, para perantau membentuk permukiman sekaligus lapo dan gereja sebagai jejak keberadaan dan tempat berkumpul. Berbeda dengan permukiman lain, seluruh lapo di Kelurahan Cililitan yang tersebar di sekitar gereja dan permukiman Batak yaitu Kampung Mayasari membentuk pola berderet dan mengelompok. Lapo yang tersebar di Kelurahan Cililitan memiliki perbedaan dan persamaan ciri lokasi dilihat dari jaringan jalan, jangkauan gereja Batak, jenis makanan dan minuman, dekorasi, dan fasilitas lapo dengan karakteristik pengunjung yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi lapo Batak dari aspek site dan situation, serta mengetahui pola karakteristik lokasi lapo yang terbentuk berdasarkan karakteristik pengunjungnya yaitu jenis kelamin, usia, suku, teman berkunjung, dan aktivitas pengunjung dengan menggunakan analisis keruangan serta deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan lapo di Kelurahan Cililitan dilihat dari site dan situation yaitu “Kurang Ideal” dan “Mudah Dijangkau” terletak di lokasi dengan aksesibilitas baik dan dekat dengan gereja dengan target pasarnya yaitu para jemaat yang ingin istirahat makan. Pada karakteristik lokasi lapo yang “Cukup Ideal & Mudah Dijangkau” dan “Cukup Ideal & Cukup Mudah Dijangkau” terbentuk pola kunjungan pengunjung lapo tersebut dengan jenis kelamin laki-laki, berusia lansia, bersuku Batak, datang berkunjung sendiri dan bersama teman, serta melakukan aktivitas istirahat makan. Pada karakteristik lokasi lapo yang “Kurang Ideal & Mudah Dijangkau” dan “Kurang Ideal & Cukup Mudah Dijangkau” terbentuk pola kunjungan pengunjung lapo yang mana seimbang didatangi oleh pengunjung laki-laki dan perempuan, berusia lansia, bersuku Batak, datang berkunjung bersama keluarga, serta melakukan aktivitas istirahat makan dan berkumpul/berbincang bersama teman/keluarga.

Cililitan Village is one of the areas in the capital which has become a residential area for Batak nomads. Historically, the nomads formed settlements as well as lapo and churches as traces of their existence and gathering places. In contrast to other settlements, all the lapo in Cililitan Village which are scattered around the church and the Batak settlement, namely Kampung Mayasari, form a pattern of rows and clusters. Lapo scattered in Cililitan Subdistrict have differences and similarities in location characteristics seen from the road network, the range of Batak churches, types of food and drink, decoration, and facilities of the lapo with varying visitor characteristics. This study aims to determine the characteristics of the Batak lapo locations from the site and situation aspects, as well as to determine the characteristic pattern of the lapo locations formed based on the characteristics of the visitors, namely gender, age, ethnicity, visiting partner, and visitor activities using spatial analysis and quantitative descriptive. The results showed that the characteristics of the location of the lapo which were "Quite Ideal & Easy to Reach" and "Quite Ideal & Fairly Easy to Reach" formed a visiting pattern for the lapo visitors with male gender, elderly, Batak ethnicity, coming to visit with friends and family, and doing meal breaks. The results showed that the lapo in Cililitan Village, in terms of site and situation, namely "Less Ideal" and "Easy to Reach" was located in a location with good accessibility and close to the church with the target market, namely congregations who wanted to take a break to eat. In the characteristics of the location of the lapo which are "Quite Ideal & Easy to Reach" and "Quite Ideal & Fairly Easy to Reach" a pattern of visits to the lapo is formed with male sex, elderly, Batak ethnicity, coming to visit alone and with friends, as well as carrying out activities break eat. In the characteristics of the location of the lapo which are "Less Ideal & Easy to Reach" and "Less Ideal & Fairly Easy to Reach" a pattern of visiting lapo visitors is formed which is balanced by male and female visitors, elderly, Batak ethnicity, coming to visit with family, and doing meal break activities and hanging out/talking with friends/family."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matina Israr
"Beberapa pusat perdagangan buah berbentuk kios banyak dikunjungi
masyarakat karena berbagai faktor, masyarakat lebih memilih tempat
tersebut daripada di supermarket atau toko buah modern. Perbedaan
karakteristik di masing-masing lokasi berkaitan dengan bagaimana sebuah
pusat perdagangan buah-buahan dapat menarik konsumen dan dengan
mudah dijangkau. Penelitian ini bertujuan mengetahui jangkauan kios
buah berdasarkan karekteristik lokasi, penjualan, dan konsumen. Analisa
yang dilakukan bersifat deskriptif nomotetik. Kemudian pembahasan data
yang diolah menjadi peta dan matriks. Wilayah jangkauan kios buah jalan
Kalimalang dan Jatinegara berada di sekitar kios buah dan di sepanjang
jalan utama yang melewati kedua kios buah tersebut. Pada wilayah
jangkauan tersebut, konsumen yang membeli pada akhir pekan di awal
bulan memilih berdasarkan fasilitas kemasan yang disediakan di kedua
lokasi kios buah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Sunandar
"Penelitian ini mengidentifikasi karakteristik lokasi kejadian kebakaran berdasarkan musim, karakteristik wilayah, dan variasi suhu permukaan daratan dengan menggunakan analisis deskriptif dan overlay. Untuk melihat korelasi kejadian kebakaran dengan kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, persentase bangunan semi permanen, dan variasi suhu permukaan daratan digunakan analisis kuantitatif Pearson Correlation. Lokasi kejadian kebakaran memiliki kecenderungan terjadi pada wilayah yang memiliki suhu permukaan daratan yang tinggi. Semakin tinggi suhu permukaan daratan suatu wilayah, semakin banyak kejadian kebakaran yang terjadi. Berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa ada hubungan yang signifikan antara suhu permukaan daratan dengan frekuensi kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Secara temporal, kejadian kebakaran di DKI Jakarta pada tahun 2009 meningkat pada bulan kering dan menurun pada bulan basah. Lokasi kejadian kebakaran berdasarkan kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, dan persentase bangunan semi permanen tidak menunjukkan kecenderungan yang nyata, berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan pula bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara ketiga variabel tersebut dengan kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Pada tahun 2009, lokasi kejadian kebakaran di DKI Jakarta sebagian besar terjadi pada wilayah dengan karakteristik tingkat kerawanan sedang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerjaan dan individu dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Propinsi Sulawesi Tenggara. Desain yang digunakan pada penelitian yaitu deskriptif cross-sectional dengan jumlah sampel 101 orang. Penentuan sampel menggunakan cara total sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pekerjaan yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu keragaman keterampilan (p value=0,012). Karakteristik individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu status pernikahan (p value=0,008). Penelitian ini menunjukkan bahwa keragaman keterampilan dan status pernikahan merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kepuasan.

The aim of this study was to recognize the relationship between the job characteristics and individual characteristics with nurses job satisfaction in the inpatient unit of Kendari local public hospital, Southeast Sulawesi. The design used in this research is a descriptive cross-sectional program with a sample of 101 people. The determination of sample is using total sampling method and an instrument used in this research is a questionnaire.
Results of this research showed that job characteristics associated with job satisfaction is the diversity of skills (p = 0,012). An individual characteristics associated with job satisfaction is marital status (p=0,006). This research showed that the diversity of skills and the marital status is the most dominant factor related to job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Helda
"Bagi suatu organisasi pendidikan, sorang staf tetap yang professional yang mampu bekerja efektif dan efesien merupakan asset sumber daya manusia yang sangat berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu kepuasan kerja dan pegawai tersebut patut untuk diperhatikan. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Pekerja yang tidak puas terhadap pekerjaan mereka dapat mengakibatkan 2 (dua) hal yaitu :
1. Pegawai itu keluar dari organisasi, keluar atau pindahnya tenaga kerja dapat mengakibatkan kerugian baik moral maupun materiil karena pegawai itu juga membawa keluar pendidikan, pengalaman, dan efisiensi kerja yang biasa dilakukan pada organisasi tsb,
2. Pegawai itu terus bekerja namun karena ketidakpuasannya cenderung berperilaku : meningkatnya tingkat kemangkiran, menurunnya semangat kerja, menurunnya kesetiaan terhadap organisasi, dan perilaku negatif lajnnya yang dapat merenggangkan hubungan antara karyawan dan manajer.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (umur, lama pendidikan, jenis kelamin, pengalaman) dan organisasi (gaji, jabatan) dengan kepuasan keria dilihat dari faktor primer(gaji, kondisi kerja fisik, rekan kerja, keamanan, supervisi) dan faktor sekunder ( prestasi, tanggung jawab, pengakuan ).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional dengan responden staf pengajar tetap Akademi Perawatan Swasata di Palembang. Sampel sebanyak 70 (tujuh puluh) orang, pengumpulan data dilakukan dengan jalan menggunakan pertanyaan terstruktur yang ada dalam kuesioner.
Analisis statistik dilakukan dengan univariat, bivariat dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat hubungan variable bebas dengan variable terikat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur dengan faktor primer sehingga didapatkan setiap kenaikan umur responden sebanyak 10 tahun akan mengurangi skor kepuasan kerja sebanyak 1,2.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara lama pendidikan dengan faktor primer sehingga didapatkan bahwa setiap kenaikan 10 tahun Iama pendidikan yang ditempuh responden akan mengurangi skor kepuasan kerja dilihat dari faktor primer sebesar 7,4. Ada hubungannya arntara lama pendidikan dengan kepuasan kerja dimana sedap kenaikan lama pendidikan akan mengurangi skor kepuasan kerja sebesar 8,1.
Peneliti menyarankan untuk menempatkan staf sesuai dengan pendidikannya, melakukan penyesuaian system penggajian serta memberikan jaminan keamanan seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

An educational organization, a profesional full time staf member who capable of working effectively and effiently is a valuable asset of human resource to promote the educational qualification Job satisfaction is a employee feelings about whether his or her job is enjoyable or not A employee who is not satisfied with his or her job may result 2 things :
1) The employee may with draw from the organization This means a moral and material loss on the side ofthe organization, as the employee will take his education, working experience as he worked in organization, or
2) The employee may continue working in the organization, but as he will be unsatisfied with his job, he tends to : work relunctanly, reduce his working spirit, and reduce his loyality to the organization.
The objectives of this research is to enqmlore the relation between the individual characteristic relation ( age, education span, sex, experience) and organization ( salary, position) to the job satisfaction. Seen from the factors of primer ( perseption of the salary, physical working condition, co- workers, security, supervision ) and secondary factor (prestige, responsibility, selfactualization ).
This research is conducted by using cross-sectional design with the respondent of the permanent member of teaching staff of Private Nursing Academy in Palembang. There are 70 samples, the data collection is done by using the structured questionares.
Statistical analysis is done with univariate, bi-variate with the simple linear regression to explore the free variable relation with the dependent variables.
The result of the research shows there is a significant relation between the education and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years education of the respondent decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor of 7,9 and between the age and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years of age decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor 1,2. And there is relation between education and job satisfaction and found that an increasing of 10 of education decrease the score of job satisfaction 8,1.
To increase the job satisfaction this research Suggested that :
- make the adjusted about the salary
- to provide the benefit such as health and life insurance
- to provide the opportunity to the staif to take higier education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Anggiat Raja
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi menimbulkan pergeseran fungsi warnet tidak lagi hanya sebagai fasilitas yang digunakan untuk memproses informasi. Daerah penelitian ini adalah warnet game online di Kecamatan Pasar Minggu. Enam warnet game online yang dijadikan titik lokasi penelitan adalah warnet The Patch, warnet Ql, warnet Estiga, warnet Aulia, warnet PeWe dan warnet Lesehan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lokasi warnet game online di Kecamatan Pasar Minggu serta hubungan-nya dengan karakteristik pengguna berdasarkan frekuensi kunjungan, usia dan status pendidikan-nya. Pendekatan secara deskriptif dan spasial digunakan dalam penelitian ini. Metode ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai data dan fakta yang terdapat di lapangan berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 karakteristik lokasi yang terbentuk oleh variasi dari faktor site yang dilihat dari tipe game online dan keberadaan fasilitas, dan faktor situation yang dilihat dari penggunaan tanah dan kelas jalan di Kecamatan Pasar Minggu. Hubungan antara karakteristik lokasi yang terbentuk dengan karakteristik pengguna menunjukan bahwa setiap karakteristik memiliki jumlah atau persentase yang berbeda ditinjau dari frekuensi kunjungan, usia dan status pendidikan-nya.

ABSTRACT
Information technology development has shifted internet cafe function to become more than information processing facility. One of the shifted function is internet cafe as play online games. There are six online game internet cafes in Pasar Minggu sub district, South Jakarta that have its own unique locational characteristics based on their site and situation. The online game internet cafes are The Patch, Ql cafe, cafe Estiga, Aulia cafe, PeWe internet cafe and Lesehan cafe. This study aims to describe the locational characteristics of online game café, based on its site and situation condition and to describe the distribution of its users based on the frequency of visits, age and educational status. Descriptive and spatial analysis approaches are used on this research. The method aims to give explanations regarding the data and facts in the field from questionnaire and field observation. The results showed that there are four locational characteristics formed by site factor variations based on the type of online games and facilities. Situational factors are based on land use type and road class in Pasar Minggu sub-district, South Jakarta. The association between locational characteristics formed by user characteristics showed that each characteristic possessed different percentage or numbers of visit frequency, age, and educational status."
2016
S63419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>