Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London : Elsevier, 2005
616.994 CAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zurich: Verlag Helvetica Chimica Acta, 1999
615.2 CIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Hayati
Abstrak :
ABSTRAK
Kemoterapi merupakan terapi kanker yang dapat menimbulkan efek samping yang cukup berat bahkan memengaruhi kualitas hidup pada individu semua usia. Usia sekolah merupakan tahapan usia pencapaian akan sesuatu (industry), saat anak senang beraktivitas, menyelesaikan tugas dan menjalin hubungan yang luas dengan teman sebaya dan lingkungannya. Namun, tugas perkembangan ini akan teganggu jika anak menderita penyakit keganasan yang harus menjalani kemoterapi. Penelitian kualitatif ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman empat anak usia sekolah dalam menjalani kemoterapi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, dan data yang dianalisis menggunakan metode Collaizi. Enam tema yang muncul adalah: (1) perubahan fisik sebagai efek negatif dari kemoterapi, (2) prestasi belajar menurun, (3) perasaan negatif akibat prosedur kemoterapi, (4) melakukan aktivitas tertentu selama kemoterapi, (5) pasrah dengan prosedur kemoterapi, dan (6) sembuh dari sakit. Penelitian ini menegaskan pentingnya mempertahankan kegiatan belajar anak yang disesuaikan dengan kondisi mereka yang sedang menjalani kemoterapi.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusna Sudhari Riyanta
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit kanker merupakan Salah satu penyakit yang termasuk paling banyak meminta korban, di negara-negara telah maju satu dari lima kematian disebabkan oleh kanker. Penyakit kanker limfoma malignum merupakan Salah satu penyakit keganasan hematologik dan dibedakan dalam 2 golongan besar yaitu; penyakit Hodgkin dan limfoma non Hodgkin (LNH). Protokol pengobatan pada penyakit LNH, disesuaikan dengan jenis limfoma, tingkat penyakit dan tingkat keganasannya. Pemberian kemoterapi agresif dosis tinggi memerlukan perhatian dan keterampilan pemantauan efek samping, maupun efek toksik hematologik. Untuk melihat efektivitas pengobatan sebaiknya dilakukan pemantauan kondisi imun tubuh penderita, sebelum, selama dan sesudah pengobatan. Hasil pengamatan tersebut menimbulkan pemikiran, untuk melakukan penelitian mengenai status imunitas selular penderita LNH sebelum, pada pertengahan dan sesudah kemoterapi terakhir. Rancangan penelitian dilakukan secara clinical Trial dengan menggunakan disain Cohort Prospective dengan kelompok kontrol relawan normal sebagai pembanding. Setiap penderita LNH diambil darah tepi dalam 3 tahap; perlakuan P1 sebelum kemoterapi, P2 pada pertengahan kemoterapi dan P3, 3 minggu setelah kemoterapi terakhir. Setiap sampel dari kelompok kontrol maupun perlakuan dilakukan pemeriksaan; darah tepi lengkap, petanda imunologik dan kultur transformasi limfosit. Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan imunitas selular secara kuantitatif dan kualitatif pada penderita LNH; sebelum kemoterapi terjadi penurunan imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), dan adanya defisiensi imunitas selular. Pada pertengahan kemoterapi (9 minggu setelah mendapat pengobatan), terjadi penurunan lagi sistem imunitas selular yang sangat bermakna (P<0,01), namun ratio sel T penolong/ T penekan dalam batas normal. Selanjutnya 3 minggu setelah kemoterapi terakhir terjadi peningkatan sistem imunitas selular, tidak adanya perbedaan bermakna (P>0,05), dalam hal ini imunitas selular secara kuantitatif maupun kualitatif menunjukkan peningkatan.
ABSTRACT Cancer is disease with a very high mortality rate, in develoved countries causing one out of every five deaths. Malignant lymphoma is a hematologic malignancy and can be divided into two categories, i.e., Hodgkin?s and non Hodgkin?s (NHL) type. The treatment regimen for NHL depends on the type of histology, stage of disease and degree of malignancy. High-dose aggressive chemotherapy needs special attention with regard to monitoring of side-effects and hematologic toxicity, and requires a high degree of clinical skill. To assess the efficacy of treatment it is best to know the immunological status of the patients, before, during, and after chemotherapy. These observations prompted this investigation in assessing cellular immunity status among non Hodgkin's lymphoma patients, before, during, and after last chemotheray with cyclophosphamide, doxorubicin, vincristine and prednison. This investigation was conducted as a clinical trial using the cohort prospective design with a control group consisting of healthy volunteers. Peripheral blood was drawn from each NHL patient in three phases: Pl before chemotherapy, P2 during chemotherapy, and P3 for the period of three weeks after the last chemotherapy. Each blood sample from the study and control groups also underwent complete hemogram, immunophenotyping, and lymphocyte transformation studies. Results and Conclusions This study shows qualititative and quantitative cellular immunity status of the NHL patient studied, which revealed that before chemotherapy there was statistically very significant decrease in cellular imunity (P<0,01), and a cellular immune deficiency. During chemotherapy (9 weeks after treatment), there was another very significant decrease in cellular immunity (P<0,01), although the T helper/T suppressor ratio was within normal limits. Three weeks after the last chemotherapy there was a statistically insignificant increase (P>0,05), in cellular immunity, both quantitatively and qualititatively.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Rahmah
Abstrak :
Kanker atau keganasan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak. Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker yang banyak diderita oleh anak pada usia remaja. Masalah utama yang muncul pada anak yang menjalani kemoterapi adalah mual. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menilai efektivitas terapi ice massage terhadap penurunan intensitas mual dan muntah pada anak yang menjalani kemoterapi. Ice massage merupakan salah satu penatalaksanaan non-farmakologi yang dapat bermanfaat dalam menurunkan intensitas mual dan muntah akibat pengaruh kemoterapi. Intervensi ice massage dilakukan kepada pasien anak dengan osteosarkoma yang menjalani kemoterapi selama 3 hari. Hasil  menunjukkan adanya penurunan intensitas mual dan frekuensi muntah selama 12 jam setelah dilakukan intervensi. Intervensi ini dinilai efektif jika dilakukan secara berkelanjutan selama kemoterapi.
Cancer or malignancy is one of the most common causes of death in children. Osteosarcoma is a type of cancers that affects many children in ages. One of main problem that occurs in children who undergo chemotherapy is nausea. The purpose of this paper is to determine the effectiveness of ice massage therapy in reducing the intensity of nausea and vomiting in children undergoing chemotherapy. Ice massage is one of the non-pharmacological management that can be useful in reducing the intensity of chemotherapy-induced nausea and vomiting. This intervention was performed in children with osteosarcoma undergoing chemotherapy for 3 days. The results show there are decrease intensity of nausea and frequenses of vomiting after 12 hours of therapy. This intervention is considered effective if countinously perform during chemotherapy.

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bianti Ayu Dwiputri
Abstrak :
Kemoterapi sebagai salah satu tatalaksana utama pada pasien dengan Neuroblastoma dapat menyebabkan munculnya efek samping pada anak, salah satunya yaitu mual dan muntah. Manajemen mual muntah merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan perlu dilakukan oleh perawat. Salah satu manajemen mual yang dapat dilakukan perawat adalah dilakukannya tindakan non-farmakologis berupa pemberian aromaterapi untuk mengoptimalkan penanganan mual-muntah akibat kemoterapi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien anak yang mendapatkan kemoterapi. Studi kasus ini melibatkan An. A sebagai pasien anak dengan neuroblastoma yang mengalami keluhan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi yang dilaksanakan. Selama tiga hari pasien mendapat kemoterapi, dilakukan tindakan keperawatan berbasis bukti yaitu pemberian aromaterapi jenis peppermint untuk menurunkan risiko keluhan mual pada pasien. Hasil dari pemberian aromaterapi jenis peppermint sebelum, saat, dan setelah pasien melaksanakan kemoterapi secara berturut-turut didapatkan penurunan respon non-verbal mual, ditunjukkan dengan skor Keller Instrument of Nausea pada hari pertama yaitu 10-9-8, hari kedua yaitu 4-9-5-2, dan hari ketiga yaitu 3-7-4-1. Melihat keefektifan pemberian aromaterapi jenis peppermint ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan keperawatan mandiri bagi perawat untuk manajemen mual muntah pada pasien anak yang mendapat kemoterapi. ...... Chemotherapy as one of the main treatments for patients with neuroblastoma can cause side effects in children, one of them is nausea and vomiting. Management of nausea and vomiting is one of the nursing care actions that need to be carried out by nurses. One of the nausea management that nurses can do is to take non-pharmacological actions in the form of giving aromatherapy to optimize the treatment of nausea and vomiting due to chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea in pediatric patients who receive chemotherapy. This case study involves Child A, a pediatric patient with neuroblastoma who complains of nausea and vomiting as a side effect of chemotherapy. For three days the patient received chemotherapy, evidence-based nursing actions were carried out, which is giving peppermint aromatherapy to reduce the risk of nausea complaints in patients. The results of giving peppermint aromatherapy before, during, and after the patient underwent chemotherapy successively decreased non-verbal responses, as indicated by the Keller Instrument of Nausea score on the first day of 10-9-8, the second day of 4-9 -5-2, and the third day is 3-7-4-1. Seeing the effectiveness of giving peppermint aromatherapy, it is hoped that it can be a variation of independent nursing actions for nurses for management of nausea and vomiting in pediatric patients receiving chemotherapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dewi Rahmayanti
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Siti Noviani Indah Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Noor Siti Noviani Indah SariProgram Studi : Magister Keperawatan Fakultas Ilmu KeperawatanJudul : Determinan Kejadian Fisura Ani Berat pada Anak dengan Kanker yang Mendapat Kemoterapi Fisura ani merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh anak penderita kanker dan berdampak pada adanya ketidaknyamanan, gangguan pada proses pengobatan kanker, meningkatnya lama dan biaya perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian fisura ani berat pada anak dengan kanker yang mendapat kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, melalui teknik non probability sampling dengan jumlah responden 70 orang. Analisis data menggunakan Spearman, Chi square dan Regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan kejadian fisura ani adalah fisura ani derajat ringan 61, 4 dan derajat berat 38,6 . Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, riwayat fisura ani dan kebiasaan perineal hygiene terhadap kejadian fisura ani berat p value , 0,05 . Kesimpulan penelitian ini jenis kelamin merupakan faktor utama yang berhubungan dengan kejadian fisura ani berat OR=26, p= 0,001 . Perawat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengkajian, pengenalan faktor risiko, tanda dan gejala serta perawatan fisura ani pada anak dengan kanker yang berisiko mengalami fisura ani berat terutama pada anak laki-laki. Kata kunci:Anak, kanker, kemoterapi, fisura ani
ABSTRACT
ABSTRACT Name Noor Siti Noviani Indah SariStudy Program Graduate Program Nursing FacultyTitle Determinant of Severe Anal Fissure Incident Among Children with Cancer Who Receiving Chemotherapy Anal fissure among children with cancer is a condition that affect child rsquo s comfort, treatment process, increased cost and lenght of stay. The aim of this study was to identify factors associated with the incidence of severe anal fissure among children with cancer receiving chemotherapy. This study used cross sectional where 70 respondents were choosen with non probability sampling technique. Analysis of data used Spearman, Chi square and Multiple logistic regression. The results of study showed a tendency fissure occurrence of anal fissure was mild degree 61,4 and severe degree 38,6 , and there was significant relationship between gender, history of anal fissure, and perineal hygiene habits to the incidence of severe anal fissure. The study concluded that gender was the determinant occurrence of severe anal fissure OR 26 p 0,001 . The nurses were expected to improve the assessment, recognition of risk factors, signs and symptoms as well as treatment of anal fissures especially among boys. Key words Children, cancer, chemotherapy, anal fissure
2017
T47100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avid Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu perhatian dunia. Perbedaan jenis dan stadium kanker mempengaruhi terapi pengobatan seperti operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormone, terapi kekebalan dan terapi yang ditargetkan. Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi. Namun secara global, layanan terhadap manajemen kemoterapi belum maksimal, baik dari intern Rumah Sakit maupun pelayanan terhadap pasien. Dengan memanfaatkan pesatnya berkembangan teknologi, maka layanan manajemen kemoterapi berbasis web dan android dapat menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat sebuah prototipe sistem informasi manajemen kemoterapi yang berfungsi untuk menentukan jadwal kemoterapi dan manajemennya yang berbasis web dan android sebagai layanan otomatis bagi petugas kemoterapi dan pasiennya. Metode pengembangan system yang digunakan yaitu prototyping yang didalamanya mencakup identifikasi kebutuhan, pembuatan prototipe, pengujian prototipe, memperbaiki prototipe, dan mengembangkan versi produksi. Analisis sistem dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan analisis PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Service). Hasil dari penelitian ini adalah sebuah prototipe sistem informasi manejemen kemoterapi dengan menggunakan aplikasi berbasis android maupun web. Aplikasi sistem informasi ini digunakan antara pasien dengan dokter atau perawat sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan meminimalisir kekhawatiran efek samping yang dirasakan pasien. Jadwal kemoterapi ditentukan secara otomatis dan pasien akan mendapatkan notifikasi ketika mendekati jadwal kemoterapi tersebut. Secara keseluruhan, aplikasi ini sangat bermanfaat bagi pasien dan tenaga kesehatan sehingga pelayanan kemoterapi dapat terkontrol oleh sistem informasi manajemen ini.
ABSTRACT
Cancer is a non-communicable disease that is one of the world's attentions. Different types and stages of cancer affect treatment therapies such as surgery, radiation, chemotherapy, hormone therapy, immune therapy and targeted therapies. While the most frequent therapy is chemotherapy. But globally, the service to chemotherapy management has not been maximal, either from internal hospital or patient service. By leveraging the rapid development of technology, web-based and android-based chemotherapy management services can be the solution. This study aims to design and create a prototype chemotherapy management information system that serves to determine chemotherapy and management schedule based web and android as an automatic service for chemotherapy officers and patients. The system development method used is prototyping which includes identification of needs, prototype manufacture, prototype testing, prototype fixing, and developing production version. While to identify the system needs done by qualitative method using PIECES analysis (Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Service). The result of this research is a prototype information system of chemotherapy management using android and web based application. This information system application is used between patients with doctors or nurses so as to improve services and minimize concerns of perceived side effects. The chemotherapy schedule is automatically determined and the patient will get a notification when approaching the chemotherapy schedule. Overall, this application is very useful for patients and health personnel, so it is expected that chemotherapy services can be controlled by this management information system.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rinelly
Abstrak :
ABSTRAK
Kemoterapi merupakan salah satu penanganan untuk penyakit kanker. Namun, tingkat kepatuhan pasien terhadap kemoterapi di negara berkembang tergolong rendah. Rendahnya kepatuhan pasien dapat disebabkan oleh faktor pengetahuan. Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai pengobatan kemoterapi dengan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 66 pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi intravena yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Leuven questionnaire on patient knowledge on chemoterapy untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan responden tentang kemoterapi, dan lembar pengukuran kepatuhan. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan p=0,422; ?=0,05. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat pengaruh faktor lain selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi.
ABSTRACT
Chemotherapy is one of the treatment for cancer. However, patient adherence rates for chemotherapy in developing countries are low. Low adherence rate may be due to knowledge factor. This analytical descriptive research was using cross sectional approach. The aim of this study was to know the relationship between chemotherapy knowledge level with patient adherence who rsquo s undergoing chemotherapy treatment. 66 cancer patients were selected using purposive sampling. Leuven questionnaire on patient knowledge on chemotherapy was used to identify the respondents 39 knowledge of chemotherapy, and the adherence measurement form was used to identify the adherence of respondents. The results of this study indicated that there was no significant relationship between knowledge level and adherence p 0,422 0,05. Further research on the effect of other factors beside knowledge on patient adherence in chemotherapy is suggested by the researchers.
2017
S67511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>