Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
McDermott, Lynda Caryl
"Research continues to show that strong emotional intelligence is critical for anyone hoping become a top-performer in their workplace. Emotional intelligence provides us with a better understanding of ourselves and those around us. This Infoline is designed for anyone looking to understand the basics of emotional intelligence with an eye toward improving their abilities. Readers will learn how emotional intelligence is related to work performance, how to assess their own emotional intelligence, and how to develop their emotional intelligence competencies."
Alexandria, Virginia: American Society for Training and Development, 2008
e20441337
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Wijaya
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan pegawai Kantor Pelayanan Tipe A Tanjung Priok III, baik secara parsial maupun secara simultan. Kecerdasan emosional menurut Coleman (I955: 57) adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dalam berinteraksi dengan orang lain. Komitmen menurut Greenberg dan Baron (2003: 159) adalah tingkat dimana orang mengidentifikasikan dan terlibat dengan organisasinya atau tidak tertarik untuk keluar dari organisasinya. Sedangkan kinerja menurut Robbins (1986: 410) adalah aktivitas yang menggambarkan bagaimana seseorang berusaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan juga merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan beruama.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III yang berjumlah 249 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil dengan metode stratified random sampling yaitu sebesar 60 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Sementara itu instrumen pengumpulan data disusun dalam angket yang menggunakan skala model Likert. Analisis data dilakukan pada taraf signifikansi 95 % dan hasilnya adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,562. Dari angka korelasi ini maka taksiran koefisien determinasinya adalah 0,316. Angka ini dapat diinterpretasikan bahwa 31,6 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabel kecerdasan emosional. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X~ dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 4,743 > tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel kecerdasan emosional secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel komitmen organisasi terhadap kinerja pelayanan .Koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,626. Berdasarkan angka korelasi ini maka harga koefisien detenninasinya 0,391, yang berarti 31,9 % variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan dapat diprediksi oleh variabeI komitmen organisasi. Berdasarkan basil pengujian signifikansi ternyata bahwa korelasi X2 dengan Y sangat signifikan, hal disebabkan karena t hitung 5,681 > t tabel 2,00, maka Ho ditolak yang berarti variabel komitmen organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja pelayanan.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja pelayanan. Koefisien korelasi antara kedua variabel babas dengan variabel terikat adalah sebesar 0,751. Koefisien deterrninasinya dapat dihitung menjadi 0,564. Angka ini mencerminkan bahwa variansi kinerja pelayanan dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional dan komitrnen organisasi secara bersama-sama sebesar 56,4 %. Dengan kata lain variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara bersama-sama dapat memprediksi variansi yang ada pada variabel kinerja pelayanan sebesar 56,4 %, meiaiui regresi Y = 11,877+ 0,416 Xi + 0,429 X2. Uji keberartian dengan menggunakan uji F menghasilkan F hitung sebesar 36,793 Karena (Fh = 36,793 > F, 3,15), dengan demikian variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasi secara serentak (simultan) berpengaruh terhadap kinerja pelayanan.
Saran-saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain (1) instansi DJBC diharapkan memberikan perhatian yang lebih terhadap faktor ini. Perhatian ini berupa pelatihan dan kursus yang diberikan sesuai jenjang dan kepangkatan serta sesuai kebutuhan--pekerjaannya berkaitan dengan pengguna jasa dan (2) ,pihak DJBC perlu memberikan perhatian kusus pada masalah komitmen organisasi. Peningkatankomitmen organisasi dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta mekanisme reward dan punishment untuk meningkatkan integritas yang arahnya kepada peningkatan komitmen pegawai.

The aim of the research is to identify the influence of emotional intelligence and organization commitment toward service performance at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III. Emotional Intelligence is the ability to understand self emotion, manage emotion, motivate himself or herself, to recognize other people emotion and to make good relation between himself or herself with another. Commitment is the extent to which an individual identifies and is involved with his or her organization or is unwilling to leave_ Meanwhile performance is how well you do a please of work and activity.
Population of the research is all of customs officer at Customs Service Office Type A Tanjung Priok III which are 249 people. The sample was taken by using stratified random sampling method, namely 60 respondents. The method of research is associative method with quantitative approach. Meanwhile, instrument for data collection is questionnaire using Likert scale model. Data analysis is applied in significancy level of 95 % and the results are as follow :
1. There is a significant influence between emotional intelligence and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.562. Determination coeficient is 0.316. It can be interpreted that 31.6 percent variance of service performance variable can be predicted by emotional intelligence variable. Based on significance test, correlation between X1 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 4,743 which is bigger than ttable 2.39, so that Ho is denied. It means that emotional intelligence variable significantly influence the service performance.
2. There is a significant influence between organization commitment and service performance. Correlation coeficient of this both variable is 0.626. Determination coeficient is 0.391. It can be interpreted that 31.9 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment variable. Based on significance test, correlation between X2 and Y is relatively significant. It can be seen from tcounted 5.681 which is bigger than ttable 239, so that Ho is denied. It means that organization commitment variable significantly influence the service performance.
3. There is a significant influence between emotional intelligence and organization commitment simultaneously toward service performance. Carrel-it-ion coefficient of the both independant variable and dependant variable is 0.751. Determination coeficient is 0.564. It can be interpreted that 56.4 percent variance of service performance variable can be predicted by organization commitment and emotional intelligence trough regression equation Y= 11.887 + 0.416 Xi + 0.429 X2. Trough F test found F counted is 36.793. Becaused Fcounted = 36.793 is bigger than Ftable =5.01, so that emotional intelligence and organization commitment variable simultaneously influence service performance.
Recommendations that can be suggested here are: (I) Customs should pay more attention on emotional intelligence. This attention can be in shape of trainning and course for customs officer that is suitable for their job needs. (2) Customs should pay special attention on organization commitment. It can be implemented trough course and trainning as well as reward and punishment mechanism in order to improve integrity and finally to improve organization commitment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Runsen
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dan kecerdasam emosional dengan komitmen organisasi pegawai pads Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga (PMA TIGA). Budaya organisasi adalah nilai-nilai dan semangat yang mendasar dalam cara mengelola serta mengorganisasikan organisasi, yang diukur dengan menggunakan indikator : inisiatif individu, toleransi terhadap risiko, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identifikasi, sistem penghargaan, toleransi terhadap konflik, dan pola komunikasi.
Kecerdasan emosional merupakan kecakapan untuk merasakan, memahami, dan mengimplementasikan kepekaan tenaga dan emosional secara aktif sebagai sumber energi, informasi, hubungan dan pengaruh yang manusiawi yang dilihat berdasarkan indikator kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan membina hubungan dengan orang lain. Sementara komitmen organisasi adalah kekuatan yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan korelasional dengan melibatkan 95 responder yang diambil secara acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Spearman Rank dan uji reliabilitas menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Spearman Rank dan West yang pengolahannya dilakukan dengan program SPSS versi 13.0.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa budaya organisasi tergolong baik, kecerdasan emosional dan komitmen organisasi tergolong tertinggi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Demikian pula kecerdasan emosional juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi. Hasil ini memberikan arti bahwa semakin baik budaya organisasi dan semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi komitmen organisasi; sebaliknya semakin buruk budaya organisasi dan semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin rendah komitmen organisasi pegawai.
Berdasarkan temuan tersebut, maka komitmen organisasi pegawai perlu ditingkatkan dengan cara mengembangkan budaya organisasi dan kecerdasan emosional. Budaya organisasi dapat dikembangkan dengan meningkatkan kepedulian pimpinan untuk memberikan apresiasi positif kepada pegawai yang berprestasi dan menyediakan forum khusus sebagai media untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam organisasi. Selain itu, perlu dikembangkan suatu kebersamaan di antara pegawai yang didasarkan atas kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan melalui keteladanan pimpinan, pembentukan teamwork, melakukan mindsetting, dan kegiatan outbond. Untuk pengembangan kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan menanamkan paradigma baru kepada semua anggota organisasi bahwa faktor kecerdasan emosional merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam upaya penyelesaian tugas. Penanaman paradigma ini perlu ditindakianjuti dengan peningkatan pemahaman pegawai tentang kecerdasan emosional melalui program inhouse training atau short training.

ABSTRACT
This research is aimed at knowing correlation among organization culture and emotional intelligence by organization commitment of employee's at Kantor Pelayanan Pajak Penanamana Modal Asing Tiga (KPP PMA Tiga) Organizational culture is both fundamental values and spirits by which management and organization is measured by using indicators: individual initiative, risk tolerances, integration, management support, supervision, identification, reward system, tolerance with conflict and communication model. Emotional Intelligence is any capability to feel, understand, and actively to implement energy and power sensitivitly as energy resource information, relationship and human's influence based on capability indicator regarding self emotion, managing and motivating it, as well as empathy and correlation building with others. Meanwhile, organizational commitment is strength in relative nature with individual in terms of self confident with organizational values, readness to do efforts as good as possible for sake of organizational interest, to be member of such related organization and attractiveness to objective, value and organization objective.
This research using both descriptive and correlation method involving 95 respondents randomized simply. Data collection is conducted by questioner which of validity and reliability had been tested. Validity test using Spearman Rank correlation and Reliability test by Spearmen Brown. Subsequently, the obtained data is analyzed using statistical formulation, i.e both Spearman Rank correlation and t-test which of processing conducted using version -13 SPSS's Program.
Result of descriptive analysis indicated that organizational culture is grouped good whereas both emotional intelligence and organizational commitment is highest. Result of hypothesis test indicated that organizational culture has correlation with organizational commitment both significantly and positively. So do emotional intelligence. It means that both the better organization and the higher emotional intelligence , then the higher organization commitment, conversely, that both the worst organizational culture and the lower emotional intelligence, then the lower commitment of employee's organization.
Then, based on those findings, the commitment of employee's organization should be increased by developing both organizational culture and emotional intelligence. It may be developed by improve caring of leader to give positive appreciation to the employee that have good achievement and provide the special forum as media to solve the conflict that happened in organization. Additionally, it should developed the togetherness among employees based on mutual interest and joint feeling by leadership model, teamwork establishment, mind setting and outbond activities. To develop emotional intelligence it may be implemented by growing new paradigm with all organizational member that emotional intelligence is not less important favor to settle duties. This paradigm establishment should be followed up by increasing employee's comprehension regarding emotional intelligence either trough in house training or short training's program.
"
2007
T 19467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuanda Suryadarmanto
"ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: Perspektif Intelijen Dalam Rangka Pembentukan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah sedang
menghangatnya upaya pemberantasan korupsi di Indonesia yang dipicu dari
dibentuknya suatu lembaga anti korupsi dengan sepak terjang yang luar biasa.
Darisinilah muncul pertanyaan terkait dengan apa yang menjadi tujuan
pembentukan KPK yang sebenarnya, mengapa lembaga yang secara khusus
dirancang untuk melakukan pemberantasan korupsi tidak sanggup meningkatkan
peringkat IPK Indonesia secara signifikan
Dalam penelitian ini digunakan Teori Intelijen khususnya Teori Organisasi
Intelijen khususnya alur rasionalitas produksi intelijen yang kemudian dibalik
proses alur pembentukkannya sehingga memungkinkan dijadikan Perangkat
Analisa Organisasi Intelijen. Penelitian ini dilakukan di Jakarta yakni di Komisi
Pemberantasan Korupsi. Metode Penelitian yang dipakai adalah metode analisa
dengan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui studi pustaka dan
studi lapangan berupa wawancara narasumber. Penentuan narasumber ditentukan
dari seberapa jauh narasumber terlibat dalam proses awal pembentukan KPK.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa ketidak selarasan antara perangkat
organisasi KPK dengan kebutuhan KPK untuk mendorong pemberantasan
korupsi. Terlalu beratnya perangkat organisasi KPK kepada upaya penindakan
tindak pidana korupsi, menyebabkan timpangnya upaya pemberantasan korupsi
yang bertumpu pada keseimbangan upaya penindakan dan pencegahan. Terlihat
tujuan sebenarnya pembentukan KPK adalah untuk penindakan korupsi
Oleh karena itu dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk menyesuaikan kembali
perangkat-perangkat organisasi didalam KPK apabila tujuan dari pembentukan
KPK merupakan untuk mendorong pemberantasan korupsi. Dan apabila tidak ada
penyesuaian, KPK harus mengakui bahwa tujuan dari pembentukan KPK adalah
hanya untuk menindak korupsi

ABSTRACT
This study entitled: Intelligence Perspectives in the Establishment of Corruption
Eradication Commission. The background of this research is being warming
efforts to eradicate corruption in Indonesia that triggered the establishment of an
anti-corruption agency with tremendous result. But unfortunately the international
transparency of data shows that the level of corruption in Indonesia is still quite
high , which in the 10 years since the establishment of the Commission, the value
of Indonesian corruption CPI increased only gradually . In addition, when
compared with neighboring countries that also seeks to eradicate corruption in
Indonesia's rating is still far below them . from here on appeared questions related
to what the actual purpose of establishing the Commission , why institutions that
are specifically designed to combat corruption cannot significantly increase
Indonesian GPA rank. This research use intelligence theory, especially
Intelligence Organization Theory who then Modified to serve the needs of
Organization Analysis Tool.
This research was conducted in Jakarta, which is in the KPK . The research
method used in this research is a qualitative approach . Source of data obtained
through library research and field studies in the form of informant interviews .
Speakers is determined by how much resource is involved in the process of
establishment of the Corruption Eradication Commission.
The results showed some lack of harmony between the organization devices of the
Commission with the Commission needs to combat corruption. organization
devices of the Commission tense to attempt enforcement of corruption rather than
prevent it. causing the gap in efforts to combat corruption , which is based on the
balance of enforcement and prevention efforts . Looks like the real goal of the
establishment of the Commission is to crack down corruption
Therefore, further studies are needed to readjust organization devices in the
Corruption Eradication Commission , if the purpose of the establishment of the
Commission is to promote the eradication of corruption . And if there is no
adjustment applied, the Commission must recognize that the purpose of the
establishment of the Commission is only to crack down on corruption"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library