Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Alfi Maziyah
Abstrak :
[ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui perbedaan perilaku menyikat gigi pada anak usia 10-11 tahun setelah mendapatkan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan dan tanpa metode teach-back. Metode : studi analitik komparatif yang dilakukan dengan pengisian kuesioner perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan), pemeriksaan indeks plak, dan observasi keterampilan menyikat gigi pada anak usia 10 ? 11 tahun di Sekolah Dasar Negeri Kukusan. Hasil : Pada minggu ketiga, terjadi peningkatan skor pengetahuan, sikap, tindakan, penurunan indeks plak, dan peningkatan keterampilan menyikat gigi yang bermakna pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol, peningkatan bermakna hanya pada domain sikap. Perbedaan bermakna antara kedua kelompok ini hanya pada perubahan indeks plak. Kesimpulan : tidak ada perbedaan bermakna pada perilaku antara kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan dan tanpa metode teach-back ABSTRACT
Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged 10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant difference in behavior between the group given dental health education with and without the teach-back method.;Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged 10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant difference in behavior between the group given dental health education with and without the teach-back method., Objective: To determine the differences in tooth brushing behavior in children aged 10-11 years after getting dental health education with and without the teach-back method. Methods: comparative analytical studies conducted by behavioral questionnaires (knowledge, attitudes and actions), examination of plaque index, tooth brushing and observation skills in children aged 10-11 years old at the State Elementary School Kukusan. Results: In the third week, there are significant difference in improvement score of knowledge, attitude, action, reduction in plaque index, and tooth brushing skills in the intervention group. Whereas in the control group, increased significantly only in the domain of attitude. Significant differences between the two groups is only on plaque index changes. Conclusion: No significant difference in behavior between the group given dental health education with and without the teach-back method.]
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ghina Andiani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan RISKESDAS 2013 sebanyak 28,9 anak kelompok usia 5-9 tahun yang memiliki masalah gigi, hanya 35,1 yang menerima perawatan. Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies gigi, sehingga butuh bahan yang dapat berfungsi sebagai perawatan karies gigi anak yang mudah diaplikasikan dan terjangkau. Tujuan: Diketahuinya perbandingan aktivitas karies dentin sebelum dan sesudah aplikasi propolis fluoride serta hubungannya dengan indeks plak. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental tanpa randomisasi menggunakan data sekunder dengan metode pengambilan sampel convenience sampling. Sebanyak 183 subjek yang memiliki karies dentin dilakukan pengolesan propolis fluoride dan pemeriksaan indeks plak. Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 1 bulan. Hasil: terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai median karies dentin aktif sebelum 4 permukaan/anak dan setelah 1 bulan 1 permukaan/anak diaplikasikan Propolis Fluoride. Secara statistik terdapat korelasi berpola negatif yang signifikan p=0,015 dan r=-0,177 antara indeks plak dengan persentase karies terhenti. Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas karies dentin sebelum dan sesudah aplikasi propolis fluoride serta terdapat hubungan yang signifikan dengan indeks plak.
ABSTRACT
Background According to Basic Health Research from 28,9 children aged 5 9 who had dental problems, only 35,1 children received treatment. Dental caries is the most prevalent dental problem, therefore treatment of dental caries that are easy to apply and affordable is needed. Objective The purpose of the study was to determine the comparison of dentine caries activity before and after propolis fluoride application and the correlation with plaque index. Method Design of the study was experimental study nonrandom using secondary data with convenience sampling method. A total of 183 subjects whose teeth have active dentine caries were smeared by propolis fluoride and plaque index were examined. Follow up examination were carried out after 1 month. Results There was a significant difference between the median value of active dentine caries before 4 surfaces children and after 1 month 1 surface children applicated by propolis fluoride. Statistically, there was a significant negative correlation p 0,015 and r 0,177 between plaque index with arrested dentine caries percentage. Conclusion There was a significant difference between dentine caries activity before and after propolis fluoride application and there was a significant correlation with plaque index.Keywords dentine caries plaque index propolis fluoride.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Setijono
Abstrak :
Latar Belakang : Penggunaan CPP-ACP secara kombinasi bersamaan dengan agen antibakterial propolis masih belum banyak diteliti dan dikembangkan. Tujuan : Membandingkan efikasi penggunaan CPP-ACP yang mengandung propolis dan tanpa propolis terhadap jumlah Streptococcus mutans pada anak usia 7-9 tahun. Metode : Subjek penelitian adalah 32 anak yang dibagi menjadi dua kelompok. Kedua kelompok melakukan pengambilan data awal (baseline) pada variabel jumlah S. mutans dan indeks plak, kemudian dilakukan pengolesan pasta tiap hari selama 4 minggu, dan dilakukan pengambilan data akhir setelahnya. Hasil : Terdapat penurunan bermakna pada jumlah S. mutans dan indeks plak dari masing-masing kelompok perlakuan (p<0.05). Namun tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara penurunan jumlah Streptococcus mutans dan indeks plak dari kedua kelompok yang dibandingkan. Kesimpulan : CPP-ACP yang mengandung propolis tidak terbukti lebih baik dari CPP-ACP tanpa propolis dalam penurunan jumlah Streptococcus mutans, namun berpotensi untuk dijadikan alternatif sebagai agen remineralisasi gigi. ...... Background : The use of CPP-ACP in combination with antibacterial agent propolis still hasnt been researched and developed much yet. Objective : To know the difference in Streptococcus mutans count on subjects teeth, before and after applied with CPP-ACP with and without propolis. Methods : The subject of the experiment are 32 grade school children aged 7-9 which divided into 2 groups, would have their baseline data taken on Streptococcus mutans count and plaque index, have their teeth applied with both CPP-ACP paste, with and without propolis for 4 weeks, then would have their data taken again. Results : After 4 weeks, there is a significant decrease in Streptococcus mutans count and plaque index for both groups (p<0.05). However, there is no significant difference in the decrease between the two groups. Conclusion : CPP-ACP with propolis is not proven to be better than CPP-ACP alone in terms of reducing Streptococcus mutans count on children aged 7-9 years old, but it could be used as an alternative remineralizing agent.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Maurisa Karimah
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Gingivitis dapat didiagnosa berdasarkan indeks plak, gingiva, dan perdarahan papila. Etiologi utama gingivitis adalah dental plak yang berisi bakteri nonspesifik, dapat dikontrol dengan menyikat gigi. Kandungan flavonoid yang terdapat dalam propolis dilaporkan sebagai agen antibakteri dengan menghambat aktivitas enzim glukotransferase dan agen antiinflamasi dengan menghambat biosintesis prostaglandin. Tujuan: Mengetahui efek pasta gigi propolis UI terhadap indeks-indeks gingivitis serta penurunan koloni bakteri nonspesifik rongga mulut. Metode: Penelitian ini menggunakan 18 subjek yang diinstruksikan untuk menyikat gigi dan berkumur dua kali sehari menggunakan pasta gigi dan obat kumur nonpropolis selama 14 hari. Selanjutnya indeks plak, gingiva, dan perdarahan papilla subjek dievaluasi dan sampel plak diambil dari sulkus gingiva aspek bukal gigi 12 untuk analisa bakteri nonspesifik rongga mulut. Kemudian subjek diminta menggunakan pasta gigi propolis UI selama 14 hari dan dilakukan pengukuran indeks-indeks gingivitis serta pengambilan sampel kembali. Hasil: Rerata indeks sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi propolis UI adalah sebagai berikut: indeks plak (0,7 ± 0,3 vs 0,98 ± 0,58), indeks gingiva (0,2 ± 0,25 vs 0,55 ± 0,53), indeks perdarahan papila (0,18 ± 0,23 vs 0,56 ± 0,58), dan jumlah bakteri aerob (143,33 ± 96,66 vs 292,78 ± 323,31) secara statistik berbeda bermakna (p< 0,05). Sedangkan jumlah koloni bakteri anaerob sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi UI (170,67 ± 156,87 vs 237,33 ± 200,96) secara statistik tidak berbeda bermakna (p≥ 0,05). Kesimpulan: Pasta gigi propolis UI dapat menurunkan indeks plak, indeks gingiva, indeks perdarahan papila, serta jumlah koloni bakteri aerob dan anaerob nonspesifik rongga mulut.
ABSTRACT Background: Gingivitis can be diagnosed based on the plaque index, gingival index, and papillary bleeding index. The main etiology of gingivitis is dental plaque that contains nonspecific bacteria, which can be controlled by brushing teeth. Propolis has been reported as an antimicrobial and anti-inflammatory material by containing flavonoids that inhibit glycosyltransferase enzyme activity and inhibit prostaglandin biosynthesis. Objective: To find out the effect of UI propolis toothpaste on the gingivitis index and decrease of nonspecific oral bacterial. Methods: A clinical trial developed with 18 subjects. Subjects instructed to brush their teeth and rinse twice a day using assigned toothpaste and mouthwash for 14 days. Subjects examined using plaque index, gingival index, papillary bleeding index, and plaque samples collected from gingival sulcus of buccal aspect tooth 12 to analyzed for nonspecific oral bacterial. Then subjects were instructed to use UI propolis toothpaste for 14 days. After 14 days, subjects re-examined and recollected plaque samples. Results: The main index before and after using UI propolis toothpaste is as follow: plaque index (0,7 ± 0,3 vs 0,98 ± 0,58), gingival index (0,2 ± 0,25 vs 0,55 ± 0,53), papillary bleeding index (0,18 ± 0,23 vs 0,56 ± 0,58), and aerobic bacterial colonies (143,33 ± 96,66 vs 292,78 ± 323,31) statistically there were significant differences (p< 0,05). While anaerobic bacterial colonies (170,67 ± 156,87 vs 237,33 ± 200,96) statistically there was no significant differences (p≥ 0,05). Conclusion: The UI propolis toothpaste can reduce plaque index, gingival index, papillary bleeding index, and nonspecific aerobic and anaerobic bacterial colonies of the oral cavity.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Andika
Abstrak :
Latar Belakang: Penyebab utama gingivitis adalah akumulasi plak berisi mikroorganisme yang melekat kuat pada permukaan gigi dan tidak bisa hilang dengan dibilas. Oleh karena itu, perlu bantuan mekanis yaitu menyikat gigi dengan pasta gigi dan kimiawi yaitu berkumur dengan obat kumur untuk eliminasi plak. Penambahan bahan alami seperti propolis dalam pasta gigi dan obat kumur diharapkan efektif terhadap penyakit periodontal karena ada sifat antibakteri dan antiinflamasi. Tujuan: Menganalisis efek obat kumur dan pasta gigi propolis UI terhadap indeks plak, perdarahan papila, gingiva, dan koloni bakteri aerob dan anaerob serta membandingkannya dengan penggunaan pasta gigi dan obat kumur nonpropolis. Metode: Penelitian ini terdiri dari 18 subjek yang diinstruksikan untuk menyikat gigi dua kali sehari dan berkumur setelah sikat gigi menggunakan pasta gigi dan obat kumur yang ditentukan selama 14 hari. Pemeriksaan subjek dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi dan obat kumur dengan mengevaluasi indeks plak, perdarahan papila, dan gingiva. Sampel plak diambil dari permukaan bukal gigi insisif atas sebelum dan sesudah perlakukan untuk dievaluasi kuantitas bakteri aerob dan anaerob. Data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji Paired t-test, Wilcoxon, Independent T-test, atau Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur dan pasta gigi propolis terhadap indeks perdarahan papila (p = 0,007) dan jumlah bakteri anaerob (p = 0,028). Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap indeks plak, gingiva, dan jumlah bakteri aerob (p≥0,05). Kesimpulan: Pasta gigi dan obat kumur propolis UI memiliki efek dalam mencegah dan menyembuhkan gingivitis sehingga dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam obat kumur dan pasta gigi.
Backgrounds: The main cause of gingivitis is the accumulation of plaque containing microorganisms which stays on the teeth surface and cannot be rinsed off. Therefore, mechanical cleaning like toothbrushing with toothpastes and chemical cleaning using mouthwashes are needed for plaque elimination. The addition of natural products which is propolis in toothpastes and mouthwashes is expected to have an effect towards periodontal disease because of its antibacterial and antiinflamation properties. Aim: to analyze the effect of mouthwashes and toothpastes containing propolis on plaque index (PI), papilary bleeding index (PBI), gingival index (GI), and colony of aerobic and anaerobic bacteria compare to the use of nonpropolis toothpastes and mouthwashes. Methods: Eighteen subjects were used in this study. Subjects were asked to brush their teeth twice a day and followed by gargling using propolis or nonpropolis toothpastes and mouthwashes for 14 days. The patients were examined before and after using toothpastes and mouthwashes to evaluate plaque index (PI), papilary bleeding index (PBI), and gingival index (GI). Plaque samples were collected from buccal surface upper incisors before and after using toothpastes and mouthwashes for aerobic and anaerobic bacterial counts. Data collected were analyzed statistically using Paired t-test or Wilcoxon and Independent T-test or Mann Whitney. Results: There was statistically difference between before and after in papilary bleeding index (p = 0.007) and anaerobic bacteria counts (p =0.028). Meanwhile, there were no statistically difference on plaque index, gingival index, and aerobic bacteria counts. (p≥0,05). Conclusion: The use of propolis toothpastes and mouthwashes at the same time have an effect against gingivitis so it can be used as an active property in toothpastes and mouthwashes.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiany Fadillah
Abstrak :
Latar Belakang: Menuruthasil Riskesdas, prevalensi masalah gigi dan mulut anak usia7-9 tahun meningkat dari 21,6% pada tahun 2007 menjadi 28,9% pada tahun 2013. Dalam usaha mencegah karies gigi anak, peran guru dan orangtua (ibu) sangat penting sehingga diperlukan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, kegiatan sikat gigi bersama juga dapat dilakukan dalam upaya mencegah karies dengan menghilangkan plak gigi. Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikankesehatan gigi dan mulutkepada guru dan orangtua (ibu) terhadap program menyikat gigi 16 permukaan pada anak usia 7-9 tahun. Metode: Kuasi eksperimenta ldengan desain nonrandomized control group, pretest-posttest. Responden adalah 20 guru dan 66 ibu sebagai kelompok intervensi, kelompok kontrol adalah 10 guru dan 54 ibu. Seluruh responden diberikan edukasi mengenai cara menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak lalu memberikannya kepada anak. Pengambilan data pengetahuan dan sikap guru dan ibu melalui pengisian kuesioner pretest dan posttest.Kepada 66 anak dalam kelompok intervensi diberikan program menyikat gigi, sedangkan 54 anak pada kelompok kontrol hanya diberikan edukasi oleh guru dan orangtua (ibu). Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 1 bulan untuk menilai indeks plak gigi anak. Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut guru dengan persentase 16.7%,sikap kesehatan gigi dan mulut guru 20%, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ibu 16.7%, sikap kesehatan gigi dan mulut ibu 20%dan penurunan indeks plak anak 47%. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada guru dan orangtua (ibu) disertai program menyikat 16 permukaan terhadap penurunan indeks plak gigi pada anak usia 7-9 tahun.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiroh
Abstrak :
Latar Belakang :Pesantren merupakan institusi pendidikan di Indonesia yang menjalankan sistem tempat tinggal asrama. Kondisi status kesehatan gigi mulut di beberapa pesantren masih menunjukkan hasil sedang hingga rendah, padahal terdapat lebih dari empat juta remaja yang menempuh pendidikan di pesantren. Upaya meningkatkan kesehatan gigi mulut adalah melaksanakan program promosi kesehatan mulut berbasis sekolah, dan program ini dapat disusun dengan sebelumnya melakukan identifikasi perilaku kebersihan gigi mulut.Tujuan : Menganalisis hubungan antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak, laju alir saliva, dan kuantifikasi bakteri Veillonella Parvula dalam saliva di komunitas pesantren populasi anak usia 12 – 14 tahun. Metode: Penelitian dilakukan pada 101 siswa Ibnu Hajar Boarding School. Pengisian kuesioner indeks OHB untuk menilai perilaku kebersihan gigi mulut. Pengambilan sampel saliva tanpa stimulasi dan diukur lajur alir, dilanjutkan pemeriksaan indeks plak. Sampel saliva dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kuantifikasi bakteri Veillonella parvula melalui metode RT-PCR. Hasil: Koefisien korelasi antara OHB dengan Indeks plak adalah r = 0.127 p-value = 0.204. Koefisien korelasi antara OHB dengan laju alir saliva adalah r = -0.211, p-value = 0.034. Koefisien korelasi antara OHB dengan Ct Veillonella parvula adalah r = -0.156 , p-value = 0.119. Kesimpulan: Terdapat hubungan berbanding terbalik dan bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan laju alir saliva, dan hubungan tidak bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak dan kuantifikasi bakteri Veillonella parvula. ......Background: Boarding schools in Indonesia operate as residential educational institutions. The oral health status in some boarding schools still indicates moderate to low results, despite more than four million adolescents pursuing education in these institutions. Efforts to improve oral health include implementing a school-based oral health promotion program, which can be designed after identifying oral hygiene behaviors. To date, there has been no study examining the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula. Objective: To analyze the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula in a population of 12- to 14-year-old students in a boarding school. Method: The OHB index questionnaire was used to assess oral hygiene behaviors. Unstimulated saliva samples were collected and saliva flow rate measured, followed by plaque index examination. Saliva samples were taken to the laboratory to determine the quantification of Veillonella Parvula bacteria using RT-PCR. Results: The correlation coefficient between OHB and the plaque index was r = 0.127, p-value = 0.204. The correlation coefficient between OHB and saliva flow rate was r = -0.211, p-value = 0.034. The correlation coefficient between OHB and Ct Veillonella Parvula was r = -0.156, p-value = 0.119. Conclusion: There was an inverse and significant relationship between oral hygiene behavior and salivary rate, and a non-significant relationship between oral hygiene behavior and plaque index and quantification of Veillonella parvula bacteria.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andanali Rukhul Finisha
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks plak terhadap efikasi Propolis Fluoride dalam menghambat aktivitas karies. Metode: 246 anak dengan karies aktif pada anak usia 36-71 bulan diaplikasikan Propolis Fluoride. 149 anak merupakan kelompok perlakuan dengan diberi perlakuan sikat gigi serta edukasi kesehatan gigi dan mulut rutin. Sedangkan 97 anak merupakan kelompok kontrol hanya diberi edukasi kesehatan gigi dan mulut pada saat baseline. Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 3 bulan untuk menilai persentase karies yang menjadi arrested dan hubungannya dengan indeks plak. Hasil: Pada saat evaluasi 3 bulan persentase karies arrested pada kelompok perlakuan 62,44 sedangkan pada kelompok kontrol 46,18. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata indeks plak dan jumlah karies aktif antara kelompok perlakuan dan kontrol. Terdapat hubungan yang signifikan bernilai negatif antara indeks plak dan persentase karies arrested. Terdapat hubungan yang signifikan bernilai positif antara skor tindakan dan persentase karies arrested. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks plak dan efikais Propolis Fluoride dalam menghambat aktivitas karies. ...... Objective To determine the relationship between plaque index and efficacy of propolis fluoride in inhibiting caries activity. Method 246 children aged 36 71 month were applied Propolis Fluoride on every tooth surface that has active caries. 149 children are intervention group, they have been treated toothbrushing program and give them routine Dental Health Education. 97 children are control group only have been given Dental Health Education on the baseline. The evaluation and examination were conducted after 3 months to measure the percentage of arrested caries and the correlation with plaque index. Result At the 3 months evaluation, the percentage of arrested caries for both group of intervention and control were 62,44 and 46,18 respectively. There was a significant difference in mean plaque index and the number of active caries between two groups. There was a significant correlation between the plaque index and the percentage of arrested caries. There was a significant correlation between the behavior score and the percentage of arrested caries. Both correlation has negative and positive value respectively. Conclusion There is a significant correlation between plaque index and efficacy of Propolis fluoride in inhibiting caries activity.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library