Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Ria Kartini Murat
Abstrak :
ABSTRAK
Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan yang mendasar hanya keduanya? mempunyai proses operasi yang berbeda. Organisasi-organisasi penyedia jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibandingkan dengan organisasi manufaktur. Konsep perancangan dan pengembangan jasa adalah jauh lebih sukar dipahami daripada perancangan produk.

Organisasi-organisasi penyedia jasa harus memutuskan beberapa faktor kunci pelayanannya, yang secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :

1. Lini pelayanan yang ditawarkan.

Organisasi jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan yang akan ditawarkan.

2. Ketersediaan pelayanan.

Dalam perancangan jasa para manajer perlu mempertimbangkan kapan jasa harus disediakan. Juga perusahaan harus menentukan lokasi fasilitasfasilitas untuk memberikan pelayanan yang baik, apakah suatu lokasi fasilitas yang terpusat atau beberapa lokasi yang tersebar.

3. Tingkat pelayanan.

Organisasi harus menyeimbangkan antara tingkat pelayanan yang diberikan kepada para langganannya dengan kebutuhan untuk beroperasi secara ekonomik pada saat yang sama.

Karya akhir ini bertemakan bagaimana meningkatkan keunggulan suatu organiasi yang memproduksi jasa dengan menggunakan tehnik pengendalian produksi yang baik. Obyek penelitian dalam penulisan karya akhir ini adalah Universal Maintenance Center suatu organisasi yang menyediakan jasa perbaikan mesin-mesin.

Universal Maintenance Center (UMC) merupakan salah satu direktorat pada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang berlokasi di Bandung. Kegiatan operasinya bersifat khusus yaitu jasa perbaikan (repair), dan overhaul dari mesin-mesin gas turbin pesawat dan industri.

Keadaan yang UMC hadapi sekarang yaitu dibutuhkannya investasi yang cukup besar untuk menunjang tehnologi canggih yang digunakan, selain itu sifat produksinya yang bukan produksi masal dimana sebagian besar suku cadang yang dipakai harus didatangkan dari luar negeri. Melalui analisa pendekatan sistem pengendalian produksi didapatkan bahwa hambatan atau masalah yang menjadi kendala bukan terletak pada sistem pengendalian produksi yang telah mereka rancang selama ini tetapi ada pada faktor manusianya (brain ware). Hasil temuan masalah mengungkapkan bahwa adanya kendala didalam proses pengendalian produksi terutama disebabkan oleh

1. Kedudukannya sebagai BUMN membuat UMC kurang fleksibel karena harus mentaati prosedur, peraturan yang birokratis, selain ketergantungannya kepada IPTN sebagai induk organisasi.

2. Dalam hal tehnik UMC harus mentaati segala aturan, perkembangan tehnik yang dikeluarkan oleh masingmasing pabrik pembuat dan badan-badan keselamatan lalu lintas udara baik lokal maupun internasional.

Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mencari penyebab masalah utama serta mencoba memberikan alternatif pemecahan yang mungkin dapat mengatasi masalah dalam sistem pengendalian preoduksinya. Sedangkan untuk metoda yang digunakan adalah analisa sistem pengendalian produksi dengan melalui beberapa tahapan yaitu identifikasi, memahami, analisa permasalahan serta rekomendasi.

Melalui analisa pendekatan sistem ini didapatkan bahwa masalah yang menjadi kendala utama adalah banyaknya peraturan-peraturan pemerintah yang mengikat UMC sebagai BUMN dan ketergantunggannya pada IPTN sebagai induk organisasi seperti misalnya proses pengadaan suku cadang, dana dan yang lebih penting lagi proses pengambilan keputusan yang rumit dan berkepanjangan. Di pihak lain kita harus memperhatikan bahwa hampir semua pemakai jasa adalah dari kalangan penerbangan dan industri minyak dan gas bumi dimana biaya dan waktu merupakan elemen yang sangat penting untuk bisnis mereka sehingga dapat disimpulkan UMC kurang efisien dan produktif.

Dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dicarikan jalan agar paling sedikit UMC dapat terlepas dari IPTN sebagai induk organisasi untuk dijadikan profit center tersendiri, bahkan lebih baik lagi jika UMC dapat dijadikan suatu organisasi swasta.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Sadia Wati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987
S20018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Soempono
Abstrak :
ABSTRAK
PT.IPTN merupakan wahana pengembangan industri yang berteknologi tinggi, sepantasnya bahwa sumber daya manusianya harus dikembangkan melalui pengembangan intelektual, pengembangan intuisi dan pengembangan phisik agar dicapai tenaga kerja yang handal.Disamping itu pengelolaanya pun mulai dari perencanaan sampai pada pemutusan hubungan kerja harus baik dan efesien, termasuk didalamnya sistem kompensasinya harus adil secara intern maupun ekstern.

Permasalahan yang timbul bahwa sistem kompensasi yang berlaku saat ini berdasarkan pendidikan dan pengalaman kerja sehingga kurang memberikan motivasi berprestasi. Disamping itu bagi karyawan yang berprestasi diberikan tunjangan auser tarip berdasarkan penilaian dari masing - masing Kepala Unit Organisasi, yang belum mempunyai pedoman yang baku. Pada tahun 1989 PT. IPTN. ingin mengadopsi sistem kompensasi yang berlaku di perusahaan Boeing namun sampai saat ini belum dapat diselesaikan.

Atas dasar hal diatas maka penulis mengadakan penelitian secara discriptip yang bertujuan untuk menganalisis sistem kompensasi yang berlaku dan ingin membandingkan sistem kompensasi di Boeing serta ingin menjelaskan aspek - aspek yang tergolong dalam sistem kompensasi. Dengan demikian di harapkan dapat membantu bagi pimpinan dalam memecahkan masalah sistem kompensasi di PT. IPTN.

Sistem kompensasi harus dapat memenuhi asas keadilan intern dan keadilan ekstern.Untuk mencapai keadilan intern organisasi harus dapat menilai prestasi karyawan secara adil, Untuk pencapaiannya dapat memakai beberapa metoda diantaranya job ranking, job grading, metoda perbandingan dan point system. Sedang untuk mencapai keadilan ekstern, perusahaan harus melakukan survey pada perusahaan yang setara.

Dari hasil penelitian bahwa sebagian besar menejemen menyatakan bahwa sistem kompensasi yang berlaku tidak memberikan motivasi kerja karena tidak menilai prestasi kerja yang diberikan oleh karyawan, pemberian auser tarip tidak memberikan keadilan intern karena belum memiliki pedoman yang baku.Usaha untuk mengadopsi sistem kompensasi dari Boeing juga tidak berhasil, hal ini disebabkan karena :

Nama pekerjaan yang lama antara PT.IPTN dan Boeing tetapi job description tidak sama walaupun ada beberapa yang sama. Adanya perbedaan budaya antara karyawan PT. IPTN dengan Boeing. Belum pernah diadakan analisis jabatan. Belum memiliki tenaga ahli tentang sistem kompensasi.

Atas dasar hal diatas maka sistem yang berlaku saat ini supaya diadakan perubahan yang mendasar agar dapat memenuhi asas keadilan intern maupun ekstem. Untuk mengadakan perubahan, disarankan untuk tidak mengadopsi sistem Boeing namun memakai sistem yang sesuai dengan kondisi di PT.IPTN.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Widjajanto
Abstrak :
PT. IPTN sebagai salah satu-sahmya induslri pesawat terbang di Indonesia pada waldn-waldu mendatmg alcan meninglrallmn jumlah produlcsinyn, yang artinya alum meninglmtlmn beban kerja produlmi. Dengan meninglmmya beban kelja pada semuamesin produlcsi, hal ini alum memberllum 2 alternatif dalam pencapaian target produksi, yaitu penambahan mesin bam atm: menyerahlmn kelebihan beban kemja pads pihalc lain (vendor). Sebelum alternatifyang ada dipilih masih terdapat cara lain lllllllk mengurmgi kelebihan beban kenjaternobut yaitu dengan mengoptinmlkzm mana rnesin yang ada. Yang dimalmud menu main dalam tulism ini adalah semuajenis alat (pahat potong, fixture dm material) yang dipasanglcan alan digunakan oleh suatu mesin. Penelitian dan pembahasan pada tulisan ini berisilum studi literatur dan sludi kmus dari prosedur pembuatan menu mesin. Dalam proses penulisamya telah dilakulmn langkah-lmgkah pengumpulan inibrmasi mengenai wnldu setup, pahat potong, ixture dm produksi pesawat terbang dalam periode tertenlu. Pengolahan data d.ll!8SB1'l(2ll pada label standar ymg diperoleh dari pengalaman dan telah ada pada number referensi. Untuk menganalisia pemhuaian menu bam, perlu dibuat kelompok-kelormok ddadan diinformasiknn dalam bentnk label dan graiik. Data-data tersebut selanjuinya diolah dan digmalum oleh penulis nmluk mendapallmn hubmgan antafa lcapasitns wnktu pemesinan dengan beban ke1ja sebagai dasar pembuatan menu bam yang optimal sekaligns meminimalisasikanjumlah pahat potozg yang digunalrnn. Dengan memilih mesin TOSHIBA BMC 100(5) sebagai pilot project, hasil aldrir dari optimalisasi pemesinan ini akan diteraplmn umtuk semua mesin prodnl-mi dengan perlakuan yang sama.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widharma Raya Dipodiputro
Abstrak :
Pembangunan yang berkaitan dengan industri pesawat terbang, bangsa Indonesia telah merencanakan sejak tahun 1950an, dengan program Banteng. Dilanjutkan dengan membangun fasilitas industri penerbangan (L1PNUR) pada tahun 1960an yang masuk dalam Rencana Pembangunan Semesta Berencana. Selain itu pendirian Divisi ATTP di Pertamina tahun 1974. Tahun 1975 pemerintah terus meletakkan berbagai kebijakan, salah satunya mendirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yaitu pada masa PELITA II. Strategi yang berdasarkan aeronatika adalah sebuah upaya untuk menguasai teknologi dengan mulai dari atas. Dengan telah diproduksi beberapa pesawat seperti N235, N250 dan dilanjutkan dengan program pengembangan pesawat Jet-N2130. Semua itu merupakan kebijakan pemerintah di dalam meneruskan berbagai strategi yang direncanakan. Namun disadari betapa besarnya kendala pemerintah dalam pengembangan usahanya, apalagi dalam rangka mengantisipasi pasar bebas dituntut Iebih efisien, efektif, produktif dan antisipatif serta mampu bersaing dan selalu berorientasi dan berprilaku bisnis.

Maka kebijakan privatisasi merupakan salah satu solusi untuk dapat mengatasi berbagai kendala tersebut. Privatisasi berarti melibatkan pihak swasta untuk turut berperan di dalam program pengembangan pesawat Jet-N2130. Kebijakan privatisasi diharapkan akan memberikan berbagai keuntungan, secara garis besar dapat kami gambarkan sebagai berikut: Pertama perseroan tersebut akan menjadi transparan, dengan tujuan untuk menghilangkan iklim birokrasi yang korup serta akan menghilangkan Pula praktek KKN. Kedua Perseroan tersebut akan memperoleh modal baru sehingga pengembangan usaha akan menjadi lebih cepat. Ketiga dimungkinkan adanya pengalihan teknologi. Keempat privatisasi akan merubah budaya birokrasi yang lamban menjadi korporasi yang lincah dan akan bermain dengan mekanisme pasar. Kelima menjadikan perseroan tersebut independen bebas dari intervensi birokrasi sehingga kelayakan usaha dapat diutamakan. Keenam akan memperoleh akses pemasaran pesawat terbang ke manca negara. Ketujuh bermanfaat bagi rakyat banyak dan ekonomi Indonesia pada umumnya, karena saham perseroannya dijual di pasar modal sehingga pasar modal dapat lebih cepat berkembang. Selain itu penjualan saham perseroan kepada publik akan menciptakan pendistribusian pemilikan saham kepada masyarakat. Semua itu akan menumbuhkan persaingan yang sehat dan mendorong kekuatan pasar serta akan mencegah intervensi birokrasi dan kepentingan politik dalam kegiatan perusahaan tersebut.

Dengan alasan-alasan tersebut Privatisasi Program Pengembangan Pesawat Jet-N2130 merupakan salah satu alternatif terbaik untuk dilaksanakan karena dari pengalaman yang lalu menunjukkan bahwa berbagai keputusan bisnis yang didasarkan pada campur tangan birokrasi dan politik pada umumnya hanya akan menyebabkan memburuknya kinerja perseroan akibat dikesampingkannya pertimbangan kelayakan usaha dan didahulukannya kepentingan-kepentingan lain yang tidak selaras dengan misi perusahaan. Berbagai kajian menunjukkan bahwa bila sebuah perusahaan dimiliki oleh pemerintah 100%, maka kontrol atas badan usaha tersebut terjadi berbagai distorsi. Benturan kepentingan antara fungsi pemerintah sebagai regulator dan penyelenggara bisnis tidak dapat dihindari. Privatisasi Program Pengembangan Pesawat Jet-N2130 merupakan salah satu cara pemerintah untuk menjadikan Perseroan dapat berjalan sebagaimana mestinya badan usaha.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library