Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Hindrawardani
Abstrak :
Tesis ini membahas bagaimana proses konstruksi identitas yang dilalui oleh orang Indonesia-Hadrami dalam kerangka teori hibriditas. Studi hibriditas menjadi signifikan selain karena selama ini kerangka tersebut belum banyak digunakan dalam menganalisis kontruksi identitas Indonesia-Hadrami, juga karena dengan kerangka ini dapat dipetakan proses, aktor dan wilayah dialog liminal dalam pembentukan identitas. Analisis yang mendalam dalam wilayah liminal berguna untuk memahami konstruksi identitas kelompok tertentu serta kelompok besarnya (Indonesia) yang bersinggungan dalam tepian identitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan studi pustaka. Pada akhirnya studi ini menemukan bahwa pertama, hibriditas dapat digunakan dalam objek studi yang melibatkan lebih dari dua aktor; ruang interaksi di antara aktor sebagai third space dapat berupa ruang irisan dari berbagai aktor, tidak hanya ruang liminal di antara dua aktor semata. Kedua, dalam hal studi hibriditas membahas topik dialog yang luas maka konsep hibriditas dapat dipilah dalam tiap lapis topik dengan aktor yang sama. Ketiga, identitas merupakan hibrid (atau campuran) dari suatu elemen posisi stabil yang tidak akan berubah seiring proses konstruksi dan elemen posisi fleksibel yang sebenarnya merupakan penyikapan atau positioning) atas kondisi dinamis pada suatu masa.
This thesis discusses identity construction process of the Hadrami-Indonesians people based on hybridity theory framework. Hybridity studies become significant, not only because this framework is rarely used in analyzing identity construction process of Hadrami-Indonesians, but also because this framework could define process, actor and liminal dialogue area in identity construction. Thorough analysis in liminal area is useful in understanding identity construction of a certain group with its larger group (Indonesia) that intersects in identity border. This research used qualitative approach with descriptive research type. Data collecting is done through observations, in depth interviews and bibliographical studies. At the end, this studies discover that first of all, hybridity can be use in a object of study involving more than two actors; interaction space between the actor as a third space could be in a shape of incisions from various actors, not just liminal space between two actors. Secondly, in a case where hybridity studies discusses broad dialogue topic then hybridity concept could be classified in each layers of topics with the same actors. Third, identity is a hybrid (or mixture) of a stable position element which will not change alongside construction process with flexible position element in dealing with (or position itself) dynamic condition in a certain time.;This thesis discusses identity construction process of the Hadrami-Indonesians people based on hybridity theory framework. Hybridity studies become significant, not only because this framework is rarely used in analyzing identity construction process of Hadrami-Indonesians, but also because this framework could define process, actor and liminal dialogue area in identity construction. Thorough analysis in liminal area is useful in understanding identity construction of a certain group with its larger group (Indonesia) that intersects in identity border. This research used qualitative approach with descriptive research type. Data collecting is done through observations, in depth interviews and bibliographical studies. At the end, this studies discover that first of all, hybridity can be use in a object of study involving more than two actors; interaction space between the actor as a third space could be in a shape of incisions from various actors, not just liminal space between two actors. Secondly, in a case where hybridity studies discusses broad dialogue topic then hybridity concept could be classified in each layers of topics with the same actors. Third, identity is a hybrid (or mixture) of a stable position element which will not change alongside construction process with flexible position element in dealing with (or position itself) dynamic condition in a certain time.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26237
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Made Arya Suta Wirawan
Abstrak :
ABSTRAK
Di saat banyak orang Tionghoa yang sudah kokoh dengan identitas keagamaannya sebagai seorang Nasrani, Islam, dan Buddha, serta diakuinya Kong Hu Cu sebagai agama yang paling erat dengan identitas etnik orang Tionghoa di Indonesia, namun kenyataanya terdapat sebuah komunitas Tionghoa yang memilih untuk memeluk agama Hindu yang dianggap sebagai agama minoritas. Bagi sebagian besar orang, hal ini tentu menjadi pertanyaan. Selama ini publik terjerembab pada sebuah bentuk stereotipe tentang orang Tionghoa yang dianggap oportunis yakni berlindung di bawah pengaruh penguasa atau struktur dominan. Di sisi yang lain, masyarakat menilai bahwa Hindu bukan agama mayoritas sehingga sedikit banyak mempengaruhi peluang-peluang positif yang akan di raih oleh orang Tionghoa itu sendiri.

Penelitian yang bersetting di Jakarta ini ingin menjelaskan tentang alasan orang Tionghoa memilih Hindu sebagai identitas keagamaan mereka serta usaha mereka dalam mempertahankan identitas mereka ini. Selain memaparkan tentang dinamika sejarah komunitas mereka, penelitian ini juga mau menjelaskan tentang mengapa integrasi antara Tionghoa dan Hindu menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan (paling tidak untuk saat ini).
Abstract
While many Chinese people who have strong religious identity as a Christian, Islam, and Buddhism, as well as recognition of Confucianism as a religion that most closely with the ethnic identity of the Chinese in Indonesia, but in reality there is a Chinese community that chose to convert to Hinduism which is considered as a minority religion. For most people, this is certainly a question. During the public this fall on a form stereotypes about people who are considered opportunistic Tionghoa which was under the influence of the ruling or dominant structure. On the other hand, the community considered that the majority Hindu religion is not so much affect slightly positive opportunities that will be achieved by the Tionghoa itself.

This Research that takes place in Jakarta is to explain about the reason the Chinese chose their religious identity of Hindus as well as their efforts in maintaining their identity is. In addition to describing the dynamics of the history of their community, this study would also explain why the integration between the Tionghoa and the Hindu to be something difficult to do (at least for now).
2012
T30988
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Rasulia
Abstrak :
Artikel ini membahas identitas in-between narator Aku dalam esai Place Clich karya Jacques Godbout. Fokus bahasan adalah bagaimana Godbout memperlihatkan identitas in-between yang dimiliki narator Aku melalui analisis struktur teks. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk melihat konteks latar cerita. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dan dalam menganalisis teks menggunakan teori Analisis Wacana Kritis yang dikemukakan Siegfried J ger dalam 3 Discourse and knowledge: Theoritical and methodological aspects of a critical discourse and dispositive analysis. Analisis wacana kritis digunakan untuk mengidentifikasi informasi dan memperlihatkan makna tersirat yang menunjukkan ideologi teks. Hasil penelitian menunjukkan identitas in-between narator Aku diperlihatkan melalui pemikiran dan tindakan narator Aku yang dipengaruhi oleh dua identitas yang ada di Quebec, yaitu kebudayaan Amerika dan Prancis. ...... This article discusses the identity in-between of narrator lsquo;I rsquo; in essay Place Clich , written by Jacques Godbout. The study focused on how Godbout shows the identity in-between whose narrator lsquo;I rsquo; by analyzing text structure. The identity in-between of narrator lsquo;I rsquo; is influenced by two different cultures. By using sociological literary approach, the background context of the story is analyzed to elaborate the identity ambiguity that caused identity inbetween. This research used qualitative method and analyzing text developed by theory of Critical Discourse Analysis proposed by Siegfried J ger. Critical Discourse Analysis is used to identify the information and disclose implicit meanings. Thus, these significances lead to ideology of the text. This research result reveals that the identity in-between of narrator lsquo;I rsquo; is shown by the influences of two distinct cultural identity in Quebec, America and France, and it can be seen separately by his thought and his action.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Herlambang Abytama
Abstrak :

Penelitian ini membahas hibriditas pada Masjid Raya Sultan Penyengat sebagai sebuah warisan cagar budaya di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai elemen hibrid pada variasi bentuk dan komponen bangunan masjid dari segi arsitektural dan ornamental. Menggunakan metode penelitian arkeologi Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi untuk mengungkapkan unsur kebudayaan lokal maupun asing yang ada pada Masjid Raya Sultan Penyengat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa Masjid Raya Sultan Penyengat memiliki unsur hibrid dari kebudayaan Turki, India, Kolonial dan Melayu yang terdapat pada bagian-bagian bangunannya.  ......This reaserch discusses the hybridity of the Sultan Penyengat Grand Mosque as a cultural heritage in the Penyengat Island, Tanjung Pinang City of Kepulauan Riau Province. The pourpose of this text to determine the various hybrid elements in the variety of shapes and components of mosque buildings in terms of architectural and ornamental. Using Sharer and Ashmore's archaeological methods, namely formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication to establish the local and foreign cultural elements that exist in the Sultan Penyengat Grand Mosque. Based on the results of the analysis, it indicate the Sultan Penyengat Grand Mosque has a hybrid element from Turkish, Indian, Colonial and Malay culture found in it’s building parts.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizal Salam
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Masjid Hidayatullah hasil proses hibriditas yang terjadi di Jakarta pada kurun waktu abad XVII - XX. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap variasi bentuk dan komponen bangunan dari perspektif arsitektural dan ornamen yang dipengaruhi oleh berbagai gaya bangunan di Jakarta, seperti gaya bangunan Betawi, Arab, Tionghoa, dan Kolonial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari metode penelitian arkeologi Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Pengaruh gaya bangunan lokal (Betawi) dan asing (Arab, Tionghoa, dan kolonial) dapat ditemukan pada denah dan pondasi, aula utama, atap, menara, dan dekorasi. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa Masjid Hidayatullah merupakan bangunan cagar budaya hasil persilangan yang ditemukan dari komponen bangunannya.
ABSTRACT
This study discusses the Hidayatullah Mosque as a result of the hybridity process that occurred in Jakarta during the XVII - XX century. This study aims to reveal variations in building shapes and components from an architectural and ornamental perspective that are influenced by various building styles in Jakarta, such as Betawi, Arabic, Chinese, and Colonial building styles. The method used in this research comes from the archaeological research method of Sharer and Ashmore, namely formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication. The influence of local (Betawi) and foreign (Arabic, Chinese, and colonial) building styles can be found in the plans and foundations, the main hall, roofs, towers and decorations. Based on the results of the analysis, it can be seen that the Hidayatullah Mosque is a cultural heritage building resulting from a cross found from its building components.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Husnul Innaya
Abstrak :
Hibridtas merupakan kondisi trans-kultural pada kebudayaan yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal berkaitan dengan adanya kekuatan ekonomi, politik dan budaya pada suatu tempat. Hibriditas dalam material budaya merupakan hasill dari pengabungan dua atau lebih ciri budaya pada satu benda material pada satu daerah yang plural dan heterogen. Lasem sejak abad XIII sudah menjadi kota pelabuhan yang ramai akan pendatang asing seperti Eropa, Arab dan Cina untuk berdagang maupun untuk sekedar singgah sebelum bertolak ke Batavia atau kembali ke daerah asalnya. Heterogenitas budaya di Lasem tidak hanya didominasi oleh etnis Tionghoa dan bangsa koloni saja tapi juga kebudayaan Jawa sebagai kebudayaan lokal, sehingga Lasem menjadi salah satu contoh yang penting dari adanya hibriditas budaya yang nyata. Semaraknya Lasem akan etnis Tionghoa terlihat dari jajaran perumahan khasnya yang secara kasat mata dicirikan sebagai rumah khas Tionghoa. Penelitian ini membahas mengenai hibriditas yang tampak pada salah satu rumah khas Tionghoa milik keluarga Oei Am di Lasem. Metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data serta eksplanasi. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa wujud-wujud tinggalan materi pada rumah keluarga Oei Am memperlihatkan adanya hibriditas tersebut, yaitu pada bentuk atap, dinding, fondasi, dan juga halaman dalam. Berdasarkan kajian hibriditas pada rumah Oei Am diketahui pula bahwa rumah ini mendapat pengaruh dari budaya Jawa dan Eropa (kolonial) karena disebabkan adanya dorongan faktor ekonomi, politik, dan fungsi ruang secara praktis. ......Hibridity is a trans-cultural condition in culture with internal and external factors related to the existence of economic, political and cultural forces in a place. Hybridity in material culture is the result of combining two or more cultural features on one material object in a plural and heterogeneous area. Since the XIII century Lasem has become a port city that is bustling with foreign arrivals such as Europeans, Arabs and Chinese for trade or just to stop by before traveling to Batavia or returning to their home areas. The cultural heterogeneity in Lasem is not only dominated by the Chinese and the colonist but also Javanese as a local culture, therefore Lasem is an important example of cultural hybridity. This can be seen from from the housing that been identify as Chinese houses. This research discusses the hybridity in one of the typical Chinese houses belonging to the Oei Am family in Lasem. This research used descriptive analysis method through the stages of data collection, data processing and explanation. Based on the results of the analysis, it is known that the forms of material inheritance in the Oei Am family house show this hybridity, namely in the form of the roof, walls, foundations, and also the inner courtyard. Based on the hybridity study of Oei Am's house, it is also known that this house was influenced by Javanese and European (colonial) culture due to the encouragement of economic, political, and practical spatial functions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yulitin Sungkowati
Abstrak :
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pembauran etnis melalui perkawinan campur dalam dua novel karya dua perempuan pengarang Jawa Timur dengan perspektif hibriditas. Sumber data tulisan ini adalah novel Pecinan Kota Malang karya Ratna Indraswari Ibrahim dan novel Prosesi (Jiwa yang Terpenjara) Karya Zoya Herawati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Pecinan Kota Malang melihat pembauran etnis melalui perkawinan campur dengan optimis sebagai sarana menjembatani perbedaan budaya dan membuat etnis pendatang dapat menyatu dengan masyarakat dan budaya setempat, sedangkan novel Prosesi (Jiwa yang Terpenjara) memberikan pandangan sebaliknya.
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
407 WID 38:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Aji Girawan
Abstrak :
Penelitian ini adalah kajian eksperimental sistem penggerak hibrid serial paralel dengan daya motor bakar 2.8 Hp dan motor listrik 1.5 kW. Sebuah aparatus dibuat untuk menganalisa karakteristik sistem yang berkenaan dengan tingkat hibriditas terhadap konsumsi bahan bakar dan energi listrik yang optimal pada berbagai tingkat torsi. Dari hasil penelitian menunjukkan pada torsi 1.5 N.m sistem tersebut akan optimum pada hibriditas 0.91. Pada torsi 2.5 N.m sistem optimum di tingkat hibriditas 0.55 dan pada torsi 3.5 N.m sistem akan optimum pada tingkat hibriditas 0.27. Hasil penelitian merupakan input logical data untuk sistem kontrol konsumsi bahan bakar dan energi listrik.
This paper is an experimental study of serie-parallel hybridness power system, based on 2.8 Hp internal combustion engine?s power and 1.5 kW electric motor?s power. An apparatus has been made in order to analyze its caracteristics which is related to hybridness on optmimum fuel and electric consumption with varied torque. The result showed that on 1.5 N.m of torque, system will be optimum with 0.91 of hybridness. On 2.5 N.m of torque, system will be optimum with 0.55 of hybridness and on 3.5 N.m of torque system will be optimum with 0.27 of hybridness. This result can be applied as logical data input for fuel and electric consumption control system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Rafdi Pasha
Abstrak :
Tiang utama masjid merupakan salah satu komponen yang terdapat pada masjid kuno dan berfungsi sebagai media penopang atap bangunan. Khusus di Jawa tiang utama masjid memiliki konsep yang disebut dengan saka guru, saka guru merupakan gagasan yang diprakarsai oleh para walisanga, selain itu saka guru merupakan tiang utama yang menjadi penopang atap pada bangunan tradisional adat Jawa Joglo . Artikel ini akan membahas mengenai konsep resistensi dan hibriditas yang terdapat pada komponen tiang utama masjid kuno di Jakarta dengan rentang abad XV-XIX, metode yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis komperatif dan analisis difusi. Analisis komperatif merupakan analisis dengan melakukan perbandingan terhadap komponen bentuk, pola keletakan dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta selanjutnya menggunakan analisis difusi yaitu analisis terhadap hasil perbandingan dari komponen-komponen yang telah ditentukan bentuk, pola keletakan dan ragam hias dengan tujuan untuk mengetahui identitas budaya tiang utama masjid kuno Jakarta dari unsur-unsur tersebut. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa resistensi tiang utama masjid kuno Jakarta terdapat pada unsur pola keletakan tiang, sedangkan hibriditas terdapat pada komponen bentuk dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta. ......The main pillar of the mosque is one of the components of the old mosque and serves as a media of the cantilever roofs. Specialized in Java, the main pillar of the mosque has a concept called saka saka guru, guru is an idea initiated by the walisanga, besides saka teacher is the main pillar that became the underpinning of roof on building Javanese traditional Joglo . This article will discuss the concept of resistance and hibriditas contained on the components of the main pillar of the ancient mosques in Jakarta with the span of centuries XV XIX, the methods used in this study is the analysis of comparative and analysis of diffusion. Analysis comparative is analysis by doing a comparison against the component shapes, pattern and pattern position the main pillar of the ancient mosque Jakarta next using diffusion analysis i.e. analysis of the results of the comparison of the components shape, pattern and pattern position with the purpose to find out the main pillars of the cultural identity of the ancient mosque Jakarta from the elements. The results of this study showed that the resistance is the main pillar of the ancient mosque of Jakarta is present on the element pattern of position pole, while hibriditas is found in the component shapes and motif is the main pillar of the ancient mosque in Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Allan Dwi Amica
Abstrak :
ABSTRACT
"Hibriditas Musikal Pada Komposisi Ardawalika Karya Gustu Brahmanta", adalah sebuah usaha pcnelitian yang dilakukan penults untuk melihat dengan teliti dan komprehensif dari perspektif ilmu musik dan ilmu penunjang lainnya. Fenomena penciptaan komposisi berbasis dan budaya musik yang telah dipaparkan, komposisi musik Ardawalika memenuhi kritetia sebagai musik hasil campuran dua budaya musik. Upaya yang dllakukan Gustu Brahmanta dalam proses penciptaan karya musik Ardawalika memerlukan proses ekperimen baik secara konsep maupun secara musikalitas.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi, yaitu 1) Bagaimana estetika hibriditas musikal pads komposisi Ardawalika karya Gusto Brahmanta, 2) Bagaimana bentuk keseimbangan antara idiom musikal tradisi Bali dengan idiom musik jazz dalam hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta, dan 3) Makna apakah yang ada dalam hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana metode kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Data diperoleh melalui observasi langsung, dokumentasi,dan wawancara.

Selanjutnya dengan melakukan kajlan yang mendalam penulis akhirnya menemukan kesimpulan bahwa hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta dibangun melalui beberapa unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur musikal dalam komposisi Ardawalika, mengandung unsur estetika postmodern yaitu pastiche. Selaln 1tu juga menerapkan prinsip bricolage dimana adanya sebuah pencampuran yang bisa terlihat dari pengelompokan dan penggunaan instrumen dengan modal tangga nada yang berbeda satu sama lain. keseimbangan yang terdapat dalam idiom musikal komposisi ardawalika, dapat dicapai melalui keseimbangan yang simetris dan tidak simetris atau asimmetric balance. Dalam hal permaknaan signifikasi ditemukan suatu permaknaan denotative dan konotatif pada skor komposisi musik Ardawalika karya Gustu Brahmanta.
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>