Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Langzheu: Gansu Rehmin Chubanshe, 2000
R SIN 101.3 ZHO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Edberg, Mark Cameron, 1955-
Boston: Jones and Bartlett, 2007
362.1 EDB e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edberg, Mark Cameron, 1955-
Burlington, MA : Jones & Bartlett Learning, 2015
362.1 EDB e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Kurniasih
Abstrak :
Konsumsi rokok di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Padahal konsumsi rokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan yang berkembang sangat cepat di dunia. Total perokok aktif di Indonesia mencapai 70% dari total penduduk. Aktivitas ini dimulai sejak masa remaja atau anak-anak. Hampir 90% perokok tetap memulai aktivitas merokok pada usia di bawah 18 tahun. Hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan bahwa 30% anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta, Bekasi dan Medan ternyata sudah merokok. Penelitian yang menggunakan desain studi cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Kota Bekasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang dipilih dengan metode stratified random sampling dari seluruh SLTP yang ada di kota Bekasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden lebih banyak berumur ≤ 13 tahun (51%). Responden terbanyak berjenis kelamin perempuan (56%). 18% respon - den pernah merokok dan 88,9% dari jumlah tersebut masih aktif merokok. Hanya 53% responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok dan bahayanya untuk kesehatan dan 57% responden memiliki sikap positif terhadap rokok. Hasil dari analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin memiliki hubungan dengan perilaku merokok pada siswa SLTP di Kota Bekasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S5279
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisa Marin Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku sehat merupakan salah satu hal penting yang dapat membantu penyintas kanker untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih sehat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat faktor apa saja yang dapat memengaruhi intensi berperilaku sehat penyintas kanker. Berdasarkan Health Action Process Approach (HAPA), intensi berperilaku sehat dipengaruhi oleh self-efficacy dan outcome expectancies (Schwarzer dan Luszczynska, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Intention untuk mengukur intensi berperilaku sehat sebagai variabel terikat Health Specific Behavior Self-Efficacy Scale (HSBSES) untuk mengukur self-efficacy berperilaku sehat sebagai variabel bebas I, dan Life Orientation Test-Revised (LOT-R) untuk mengukur outcome expectancies sebagai variabel bebas II. Penelitian ini dilakukan pada 90 orang penyintas kanker usia 15-50 tahun di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa melalui teknik purposive sampling dan snowball sampling. Berdasarkan teknik analisis Regresi Linear, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara self-efficacy berperilaku sehat terhadap intensi berperilaku sehat pada penyintas kanker (b= 0,888, p<0,01). Hal yang sama juga terjadi pada variabel outcome expectancies, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara outcome expectancies terhadap intensi berperilaku sehat pada penyintas kanker (b= 0,728, p<0,01).
ABSTRACT
Health behavior is one of the most important thing that can help cancer survivors to increase their quality of life. Therefore, researcher came up with the idea of a study that can determine health behavior intention of cancer survivors. According to Health Action Process Approach (HAPA), self-efficacy and outcome expectancies are the predictors of health behavior intention (Schwarzer and Luszczynska, 2008). This is a quantitative study using The Health Behavior Intention to measure health behavior intention as the dependent variable (DV) , Health Specific Behavior Self-Efficacy Scale (HSBSES) to measure health behavior self-efficacy as the independent variable (IV1), and Life Orientation Test-Revised LOT-R to measure outcome expectancies as the independent variable (IV2). Participants are 90 cancer survivors, age between 15-50 years old, lived in Jabodetabek and the other city of Java, selected by purposive and snowball sampling techniques. The result indicate that health behavior self-efficacy (b= 0,888, p<0,01) has a positive and significant impact on cancer survivor’s health behavior intention. In addition, outcome expectancies also has a positive and significant impact on cancer survivor’s health behavior intention (b = 0,728, p<0,01).
2016
S64372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmidar Muchtar
Abstrak :
Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia terlibat secara aktif dalam proses dan arus pembangunan. Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan, maka perlu ditingkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya insani. Sumber daya manusia menyangkut dua aspek yaitu, aspek fisik (kualitas fisik) yang menyangkut kesehatan, dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan lain. Masalah kesehatan di negara-negara sedang berkembang menyangkut kedua aspek tersebut, dimana aspek non fisik di bidang kesehatan menyangkut perilaku kesehatan yaitu perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah sebagian dari gaya hidup yang meliputi tidak merokok, olahraga teratur, manajemen stres dan tidur cukup. Dengan menggunakan teori Green dan Andersen didapat faktor-faktor yang menyebabkan perilaku, yaitu faktor sosiodemografi yang terdiri dari latar belakang pendidikan kesehatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan umur. Faktor sosioekonomi dalam hal ini dilihat dari golongan kepangkatan dan jabatan struktural. Kemudian pengetahuan dan sikap. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitik dengan pendekatan secara crossectional. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil. Depkes. DKI. Jakarta dan sampel diambil secara rendom sebanyak 100 orang. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari 9 variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, ternyata hanya 3 variabel yang mempengaruhi langsung perilaku hidup sehat yaitu variabel jenis kelamin, golongan kepangkatan dan sikap. Sedangkan variabel lain berhubungan secara tidak langsung, tapi melalui variabel pengetahuan kemudian sikap atau langsung, melalui variabel sikap, kecuali status perkawinan yang tidak berhubungan sama sekali. Saran untuk Dekpes RI Pusat untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Instruksi Menteri Kesehatan NO. 161/ Menkes/ Inst/III/1990 tentang lingkungan kerja babas asap rokok dan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pemuda dan Olahraga No.207/Menkes/5KB/IV/1965 dan No.00096/Menpora/1985 tentang pembinaan dan pengembangan kesehatan olahraga. Dan kepada Kanwil. DKI. Jakarta disarankan untuk menyediakan sarana untuk olahraga, memotivasi pegawai untuk berolahraga dan mengadakan seminar sehari tentang manajemen stres.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Shelley E.
New York: McGraw-Hill, 1995
616 TAY h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ames, Iowa: Wiley-Blackwell, 2010
617.605 2 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Imelda H.
Abstrak :
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pembangunan sumber daya manusia kearah terciptanya penduduk Indonesia yang sehat, tangguh, mandiri dan berkualitas. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan peningkatan kondisi kesehatan masyarakat di Kota Padang. Ini dapat dilihat dari indikator kesehatan yaitu menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya penderita Kekurangan Energi dan Protein (KEP). Namun bila dibandingkan dengan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia, maka kondisi kesehatan masyarakat Kota Padang masih di bawah rata-rata tersebut. Selama ini pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sakit, yang lebih mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Karena pendekatan ini tidak memberikan manfaat bagi sebagian besar masyarakat dan tidak sesuai dengan perkembangan yang ada, maka pendekatan pembangunan kesehatan berubah kearah pendekatan yang berorientasi sehat, yang lebih mengutamakan upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan rehabilitasi. Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masayarakat ada kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan. Untuk mendapatkan gambaran perilaku kesehatan masyarakat Kota Padang, memahami dan mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat serta peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan, dilakukan suatu kajian mengenai teori dan konsep perilaku dari perilaku kesehatan seperti yang dikemukakan oleh ahlinya yaitu Parsons, Romans, Skinner dan Green. Berdasarkan teori tersebut dan melihat fenomena di lapangan maka perilaku kesehatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku yang berkait dengan respon terhadap pelayanan kesehatan, perilaku yang berkaitan dengan respon terhadap gizi makanan dan perilaku yang berkaitan dengan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis penelitian eksplanatif, untuk mendapatkan gambaran perilaku kesehatan masyarakat serta mengetahui faktor sosial budaya yang mempengaruhinya. Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh maka dilakukan wawancara mendalam kepada informan yang dianggap relevan dan dapat memberikan informasi yang diperlukan, serta melakukan pengamatan terhadap perilaku kesehatan masyarakat sebagai cara dalam pengumpulan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan, meskipun pendekatan pembangunan kesehatan telah mengalami perubahan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, namun perubahan tersebut tidak serta merta diikuti oleh perubahan perilaku kesehatan masyarakat. Sulitnya merubah perilaku kesehatan masyarakat tersebut karena ada beberapa nilai dan kebiasaan yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat yang sulit untuk dirubah. Namun perilaku kesehatan masyarakat dalam hal pencegahan penyakit, khususnya immunisasi untuk anak menunjukkan hasil yang baik. Selain itu perubahan beberapa nilai dan norma yang telah terinternalisasi dalam kehidupan masyarakat juga berdampak terhadap perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat dan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Temuan lainnya menunjukkan bahwa upaya perubahan perilaku yang dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang dilakukan selama ini belum mencapai sasaran dan menunjukkan hasil kearah perilaku hidup sehat. Kerjasama lintas sektoral dengan sektor lain yang berkait belum berjalan dengan baik. Keterlibatan kekuatan lain dalam pembangunan kesehatan mulai berkembang. Hasil penelitian juga menemukan kritik terhadap teori yang dikemukakan Green. Kritiknya adalah : selain faktor pendidikan, faktor ekonomi juga mempengaruhi faktor predisposisi, faktor pendukung dan pendorong. Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini, rencana pembangunan kesehatan harus disusun sesuai dengan pendekatan paradigma sehat. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu usaha yang harus dilakukan untuk merubah perilaku kesehatan masyarakat. Program pendidikan kesehatan untuk petugas kesehatan bertujuan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan terampil sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan kesehatan untuk masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Materi, metode, media, sasaran, jadwal dan pelaksana pendidikan kesehatan harus disusun secara terencana dan disesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan serta kondisi daerah. Melalui kedua program ini diharapkan perilaku kesehatan masyarakat berubah ke arah perilaku hidup sehat sehingga jumlah penderita gizi buruk dan penderita penyakit karena perilaku menurun serta tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Rizki Santy
Abstrak :
Untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari tingkat kesehatan ibu dan balita yang tergambar dari besarnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai upaya penurunan AKB, pemerintah menggalakkan program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dilanjutkan dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku IMD di wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari Kota Tangerang, mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan, tempat persalinan, metode persalinan, pengetahuan, sikap, paritas, riwayat kunjungan Ante Natal Care (ANC), dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan sarana fasilitas pelayanan kesehatan dengan perilaku IMD di wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan mix method melalui pendekatan sequential explanatory. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang melakukan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Neglasari Kota Tangerang selama periode penelitian dengan jumlah responden untuk penelitian kuantitatif sebanyak 103 orang yang diperoleh melalui metode systematic random sampling, dan 10 informan kunci untuk penelitian kualitatif. Instrumen menggunakan kuesioner terstruktur dan pedoman wawancara yang dibuat dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis data univariat, bivariat dan multivariat. Sedangkan analisis data pada penelitian kualitatif meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. ......A country's health status can be measured from the health level of mothers and toddlers, which is reflected in the magnitude of the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). As an effort to reduce IMR, the government is promoting the Early Breastfeeding Initiation (IMD) program which is followed by exclusive breastfeeding for 6 months. This study aims to describe the behavior of IMD at Neglasari Community Health Center, Tangerang City, to find out the relationship between knowledge, education, work, age, attitude, parity, history of Ante Natal Care (ANC), family support, support from health workers, and health service facilities with behavior IMD at Neglasari Community Health Center, Tangerang City. This study uses a mixed method through a sequential explanatory approach. The population of this study was all patients who gave birth at the Neglasari Health Center in Tangerang City during the study period with a total number of respondents for the quantitative study of 103 people obtained through a systematic random sampling method, and 10 key informants for the qualitative study. The instrument uses a structured questionnaire and interview guidelines that are made and adapted to the research objectives. Quantitative data analysis using univariate, bivariate, and multivariate data analysis. While data analysis in qualitative research includes data reduction (data reduction), data display (data display), and drawing conclusions or verification.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>