Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Gymnastiar
Jakarta: Republika, 2004
297.261 ABD m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bing Djimantoro
"Nekrosis hati akibat karbon tetraklorida (CC1&) diperkeras oleh berbagai macam obat/zat kimia yang dimetabolisme di hati dan berperan sebagai 'inducer' sitokrom P-450 seperti misalnya fenobarbital dan DDT. Steroid depo-medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang banyak dipakai sebagai obat pencegah kehamilan juga dimetabolisme di dalam hati, Penelitian ini untuk melihat pengaruh DMPA terhadap luas nekrosis hati akibat CC14. Digunakan 60 mencit betina C3H, tidak sedang bunting, umur 10-12 minggu yang sebagian diberi CC14, sebagian lagi diberi DMPA 10 atau 100x3 mg/kg BB 7 atau 14 hari sebelum pemberian CC14, dan sebagian lagi untuk kelola. Dua puluh empat jam setelah pemberian CC14 mencit dimatikan, dibuat sediaan mikroskopik hati dari lobus kiri dengan pulasan hematoksilin-eosin. Luas nekrosis sentral hati diukur dalam persentase pada setiap sediaau mikroskopik.
Hasil dan Kesimpulan: Didapatkan nekrosis sentrolobulus hati pada seluruh mencit kelompok CCIA dan kelompok DMPA + CC1h. Dibandingkan dengan kelompok yang mendapat CC1 , terlihat sedikit kenaikan luas nekrosis sentrolobulus pada kelompok mencit yang mendapat DMPA + CC1 (terutama pada kelompok yang mendapat DMPA 100x3 mgfkg BB, 7 hari sebelum pemberian CCIA. Namun demikian tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok-kelompok tersebut (tes Kruskal-Wallis dan Mann Whitney, u 52). Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya haik kadar medroksiprogesterqn asetat (MPA) di dalam darah maupun 'metabolism rate' MPA di dalam mikrosom sel hati, sehingga tidak cukup kuat berperan sebagai 'inducer' sitokrom P-450 yang akan menimbulkan perbedaan bermakna luas nekrosis sentrolobulus hati. Tentunya hal ini perlu penegasan dengan memeriksa sitokrom P-450 di dalam sel hati di bawah pengaruh DMPA.

Necrosis of the liver due to carbon tetrachloride (CCI4) are increased by various drugs / chemicals which are metabolized in the liver and acted as cytochrome P-450 inducer such as phenobarbital and DDT. Steroid depo-medroxyprogesterone acetate (DMPA) which is used as a birth control drug, is also metabolized in the liver. The objective of this study is to know the influence of DMPA on the width of centrolobular necrosis in the liver caused by CCl. Sixty non-pregnant female C3H mice, 10-12 weeks old, were divided into groups given CCl4, DMPA 10 or 100x3 mg/kg body weight 7 or 15 days prior to CCl& treatment and solvent as control group. Mice were killed 24 hours after CC1& administration and specimens were taken for microscopic slides from the left lobe of the liver and stained by haematoxylin-eosin. The width of the centrolobular necrosis was measured in percentage for each microscopic slide.
Findings and Conclusions: Centrolobular necrosis was found in all mice in the CClh and DMPA + CCl4 groups. Compared with the CCl4 group, there was a slight increase in the width of centrolobular necrosis in the DMPA + CCIA groups (especially those groups receiving DMPA 100x3 mg/kg, 7 days prior to CCl4 administration). But neither group of mice showed any significant difference in the ratio of the width of centrolobular necrosis (Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test, a 52). This might be caused by the low level of medroxyprogesteron acetate (MPA) in the blood and by a very slow metabolism rate of MPA by the liver microsome, so it is not strong enough to act as Cytochrome P-650 inducer to give significant difference in the width of the centrolobular necrosis. Further confirmation is necessary to determine the amount of cytochrome P-A50 in the liver under the influence of DMPA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar
"Padatnya penduduk: dan kemiskinan di daerah perkotaan berpengaruh negatif terhadap area kesehatan lingkungan. Permasalahan di area kesehatan lingkungan ini, jika dilihat dari dimensi sosial dan moral seperti perilaku menyimpang dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, dapat meningkatkan risiko dan kerentanan seseorang terpajan suatu penyakit gangguan hati yaitu sirosis hepatis. Penulisan ilmiah ini bertujuan ui1tuk menggambarkan asuhan keperawatan pada klien sirosis hepatis.denga,nhipoalbuminemia di ruangrawaliPD Teratai Lantai 5 selatan RSUP Fatmawatidengan. pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan. Metode yang dilakukan dengan menggunakan studi kasus. Masalah kepera.watan pada pasien adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah. ini .·dapat memperburuk fungsi hati dan· keadaan umum pasien. Intervensiyang dilakukan dengan menganjurkan pasien diet putih telurdan ikan gabus, hal ini dapat dilihat dari basil albumin <;larah yang stabil, penurunan lingkar perut, dan penurunan berat badan. Diet putih telur dan mengokonsumsi ikan gabus merupakan diet yang dapat mencuk:upi kebutuhan protein dan meningkatkan albumin dalam. darah. Selain itu diet hati dan perawatan dirumah menjadi prinsip yang harus diterapkan untuk: menjaga timbulnya kembali masalah nutrisi pada pasien dengan sirosis hepatis.

The population density and poverty have negative impact for urban environmental health areas. These problem, if we looked into social and morale dimensions were a deviant behaviours such as consumed alcohol habits, that could increase the risk and the vulnerability level of liver disorder diseases like liver cirrhosis. The purpose of this articles is to describe the required nursing care for liver cirrhosis petient with hypoalbuminemia in IPD’s Teratai on south 5 floor at RSUP Fatmawati by using a case-study method. The patient’s nursing care problems were to treat malnutrition or lack of proper nutrition to the body. These could aggravate liver fungtion and patient’s general condition. The applied intervention was done by recommending eggwhite and fish-cork diets, wich could shown the stable albumin level and blood, the reduction in abdominal circumference and weight loss as a results. These diets basically were to supply the required protein and increasing the albumin level on blood. Beside of that’s, the applied liver diets and the home nursing them selves also becoming the essential principles to prevent malnutrition on liver cirrhosis petients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asman Boedisantoso Ranakusuma
Jakarta: UI-Press, 1987
616.462 BOE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Agustine H.S.
"ABSTRAK
Hasil pemeriksaan berkala pada pekerja di industri pengolahan minyak dan gas alam Kalimantan timur, menunjukkan adanya peningkatan enzim-enzim hati yaitu ALT, AST, SGGT. Hal ini menunjukkan adanya gangguan fungsi hati yang masih reversibel bila tidak segera ditangani akan dapat mengakibatkan penyakit hati yang lebih berat atau dapat menyebabkan sirosis hepatis.
Timbul pertanyaan: Adakah hubungan antara peningkatan enzim hati pekerja di industri pengolahan minyak dan gas alam Kalimantan Timur dengan tempat kerja, beban kerja, kepangkatan, kegemukan, umur, dan lama kerja ?
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain penelitian Cross Sectional.
Analisis statistik data dilakukan dengan program SPSS versi 4.0, untuk mendapatkan gambaran karakteristik masing-masing variabel (univariat), bivariat dengan uji beda proporsi, perhitungan nilai 'Odds Ratio', dan confiders interval (CI) 95%.
Hasil penelitian :
- Tidak ada hubungan antara peningkatan enzim hati pekerja dengan tempat kerja yang diduga terpajan pada zat hepatotoksik.
- Ada hubungan antara peningkatan enzim hati pekerja dengan beban kerja fisik ringan, kepangkatan senior staf, umur, kegemukan.
- Tidak ada hubungan peningkatan enzim hati pekerja dengan lama kerja.
Kesimpulan hasil penelitian peningkatan enzim hati pada pekerja di industri pengolahan minyak dan gas di Kalimantan Timur dihubungkan dengan kepangkatan senioritas pekerja, umur, kegemukan, beban kerja mental yang berat sedangkan tempat kerja yang diduga terpajan pada zat hepatotoksik dan lama kerja, dengan analisis bivariat tidak ada hubungan secara statistik tetapi analisis multivariat mempunyai kontribusi walaupun hanya sedikit dengan adanya interaksi dan konfounding dengan variabel lainnya.
Saran pada pekerja yang berumur di atas 45 tahun, untuk mengadakan pemeriksaan berkala setiap sekurang- kurangnya 6 bulan sekali, dan dipindahkan ketempat yang tidak terpajan pada bahan toksik. Pekerja yang mempunyai HMI >25kg/m2 disarankan diet rendah kalori dan lemak, dan mengadakan olah raga teratur. Pekerja senior staf dan beban kerja mental yang tinggi disarankan waktu pemeriksaan berkala lebih pendek (sekurang-kurangnya 6 bulan sekali), istirahat waktu lebih panjang dan olah raga teratur yang sesuai.

ABSTRACT
;Regular medical examination has been conducted for employees of crude oil and gas industry in Kalimantan Timur. There was elevation liver enzyme test such as: ALT, AST, and GGT. This was an indication that there was some liver dysfunction, which was reversible.
The question is what is the stage of elevation, which was related with to the exposure of hepatotoxic material. Some of the variables such as: rank, work responsibility, obesity, age and duration of employment were measured.
This study used secondary data and the design of the study was Cross Sectional.
Statistical analysis was done by the use of SPSS program it had been described the characteristic of variables, using bivariat technique by Chi-Square test, to determined `Odds Ratio' and Confidence Interval (CI) 95%.
The study confirmed that there was no relation between liver enzyme elevation and department exposure to hepatotoxic material and duration of employment. There was correlation between liver enzyme elevation and work responsibility light physical load, rank, age and obesity.
It was concluded that liver enzyme elevation was correlated with age, obesity, rank, work responsibility. How ever department with high exposure to hepatotoxic and duration of employment had no significant different if we used the bivariat test. But if we used multivariate test, it showed a contribution to the interaction and it showed a confounding with another variable.
It was suggested that: workers over 45 year should have a medical examination at least every 6 month, and it was suggested also to be transferred to other department with less exposure of hepatotoxic materials. The workers who have BMI more than 25kg/m2 were suggested diet of low calorie and regular physical exercise. The workers senior staff and work responsibility who had mental work load were suggested to have a medical examination at least every 6 month, regular physical exercise and their rest pause should longer than the others.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goenardjoadi Goenawan
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006
658.409 GOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kurniawan
Yogyakarta: Bentang, 2016
808.835 98 EKA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Syahrin
Jakarta: Prenada Media, 2004
297.57 HAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Tiurma Yulianita
"Penelitian ml dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit atau lamtoro terhadap gejala klinik yang timbul clan gambaran histologi hati mencit (Mus musculus L.) galur Swiss Derived. Pemberian ekstrak dawn lamtoro dilakukan secara oral terhadap 24 ekor mencit dalam empat kelompok perlakuan, yaitu: 0%, 20%, 40%, clan 60% selama 36 han.Gejala-gejala klinik yang timbul diamati setiap han. Mencit dikorbankan pada han ke-37 setelah perlakuan, kemudian dilakukan pembuatan preparat histologi hati.
Pada pengamatan, tidak ditemukan adanya gejala-gejala klinik clan semua mencit percobaan mengalami kenaikan berat badan setiap minggu. Hasil uji ANAVA ((x = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pembenan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis antara keempat kelompok perlakuan. Pada kelompok penlakuan dengan pembenian 20% ekstrak daun lamtoro, memperlihatkan keadaan gambaran histologi hati yang serupa dengan kontrol. Pemberian ékstrak dawn lamtoro sebesar 40% dan 60% menyebabkan kerusakan pada jaringan hati mencit.
Jenis-jenis kerusakan berupa: perluasan clan pembendunganvena sentralis, penlemakan, piknosis, intl menjadi keniput, dan nekrosis yang berlanjut dengan peradangan pada daerah-daerah tertentu jaringan hati."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Andryani
"Obat-obat hipolipidemik golongan statin telah lama digunakan dan merupakan obat yang umumnya diberikan pada terapi hiperlipidemia. Salah satu hasil sintesis senyawa golongan statin adalah obat LS. Dalam penggunaan obat golongan statin, perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi organ-organ tubuh salah satunya adalah hati. Parameter yang digunakan untuk menilai fungsi hati adalah dengan melihat aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Alkali Fosfatase (ALP) plasma pada tikus putih. Penelitian menggunakan tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok masing-masing 6 ekor. Kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturutturut 0.9 mg, 1.8 mg, dan 3.6 mg/200 g bb tikus. Kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Penelitian dilakukan selama 60 hari dan pada hari ke-60 sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital mata. Selanjutnya dilakukan pengukuran aktivitas ALT plasma dengan metode kolorometri (Reitman-Frankle) serta pengukuran aktivitas ALP plasma dengan metode kolorimetri berdasarkan Deutsche Gesellschaft für Klische Chemie. Aktivitas ALT plasma setelah dilakukan pengukuran adalah 32.92 ± 7.79 U/L, 37.02 ± 8.15 U/L, 40.80 ± 3.60 U/L, 35.82 ± 5.69 U/L pada kelompok I, II, III, IV jantan dan 28.91 ± 4.64 U/L, 30.66 ± 4.48 U/L, 35.87 ± 7.59 U/L, 31.77 ± 7.48 U/L, pada kelompok I, II, III, IV betina. Pada pengukuran aktivitas ALP plasma diperoleh 433.78 ± 82.27 U/L, 437.92 ± 63.67 U/L, 438.8492 ± 72.77 U/L, 436.54 ± 79.06 U/L pada kelompok I, II, III, IV jantan dan 431.02 ± 34.18 U/L, 434.24 ± 61.73 U/L, 437.46 ± 48.27 U/L, 433.78 ± 78.19 U/L pada kelompok I, II, III, IV betina. Hasil ANAVA (α = 0,05) terhadap aktivitas ALT dan ALP plasma tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian obat LS dengan dosis berturut-turut 0.9 mg, 1.8 mg, dan 3.6 mg/200 g bb tikus selama 60 hari tidak mempengaruhi fungsi organ hati tikus putih baik jantan maupun betina
The lipid-lowering agents, known as statins, have been use for many years and are among the most commonly prescribed for hyperlipidemia therapy. One of the synthesis statins is LS drug. It’s necessary to know if statins has influence on liver function. The writer examines the liver function of Rattus novergicus plasma through Alanin Aminotransferase (ALT) and Alkaline Phosphatase (ALP). The research uses Sprague-Dawley rats that divided into 4 groups each male and female consisting of 6. Group I, II, III are given statin with 0.9, 1.8, 3.6 mg/200 g bw dosages as experiment groups. While group IV are given CMC 0,5% as control group. The research lasts 60 day. On the 61st day, the blood sample is taken from orbital sinus of eye. The ALT plasma activities are measured with colorimetric method (Reitman-Frankel) and the ALP plasma activities are measured with colorimetric method according to the recommendations of the Deutsche Gesellschaft für Klinische Chemie. The ALT plasma activities are 32.92 ± 7.79 U/L, 37.02 ± 8.15 U/L, 40.80 ± 3.60 U/L, 35.82 ± 5.69 U/L in the group I, II, III, IV male and 28.91 ± 4.64 U/L, 30.66 ± 4.48 U/L, 35.87 ± 7.59 U/L, 31.77 ± 7.48 U/L, in the group I, II, III, IV female. The ALP plasma activities are 433.78 ± 82.27 U/L, 437.92 ± 63.67 U/L, 438.84 ± 72.77 U/L, 436.54 ± 79.06 U/L in the group I, II, III, IV male and 431.02 ± 34.18 U/L, 434.24 ± 61.73 U/L, 437.46 ± 48.27 U/L, 433.78 ± 78.19 U/L in the group I, II, III, IV female. One way analysis of varians (ANOVA) of ALT and ALP plasma activities (α = 0,05) showed that there were no significant difference between experiment group and control group. The results indicate that giving LS drug to the experiment groups (male and female) with 0.9, 1.8, 3.6 mg/200 g bw dosages does not influence liver function."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>