Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alabanyo Brebahama
Abstrak :
Harga diri memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengembangkan dirinya baik di sekolah, maupun dalam kehidupan sehari-hari (Donnchadha, 2000). Walaupun memiliki hubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengembangkan potensinya, tidak smeua anak dan remaja memiliki harga diri yang tinggi. Hal tersebut dapat ditimbulkan oleh berbagai sikap dan perilaku orang-orang di sekitar individu, seperti orangtua, sekolah, dan teman. Salah satu contoh dari sikap dan perilaku tersebut adalah dengan memberikan umpan balik yang negatif dan tidak obyektif kepada anak. Akibatnya, anak tidak pernah memperoleh gambaran yang jelas mengenai dirinya sendiri. Hal serupa juga dialami oleh F, remaja pria berusia 16 tahun yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Akibat dari umpan balik negatif yang diberikan oleh guru, serta orangtua yang terlalu menganggapnya "bermasalah", F tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya, mudah menyerah, kurang percaya diri, dan merasa gagal dalam pendidikan. Apabila masalah tersebut tidak diatasi, tentunya dapat menimbulkan masalah lain yang lebih kompleks. Mruk (2006) menyebutkan bahwa tidak ada cara yang mudah dan cepat dalam meningkatkan harga diri. Sebab, harga diri merupakan sebuah konstruk yang terdiri dari berbagai komponen. Sebagai salah seorang tokoh dalam pengembangan program peningkatan harga diri, Borba (1989) menyebutkan bahwa harga diri terdiri dari lima komponen, yaitu security, selfhood, affiliation, mission, dan competence. Agar dapat memiliki harga diri yang memadai, setiap anak perlu memiliki lima komponen harga diri yang menunjang pula. Apabila dihubungkan dengan keadaan F sebagai subyek dalam penelitian ini, terlihat bahwa ia belum memiliki selfhood yang memadai, sehingga perlu diberikan intervensi untuk meningkatkan selfhood-nya. Dalam programnya, Borba (1989) menyebutkan bahwa terdapat empat langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan selfhood seorang anak atau remaja, yaitu dengan meningkatkan kemampuan dalam mendeskripsikan diri, memberikan kesempatan untuk mengetahui peristiwa yang berpengaruh besar terhadap dirinya, meningkatkan kemampuan dalam mengenali kualitas-kualitas diri yang unik, serta meningkatkan kemampuan identifikasi dan ekspresi emosi dalam diri. Dengan menjalani intervensi peningkatan selfhood, diharapkan subyek penelitian dapat memiliki pandangan yang lebih akurat mengenai dirinya, dan secara tidak langsung menjadi langkah awal dalam proses peningkatan self esteem-nya.
Self esteem has close relationship with someone ability to develp his/her potential whether at school or in daily life (Donnchadha, 2000). However, not everyone has high self esteem. Its because of attitude and behavior of person surround the child or adolescence, such as: parents, teacher, and friends. One of the example is the negtative feedback from another person. So, it's difficult for the children to form accurate inner picture of themselves. The saome problem has occured with F, male adolescence who becomes the subject of this research. Because of negative feedback from his parents, teacher, consist of assumpton that he has problem, F never know about his strengths, and weakness, easy to give up when he face a problem, lack of self confident, and feel unsuccess in education. If this problem never been solved, it will cause the other more complex problem in the future. Mruk (2006) said that there's not fast and easy way to enhance self esteem. Because self esteem is a construct that consists of many components. The one person who develop self esteem enhancement program is Borba (1989). She mentioned that self esteem is consists of five components, namely: secutiry, selfhood, affiliation, mission, and competence. In order to have high self esteem, a person must have good quality of these five components. Related to F condition as this research subjet, he doesn't have a good selfhood. So, he needs an intervention to enhance his selfhood. In her program, Borba (1989) told that selfhood improvement program has four steps to do, namely: reinforce more accurate self description, provide opportunities to discover major sources of influence on the self, build an awareness of unique qualities, and enhance ability to identify and express emotions and attitudes By joining in this program, perhaps the research subject will have more accurate self description, and it will become the first step to enhance his self esteem.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31197
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fitrianda Bachtiar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Mira Mariah Melati
Abstrak :
Fesyen dan remaja hampir tidak dapat dipisahkan. Ketika penulis sedang berjalan-jalan di mal, sering terlihat remaja-remaja yang jalan atau duduk kelompok, dan umumnya mereka mengenakan pakaian yang sejenis. Sehingga timbul pertanyaan dibenak penulis, mengapa mereka berpakaian seperti itu? Apakah mereka menunjukkan perilaku konform? Kalau tidak mungkinkah mereka semua memiliki selera berpakaian yang sama? Apakah karena usia mereka yang masih remaja? Apakah ada hubungannya dengan perkembangan identitas dan diri mereka? Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini, untuk, melihat apakah ada hubungan antara harga diri dengan konformitas dalam hal fesyen pada remaja. Untuk melihat hubungan tersebut, digunakan dua alat ukur berbentuk kuesioner, yaitu kuesioner harga diri yang merupakan adaptasi dari Self Esteem Inventory (SEI) dari Coopersmith (1967), dan kuesioner konformitas yang disusun sendiri oleh penulis untuk melihat tingkat konformitas remaja dalam hal fesyen. Sebelum digunakan, alat tersebut diujicobakan dahulu, dan diperoleh koefisien alpha sebesar 0,7655 untuk SEI dan 0,7719 untuk kuesioner konformitas. Untuk meningkatkan reliabilitas alat, beberapa item dieliminir. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling dengan teknik incidental sampling. Jumlah subyek pada penelitian ini adalah 165 subyek yang berusia antara 16 sampai 20 tahun. Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan konformitas dalam hal fesyen pada remaja, sehingga Ho diterima. Disimpulkan juga bahwa remaja memang konformis, dalam hal ini, konformis salam hal fesyen, tanpa ada hubungan dengan tingkat harga dirinya. Hasil ini bisa terjadi karena beberapa hal, seperti; kurang sempurnanya alat ukur yang tidak mencakup seluruh aspek-aspek konformitas, atau harga diri yang belum stabil dari subyek penelitian sehingga gambaran harga diri yang didapat kurang sempurna. Sebaiknya dilakukan beberapa perbaikan pada alat ukur jika hendak mengadakan penelitian lanjutan. Juga dapat dikaitkan dengan beberapa variabel lain yang mungkin mempunyai hubungan dengan konformitas dalam hal fesyen.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulli Aliati
Abstrak :
Sekolah merupakan institusi yang membantu seseorang mencapai perkembangan fisik dan emosional, intelektual, vokasional, sosial, estetika dan moral (Mok & Flynn, 1997). Bagi remaja, sekolah berperan untuk membentuk dirinya. Pada saat seseorang berada di usia remaja, ia duduk di bangku SMP dan SMA Salah satu hal yang berpengaruh dalam kepribadian seseorang adalah harga diri. Harga diri adalah keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya berharga, penting, mampu menghadapi tantangan dalam hidup, serta layak mendapatkan kebahagiaan (Coopersmith, 1967). Tinggi rendahnya harga diri seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan kehidupan. Apabila seseorang rrjemiliki harga diri tinggi, maka ia akan melihat kehidupannya secara lebih positif (Frey & Carlock, 1983). Ketika seseorang memandang sekolahnya secara positif maka tingkat kualitas kehidupan sekolahnya pun diperkirakan positif. Kualitas kehidupan sekolah adalah persepsi siswa mengenai aspek formal dan informal dari sekolah, pengalaman sosial dan pengalaman yang berhubungan dengan fiigas dan hubungan individu dengan figur otoritas di sekolah serta dengan teman-temannya (Schmidt, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kualitas kehidupan sekolah. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMA dengan jumlah 69 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik non-probability sampling, yaitu incidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbentuk skala. Untuk mengukur kualitas kehidupan sekolah, digunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti dengan aspek psikososial, aspek fisik, aspek pembelajaran dan aspek organisasional. Untuk mengukur harga diri, digunakan alat ukur yang disusun berdasarkan SelfEsteem Inventory (SEI) oleh Coopersmith yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian ini dengan domain orang tua, domain teman sebaya, domain sekolah dan domain umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan kualitas kehidupan sekolah pada siswa kelas 2 SMA. Artinya hipotesa alternatif diterima dan hipotesa nul ditolak, nilai korelasi (r) adalah 0, 449, dan signifikan pada los 0.05. Harga diri individu memiliki hubungan yang resiprokal dengan kualitas kehidupan sekolah. Kepuasan yang dirasakan siswa terhadap kehidupan sekolahnya akan membawa dampak pada harga diri siswa. Demikian pula dengan harga diri yang dimiliki siswa, dengan harga diri yang dimiliki, cara pandang siswa terhadap sekolahnya akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan harga dirinya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan melihat hubungan antara setiap domain harga diri dengan setiap aspek pada kualitas kehidupan sekolah. Untuk saran praktis, diharapkan agar guru dan penyelenggara pendidikan lebih memperhatikan harga diri siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sekolah. Untuk orang tua diharapkan agar orang tua mempunyai hubungan yang baik dengan anak. Hubungan orang tua dengan anak yang baik dapat membuat harga diri anak meningkat Sedangkan untuk konselor agar dapat membantu anakanak yang mempunyai harga diri yang rendah agar mereka dapat berkembang lebih baik dan menikmati kehidupan sekolahnya secara positif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ukhti Salamah
Abstrak :
ABSTRAK
Dibalik popularitasnya, Instagram merupakan media sosial yang memiliki dampak negatif paling tinggi bagi penggunanya. Hal ini dikarenakan konten yang diunggah oleh pengguna Instagram merupakan gambar ideal yang dapat mengecilkan hati pengguna lain yang melihatnya. Penelitian ini menguji hubungan antara up-social comparison dengan self-esteem pada siswa yang menggunakan Instagram. Penelitian ini menggunakan Skala Self-Esteem Rossenberg sebagai alat pengukur harga diri, serta Social Comparison di Facebook yang dikonstruksikan oleh Vogel et al (2014) yang telah diadaptasi oleh peneliti sebagai alat ukur dari upward social comparison. Sebanyak 472 mahasiswa S1 terlibat dalam penelitian ini. Data partisipan diolah dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sosial ke atas secara signifikan berkorelasi negatif dengan harga diri. Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi perbandingan sosial ke atas yang dialami individu diikuti dengan harga diri yang semakin rendah. Selain itu, ditemukan juga bahwa 2,3% varians harga diri dapat dijelaskan dengan perbandingan sosial ke atas
ABSTRACT
Behind its popularity, Instagram is a social media that has the highest negative impact on its users. This is because the content uploaded by Instagram users is an ideal image that can discourage other users who see it. This study examines the relationship between up-social comparison and self-esteem in students who use Instagram. This study uses the Rossenberg Self-Esteem Scale as a means of measuring self-esteem, as well as Social Comparison on Facebook which was constructed by Vogel et al (2014) which has been adapted by researchers as a measuring tool for upward social comparison. A total of 472 undergraduate students were involved in this study. Participant data was processed using simple linear regression analysis. The results showed that upward social comparison was significantly negatively correlated with self-esteem. This shows a tendency that the higher the upward social comparison experienced by the individual is followed by the lower self-esteem. In addition, it was also found that 2.3% of the variance in self-esteem can be explained by upward social comparisons
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirzal Taufiq
Abstrak :
Bangsa yang kuat dimulai dari hadirnya individu-individu yang memiliki nilai yang kuat. Buku ini adalah aplikasi nyata dari semangat Revolusi Mental, agar Indonesia kembali pada nilai-nilai terbaiknya." - Srie Agustina Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Sebuah panduan praktis bagi manusia Indonesia yang mau mencapai nilai kehidupan terbaiknya. Sarat dengan berbagai contoh konkret, cerita inspiratif dan kutipan-kutipan yang sangat bermanfaat bagi kita yang ingin mencapai kesuksesan besar di masa depan. Saran saya, Anda baca secara pelan, teliti, berulang, dan praktikkan agar memperoleh manfaat optimal. Selamat Bang Wirzal atas terbit karya terbaiknya!" - Ir. Thomas Sugiarto, CFP?, AEPP? CEO & Pemilik enTRpreneur$, Thomas Mitra Property & SmartHappyKids "Nilai seorang manusia ditentukan dari seberapa besar manfaatnya bagi orang lain. Buku ini mengajarkan kepada kita semua bahwa hidup itu sejatinya untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknya, bukan hanya menerima. Buku yang renyah, ringan dan penuh arti. Read it, enjoy, and do what it says!
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2016
158.3 WIR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gyun, Yoon Hong
Jakarta: Trasnmedia Pustaka, 2020
158.1 GYU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>