Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
NajelaaNajelaa Shihab
Tangerang: Penerbit Literati, 2019
379.24 LIT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Surya
Jakarta: Balai pustaka, 2004
370.1 MOH b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zairina Nurul Umam
Surakarta: CV Oase Group, 2019
371.1 ZAI g
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Shabrina Barly
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap antara guru sekolah dasar inklusi dan Guru SDLB tentang pendidikan inklusi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner MATIES (Mahat, 2008) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia untuk mengukur sikap guru. Analisis hasil penelitian menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa guru Sekolah dasar inklusif umumnya memiliki sikap yang lebih positif, perbedaan yang signifikan melihat komponen kognitif dengan t (118) = 7,06, p < 0,001. Selanjutnya, komponen afektif menunjukkan kecenderungan ke arah positif tanpa perbedaan yang signifikan [t(118) = 0,91, p = 0,37], dan komponen konatif (perilaku) guru SD inklusi lebih besar positif pada pendidikan inklusi dengan t (118) = 3,43, p < 0,05. Selain itu ditemukan korelasi negatif yang signifikan antara komponen konatif dan lama mengajar guru pada kelompok guru SD inklusi [r(59) = -0,26, p < 0,05]. Rekomendasi untuk penelitian Langkah selanjutnya adalah memasukkan observasi dan wawancara dalam metode penerimaan data.

This study aims to determine the differences in attitudes between inclusive elementary school teachers and SDLB teachers about inclusive education. Data were collected using the MATIES questionnaire (Mahat, 2008) which has been adapted into Indonesian to measure teacher attitudes. Analysis of the results of the study using independent t-test showed that inclusive elementary school teachers generally had a more positive attitude, a significant difference seeing the cognitive component with t (118) = 7.06, p < 0.001. Furthermore, the affective component showed a positive trend without a significant difference [t(118) = 0.91, p = 0.37], and the conative component (behavior) of inclusive elementary school teachers was more positive in inclusive education with t(118) = 3.43, p < 0.05. In addition, a significant negative correlation was found between the conative component and the length of teacher teaching in the inclusive elementary school teacher group [r(59) = -0.26, p <0.05]. Recommendations for research The next step is to include observations and interviews in the data collection method."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuniek Indah Puspitawati
"Negara Indonesia saat ini sedang membangun, dan hal ini menempatkan hukum menjadi suatu bagian yang juga harus memegang peran. Secara khusus peranan tersebut dapat dilihat pada perjanjian pemborongan pekerjaan mendirikan gedung antara instansi pemerintah dengan pemborong swasta. Walaupun Buku III Kitab Undang-undang hukum Perdata telah mengaturnya, namun dalam praktek diperlukan ketentuan lain yang ternyata sifatnya publik. Pada Perjanjian pemborongan pekorjaan mendirikan gedung Asrama Pendidikan Guru Perawatan Jakarta ini,dua kebentuan tersebut adalah: Keppres 14A/198O & Keppres 18/1981. Masalahnya adalah sampai sejauh mana ketentuan publik tersebut berpengaruh bagi perjanjian ini.
Berdasarkan penelitian melalui penelusuran perpustakaan dan juga melalui serentetan wawancara dengan petugas setempat diperoleh hasil : Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Mendirikan Gedung Asrama Pendidikan Guru Perawatan Jakarta, antara Departemen Kesehatan dengan PT. Bangun Indah Sakti diiakukan berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara, yang dicantumkan dalam Tap MPR Il/1983.
Diperiukan campur tangan pemerintah untuk menentukan pemborong pelaksana melalui pelelangan sehingga terjadi pemerataan antara pemborong yang ekonominya lemah dan pemborong yang ekonominya kuat. Azas kebebasan berkontrak buku III Kibab Undang-undang HUKUM PERDATA dibabasi. Instansi Pemerintah meskipun dalam rangka melakukan tugas publiknya dalam hal iai bertindak sebagai badan perdata."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Mariyati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara traits dan teacher efficacy pada guru sekolah alam di jenjang pendidikan dasar. Pengukuran traits menggunakan alat ukur NEO-PI (McCrae & Costa, 2003) yang telah dimodifikasi oleh peneliti dan pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur teacher efficacy scale (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy & Hoy‟s, 1998). Partisipan berjumlah 42 orang guru sekolah alam yang memiliki karakteristik telah mengajar minimal 1 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara trait neuroticism dan teacher efficacy (r = -.537; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi trait neuroticism guru sekolah alam, maka semakin rendah teacher efficacy yang dimilikinya. Hasil yang berbeda ditemukan pada korelasi antara trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness dan teacher efficacy yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (r = .402, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait extraversion; r = .464, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait openness to experience, r = .579, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait agreeableaness, r = .693, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 untuk trait conscientiousness). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, dan conscientiousness guru sekolah alam, maka semakin tinggi pula dalam menampilkan teacher efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan screening kepribadian ketika perekrutan guru sekolah alam. Selain itu, guru sekolah juga perlu diberi intervensi sejak dini untuk meningkatkan teacher efficacy.

Abstract
This research was conducted to find the correlation between nature traits and teacher efficacy in hatural schools teachers. Traits was measured using a modification instrument named NEO-PI (McCrae & Costa, 2003) and teacher efficacy was measured using a modification instrument named teacher efficacy scale (Tschannen-Moran, Woolfolk Hoy & Hoy‟s, 1998). The participants of this research are 42 teachers of natural schools who have teaching experince minimal one year. The main results of this research show that trait neuroticism negatively correlated significantly with teacher efficacy (r = -.537; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). This is mean that higher trait neuroticism of natural school‟s teachers, so their teacher efficacy will be lower. But, another traits (extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness) show that they are positively correlated significantly with teacher efficacy (r = .402, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait extraversion, r = .464, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait openness to experience, r = .579, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait agreeableaness, r = .693, p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01 for trait conscientiousness). This is mean that higher trait extraversion, openness to experience, agreeableaness, conscientiousness of natural school‟s teachers, so their teacher efficacy will be higher too. Based on these results, natural school ought to held a personality screening in recruitment and give intervention, such as training or seminar to teachers that can increase teacher efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan nasional yang harus di penuhi oleh seorang guru yang di buktikan dengan ijasah yang mencerminkan kemampuan akademik yang relevan dengan bidang tugas guru. Guru pada SD/MI dan SMP/MTs, masing-masing harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Sarjana S1 PGSD dan S1 program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan di peroleh dari program studi yang terakreditasi
... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Fatia Qandhi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pelatihan mengenal siswa berkebutuhan khusus dalam menumbuhkan sikap positif calon guru PAUD dalam konteks
pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan within-subject one group pretest posttest design. Partisipan penelitian adalah mahasiswa PG-PAUD semester 7 di salah satu universitas di Jakarta (n=19). Pelatihan berlangsung selama 675 menit dengan topik anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Modul pelatihan dirancang berdasarkan hasil studi literatur, landasan teori, dan analisis kebutuhan. Sebagai langkah untuk mengetahui efektivitas program pelatihan, sikap calon guru diukur menggunakan Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Hasil uji signifikasi Wilcoxon Signed Rank menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada sikap calon guru setelah pelaksanaan pelatihan (p=0,004). Terdapat beberapa faktor yang dapat menjelaskan efektivitas pelatihan dalam menumbuhkan sikap
positif, diantaranya dilihat dari sudut pandang pembentukan sikap, strategi mengubah sikap, dan penggunaan experiential learning Kolb. Berdasarkan hasil uji statistik juga diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan skor sikap yang signifikan setelah tiga minggu
pelaksanaan pelatihan (p=0,219). Faktor yang diduga menyebabkan belum efektifnya pelatihan dalam mempertahankan sikap positif calon guru diantaranya berkurangnya paparan terhadap anak berkebutuhan khusus setelah pelatihan, tidak diterapkannya strategi partisipasi aktif secara penuh selama pelatihan, dan proses penerapan daur belajar Kolb yang kurang ajeg. Temuan pada penelitian ini memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk memberikan penguatan setelah pelaksanaan pelatihan.

This study aimed to examine the effectiveness training of recognizing student with special needs in fostering positive attitudes pre-service teachers of early childhood education in inclusive education context. A within-subject one group pretest posttest was designed in
this study. Training was developed for the semester 7 pre-service teachers of early childhood education program at one of the universities in Jakarta (n=19). Training
consisted of a 675 minutes face to face training session comprising topics such as children with special needs and inclusive education. Training module was designed based on literature studies, the theoretical foundation, and need analysis. In order to know the effects of the training program, the pre-service teachers attitude was measured using the Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Wilcoxon Signed Rank significance test revealed that there are significant differences in the preservice teachers attitude after training (p=0,004). There are several factors that can
explain the effectiveness of training in fostering positive attitude, such as aspects of attitude formation, strategies to change attitudes, and the Kolbs experiential learning approach. The results of statistical tests also revealed that there are no significant differences in the pre-service teacherss attitude after three weeks of training (p = 0.219).
Factors that might have caused the ineffectiveness of training in maintaining positive attitude, such as reduced exposure to children with special needs after the training, not implementing a full active participation strategy during training, and the lack of steady
implementation of the Kolb learning cycle. These findings suggest that the future researcher also can consider to conduct strengthening after training program was
performed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Febrina Ekasari
"Emosi dapat timbul oleh suatu stimulus yang dialami individu yang bersangkutan, baik yang datang dari luar seperti peristiwa kehilangan anggota keluarga maupun yang datang dari individu itu sendiri seperti pikiran-pikirannya, hanya jika stimulus tersebut diangap penting atau menyentuh kepedulian (concern) individu tersebut. Emosi yang dialami individu bukan merupakan sesuatu hal yang selalu diekspresikan, melainkan dialami sebagai penilaian atas situasi serta kesiapan aksi (tendensi aksi atau aktivasi) dan juga gejala-gejala perubahan faali. Ada berbagai macam emosi, salah satunya adalah emosi marah. Adalah suatu hal yang wajar jika individu mengalami emosi marah, namun yang penting adalah bagaimana individu tersebut memahami pengalaman marahnya sehingga apa yang dialaminya tidak mengganggu dirinya maupun keserasian hubungannya dengan orang lain. Walaupun emosi marah merupakan emosi umum yang dapat ditemui pada setiap individu dalam berbagai macam kelompok, namun perbedaan antar kelompok dapat membawa pada perbedaan pengalaman marahnya, termasuk pada penilaian dan kesiapan aksi. Kelompok yang diteliti dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di pendidikan pra-sekolah (preschool). Sebagai seorang pendidik, guru dituntut mempunyai kematangan emosi. Kematangan emosi tersebut bisa tercapai melalui pengenalan atau pemahaman emosi dirinya sendiri sehingga ia tidak terpengaruh secara berlebihan sewaktu mengalami suatu emosi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengalaman emosi marah khususnya dalam penilaian dan kesiapan aksi pada guru pendidikan pra-sekolah di Jakarta. Selain itu penelitian ini juga merupakan bagian dari penelitian yang akan dilakukan oleh Prof. DR. Suprapti Sumarmo Markam dengan berbagai macam kelompok di Indonesia.
Subyek penelitian ini adalah guru pendidikan pra-sekolah yang ada di Jakarta yang masih aktif mengajar. Sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner emosi Frijda dan Markam (1992) yang merupakan terjemahan kuesioner Frijda-Kuipers-TerSchure sebagai instrumen penelitian. Kuesioner itu terdiri dari tiga bagian, yaitu kuesioner penilaian, kuesioner kesiapan aksi, dan kuesioner umum emosi. Gambaran penilaian dan kesiapan aksi diperoleh dengan menghitung mean score tiap item/dimensi penilaian dan kesiapan aksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi penilaian pada pengalaman emosi marah yang paling menonjol pada guru pendidikan pra-sekolah adalah: valensi, kemudahan, kemungkinan dapat diubah, keterkendalian, antisipasi usaha, dapat diharapkan, dan dapat diharapkan oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap situasi yang menyebabkan emosi marah pada kelompok ini berkaitan dengan situasi yang dinilai: tidak menyenangkan, menghambat tujuan pribadi, dapat diubah, dapat dikendalikan, memerlukan usaha untuk mengatasinya, tidak diharapkan oleh pribadi, namun diharapkan oleh orang lain. Sedangkan dimensi kesiapan aksi pada pengalaman emosi marah yang menonjol dalam penelitian ini adalah: menghilangkan, mendidih di dalam, reaktans, memperhatikan, melawan, membetulkan, dan ketergantungan. Hal ini menunjukkan bahwa guru pendidikan prasekolah dalam penelitian ini memiliki kecenderungan yang mencolok untuk: menghilangkan atau menghapus perisiwa yang telah teijadi, darah terasa mendidih, menangani situasi, mencoba memberi perhatian penuh pada apa yang terjadi, menahan atau melawan, meluruskan apa yang telah teijadi, dan ingin ada yang menolong. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk dapat lebih mengetahui pengalaman emosi marah pada guru pendidkan pra-sekolah di Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S3290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maulia
"Pendidikan inklusif menuntut guru untuk berinteraksi tidak hanya dengan siswa reguler namun juga siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas, serta mendapatkan gambaran manajemen kelas seperti apa yang dilakukan guru di kelas inklusif. Sejumlah 40 guru kelas dari delapan Sekolah Dasar Negeri Inklusif di Depok terlibat dalam penelitian ini. Sikap guru terhadap pendidikan inklusif diukur menggunakan MATIES-VI dan manajemen kelas diukur melalui alat ukur manajemen kelas. Untuk melihat perilaku manajemen kelas guru, dilakukan observasi melalui video rekaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas dengan nilai korelasi r sebesar 0,475 ? < 0,01 . Sementara hasil observasi memperlihatkan bahwa perilaku manajemen kelas guru lebih sering muncul pada dimensi format pembelajaran.

Inclusive education requires teachers to interact not only with regular students but also special educational need SEN student. This study aims to determine whether there is a relationship between the teachers rsquo attitudes towards inclusive education and classroom management, and also get an overview about classroom management that teachers actually do in inclusive classroom. 40 teachers from eight Inclusive Public Primary School in Depok has been willing to engage in this research. The attitude of teachers towards inclusive education is measured using the MATIES VI and classroom management is measured by classroom management instrument. To view the teachers rsquo classroom management, observations was done through the video footage.
The results showed that there is a significant relationship between the teachers rsquo attitude towards inclusive education and classroom management with a value of correlation r of 0,475 at 0,002 significance 0,01 . While the results of observations show that teachers rsquo classroom management behavior occurred more frequently in learning format dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>