Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsabilla Khairunnisa Dwiputri
Abstrak :
Globalisasi menjadi pintu gerbang untuk penyebaran budaya Korea ke seluruh dunia sehingga minat masyarakat di dunia terhadap budaya Korea menjadi meningkat. Masuknya budaya asing di suatu negara tentu memerlukan beberapa penyesuaian ulang karena tiap negara memiliki budayanya masing-masing. Penyesuaian ini dinamakan sebagai glokalisasi, yaitu perpaduan budaya global dengan budaya lokal yang kemudian menciptakan penggabungan atau penyatuan antara yang global dengan yang lokal. Penelitian ini menganalisis upaya-upaya glokalisasi yang dilakukan restoran Kyochon dan restoran Goobne di Indonesia. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi glokalisasi yang dilakukan di kedua restoran yang dimaksud tidak hanya sebagai bentuk strategi pemasaran, tetapi juga sebagai bentuk negosiasi antara budaya Korea dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. ......One of the impact of globalization is the spread of Korean cultures that take over the world which has led to the increased number of the public interest on the culture. The entry of foreign cultures due to globalization requires some adjustments since each country has its own culture. This adjustment is known as glocalization. The concept of glocalization is a mixture of the global and local culture which later create a fusion between the global and the local. This study is set to analyze the glocalization efforts of Kyochon and Goobne restaurants in Indonesia. The research method is descriptive qualitative with literature review, observation, and interviews as the data collection process. As a result, the glocalization strategies were carried out not only as a form of marketing strategy but also as a form of negotiation with the culture and customs of the Indonesian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rofitahayu Purwandari
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai salah satu restoran yang berfokus pada Hansik makanan Korea , An.Nyeong melakukan bebagai upaya dalam mempromosikan produk-produknya salah satunya melalui konsep glokalisasi. Jurnal ini menganalisis glokalisasi yang dilakukan An.Nyeong dalam promosi Hansik di Indonesia, khususnya Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya glokalisasi seperti apa saja yang dilakukan restoran An.Nyeong untuk promosi Hansik sehingga sesuai dengan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah dalam promosi Hansik di Kota Depok,restoran An.Nyeong beradaptasi dengan budaya lokal dan tidak sepenuhnya mengikuti budaya yang diterapkan restoran Korea yang ada di Korea.
ABSTRACT
As one of many restaurants that focuses on Hansik Korean food , An.Nyeong did a lot of efforts in promoting their products using glocalization concept.This paper analyzes about An.Nyeong 39;s glocalization effort in promoting Hansik in Indonesia, especially in Depok City. The purpose of this research is to find out what kind of glocalization effort that An.Nyeong has done in order to promote Hansik, so it can go along well with the local culture. The research method used in this paper is descriptive qualitative. The data used for this research are collected using literature review, field observation, and interviews. The result of this study shows that, in promoting Hansik in Depok City, An.Nyeong is able to adapt with the local culture and does not fully apply all of the Korean culture that Korean restaurants mostly do in Korea.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Axel Amorio Sebastian R
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai pendatang baru di industri musik, penyanyi rap asal Indonesia Brian Imanuel atau Rich Chigga berhasilmenembus pasar musik Amerika. Agar diterima pendengar musik di Amerika, Brian Imanuel menerapkanglokalisasi yaitu dengan memasukkan unsur budaya Amerika pada karya-karyanya. Dengan menerapkanglokalisasi dalam membangun personal branding-nya, Brian dapat dikenal pendengar musik rap di Amerika danmusisi-musisi rap besar Amerika serta masuk skena musik di Amerika.
ABSTRACT
As a newcomer to the music industry, Indonesian rap singer Brian Imanuel or Rich Chigga successfully penetratedthe American music market. In order to be accepted by American music listeners, Brian Immanuel appliedglocalization by incorporating American cultural elements into his works. By applying glocalization in building his personal branding, Brian gets attention of American music listeners and also American rap musicians and enterthe music scene in America.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sherrish Serafinna Tanudirdjo
Abstrak :
Inovasi telah membawa peradaban melalui berbagai perubahan. Di antara banyaknya perubahan yang ada, globalisasi memiliki dampak yang paling besar, terutama dalam hal hubungan sosial dan struktur. Globalisasi telah memicu budaya-budaya yang berbeda untuk saling bersinggungan, menyebabkan adanya hibridisasi antar budaya. Glokalisasi muncul saat budaya local berpadu dengan budaya popular. Melihat komik digital, makalah ini bertujuan untuk menganalisis adaptasi manhwa Korea dalam Webtoon sebagai bagian dari glokalisasi dalam komik digital Indonesia berjudul 7 Wonders. Makalah ini menggunakan konten analisis kualitatif untuk pengumpulan data dan menggunakan paradigma interpretif. Unsur glokalisasi dalam serial Webtoon “7 Wonders” dapat dilihat dari penggunaan budaya lokal Indonesia di dalam konten dari serial tersebut. Sementara itu, layout dan gaya menggambar mengikuti budaya popular Korea. Berdasarkan penemuan, serial Webtoon “7 Wonders” mengandung unsur glokalisasi seperti terlihat dalam penggabungan budaya Indonesia dan Korea di dalamnya. Serial tersebut mengambil gaya dan layout dari manhwa Korea popular dan memperkayanya dengan konten budaya lokal. ......Innovations have led humanity to numerous changes. Amongst the many shifts and changes, globalisation was deemed to have the most consequential impact in human history, especially in social relationships and structures. As globalisation leads to different cultures intersecting, some cultures may start to create a hybrid. Glocalisation exists when a local culture is mixed with a popular culture. Looking at webcomics, this paper aims to analyse the adaptation of Korean manhwa in Webtoon as a part of glocalisation in an Indonesian webcomics titled “7 Wonders”. This research paper will use qualitative content analysis for data collection and adopts an interpretive paradigm. The presence of glocalisation in the Webtoon series “7 Wonders” can be identified in the usage of local Indonesian culture as the content of the series. Meanwhile, the layout and style largely adopts that of the popular Korean culture. Based on the findings, the presence of glocalisation can be seen in the Webtoon series “7 Wonders” through the mixture of Indonesian and Korean culture within the series. The series adopts the style and layout of popular Korean manhwa, while enriching the content with local culture.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Dwi Lusianov
Abstrak :
Tesis ini membahas representasi kebudayaan global dan lokal (glokal) pada dua buku teks Bahasa Inggris melalui analisis multimodalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan bagaimana citra visual merepresentasikan glokalisasi kebudayaan pada buku teks bahasa Inggris yang digunakan di kelas pembelajaran masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif yang berfokus pada citra visual dengan perspektif multimodal. Data diperoleh dari dua buku teks Bahasa Inggris kelas XI SMA kurikulum 2013 edisi revisi 2017, Buku A dan Buku B. Perbedaannya terletak pada buku pertama diterbitkan oleh Kemendikbud dan buku kedua diterbitkan oleh penerbit swasta dan lokal. Objek data dari penelitian ini adalah citra visual pada kedua buku teks bahasa Inggris. Data kemudian diklasifikasikan menggunakan teori konten kebudayaan Cortazzi dan Jin (1999), unsur kebudayaan Yuen (2011), dan dianalisis melalui pendekatan multimodal dengan menggunakan teori tata bahasa visual Kress dan van Leuween (2006). Hasil penelitiannya menunjukkan beberapa temuaan penting mengenai representasi kebudayaan di tiap buku teks tersebut. Pertama, terdapat pola glokalisasi kebudayaan pada Buku A. Representasi kebudayaan dalam citra visual Buku A lebih banyak menggunakan partisipan fiksional/kartun, proses tindakan berupa dialog, warna yang datar, tanpa bingkai dan latar belakang. Kedua, terdapat pola glokalisasi kebudayaan pada Buku B. Representasi kebudayaan dalam citra visual Buku B lebih banyak menampilkan partisipan asli, representasi konseptual simbolis, warna hitam dan putih, dengan bingkai. Ketiga, terdapat beberapa perbedaan antara Buku A dan Buku B. Dalam hal glokalisasi kebudayaan, Buku A lebih banyak merepresentasikan konten kebudayaan bahasa target (C2), sedangkan Buku B lebih didominasi konten kebudayaan lokal (C1). ......This thesis discusses the representation of global and local culture (glocal) in two English textbooks through multimodal analysis. The aim of this study is to analyze and describe how visual images represent cultural glocalization in English textbooks used by Indonesian classrooms. The research employs a qualitative study by focusing on visual elements of multimodal perspectives. Data were obtained from two textbooks for grade XI Senior High School Curriculum 2013, revised edition 2017, Book A and B. The difference lies in the publisher in that the former was published by the Ministry of Education and the latter by a local and private publisher. The object of this study is the visual images found in both of the English textbooks. The data were then classified using the theory of cultural content by Cortazzi and Jin (1999), cultural elements by Yuen (2011), and analyzed with multimodal approach using the theory of visual grammar by Kress and van Leuween (2006). The study indicates several key findings of cultural representation in each textbook. First, there are several patterns of cultural glocalization in Book A in that the cultural glocalization of Book A mostly uses fictional characters/participants, action processes in the form of dialogues, and flat colors without frames and backgrounds. Secondly, the patterns of cultural glocalization in Book B reveal that the cultural glocalization of Book B mostly uses real participants, symbolic images, black and white color scale, and frames. Finally, there are some differences between the books. In terms of cultural glocalization, Book A is dominated by the representation of the cultural contents of target language (C2), whereas Book B mostly represents local culture (C1).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siga, Willfridus Demetrius
Abstrak :
Generasi Milenial dinilai memiliki karakter aktif, menguasai kemampuan teknis dan individual. Kompetensi ini sering tidak diimbangi dengan kemamppuan individu untuk peduli terhadap persoalan ideologi bangsa. Ideologi dalam hal ini adalah Pancasila yang masih dipandang sebagi produk masa lalu, intimidatif bahkan berbuah menjadi teknik degradasi massa. Pertama, penulis mengangkat pemikiran George Ritzer dan Roland Robertson yang menyebut bahwa otentitas globalisasi harus kuat berpijak pada glokalisasi. Kedua, menggunakan perspekti Gabriel Marcel yang menawarkan sebuah pendekatan berbeda bagi generasi milenial yangt hidup dalam revolusi digital yaitu kehadiran sebagai tindakan kolektif. Tindakan yang dimaksud adalah sebuah tindakan sosial di mana individu secara rela mengambil bagian melalui kehadiran yang leibatkan perasan dan keterbukaan terhadap persoalan nasionalisme sehingga Pancasila dapat dialami sebagai ideologi yang kaya nilai dan habitus kolektif.
Jakarta: REformed Center for Religion and Masyarakat (RCRS), 2018
200 SODE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library