Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutarto
"Simulasi dinamika aliran multifase telah dilakukan untuk sistem gelembung udara tunggal di dalam air, butiran air jatuh di permukaan air, dan kolom gelembung. Untuk mengklarifikasi hasil simulasi, eksperimen gelembung udara tunggal di dalam air dilakukan dengan menggunakan sensor Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) 4D. Simulasi gelembung tunggal dan butiran air jatuh dilakukan dengan persamaan Navier-Stokes. Metode medan fase digunakan untuk melakukan penjejakan lapisan antar muka gelembung udara-air dan butiran air-udara. Metode medan fase kurang stabil dalam memodelkan lapisan antar muka gelembung udara di dalam air. Selain hilangnya massa fase, persamaan medan fase juga tidak dapat mengendalikan deformasi gelembung udara sehingga menghasilkan evolusi gelembung yang tidak alamiah. Dengan menambahkan viskositas efektif udara, kehilangan massa dapat diminimalisir menjadi 0,15% sedangkan deformasi gelembung udara sangat teratur dan sesuai dengan data eksperimen. Dengan menggunakan besaran-besaran fisis standar, metode medan fase ternyata menunjukkan performa yang baik ketika digunakan untuk memodelkan butiran air jatuh di permukaan air. Ketidak-stabilan yang muncul pada pemodelan gelembung udara di dalam air dipengaruhi oleh faktor lapisan antar muka dan gaya tegang permukaan yang bekerja padanya. Model turbulen k?  digunakan untuk mensimulasikan aliran gelembung pada kolom gelembung. Hasil simulasi menunjukkan munculnya sirkulasi air dan aliran gelembung yang koheren. Hasil simulasi menunjukkan kesesuaian dengan data eksperimen yang diambil menggunakan sensor ECVT 4D.

A Series of transient simulations for multiphase flow system had been done for a single bubble rising through stagnant water, a single water droplet falling down to a liquid, and in bubble column reactor. Experimental studies also performed to clarify the simulation results using Electrical 4D Capacitance Volume Tomography (ECVT) with 16 Electrodes. Navier-Stokes was employed to simulate the single bubble rising and water droplet system. Phase field model is used to track the interface of the two phases but the bubble shape's deformation shows unnatural behavior indicating that the phase field method could not hold the bubble-water interface. Moreover, the phase field method could not prevent the mass loss of the gas phase in quite significant amount. Different series of simulations had been done to clarify the problem by adding the so-called effective bubble's viscosity constant. 4D ECVT experimental result shows good agreement with the simulations results. The unnatural behavior of the bubble rising maybe caused by an interface controlling parameter and the surface tension which is directly connected to the surface tension coefficient. In water droplet system, using standard physical properties of air and water, the phase field method shows an excellent performance. It is also found that water droplet system has laminar behavior rather than turbulence. Transient simulation for the bubble column using k?  turbulence model revealed water circulation and coherent bubble plume flows. Qualitatively, the simulations of the bubble column had shown well agreement with experimental data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Antonio Nathan Bulangan
"Flotasi merupakan suatu pemisahan zat atau unsur kimiawi pada partikel di dalam cairan/larutan memanfaatkan gelembung sebagai teknologi terbaharukan. Partikel yang bersifat hidrofilik karena pengaruh reagent akan berinteraksi pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan. Tidak hanya itu, agregat ini kemudian bergerak dengan vektor yang fluktuatif karena sifat gelembung yang bergolak dengan kacau. Pengaruh gelembung yang bergerak atau dinamis dari nozzle akan menghasilkan perubahan profil aliran di kisaran gelembung, sehingga agregat yang terletak, khususnya di bagian atas dan bawah gelembung akan terganggu oleh vortex di sekitar gelembung. Namun arah aliran dari fluida yang terbentuk dari vortex pada partikel dapat mengacaukan proses pelekatan partikel pada gelembung Dalam proses simulasi, nilai kecepatan aliran di bagian atas partikel berkisar antara 51.5 ? 54.2 mm/s dimana valid dengan kecepatan gelembung yang berkisar 35 ? 37 mm/s. Tidak hanya itu, arah vektor fluida yang ditunjukkan pada hasil simulasi menggunakan Computational Fluid Dynamic menunjukkan besarnya perilaku untuk partikel menggelinding (rolling), meluncur (sliding) atau bertumbuk (bouncing) ke arah samping baik kiri maupun kanan. Selain itu, bentuk partikel juga dapat merubah profil medan aliran kisaran gelembung sehingga pergerakan gelembung akan membentuk profil yang diakibatkan adanya partikel yang melekat pada gelembung.

Flotation is a separation of a substance or chemical elements in the particles in fluid / solution utilizing the bubble as renewable technologies. Particles hydrophilic due to the influence of reagent will interact on air bubbles and will carried to the surface of the solution. Not only that, the aggregate is then moved by the vector fluctuating due to the volatile nature of the chaotic bubbles. The influence of bubbles moving or dynamic of the nozzle will produce a change in the flow profile in the range of bubbles, so that the aggregate located, especially at the top and bottom of the bubble will be disturbed by the vortex around the bubble. But the direction of flow of the fluid formed of the vortex in the particle can disrupt the process of attachment of particles on the bubble in the simulation process, the value of the flow velocity at the top of the particles ranging between 51.5 - 54.2 mm / s where the bubbles are valid at speeds ranging from 35-37 mm / s. Not only that, the direction vector fluid shown in the simulation results using Computational Fluid Dynamic shows the behavior of the particles rolling (rolling), sliding (sliding) or fight (bounces) in the direction of either left or right side. In addition, particle shape as well can alter the flow field profile so that the range of movement of the bubbles will bubble forming a profile that caused the particles are attached to the bubble."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Adrian Putranto
"Transportasi kapal telah menjadi salah satu komoditas utama dunia. Ada banyak cara untuk meningkatkan efisiensi transportasi laut, terutama komoditas antar negara bahkan antar pulau. Salah satunya dengan mengurangi hambatan pada lambung kapal. Teknik reduksi hambatan kapal yang akan diteliti di dalam percobaan ini adalah  teknik bubble drag reduction yang diperkenalkan oleh (Madavan, 1985) dan (Kodama, 2000). Pada percobaan kali ini akan dilakukan analisis injeksi gelembung mikro untuk mencari efisiensi aliran pada dinding lambung kapal dalam perhitungan numerik ANSYS FLUENT. Metode yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Volume of Fluid dimana dimensi geometri yang dibuat berukuran 90mm x 10mm dengan letak injeksi gelembung berada di dinding pelat datar dengan jarak 30mm terhadap sumbu x. Variasi yang dilakukan merupakan variasi kecepatan injeksi gelembung sebesar 0m/s, 10.9m/s, 21.8m/s, 32.7m/s. Kemudian akan diberikan 10 titik dengan jarak 0.003mm dari dinding pelat untuk menentukan kecepatan aliran fluida dan menentukan efisiensi dari setiap aliran.

Ship transportation has become one of the world's main commodities. There are many ways to improve the efficiency of sea transportation, especially commodities between countries and even between islands. One of them by reducing the resistance on the hull of the ship. The ship drag reduction technique that will be investigated in this experiment is the bubble drag reduction technique introduced by (Madavan, 1985) and (Kodama, 2000). In this experiment, microbubble injection analysis will be carried out to find the flow efficiency on the hull wall in the numerical calculation of ANSYS FLUENT. The method that will be used in this experiment is Volume of Fluid where the dimensions of the geometry are 90mm x 10mm with the injection bubble located on a flat plate wall with a distance of 30mm from the x-axis. The variations carried out are variations in bubble injection speed of 0m/s, 10.9m/s, 21.8m/s, 32.7m/s. Then 10 points will be given with a distance of 0.003mm from the plate wall to determine the fluid flow velocity and determine the efficiency of each flow.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimitry Ratulangie Ichwan
"Penerjemahan home secara fenomenologi cenderung berkonotasi romantik, di mana home menjadi sumber keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Kesimpulan mengenai home ini bermasalah, mengingat bila ketiga aspek tersebut sudah tidak ada di tempat yang kita nobatkan sebagai sumber privasi maksimal, home akan menghilang. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode interpretasi peleburan cakrawala ini melihat bagaimana home dapat dicermati melalui pemahaman fenomenologi dan naturalisme, sebuah pendekatan baru yang mempertimbangkan hukum alam dalam penghayatan manusia terhadap ruangwaktu tertentu. Melalui pendekatan ini, home terbentuk melalui hubungan positif antara seorang subjek dengan sebuah tempat di ruangwaktu tertentu. Memori dan pengalaman subjek terhadap tempat memperboleh gelembung home yang selalu dibawa oleh manusia melebur dengan gelembung yang ada di lingkungan. Semakin banyaknya peleburan gelembung yang terjadi, subjek akan memiliki akses ke waktu yang lebih variatif. Dengan itu, melalui perspektif fenomeno-naturalis ini, home dilihat sebagai sebuah gelembung yang bersifat dinamis, transformatif, serta memiliki kemampuan untuk merumahkan keberadaan fisik maupun metafisik.

A phenomenological interpretation of home is usually done in a romantic manner, in which home is thought to be a source of safety, comfort, and security. This conclusion of home is problematic, considering that if all of these components do not exist in a certain place, home will dissipate. This research, which was conducted by using fusion of horizon method, aims to see if the concept of home can be understood through a new approach which weighs in natural law in human perception towards a certain spacetime. Through this method, home is formed via positive connection between a subject with a certain place in a certain space time. The memories and experience of a subject towards a place allows their home bubble that is always carried by them to merge with the bubbles present in the environment. The more frequent this merger happens, the subject will have access to more time. Hence, through this phenomeno-naturalistic perspective, home is defined as a bubble that is dynamic, transformative, and has the ability to house physical and metaphysical entities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ristanto
"Gelembung adalah gas terperangkap dalam fluida yang salah satunya dihasilkan dengan menyuntikkan 'gas lieatau fluida melalui suatu nriiis (nossel) dan bergerak karena gaya apung (buoyancy). Bentuk gelembung berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya Bentuk gelembung mempengaruhi bentuk lintasan dan kecepatan arah vertikalnya.
Gelembung berperan pada beberapa hal, yang walaupun terlihat jarang diperhntikan namun peranannya sangat signifikan dalam bidang-bidnng tertentu. Gelembung sangat diharapkan keberaclaannya pada pros-es~proses seperti pabrikasi bahan kimia, interaksi udara terhadap laut dan pencampuran gas dengan fluida.
Gaya apung dan tegangan permukaan merupakan faktor mama pembentuk gelembung. Keseimbangan dari kedua gaya inilah yang menyebabkan terbentuknya gelembung. Akibatnya, karena setiap fluida mempuuyai nilai tegangan permukaan yang berbeda, mal-ca gelernbung yang terbentuk untuk setiap Huidn yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama akan berbeda. Pada percobaan kali ini fluidanya adalah air dan gasnya adalah udara.
Pengambilan daia dilakukan pada parameter-parameter yang konstan, hanya debit aliran udara dan diameter nossel yang divariasikan. Laju aliran air pendorong udara diatur dengan pengatur aliran pada selang dan diukur oleh gelas ukur. Data yang didapat adalah gambar atau video pergerakan gelembung yang direkam dengan handycam. Setelah pengarnbilan data, hasilnya dianalisa menggunakan software image processing dan akan didapatkan gambaran fisik dari gelembung tersebut secara detiL seperti diameter, bentuk, kecepatan, proses pembentukannya, proses menghilangnya serta bentuk lintasan yang ditempuhnya.
Hasil yang didapat dari peroobaan adalah bahwa jika diameter nossei makin besar maka diameter gelembung yang terbentuk akan semakin besar pula. Debit aliran udara pembentuk gelembung tidak signitikan pengaruhnya terhadap diameter gelembung tetapi lebih condong kepada besar irekuensi gelembung (keseringan gelembung muncul per satuan waktu).

Bubble is gas snared in fluid which is one of them yielded by inseminating gas into a fluid or dilution through an or-#ice (nozzle) and make a move that caused by float force (buoyancy). Bubble form dwrent each other as according its characteristic. Bubbleform influence trajectory form and velocity of its vertical direction.
Bubble share at several things, what although seen seldom be paid attention but its role very significant in certain fields. The Bubble 's existence is very expected to processes like in chemical's fabrication. air interaction to sea and mating of gas with fluids.
Buoyancy and surface tension represent the main factor of bubbles former. The Balancing both of these forces cause to be formed of bubbles. As a result, because every fluid have dwrent value of surilce tension, hence formed bubble to each differentfluid but in same condition will be dWrent. At this attempt the fluid is water and the gas is air.
Intake of data done at constant parameter, only air stream debit and nozzle diameter which are variated The water 's flowrate that push the air arranged with stream regulator at hose and measured by measured tube. The accepted data are pictures or videos of bubbles movement, recorded by handycam. After intake of data, its result is analysed using image processing software and will be got image physical bubble in detail, such as diameter; shape, velocity, forming process, its disappearing process and also form of its trajecton.
Result of which is gotten from attempt are that if the nozzle diameter is bigger hence formed bubble diameter will be ever greater also. The debit of air flow of bubble former is not signyicant at influence to bubble diameter but it is more attend to bubble frequency (ojen bubble emerge per set of time).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Kurniawansyah
"ABSTRAK
Sebuah algoritma yang baik diberikan untuk perhitungan tekanan gelembung dan tekanan embung dengan menggunakan persamaan keadaan (EOS/Equation of Srate ) untuk sistem campuran Algoritma ini dimulai dengan menghitung estimasi awal dengan prosedur yang diusulkan. Estimasi awal yang baik akan memberikan solusi yang baik, dengan dengan demikian masalah solusi trivial yang sering timbul l-:arena estimasi awal yang buruk dapat diatasi_ Setelah estimasi awal yang baik, kemudian dilanjutlcan dengan mennbelilgnny kqndini konvergensi rnengatasi masalah konvergensi berilkutnya yaitu konvergen pada solusi yang salah. Tanpa kondisi konvergensi yang diusulkan kerap perhitugan tekanan gelembung dan tekanan emhun menghasilkan solusi yang salah walaupun konvergensi tercapai.
Algoritma ini membuktikan bahwa dengan estimasi awal yang baik dan kondisi konvergensi yang baik maka hasil perhinmgan yang dihasilkan pun akan balk. Ini bisa dilihat dari perbandingan algoritma perhitungan tekanan gelembung dan tekanan embun yang diusulkan dengan algoritma umum perhitungna tekanan gelembung dan tekanan embun yang diberikan di Skripsi ini.
Persamaan Keadaan Peng-Robinson dan Soave digunalcan dalam penulisan Sknpsi ini, tetapi algoritma perhitungan yang diusulkan cukup umum untuk digunakan dengan persamaan keadaan lainnya.

"
2001
S49015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Rizaldi
"ABSTRAK
Kapasitas produksi bahan bakar fosil semakin menurun. Salah satu solusi untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan diversifikasi energi. Mikroalga merupakan salah satu mikroorganisme yang berpotensi sebagai bahan bakar alternatif. Kultivasi mikroalga dalam skala besar menggunakan fotobioreaktor dengan aerasi gelembung mikro. Metode untuk menghasilkan gelembung mikro dapat menggunakan fluid oscillator. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran gelembung terhadap proses fotosintesis Synechococcus HS-9. Pembentukan gelembung menggunakan fluid oscillator jenis single loop dan double loop. Karakteristik fluid oscillator diperoleh berdasarkan data suara dan computational fluid dynamics. Data ukuran gelembung diambil menggunakan kamera berkecepatan tinggi pada debit aliran 6 lpm, 9 lpm, 12 lpm, 15 lpm dan poros mikro dengan ukuran 10 μm. Hasil data tersebut diolah dengan menggunakan image processing menggunakan aplikasi imageJ. Data pertumbuhan Synechococcus HS-9 diambil setiap hari pada debit 6 lpm dengan menggunakan optical density spectrophotometer. Hasil Data suara menunjukkan bahwa frekuensi yang dihasilkan single loop fluid oscillator lebih tinggi daripada double loop fluid oscillator pada variasi debit yang sama. Diperoleh hasil bahwa ukuran gelembung menggunakan single loop fluid oscillator lebih kecil daripada double loop fluid oscillator. Ukuran gelembung terkecil diperoleh pada single loop fluid oscillator dengan debit 6 lpm. gelembung yang lebih kecil berpengaruh terhadap pertumbuhan Synechococcus ­­HS-9. Semakin kecil ukuran gelembung pertumbuhan Synechococcus semakin baik.

ABSTRACT
The capacity of fossil fuel production is decreasing from year to year. One solution to overcome this problem is energy diversification. Microalgae is one type of microorganism that has the potential as an alternative fuel. Large scale microalgae cultivation utilize photobioreactors with aeration of microbubbles. One method to produce microbubbles make use of fluid oscillator. The purpose of this study was to determine the effect of bubble size on the Synechococcus HS-9 photosynthesis process. Bubble formation utilizes a single loop fluid oscillator and double loop. Characteristics of fluid oscillators are based on sound data and computational fluid dynamics. Bubble size data is taken using a high-speed camera at 6 lpm, 9 lpm, 12 lpm, 15 lpm and 10 µm micro porous shafts.. The results of the data are processed through image processing using the imageJ application Synechococcus HS-9 growth data is taken daily at fluid flow 6 lpm by using optical density spectrophotometer. Sound data results show that the frequency of single loop fluid oscillators is higher than double loop fluid oscillator at the same variation of discharge. The results showed that the size of the bubble using a single loop fluid oscillator was smaller than the double loop fluid oscillator. The smallest bubble size is obtained in a single loop fluid oscillator with a 6 lpm air flow. The smaller bubble size affects the growth of Synechoccus HS-9. The smaller the size of the bubble the Synechococcus growth is getting better.

 

"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Grahita Teja Kurmawan
"Chlorella vulgaris Buitenzorg merupakan penghasil biomassa yang memiliki banyak kegunaan khususnya sebagai suplemen makanan dan obat kesehatan, selain itu juga memiliki kemampuan fotosintesis untuk mengurangi efek pemanasan global melalui memfiksasi CO2. Berdasarkan faktor hidrodinamika seperti koefisien transfer massa (KLa) dan juga kecepatan superfisial gas (UG) merupakan faktor penting untuk memaksimalkan produksi menggunakan medium Benneck di volume 40 L fotobioreaktor dengan mengatur temperatur pada 290C; tekanan pada 1 atm; konsentrasi CO2 sebesar 5% dan pencahayaan dengan lampu Halogen Phillip 20W/12V/50Hz. Hasilnya proses scale up berdasarkan iso KLa merupakan faktor yang lebih baik untuk menghasilkan jumlah biomassa yang lebih tinggi dibandingkan iso UG. Dapat disimpulkan bahwa dengan iso KLa mampu memberikan hasil 30,4% biomassa dibandingkan iso UG dan menunujukkan bahwa parameter iso KLa lebih sesuai untuk scale up fotobioreaktor.

Chlorella vulgaris Buitenzorg is an useful biomass product that was especially for supplement food and health holistic drug, beside it's photosynthetic capability for minimizing global warming effect in through to CO2 fixation. Investigating an optimum hydrodynamic factor such as mass transfer coefficient (KLa) and also superficial gas velocity (UG) is important for maximizing Chlorella biomass production using 40 L Benneck medium in bubble column photo bioreactor that was set at temperature of 29_C; Pressure of 1 atm; CO2 concentration in bubbled gas 5%; and illuminated by a Phillip Halogen Lamp 20W/12V/50Hz. As a result, a scale up process based on similarity value of KLa at its optimum hydrodynamic factor tend an achieving higher biomass concentration than similarity of UG value. It was concluded that similarity value of KLa shown around 30,4 %"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51891
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Sadaqa Julantono
"Microbubble telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai proses, salah satunya untuk meningkatkan kualitas air. Microbubble dapat mengikat air yang keruh sehingga air menjadi bersih kembali. Salah satu cara untuk mendapatkan gelembung adalah peristiwa air entrainment. Air entrainment dari vertical plunging jet telah dipelajari untuk mengetahui efek dari variasi diameter nozzle terhadap laju air entrainment, kedalam penetrasi dan area dispersi dari gelembung yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan menggunakan set up alat seperti kolam pengamatan, downcomer, nozzle, flow meter, dan sistem pipa untuk menghubungkan pompa dengan kolam. Data kualitatif hasil eksperimen berupa video dan gambar didapat dengan menggunakan high speed video dan digital camera yang diolah menjadi data kuantitatif menggunakan image processing software. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter nosel mempengaruhi air entrainment. Laju air entrainment, kedalaman penetrasi gelembung dan luas dispersi gelembung dipengaruhi oleh ukuran nozzle.

Micro-bubble has been used for various processes, one of which is to improve water quality. Micro-bubble can bind turbid water so that the water becomes clean, and one option to achieve micro-bubbles is to generate air entrainment. Air entrainment from a vertical plunging jet has been studied to determine the effects of nozzle size on the air entrainment rate, the area of bubble dispersion, and ​​the penetration of bubble depth from the generated bubble. The experiment uses tools such as an observation water pool, downcomer, nozzle, flowmeter, and a pipe system to connect the pump with a water pool. High-speed video and digital cameras are used to capture video and image as qualitative data and are processed into quantitative data using image processing software. The results show that the diameter of the nozzle affects air entrainment. The air entrainment rate, the depth of bubble penetration, and the area of ​​bubble dispersion are affected by the size of the nozzle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destrianti Syamzida
"Teknologi gelembung mikro memiliki tingkat efisiensi yang tinggi pada proses flotasi dan aerasi untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang telah digunakan di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri penerapannya baru pada sektor perikanan dan lab industri skala kecil. Beberapa institusi seperti Indonesia Water Institute (IWI) telah mencoba meneliti gelembung mikro yang diperuntukkan untuk IPA. Namun, sistem reaktor yang ada saat ini belum mencapai kriteria gelembung mikro, terlebih lagi investigasi alat tersebut terhadap kemampuannya dalam proses flotasi dan areasi belum dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan sistem reaktor serta investigasi pengaruh dari kemampuan flotasi (kecepatan naik gelembung) dengan variasi ukuran gelembung serta kemampuan aerasi (waktu kontak perpindahan oksigen) dengan variasi koefisien transfer massa (KLa) dari berbagai sparger lokal dilakukan. Tindakan untuk pengembangan sistem reaktor adalah dengan meningkatkan kapasitas pompa dan kompresor, serta melakukan variasi debit air dan debit udara untuk diobservasi gelembung mikro terkecilnya. Metode untuk menganalisis kemampuan sparger adalah dengan menggunakan 3 sparger lokal, dimana  gelembung diukur secara optik (dan dianalisis gambar dengan software ImageJ) dan pengukuran konsentrasi DO setiap menitnya untuk menghasilkan ukuran gelembung dan KLa. Dari ketiga sparger, ukuran gelembung terkecil dihasilkan oleh sparger vortex yaitu 89 m. Hal ini berdampak pada hasil kecepatan naik terbaik nilai 17,67 m/h. Sparger vortex juga menghasilkan serta KLa tertinggi dengan nilai 0,297/min yang berdampak pada waktu kontak tercepat yaitu 3,64 menit dalam absorpsi gas ke dalam larutan. Berdasarkan hasil tersebut, sparger lokal ini memiliki kemampuan yang masuk ke dalam kriteria desain unit flotasi dan aerasi. Oleh karena itu, teknologi gelembung mikro dengan eksperimen skala lab untuk ketiga sparger dapat menjadi acuan dalam perkembangan teknologi mikro pada IPA di Indonesia.

Microbubble technology has a high level of efficiency in the process of flotation and aeration for Water Treatment Plants (WTP) and has been used in many developed countries. In Indonesia, this technology is not optimally utilized yet, only to fisheries and small-scale industrial laboratories. Although several institutions such as the Indonesian Water Intitute (IWI) have tried to evaluate microbubble technology for WTP but the current reactor system has not yet reached the microbubble criteria. In addition, there remains a significant gap in knowledge and research on microbubble local sparger manufacturers and their capabilities for WTP. Therefore, the development of the reactor system and the investigation of flotation ability (rising velocity) with variations in bubble size and aeration ability (oxygen transfer contact time) with variation in transfer coefficient (KLa) of various local spargers were carried out. To develop the reactor system, the capacity of pumps and compressor were increased, and variation in water & air discharge were carried out until the ideal microbubbles size were obtained. The method for analyzing sparger ability is to use 3 local spargers, where bubbles are measured optically (and analyzed with ImageJ) and measurement of DO concentration every minute produce bubble and KLa sizes. Of the three spargers, the smallest bubble size was produced by sparger vortex, which was 89 μm. This has an impact on the results of the best rising velocity 17,37 m/h. Sparger vortex also produced the highest KLa with a value of 0,297/min which had the fastest contact time of 3,64 minutes in gas absorption into the solution. Based on these results, these local spargers have capabilities that fall into the flotation and aeration unit design criteria. Therefore, these three spargers of microbubble technology lab-scale experiments can be a reference in the development of microbubble technology for WTP in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>