Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supit, James H.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa.kah dengan mengkonsumsi tablet fluor dapat meningkatkan kandungan fluor dalam saliva dan untuk mengetahui apa.kah ada hubungan antara kandungan fluor saliva pada anak yang mengkonsumsi tablet Flour atau yang tidak.

Penelitian dilakukan secara retrospektif laboratorik pada sejum1ah 63 anak yang sejak bayi menjadi pasien dokter spesialis anak di Klinik Elizabeth Pluit Jakarta Utara. Pengamatan meliputi pemeriksaan status medis pasien Klinik Elizabeth dan kuesioner perihal keteraturan anak dalam .aengkonsumsi tablet fluor yang telah diresepkan, serta pemeriksaan karies gigi sulung dan pengambilan saliva. Selanjutnya kandungan fluor saliva subyek diuku:r secara laboratorik dengan menggunakan alat Colorimeter DR- 100 (Model 41100-08 Kit).

Hasil uji analisis membuktikan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kandungan fluor saliva anak yang mengkonsumsi tablet fluor dengan yang tidak (t=1,8374; p
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Firsta Rahmi
Abstrak :
Latar Belakang: Salah satu sifat material restorasi yang sangat dibutuhkan dalam mencegah karies sekunder adalah sifat anti bakteri. Material yang mempunyai sifat anti bakteri lebih tinggi akan memiliki kemampuan pencegahan perkembangan biofilm yang lebih baik. Diantara berbagai jenis material restorasi yang berkembang di pasaran, Semen Ionomer Kaca (SIK) memiliki sifat anti bakteri yang paling baik. Hal ini dikarenakan SIK memiliki kemampuan pelepasan fluor. Dalam perkembangannya, Shofu Inc. memperkenalkan sebuah material bernama Giomer. Giomer merupakan material yang memiliki kemampuan pelepasan fluor. Giomer akan menciptakan fase glass-ionomer yang stabil, kemudian menginduksi reaksi asam basa antara fluor dan asam polikarboksilat dalam air yang dikembangkan sebagai filler Pre-Reacted Glass-Ionomer (PRG). Tujuan: Melihat pengaruh perbedaan kandungan fluor terhadap Pembentukan biofilm bakteri antara SIK dan Giomer. Metode: Sebanyak 32 sampel dipersiapkan dengan ukuran Ø 7 mm dan tinggi 2 mm, terdiri dari 16 sampel kelompok SIK dan 16 sampel kelompok Giomer yang kemudian akan didiamkan selama 3 hari dengan kultur bakteri Streptococcus mutans di dalam suhu 37oC. Bakteri akan dihitung menggunakan Colony Forming Unit dan gambaran permukaan material diamati menggunakan Scanning Electron Microscope serta analisis elemen yang terdapat di dalamnya menggunakan analisis EDX. Hasil: Hasil pengujian didapatkan bahwa biofilm bakteri yang pada permukaan Giomer lebih tinggi daripada biofilm bakteri pada SIK, meskipun tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0.05). Terdapat banyak kesamaan antara elemen yang terkandung dalam SIK dan Giomer diantaranya ion C, O, F, Na, Al, Si, P dan Ca. ......Background: One of the properties of restorative materials that is needed to prevent secondary caries is anti bacterial properties. Materials that have higher anti bacterial properties will be better in preventing the growth of biofilms. Among the various types of restorative materials, Glass Ionomer Cements have the best anti bacterial properties. This is due to GIC has the good ability in fluoride release. In its development, Shofu Inc. introducing a material called Giomer. Giomer is a material that has ability in fluoride release. Giomer will form a stable glass-ionomer phase, then induce an acid-base reaction between fluoride and polycarboxylic acid that is developed as a Pre-Reacted Glass-Ionomer (PRG) fillers. Objective: To see the effect of differences in fluoride amount on formation of bacterial biofilm between Glass Ionomer Cement and Giomer. Methods: A total of 32 samples were prepared with the size of 7 mm in diameters and 2 mm in height. The samples consist of 16 of GIC samples, and 16 of Giomer. Both materials then allowed to incubated for 3 days with Streptococcus mutans culture at 37oC. Bacteria will be counted using Colony Forming Unit, observation material surface using Scanning Electron Microscope and element analysis provided using EDX. Results: The results showed that the bacterial biofilm on Giomer surface was higher than GIC, although there is no significant difference. There are many similarities between the elements contained in GIC and Giomer including ion C, O, F, Na, Al, Si, P and Ca.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Luciana Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Silver Diammine Fluoride SDF memiliki kandungan fluor yang diketahui dapat menghambat proses demineralisasi email gigi dan dapat meningkatkan konsentrasi ion fluor dalam saliva dan urin. Tujuan : Menganalisis konsentrasi ion fluor dalam urin setelah aplikasi SDF pada email gigi. Metode: Urin dari empat subjek penelitian dikumpulkan sesaat sebelum, 30 menit setelah, 2 jam dan 3 jam setelah aplikasi SDF dan dianalisis konsentrasi ion fluornya dengan menggunakan alat Ion Selective Electrode. Hasil: Tidak ada perbedaan yang bermakna antara waktu 1 dan waktu 2, waktu 1 dan waktu 3, waktu 1 dan waktu 4, waktu 2 dan waktu 3 p>0.05 serta terdapat perbedaan yang bermakna antara waktu 2 dan waktu 4 serta waktu 3 dan waktu 4 p
ABSTRAK
Background Silver Diammine Fluoride SDF , which content fluoride is known to inhibit tooth enamel demineralization process and increase fluoride concentration in saliva and urine. Objective Analyzing the fluoride concentration in urine after application of SDF on tooth enamel. Methods Urine from four subjects were collected prior to application, 30 minutes after, 2 hours and 3 hours after application of SDF and use Ion Selective Electrode to measured the fluoride concentration. Result There is no significant difference between time 1 and time 2, time 1 and time 3, time 1 and time 4, time 2 and 3 p 0.05 and there is a significant difference between time 2 and time 4 also time 3 and time 4 p
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wisnugroho
Abstrak :

Hidroksiapatit terfluoridasi (FHA) terdapat pada gigi dan menjadi dasar untuk aplikasi sebagai biomaterial. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan menganalisis karakteristik serbuk nano FHA dengan berbagai tingkat fluoridasi melalui metode iradiasi gelombang mikro. Serbuk nano FHA dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH2–x)Fx (dimana tingkat fluoridasi, x dipilih sesuai dengan 0.7 dan 1.3) disintesis menggunakan campuran kalsium hidroksida, diammonium hidrogen fosfat, dan larutan amonium fluoride memanfaatkan gelombang mikro dengan variasi daya iradiasi. Teknik analisis difraksi sinar-X (XRD), spektroskopi infrared transformasi Fourier (FTIR), mikroskop pemindai elektron (SEM), dan spektroskopi sinar-X energi dispersif (EDX) digunakan untuk mengevaluasi karakteristik serbuk nano FHA yang disintesis. Hasil XRD dan FTIR mengkonfirmasi serbuk FHA yang memiliki kristalinitas tinggi dengan puncak karbonat dalam spektrum IR. Menggunakan formula Scherrer, ukuran kristal rata-rata ditemukan sekitar 30 nm. Hasil SEM dan EDX menunjukkan berbagai komposisi unsur dan beberapa morfologi dengan parameter kisi meningkat seiring meningkatnya daya iradiasi. Serbuk nano FHA telah berhasil disintesis melalui metode iradiasi gelombang mikro. Hasil berbagai jenis analisis mengilustrasikan bahwa serbuk nano FHA yang disintesis dapat memenuhi persyaratan ASTM F1185-88 untuk digunakan sebagai biomaterial.


Fluoridated hydroxyapatite (FHA) occur in teeth and form the basis for application as a biomaterial. This work aims to synthesize and analyze the characteristic of FHA nano-powder with different degrees of fluoridation via microwave irradiation method. FHA nano-powder with a chemical formula of Ca10(PO4)6(OH2–x)Fx (where degrees of fluoridation, x values were selected equal to 0.7 and 1.3) were synthesized using a mixture of calcium hydroxide, diammonium hydrogen phosphate, and ammonium fluoride solutions by utilizing microwave with the variation of irradiation power. X-ray diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy, scanning electron microscopy (SEM), and energy dispersive X-ray (EDX) spectroscopy analysis techniques were utilized in order to evaluate the characteristic of synthesized FHA nano-powder. The XRD and FTIR results confirmed highly crystalline FHA powder with the carbonate peaks in the IR spectrum. Using a Scherrer formula, the average crystallite size was found to be 30 nm. The SEM and EDX results indicated various element composition and several morphologies with the lattice parameter increased along with irradiation power. FHA nano-powder could be synthesized via microwave irradiation method. The results from different kind of analysis illustrated that synthesized FHA nano-powder could fulfill the requirement of ASTM F1185-88 for used as biomaterial.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nurul Hidayah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menilai dampak asam laktat sebagai terapi ajuvan yang mengatasi gangguan kenyamanan dengan cepat. Merupakan studi eksperimental tersamar tunggal yang dilakukan di Poliklinik Obstetri Ginekologi RSCM dan beberapa klinik swasta Mei 2012 - Juni 2013. Subjek dengan skor gangguan kenyamanan awal ≥5 mendapatkan terapi antimikroba kombinasi dan dikelompokkan dalam empat kelompok. Pada kelompok A vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok B vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan air bersih; kelompok C vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok D vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan air bersih. Dihitung perubahan skor gangguan kenyamanan setelah 24 jam. Sejumlah 81 subjek dianalisa (25 subjek kelompok A, 26 kelompok B, 15 kelompok C, dan 15 kelompok D). Karakteristik subjek keempat kelompok tidak berbeda signifikan. Rerata skor gangguan kenyamanan awal keempat kelompok tidak berbeda signifikan (p = 0.26). Perbaikan skor gangguan kenyamanan pada kelompok uji A lebih baik dibandingkan C ( p= 0.009), dan B lebih baik dibandingkan C (p = 0,04). Disimpulkan bahwa perbaikan skor gangguan kenyamanan signifikan pada kelompok dengan pembersihan vagina menggunakan asam laktat.
ABSTRAK
This study evaluated the effect of lactic acid as adjuvant therapy. Single blinded experimental study using validated questionnaire done in obstetrics and gynecology clinic Cipto Mangunkusumo Hospital and several private clinic from May 2012 to June 2013. Subject having initial discomfort score ≥5 was being treated with combined antimicrobial treatment and being classified into four groups (group A: 1% lactic acid vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group B: 1% lactic acid vaginal toilette and clean water self vaginal wiping; group C: NaCl 0.9% vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group D: NaCl 0.9% vaginal toilette and clean water self vaginal wiping). We measure the change of discomfort score within 24 hours. We analyzed 81 subjects (25 in group A, 26 in group B, 15 in group C, and 15 in group D). The subject’s character was not significanty different. The mean initial discomfort score was not significantly different (p= 0.26). We found that the reduction score of discomfort was significant in group A compared to group C (p= 0.009), and in group B compared to group C (p= 0,04). There is significant relieve of discomfort in those having vaginal toilette using lactic acid.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Elizhabet
Abstrak :
Latar Belakang: Remineralisasi dentin dapat dicapai melalui beberapa metode, di antaranya secara Guided Tissue Remineralization (GTR) dalam sistem Polymer-Induced Liquid Precursor (PILP). Remineralisasi secara GTR terbukti dapat meremineralisasi affected dentin dengan membentuk mineral intrafibrillar dan ekstrafibrillar. Melalui sistem PILP, kristal terbentuk dengan ukuran kecil sehingga remineralisasi lebih banyak terjadi secara intrafibrillar. Penambahan fluor dalam sistem PILP diharapkan dapat membentuk kristal fluoroapatit yang berukuran lebih besar dan mampu menyempurnakan remineralisasi hingga ke ekstrafibrillar. Penelitian yang ada selama ini hanya berfokus pada permukaan dentin, sedengkan belum terdapat penelitian untuk membuktikan remineralisasi dengan penambahan fluor yang terjadi pada dinding tubulus dentin. Tujuan: Mengetahui pengaruh penambahan fluor 5ppm dan 25ppm dalam sistem PILP terhadap perubahan topografi dinding tubulus dentin dan persentase fluoroapatit. Metode: Sampel blok dentin terdemineralisasi direndam pada larutan remineralisasi dengan penambahan 5ppm dan 25ppm fluor. Sampel blok dentin kemudian akan dipotong lintang menggunakan metode fraktur lalu diamati dan dianalisis menggunakan uji FE-SEM dan XRD. Hasil: Terjadi perubahan topografi pada dinding tubulus dentin setelah dilakukan remineralisasi melalui proses PILP dengan penambahan 5ppm dan 25ppm fluor selama 14 hari yang dievaluasi secara deskriptif menggunakan FE-SEM. Hasil analisis XRD menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik penambahan fluor pada larutan remineralisasi PILP terhadap persentase fasa mineral fluoroapatit, namun secara substansi terjadi peningkatan persentase fluorapatit. Kesimpulan: Penambahan fluor dalam sistem PILP berpengaruh terhadap perubahan topografi dinding tubulus dentin dan persentase fluoroapatit. ...... Background: Dentine remineralization can be achieved through several methods, including Guided Tissue Remineralization (GTR) in the Polymer-Induced Liquid Precursor (PILP) system. GTR remineralization has been shown to remineralize affected dentin by forming intrafibrillar and extrafibrillar minerals. Through the PILP system, crystals are formed with small sizes so that more remineralization occurs intrafibrillarly. The addition of fluorine in the PILP system is expected to form larger fluoroapatite crystals and be able to complete the remineralization to extrafibrillar. Existing research so far has only focused on the dentin surface, although there has been no research to prove remineralization with the addition of fluorine that occurs in the dentine tubule walls. Objective: To determine the effect of adding 5ppm and 25ppm fluorine in the PILP system on changes in the topography of the dentinal tubule walls and the percentage of fluoroapatite. Methods: Demineralized dentine block samples were immersed in remineralization solution with the addition of 5 ppm and 25 ppm fluorine. The dentine block samples will then be cross-sectioned using the fracture method and then observed and analyzed using the FE-SEM and XRD tests. Results: Topographical changes occurred in the dentinal tubule walls after remineralization through the PILP process with the addition of 5ppm and 25ppm fluorine for 14 days which were evaluated descriptively using FE-SEM. The results of the XRD analysis showed that there was no statistically significant difference in the addition of fluorine to the percentage of fluoroapatite mineral phase in the addition of fluorine to the percentage of fluoroapatite, but in substance there was an increase in the percentage of fluorapatite. Conclusion: The addition of fluorine in the PILP system affected the topography of the dentinal tubule walls and the percentage of fluoroapatite.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah
Abstrak :
Kandungan polifenol lilin propolis terbukti masih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan jamur Candida albicans yang terdapat pada vagina wanita yang mengalami keputihan. Sediaan obat keputihan dengan bahan aktif lilin propolis yang dipilih adalah supositoria vagina (ovula). Pada variasi komposisi ovula 1 dan 2 memiliki bobot rata-rata 2,3335±0,022 dan 2,3234±0,018. Ovula 1, 2 dan kontrol memiliki waktu leleh rata-rata 17 menit, 5,3 menit dan 6 menit. Konsistensi dari terendah ke tertinggi ovula 2
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryasatya Ardhana
Abstrak :
Implan logam berbahan stainless steel memilki sifat mekanik yang baik namun mempunyai kelemahan seperti toksiksitas dan rentan terhadap kolonisasi bakteri. Alternatif seperti biomaterial keramik untuk pelapis logam menunjukkan potensi yang sangat baik dalam memberikan kemampuan mekanis dan biokompatibilitas yang tinggi untuk implan load-bearing serta mampu mendukung pertumbuhan sel tulang, dan membentuk ikatan yang kuat pada jaringan keras maupun lunak. Hidroksiapatit (HA), serta hidroksiapatit tersubstitusi seng (Zn-HA) dan fluor (F-HA) merupakan kandidat pelapis biomaterial logam yang cocok untuk tulang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik fisik dan mikrostruktural dari substrat SS 316L yang dilapisi dengan bifasik hidroksiapatit dengan kalsium pirofosfat (HA/β-CPP) yang tersubstitusi seng (Zn-HA), fluor (F-HA), dengan metode sol-gel. Nanopartikel disintesis melalui metode sol-gel dan substrat SS 316L dilapis dengan teknik dip-coating secara manual. Kristalografi dan gugus fungsi dievaluasi masing-masing dengan spektroskopi X-Ray Diffraction (XRD) dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Ditunjukkan bahwa HA/β-CPP dan Zn-HA terdiri dari fase hidroksiapatit murni dan β-CPP (β-calcium pyrophosphate) menunjukkan sifat bifasik dari kedua serbuk tersebut. F-HA memiliki fase yang mendekati fluorapatit dan tidak ditemukannya fase β-CPP. Substitusi ion seng menurunkan kristalinitas, ukuran kristal, serta stabilitas struktur apatit dari HA sedangkan substitusi ion fluor mampu meningkatkan kristalinitas, ukuran kristal, serta stabilitas struktur apatit dari HA. Ukuran kristal terbesar didapatkan dari F-HA sebesar 215,58 Å dengan indeks kristalinitas 0,295. Substitusi ion seng dan fluor ditunjukan dengan adanya pergeseran dan perubahan intensitas pola infrared (IR). Penelitian ini menunjukkan bahwa struktur atom HA memungkinkan untuk terjadinya substitusi. Hasil SEM dari ketiga lapisan sampel menunjukkan persentase porositas dari sampel HA/β-CPP, Zn-HA, dan F-HA masing-masing adalah 52,98%, 50,27%, dan 53,29% serta ukuran pori sampel sebesar 108,78 μm, 131,77 μm, dan 100.29 μm. Ini menunjukkan struktur permukaan yang halus, lebih padat (dengan struktur mikro yang lebih rapat) dengan homogenitas yang baik dan porositas yang sesuai dalam aplikasi medis. ......Metal implants made of stainless steel have good mechanical properties but have weaknesses such as toxicity and susceptible to bacterial colonization. Alternatives such as ceramic biomaterials for metallic coatings show great potential in providing high mechanical properties and biocompatibility for load-bearing implants as well as being able to support bone cell growth, and form strong bonds to both hard and soft tissues. Hydroxyapatite (HA), as well as zinc substituted hydroxyapatite (Zn-HA) and fluorine substituted hydroxyapatite (F-HA) are suitable metal biomaterial coating candidates for bone. This study aims to examine the physical and microstructural characteristics of SS 316L coated with biphasic hydroxyapatite and calcium pyrophosphate (HA/β-CPP), zinc substituted hydroxyapatite (Zn-HA), and fluorine substituted hydroxyapatite (F-HA) using the sol-gel method. The nanoparticles were synthesized using the sol-gel method and the SS 316L substrate was coated with a manual dip-coating technique. Crystallography and functional groups were evaluated by X-Ray Diffraction (XRD) and Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy, respectively. It was shown that HA and Zn-HA consisted of pure hydroxyapatite phase and β-CPP (β-calcium pyrophosphate) showed the biphasic nature of the two powders. F-HA has a phase close to fluorapatite but there is no β-CPP phase found on it. Zinc ion substitution decreased the crystallinity, crystal size, and stability of the apatite structure of HA, while fluorine ion substitution was able to increase the crystallinity, crystal size, and stability of the apatite structure of HA. The largest crystal size was obtained from F-HA of 215.58 Å with a crystallinity index of 0.295. The substitution of zinc and fluorine ions was indicated by a shift and a change in the intensity of the infrared (IR) pattern. This study shows that the atomic structure of HA allows for substitution. The SEM results from the three sample layers showed that the porosity percentages of the HA/β-CPP, Zn-HA, and F-HA samples were 52.98%, 50.27%, and 53.29%, respectively, and the sample pore size was 108.78 μm, 131.77 μm, and 100.29 μm. It exhibits a smoother, denser surface structure (with a denser microstructure) with good homogeneity and porosity suitable in medical applications.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agoeng Tjahajani Sarwono
Abstrak :
Streptococcus mutans merupakan bakteri penting penyebab karies gigi dan fluor merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk mencegah terjadinya karies. Mengingat : (1) di dalam rongga mulut individu yang lama dapat ditemukan lebih dari satu species S.mutans yang berbeda-beda, dan (2) formula fluor sebagai bahan aplikasi sangat menentukan efektifitas pencegahan karies gigi, maka dilakukan penelitian eksperimental secara in vitro terhadap peranan S.mutans (ATCC 19645) pada email yang diaplikasi fluor. Penelitian dilakukan terhadap 32 gigi yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok pengeraman 4 minggu dan 8 minggu. Kedalam tiap tabung reaksi berisi 20 ml media perbenihan cair yang terdiri atas tioglikolat, glukosa, bakteri dan gel gelatin dimasukkan masing-masing 2 gigi yang diaplikasi fluor. Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan pembentukan bercak putih dan lapisan badan lesi. Dengan memperhatikan pembentukan bercak putih dan lapisan badan lesi; peningkatan jumlah bercak putih serta ukuran rata-rata kedalaman lapisan badan lesi dapat disimpulkan bahwa usaha pencegahan karies gigi dengan cara aplikasi fluor perlu dilakukan secara periodik.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
LP 1993 60a
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Asmaraningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
The purpose of this study was to determine the different fluor uptake in enamel of primary teeth filled with Conventional and High Viscosity Glass Ionomer Cement. Samples in this study were 20 non-carious primary maxillary incisors. Samples were divided into 2 groups (10 samples for each group) which were: group I filled with Conventional Glass Ionomer Cement and group II filled with High Viscosity. All samples were put in saline solution for 7 days. Each sample was divided into 3 areas in 20 um2 square, making 30 data for every group. The different fluor uptake was observed with Energy Dispersive X-Ray Spectrophotometry (EDS) and the results are in graphic. T-test showed significant difference of fluor uptake in enamel of primary teeth between Conventional Glass Ionomer Cement and High Viscosity Glass lonomer Cement filling (t- 2.36, p-0.025). Fluor uptake in enamel of primary teeth filled with High Viscosity Glass lonomer Cement was much more than Conventional Glass Ionomer Cement.
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>