Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rismauli Ruth Natasari Hutabarat
Abstrak :
Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dengan izin hukum dan undang-undang yang berlaku sehingga berperan sebagai penggerak rantai pasok sediaan farmasi hingga sampai ke tangan konsumen. Salah satu analisis pengendalian persediaan yang umum digunakan adalah analisis fast, slow, dan non-moving (FSN). Analisis ini mengklasifikasikan barang berdasarkan seberapa sering suatu barang keluar dan masuk menjadi tiga kategori, yaitu fast, slow, dan non-moving. Perlu pengendalian persediaan sediaan farmasi pada PT. SamMarie Tramedifa guna mencapai ketersediaan obat yang optimal dengan biaya minimal dan alokasi biaya yang juga optimal sebagai topik laporan praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di PBF. Tujuan pelaksanaan laporan pada praktik kerja profesi apoteker di PT. SamMarie Tramedifa adalah untuk mengetahui perbedaan analisis terhadap persediaan sediaan farmasi menggunakan Fast-Slow-Non-moving (FSN) dengan membandingkan metode Turnover Ratio (TOR), Average Monthly Consumption (AMC), dan frekuensi konsumsi untuk dijadikan referensi pemilihan metode yang sesuai dengan kebutuhan PT. SamMarie Tramedifa. Berdasarkan analisis FSN menggunakan tiga metode, yaitu TOR, AMC, dan FK, diketahui terdapat perbedaan jumlah barang dan nilai persediaan sediaan farmasi dari ketiga hasil analisis tersebut dengan perbedaan yang sangat variatif antara kategori F, S, dan N. Pemilihan metode yang digunakan untuk analisis FSN bergantung kepada preferensi masing-masing perusahaan. Namun, metode yang paling merepresentasikan analisis FSN dengan dasar kriteria yang dapat diterima adalah metode Average Monthly Consumption ...... Pharmaceutical distributor (PBF) are companies that procure, store, distribute drugs and/or medicinal ingredients with legal permits and applicable laws so that they act as drivers of the supply chain for pharmaceutical preparations until they reach the hands of consumers. One of the commonly used inventory management is FSN analysis. This analysis classifies goods based on how often an item comes in and out into three categories, namely fast, slow and non-moving. It is necessary to control the inventory of pharmaceutical preparations at PT SamMarie Tramedifa in order to achieve optimal drug availability optimal cost allocation as the topic of the pharmacist professional work practice report (PKPA) at PBF. The aim of implementing the pharmacist internship report at PT SamMarie Tramedifa is to find out the differences in analysis of pharmaceutical supplies using Fast-Slow-Non-moving (FSN) by comparing the Turnover Ratio (TOR), Average Monthly Consumption (AMC) and consumption frequency methods to be used as a reference for choosing a method that suits their needs. Based on FSN analysis using three methods, namely TOR, AMC, and FK, it is known that there are differences in the number of goods and inventory values ​​of pharmaceutical preparations from the three analysis results with very varied differences between categories F, S, and N. Selection of methods used for analysis FSN depends on the preferences of each company. However, the method that best represents FSN analysis based on acceptable criteria is the Average Monthly Consumption (AMC) method.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tasyah
Abstrak :
PT. Sammarie Tramedifa sebagai distribusi farmasi melakukan pengendalian persediaan obat dengan metode analisis ABC. Metode ABC yang digunakan hanya didasarkan oleh jumlah penjualan dan harga beli sehingga tidak dapat menunjukkan laju konsumsi obat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya dead stock bila diadakan terlalu banyak dan terjadi stock out bila diadakan terlalu sedikit. Metode analisis FSN (Fast, Slow and Non- moving) merupakan metode pengendalian persediaan yang didasarkan laju pergerakan barang sehingga diharapkan dapat membantu dalam perencanaan jumlah persediaan yang tepat dan frekuensi untuk membeli atau bahkan menghapus item tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan persediaan barang kategori pareto C dengan metode analisis FSN berdasarkan Turn Over Ratio (TOR) serta menentukan kelompok barang kategori CF, CS dan CN agar dapat diketahui tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk pengendalian persediaan obat golongan pareto C. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis FSN berdasarkan TOR yaitu melihat tingkat perputaran persediaan selama periode 1 Oktober sampai 31 Desember 2023. Data obat selama tiga bulan terakhir diteliti persediaan awal, persediaan masuk dan pemakaian barangnya kemudian dihitung nilai TOR. Nilai TOR diurutkan yang tertinggi hingga yang terendah dan diklasifikasikan ke dalam fast, slow atau non-moving. Kelas fast-moving didapatkan sebanyak 111 obat, kelas slow-moving sebanyak 70 obat dan kelas non-moving sebanyak 72 obat dari 253 obat kategori pareto C. Barang-barang pada kelompok fast-moving dapat dikelola dengan memperhatikan safety stock dan reorder point. Barang-barang pada kelompok slow- moving dapat dikelola dengan metode periodic review (R, s, S) atau dibeli saat dibutuhkan saja. Barang-barang pada kelompok non-moving cukup dibeli saat dibutuhkan saja. ......PT. Sammarie Tramedifa as a pharmaceutical distributor controls drug inventory using the ABC analysis method. The ABC method used is only based on the number of sales and purchase prices, so it cannot show the rate of drug consumption. This can result in dead stock if there is too much supply and stock out if the supply is too low. The FSN (Fast, Slow and Non-moving) analysis method is an inventory control method based on the rate of movement of goods so hopefully it can help in planning the right amount of inventory and the frequency for buying or even removing certain items. This study aims to classify goods in the pareto category C with the FSN analysis method based on Turn Over Ratio (TOR) and to determine the groups of goods in the categories CF, CS and CN so that further action can be identified for inventory control of pareto class C drugs. In this study, an FSN analysis was carried out based on the TOR, namely looking at the inventory turnover rate during the period 1 October to 31 December 2023. Drug data for the last three months was examined for initial inventory, incoming inventory and usage of the goods and then the TOR value was calculated. TOR values are sorted from highest to lowest and classified as fast, slow or non-moving. The fast-moving class obtained 111 drugs, the slow-moving class obtained 70 drugs and the non-moving class obtained 72 drugs from 253 drugs in the pareto category C. Goods in the fast-moving group can be managed by paying attention to safety stock and reorder points. Goods in the slow- moving group can be managed using the periodic review method (R, s, S) or purchased only when needed. Goods in the non-moving group are only purchased when needed.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanggara Surya Pratama
Abstrak :
Businees caoching, UMKM, inventory control, benchmarking, stock opname, random sampling, FSN classification ini ditulis berdasarkan bagaimana sebuah proses business coaching dapat membantu UMKM untuk meningkatkan bagian apa yang perlu dilakukan perbaikan. Seperti bagian SDM, keuangan, operasional, atau marketing berdasarkan pengalaman pribadi pemilik dan berdasarkan pengamatan coach di perusahaan. ProQ adalah UMKM yang bergerak di bidang jasa perawatan dan perbaikan AC kendaraan bermotor. Di ProQ tidak terdapat sebuah proses inventory control sehingga mengganggu kegiatan operasionalnya. Tesis ini merupakan hasil dari penerapan inventory control bagi bengkel ProQ melalui proses identifikasi masalah, rekomendasi penyelesaian masalah, dan implementasi dari rekomendasi tersebut. Langkah yang di ambil yaitu melakukan proses benchmarking terhadap PT X yang sudah menjalankan inventory control dalam skala besar dan dengan jumlah inventory suku cadang yang sangat banyak. Dari benchmarking tersebut kemudian didapatkan langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan ProQ dengan mengadaptasi inventory control dari PT X, yaitu pentingnya keberadaan partman dan SOPnya, kegiatan random sampling dan stock opname yang teratur dan memiliki berita acara yang jelas, dan pencatatan dari keluar masuknya suku cadang sudah sangat baik dan terorganisir. Dan PT. X juga mempunyai klasifikasi fast, slow, dan non moving inventory yang diketahui melalui umur suku cadang. ......This paper is written based on how a business coaching process can help SMEs to improve which area need an improvement. Such as the HR, finance, operational, or marketing section based on the personal experience of the owner and based on the coach observations to the company. ProQ is a SME engaged in maintenance services and repair of motor vehicle air conditioners. In ProQ there is no inventory control process so that its operational activities is disturbed. This paper is the result of applying inventory control for ProQ workshop through problem identification process, problem solving recommendations, and implementation of the recommendations. The step taken is to conduct a benchmarking process against PT.X which has run inventory control on a large scale and with a large inventory of spare parts. From the benchmarking, there are few steps that can be done by adapting the inventory control of PT.X, namely the importance of the existence of partman and its SOP, random sampling and stock operational activities are scheduled and have clear records and reports, and recording of the daily in and out of a sparepart from its inventory which is well organized. And PT. X also has a classification of fast, slow, and non-inventory known through age of a spare parts.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
Abstrak :
Akses masyarakat terhadap obat sangat dipengaruhi oleh ketersediaan obat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Berdasarkan beberapa studi lain diketahui bahwa sistem pengadaan obat di sektor publik masih tidak efisien karena ketidaksesuaian rencana kebutuhan obat. Ini menyebabkan terjadinya kelangkaan obat di ruang lingkup masyarakat sehingga beberapa pasien tidak mendapatkan obat yang dibutuhkan atau mendapatkan obat yang tidak sesuai jumlahnya dari yang seharusnya walaupun harga obat sudah dibuat murah. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa rencana kebutuhan obat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat merupakan salah satu bagian penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi obat pada pasien – pasien di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia dengan metode FSN (Fast, Slow, Non – moving) sekaligus melihat apakah rencana kebutuhan obatnya sudah sesuai yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau tidak. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa 29,82% termasuk dalam kategori fast moving, 65,53% termasuk dalam kategori slow moving, 4,65% termasuk dalam kategori non – moving dengan pola konsumsi dimana kategori fast moving menyumbang konsumsi sebesar 80,91%, kategori slow moving menyumbang konsumsi sebesar 18,57%, dan kategori non – moving menyumbang konsumsi sebesar 0,52% dari total konsumsi obat yang digunakan oleh pasien. Kemudian, rencana kebutuhan obat di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia kurang sesuai dengan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat karena jumlah obat di kategori fast moving lebih sedikit dibanding jumlah obat di kategori slow moving dan non – moving. ......Access to drugs is strongly influenced by the availability of drugs in healthcare facilities. Based on several other studies, it is known that the drug supply system in the public sector is still inefficient due to discrepancies in drug supply plans. This causes a shortage of drugs in the community so that some patients do not get the drugs they need or receive the drugs but not in the correct amount they should even though the price of the drugs has been cheap. That's why it can be concluded that the right drug supply which was needed by the community is an important part of increasing people's access to drugs. This study aims to determine the rate of drug consumption in patients at the University of Indonesia Hospital using the FSN method while at the same time seeing whether the planned drug supply is exactly needed by the community or not. From the results of observations, it is known that 29.82% are included in the fast- moving category, 65.53% are included in the slow-moving category, 4.65% are included in the non-moving category with consumption rate where the fast-moving contributes 80.91%, the slow-moving contributed 18.57%, and the non-moving contributed 0.52% of the total drug consumption used by patients. Then, the plan for drug supply at the University of Indonesia Hospital is not exactly like what is currently needed by the community because the number of drugs in the fast-moving is less than the number of drugs in the slow-moving and non-moving categories.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhana Kinanah
Abstrak :
Training Matrix merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membantu penyusunan program pelatihan personel perusahaan. Adanya penyusunan matriks tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya personel yang terkualifikasi. Selain itu, dilakukan juga evaluasi terhadap program pelatihan yang telah dilakukan menggunakan training need analysis (TNA) yang memuat daftar pelatihan setiap personel beserta realisasinya. Terdapat dua tujuan dalam penyusunan laporan ini yaitu untuk memberikan topik pelatihan sesuai dengan posisi pekerjaan melalui training matrix sehingga pelatihan dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran dan mengetahui persentase pemenuhan pelatihan setiap personel perusahaan melalui realisasi TNA. Penyusunan training matrix dilakukan dengan memperbarui daftar SOP pelatihan yang terdapat dalam matriks dan memasukkan rating profisiensi pelatihannya. Terdapat beberapa pembaruan yang dilakukan dalam penyusunan, yaitu adanya prosedur dan modul baru yang diusulkan untuk job role tertentu serta perubahan judul SOP lama yang sudah tidak berlaku kembali. Sementara itu, penyusunan TNA dilakukan dengan menghitung realisasi pelatihan yang dilakukan personel perusahaan dibandingkan dengan kebutuhannya. Persentase yang didapatkan bervariasi, namun dapat diketahui bahwa semua personel telah mengikuti program pelatihan sesuai dengan posisi pekerjaannya. Proses pengadaan persediaan farmasi merupakan sebuah tahapan yang penting karena menentukan terjaminnya ketersediaan obat yang dapat mempengaruhi kualitas standar serta mutu yang ditetapkan. Proses ini tidak lepas dari pengaturan biaya yang dibutuhkan untuk membeli persediaan dan keuntungan yang didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap laba dan biaya yang dikeluarkan oleh apotek. Metode yang digunakan yaitu analisis ABC pareto nilai investasi yang dikombinasi dengan metode FSN (Fast-Slow-Non Moving) berdasarkan Turnover Ratio (TOR). Terdapat 12 jenis obat golongan bebas dan 13 jenis obat golongan keras bermerek yang termasuk dalam kelompok pareto A-fast moving. Kelompok obat ini bernilai tinggi dan memiliki frekuensi perputaran yang cukup besar sehingga perlu adanya pengelolaan yang baik untuk mencegah terjadinya kekosongan stok kelompok ini di apotek. ......The training matrix is one of the tools used to assist the company's personnel training program preparation. This matrix is expected to support the realization of qualified personnel. In addition, an evaluation of the training program has been fulfilled using training need analysis (TNA) which contains a list of training for each person and their realization date. There are two objectives in this report i.e. to provide training topics according to job role through a training matrix so they can run effectively and to determine the percentage of training fulfillment for each personnel through TNA realization. There have been several updates in the training matrix including the new procedures and modules proposed for certain job roles, also the changes to the newest SOP titles. Meanwhile, the TNA realization has been completed by calculating the total training each personnel has undergone compared to their needs. The percentages obtained vary however, all the personnel has attended training programs according to their job role. Pharmaceutical supplies procurement is a crucial step. It ensures drug availability in store which can affect the established quality standards. This process cannot be separated from the cost required to purchase supplies and the profits. This study aims to determine a significant inventory group affecting costs and profits. The method used is ABC Pareto investment value analysis combined with FSN (Fast-Slow-Non Moving) based on Turnover Ratio (ToR). There are 12 types of over-the-counter drugs and 13 types of branded prescription drugs included in the Pareto A fast-moving group. This group has high value and a fairly large turnover frequency, so there needs to be good management to prevent vacancies in this group's supply.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library