Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dennisa Briliany Winda Pangestika
Abstrak :
ABSTRACT
Pengambilan keputusan karir tidak hanya penting bagi siswa, karena karyawan juga dihadapkan dengan berbagai keputusan karir. Berbagai keputusan karir dapat menyebabkan keragu-raguan karir, yang kemudian dapat mempengaruhi karyawan secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran neuroticism dan extraversion dalam memprediksi keragu-raguan karir pada karyawan. Partisipan penelitian ini adalah karyawan berusia 22-44 tahun yang telah bekerja untuk perusahaan setidaknya enam bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa neuroticism memiliki efek positif yang signifikan (B = .19, SE B = .066, p <.01), sedangkan extraversion memiliki efek negatif yang signifikan (B = -.21, SE B = -. 229, p <.01) dalam memprediksi keragu-raguan karier. Temuan ini dapat berguna untuk memperkaya literatur yang ada di sekitar keragu-raguan karir, extraversion, dan neuroticism.
ABSTRACT
Career decision making is not only important for students or students, because employees are also faced with various career decisions. These career decisions can trigger career doubts or career indecision, which can then have a negative impact on employees. This study aims to look at the role of neuroticism and extraversion in predicting career indecision of employees. The participants of this research are employees aged 22-44 years and have worked at the company at least six months. The results of this study indicate that neuroticism has a significant positive effect (B = .19, SE B = .066, p <.01), while extraversion has a significant negative effect (B = -.21, SE B = -.229, p <.01) in predicting career indecision. These findings can be useful to enrich the existing literature around career indecision, extraversion, and neuroticism.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Arini Ekaputri
Abstrak :
Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan alat ukur baru untuk mengukur tingkat kepribadian extraversion.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur baru tersebut. Alat ukur tersebut diujikan kepada 118 partisipan dengan rentang usia 19 hingga 50 tahun. Secara keseluruhan, alat ukur baru yang dirancang tergolong reliable dan valid. Semua alat ukur yang digunakan sebagai alat ukur validasi dalam penelitian ini juga tergolong reliable. Hasil dari Indeks Diskriminasi Item (IDI) menunjukan bahwa hanya 1 dari 10 item dalan alat ukur tersebut yang kurang efektif. Sedangkan, 9 item lainnya efektif dan berkontribusi dengan baik untuk alat ukur tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa alat ukur baru tersebut tergolong reliable. Selain itu, hasil menunjukan bahwa alat ukur baru ini berkolerasi positif dengan alat ukur personal wellbeing seperti prediksi. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa alat ukur ini berkorelasi negative dengan alat ukur neuroticismseperti prediksi. Maka dari itu, alat ukur baru tersebut tergolong valid. ...... The present study developed a new scale to measure the level of individual’s level of extraversion personality. The aim of the study was to measure the validity, reliability, and item discrimination indices of the new self-report scale for assessing extraversion. The scale was tested on 118 participants aged 19 to 50 years old. Overall, the new scale was found to be reliable, normally distributed, and valid. All the validating scales used in the present study were also found to be reliable and normally distributed. The Item Discrimination Indices (IDI) scores for the new extraversion scales showed that only 1 out of 10 items was less effective. The remaining 9 items were found to be effective and contributes well to the scale. The new scale also found to have a good internal consistency. Thus, the new scale was concluded to be reliable. The results showed that the new scale was positively correlated with personal wellbeing scale as predicted. Moreover, the new scale was found to be negatively correlated with neuroticism scale as predicted. Therefore, the new scale was concluded to be valid.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haiti Maria Esterlita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mediasi dari trait extraversion terhadap hubungan antara locus of control internal dan kelekatan pada organisasi. Menggunakan teori conversation of resource sebagai pedoman, individu dengan LOC internal akan lebih termotivasi untuk memperoleh sumber daya (jaringan sosial) yang diperlukan dalam pekerjaan, yang membuat mereka menampilkan trait extraversion agar dapat memperoleh sumber daya yang luas, dan pada gilirannya memaksa mereka tetap bekerja di organisasi untuk mempertahankan sumber daya tersebut. Data diperoleh dari karyawan berbagai organisasi di Jabodetabek (N=273) dan dianalisis menggunakan macro Hayes PROCESS pada SPSS v. 20. Hasil menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung yang signifikan dari LOC internal pada kelekatan pada organisasi melalui trait extraversion (indirect effect = -0.005, SE = 0.002, CI = [-0.010, -0.002]). Implikasi secara teoretis dan praktis akan dibahas dalam penelitian ini. ...... This study aims to investigate the mediating effect of trait extraversion on the relationship between locus of control internal and job embeddedness. Drawing from conservation of resources theory, an individual with internal LOC will be more motivated to acquire resources needed for the job, which force them to be extraverted in order to acquire greater resources, and subsequently will force them to stay in their current organization to maintain the acquired resources. Data were collected among employees from various organizations in Jakarta and its surroundings (N=273) and were analyzed using the Hayes PROCESS macro on SPSS v. 20. The results showed that extraversion mediated the relationship between internal LOC and job embeddedness, as the indirect effect of internal LOC on job embeddedness via trait extraversion was found significant (indirect effect = -0.005, SE = 0.002, CI = [-0.010, -0.002]). Theoretical and practical implications were discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Dhila Rehan
Abstrak :
ABSTRAK Ketika memasuki masa dewasa muda, manusia ada pada tahap intimacy dan memulai untuk membangun suatu hubungan romantis. Salah satu upaya untuk mempertahankan hubungan romantis tersebut bisa dengan melakukan pengorbanan. Pengorbanan yang dilakukan seseorang dilandasi dengan dua motif, motif approach dan motif avoidance. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara komitmen dan motif berkorban dan juga melihat peran extraversion sebagai moderator. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 985 dewasa muda yang sedang menjalin hubungan berpacaran. Partisipan diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari alat ukur komitmen, motif berkorban dan extraversion. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif berkorban baik motif approach (p>0.000), maupun motif avoidance (p>0.001). Hasil lainnya juga ditemukan bahwa extraversion tidak berperan sebagai moderator pada hubungan komitmen dan motif berkorban. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa individu yang memiliki tingkat komitmen yang tinggi akan lebih cenderung untuk melakukan pengorbanan baik dilandasi dengan motif approach maupun motif avoidance tidak bergantung dari tingkat extraversion.
ABSTRACT
In young adulthood, individuals are at the intimacy stage and begin to build a romantic relationship. To maintain a romantic relationship, it can be by making sacrifices. Individual sacrifices are based on two motives, approach motives and avoidance motives. This research was conducted to see the relationship between commitment and motives of sacrifice and also see the role of extraversion as a moderator. The participants in this study amounted to 985 young adults who were dating. Participants were asked to complete a questionnaire consisting of commitment, motives of sacrifice and extraversion measures. Based on the results of the analysis, it was found that there was a relationship between commitment and motives of sacrifice in both approach motives (p> 0.000), and avoidance motives (p> 0.001). Other findings also show that extraversion does not act as a moderator in the relationship of commitment and motives of sacrifice. Thus, the results of this study indicate that individuals who have a high level of commitment will be more likely to make sacrifices based on either the approach motives or avoidance motives and not dependent on individuals extraversion level.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwaa Mumtaz Nurhafizah
Abstrak :
Kesukarelawanan warga saat terjadinya banjir Queensland belakangan ini dapat menjadi contoh perilaku prososial saat terjadi bencana alam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara sifat agreeableness dan extraversion dengan kegiatan pertolongan saat terjadi bencana alam. Data dikumpulkan dari kuesioner yang disebar melalui internet. Partisipan terdiri dari 327 korban yang mengalami bencana alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua sifat tersebut berkorelasi positif secara signifikan dengan pertolongan bencana alam. Implikasi dari penelitian ini dapat berguna untuk organisasi yang merekrut relawan. Keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas pada bagian akhir penelitian. ......Volunteering during the recent Queensland floods show a great example of prosocial behaviour during natural disasters. The study aims to examine if there is a correlation between the personality traits agreeableness and extraversion with natural disaster helping. A questionnaire was spread through the internet. Participants were 327 people who have experienced natural disasters. Results show that both traits were significantly positively correlated with natural disaster helping. Implications of the study can be used for organisations recruiting for volunteers. Limitations and suggestions for further research are discussed at the end of the study.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Keterbatasan pada alat ukur impulsivitas yang telah ada menyebabkan adanya kebutuhan untuk suatu alat ukur impulsivitas yang lebih memadai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu skala impulsivitas baru dengan cara mengevaluasi dan menguji skala baru tersebut. Skala baru terdiri dari 12 butir pernyataan dengan 7 skala pilihan jawaban untuk masing-masing butir. 217 mahasiswa sebagai partisipan diminta untuk mengisi kuesioner menggunakan skala impulsivitas baru. Barrat impulsive scale-11 (BIS-11) dan International Personality Item Pool (IPIP) Extraversion juga digunakan untuk menguji validitas skala baru tersebut. Dari uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha, ditemukan bahwa skala baru memiliki reliabilitas yang tergolong baik. Indeks diskriminasi butir untuk skala baru juga ditemukan baik. Selain itu, konvergen validitas ditemukan yang disimpulkan berdasarkan korelasi positif yang signifikan antara skala baru dan BIS-11, juga IPIP extraversion dan skala baru. Mann-Whitney U tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara laki-laki dan perempuan dalam tingkat impulsivitas. Dengan demikian disimpulkan bahwa alat ukur ini valid dan reliable untuk mengukur impulsivitas. ......Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity. Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fickar Suryadinningrat
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Extraversion dan Conscientiousness terhadap Work-lilfe balance melalui Psychological Capital sebagai mediator pada Pegawai Perempuan. Extraversion dan Conscientiousness diukur dengan menggunakan alat ukur dari BFI Big Five Inventory yang dikembangkan oleh John Srivastava 1999 . Work-life balance diukur dengan alat ukur work-life balance scale yang dikembangkan oleh Fisher, Bulger dan Smith 2009 . Psychological capital diukur dengan alat ukur PCQ Psychological Capital Questionaire yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef, dan Avolio 2007 . Hasil analisis menggunakan 100 data kuesioner dari sampel penelitian yaitu pegawai perempuan yang berkerja di lingkungan Badan Kepegawaian Negara dan teknik analisis data multiple regression yang digunakan untuk menganalisis mediasi untuk itu menggunakan bantuan software statistik SPSS yang menggunakan Process macro dari Andrew F. Hayes dengan model 4. Hasil penelitian menunjukan total effect hubungan antara extraversion terhadap work-life balance c sebesar B = 0.729, p = 0.000, CI 0.637 hingga 0.822 . Selanjutnya analisis mediasi menemukan direct effect antara extraversion terhadap work-life balance c rsquo; sebesar B= 0.682, p= 0.000, CI = 0.584 hingga 0.780 . Besarnya indirect effect a x b sebesar effect = 0.047, SE = 0.0216, p = 0.03, LLCI = 0.012, ULCI = 0.101 . Nilai p
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship of Extraversion and Conscientiousness to Work lilfe Balance through Psychological Capital as a Mediator on Female Officersvii. Extraversion and Conscientiousness were measured using a measurement tool from BFI Big Five Inventory developed by John Srivastava 1999 . Work life balance is measured by a work life balance scale measuring tool developed by Fisher, Bulger and Smith 2009 . Psychological capital was measured by a PCQ Psychological Capital Questionaire tool developed by Luthans, Youssef, and Avolio 2007 . The results of the analysis using 100 questionnaires data from research samples are female employees working in the State Personnel Agency and multiple regression data analysis techniques used to analyze the mediation for it using the help of statistical software SPSS using Process macro from Andrew F. Hayes with model 4. The results show the total effect of the relationship between extraversion to work life balance c of B 0.729, p 0.000, CI 0.637 to 0.822 . Furthermore mediation analysis finds direct effect between extraversion to work life balance c 39 for B 0.682, p 0.000, CI 0.584 to 0.780 . The amount of indirect effect a x b is effect 0.047, SE 0.0216, p 0.03, LLCI 0.012, ULCI 0.101 . A p value
2017
T48248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aflah Zakinov Irta
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran norma deskriptif dan trait kepribadian dalam menjelaskan perilaku melawan arah yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor di Jakarta. Norma deskriptif merupakan faktor eksternal, dan trait kepribadian sebagai faktor internal yang diduga berkaitan dengan perilaku melawan arah pada pengendara sepeda motor. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa diantara lima trait kepribadian Big Five, trait extraversion dan conscientiousness yang banyak ditemukan memengaruhi perilaku melawan arah. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yang dilakukan terhadap 156 partisipan yang memiliki SIM C aktif dan berdomisili di Jakarta. Instrumen pengukuran terdiri dari lima skenario untuk mengukur norma deskriptif dan terkait perilaku melawan arah, dan skala lapor diri Big Five yang telah didaptasi kedalam Bahasa Indonesia untuk mengukur trait extraversion dan conscientiousness. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan norma deskriptif, trait extraversion dan trait conscientiousness memprediksi perilaku melawan arah. Namun, berdasarkan uji regresi berganda hanya norma deskripif yang berperan secara signifikan dalam memprediksi perilaku melawan arah. Di sisi lain, trait kepribadian extraversion dan conscientiousness tidak berperan secara signifikan dalam memprediksi perilaku melawan arah. Implikasi dari hasil temuan ini adalah diperlukan adanya upaya yang serius dari pemangku kebijakan untuk menggalakkan berlakunya norma deskriptif dalam menertibkan perilaku melawan arah pada pengendara sepeda motor. ......This study aimed to investigate the role of descriptive norms and personality traits in affecting the riding against the direction (counterflow riding behavior) among motorcycle riders in Jakarta. In affecting the counterflow riding behavior, the descriptive norms were perceived as external factors whereas the personality traits as internal factors. Previous studies found that two of the five personality traits in the Big Five, i.e. extraversion and conscientiousness traits affected counterflow riding behavior. This study was a correlational study, followed by 156 participants who live in Jakarta and have an active riding license (SIM C). The measurement instrument consists of five scenarios to measure descriptive norm concerning counterflow riding behavior, and the Indonesian adapted version of the Big Five self-report to measure extraversion and conscientiousness traits. The results proved that simultaneously descriptive norms, trait extraversion and trait conscientiousness predict opposing behavior. However, multiple regression shows only descriptive norms have a significant role in predicting opposing behavior. On the other hand, extraversion and conscientiousness personality traits did not play a significant role in predicting counterflow riding behavior. The implication of this study is that the policymakers should enact the descriptive norms to discipline the riding behavior against the direction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Febrinia
Abstrak :
Perkawinan campur diketahui sebagai perkawinan yang lebih rentan mengalami konflik perkawinan dikarenakan perbedaan latar belakang budaya yang mencakup nilai, sikap, cara pandang, dan perilaku. Konflik tersebut dapat memengaruhi kepuasan perkawinan. Kepuasan dalam perkawinan merupakan hal yang esensial karena berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan  hidup secara keseluruhan. Diketahui terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan yaitu komitmen dan trait extraversion. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah extraversion dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan. Dari data 90 individu yang berpartisipasi pada penelitian ini, ditemukan dua hasil penelitian. Pertama, terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r=0.527, p<0.01, two tails). Kedua, extraversion ditemukan dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan (t=-2.37, p < 0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan dapat diperlemah oleh tingkat extraversion yang dimiliki individu.
International marriage is known to be more susceptible for conflicts because of the differences in cultural background that consists of values, attitudes, point of view, and behaviors. These conflicts can influence marital satisfaction. Satisfaction in marriages is essential because it affects someone's life happiness and well-being overall. A few factors play a role in affecting individual's marital satisfaction, among which are commitment and trait extraversion. This correlational research intends to find out if extraversion moderates the relation of commitment and marital satisfaction. Gathered data from 90 participants on this research reveals two outcomes. First, there is a positive significant correlation between commitment and marriage satisfaction (r = 0.527, p < 0.01, two tails). Second, extraversion is found to be able to moderate the relation between commitment and marriage satisfaction (t = -2.37, p < 0.05). Therefore, it can be concluded that commitment and marriage satisfaction can be weakened by a low level of extraversion of an individual.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesha Dzikraa Fahira Gunawan
Abstrak :
Bencana alam adalah suatu hal tidak terhindarkan yang dapat terjadi di sekitar kita, dan perilaku saling membantu merupakan salah satu hal yang seringkali muncul setelahnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi korelasi antara empati dan ekstraversi dengan kecenderungan untuk melakukan perilaku prososial dalam keadaan bencana alam. Partisipan (n=327, 67.8% perempuan) direkrut melalui convenience sampling dan diminta untuk mengisi kuesioner daring mengenai faktor psikologis dan pertolongan bencana alam. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan menunjukkan bahwa empati dan ekstraversi berkorelasi positif dengan pemberian pertolongan bencana alam. Implikasi teoritis penelitian ini mengindikasikan pentingnya kedua komponen dalam stage model terhadap perilaku prososial. Keterbatasan dari penelitian ini adalah metode convenience sampling yang berakibat pada ketidakseimbangan dalam proporsi jenis kelamin partisipan dan perbedaan budaya. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat melibatkan sampel yang lebih representatif untuk memastikan hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan. ......Natural disaster is an unavoidable circumstance that could happen around us, with helping one another as one of the lights that surfaced. This study is conducted to identify the correlation of empathy and extraversion with the tendency to do prosocial behavior in natural disaster settings. Participants (n=327, 67.8% female) were recruited via convenience sampling and completed an online survey on psychological factors and natural disaster helping. Results obtained were analyzed using Pearson’s correlations and revealed that empathy and extraversion were positively correlated with natural disaster helping. The theoretical implication of this study is the support for the two key components of the stage model leading to prosocial behaviors. The limitation of the study includes the convenience sampling method resulting in imbalance of gender proportion and cultural differences. Future research should involve a more representative sample to ensure generalizability of the findings.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>