Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lestari
Abstrak :

ABSTRAK
Nama : Sri Lestari
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul : Determinan Severe Wasting pada Balita 6-59 Bulan di Kota Tangerang
Tahun 2019
Pembimbing : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari, M.Kes
Severe wasting merupakan salah satu permasalahan gizi pada tingkat global, Asia
maupun di Indonesia termasuk di Kota Tangerang. Berdasarkan Data Riskesdas Tahun
2018 balita severe wasting di Indonesia sebesar 3,5%, Provinsi Banten 4,58%,
sedangkan Kota Tangerang lebih tinggi dibanding Indonesia dan Provinsi Banten yaitu
sebesar 4,84%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan severe wasting
pada balita 6-59 bulan di Kota Tangerang Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Total sampel sebanyak 108 balita (kasus 36
balita, kontrol 72 balita). Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat,
bivariat dengan chi square dan multivariat dengan analisis regresi logistik. Penelitian
dilakukan pada bulan April-Mei 2019 di 13 Kecamatan di Kota Tangerang. Hasil
analisis bivariat adalah secara statistik tidak ada hubungan antara asupan energi, asupan
karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, ASI eksklusif, keberagaman makanan, status
imunisasi, perilaku mencuci tangan, kunjungan posyandu, tingkat pendidikan dan
penghasilan orang tua dengan severe wasting, tapi terdapat hubungan antara penyakit
infeksi dengan severe wasting. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa penyakit
infeksi berhubungan signifikan dengan severe wasting. Hasil analisis didapatkan bahwa
OR dari variabel penyakit infeksi adalah 4,828 (95% CI: 1,034 – 22,544) artinya balita
yang terkena penyakit infeksi memiliki risiko terjadi severe wasting 4,828 kali lebih
tinggi dibanding balita yang tidak terkena penyakit infeksi setelah dikontrol variabel
status imunisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah penyakit infeksi merupakan
determinan severe wasting pada balita 6-59 bulan di Kota Tangerang Tahun 2019.
Kata kunci:
Severe wasting, determinan, balita


ABSTRACT
Name : Sri Lestari
Study Program : Public Health Science
Title : Determinant of Severe Wasting Among 6-59 Months Children
in Tangerang City 2019
Counsellor : Dr. Ir. Diah Mulyawati Utari, M.Kes
Severe wasting is one of Global Nutritional Problems and Tangerang City is no
exception. Based on Riskesdas data in 2018, 3.5% of children in Indonesia were in the
group with severe wasting problems. While in Banten Province and Tangerang City
were found in order 4.58% and 4.84% children are in severe wasting problems. This
study aims to determine the determinants of severe wasting problems of 6-59 months
children in Tangerang City on 2019. This research was a quantitative study with case
control design. The total sample were 108 children within the age of 6-59 months (case
36 children, controls 72 children). The results of bivariate analysis were statistically no
relation between energy intake, carbohydrate intake, fat intake, protein intake, exclusive
breastfeeding, food diversity, immunization status, hand washing behavior, posyandu
visits, education level, and parent income with severe wasting, but there was a relation
between infectious diseases with severe wasting. The results of multivariate analysis
showed that infectious disease was significantly associated with severe wasting. The
most dominant variable was infectious disease, while immunization status as controlling
variable. Analysis result to be found that OR of the infectious disease variable was
4.828 (95% CI: 1.034 - 22.544), meaning that group of children at the age of 6-59
months with infectious diseases had a risk of severe wasting 4.828 times higher. In a
conclusion, Infectious Disease was a determinant variable of severe wasting problems
among children of the age 6-59 months in Tangerang City 2019.
Keywords:
Severe wasting, determinant, children

2018
T52782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Rusependhi
Abstrak :
Bayi berat lahir rendah kurang dari 2500 gram berisiko lebih lambat tumbuh kembangnya dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal, dan berisiko terjadinya penyakit Hipertensi, Jantung dan Diabetes di masa dewasa. Beberapa teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya riwayat anemia ibu hamil, status KEK ibu, status IMT ibu, tinggi badan ibu, penambahan berat badan selama hamil, usia ibu, paritas, jarak kehamilan, kuantitas ANC, pekerjaan ibu, dan pendidikan ibu. Prevalensi BBLR di Kabupaten Kuningan tahun 2018 mencapai 5,2%, dengan prevalensi paling tinggi di UPTD Puskesmas Manggari sebesar 11,8%. Tujuan: menganalisis faktor determinan kejadian BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manggari Kabupaten Kuningan tahun 2018-2019. Metode: desain case control dengan total sampel 93 orang, terdiri dari 31 kasus, dan 62 kontrol sesuai kriteria inklusi. Data dari register kohort ibu hamil dan buku KIA, dianalisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: analisis bivariat dengan uji Chi-Square diketahui ada hubungan yang signifikan (95% CI) antara BBLR dengan status anemia ibu hamil trimester I (p=0,002, OR=4,962), status anemia ibu hamil trimester III (p=0,000, OR=21,667), status KEK ibu (p=0,001, OR=5,675), penambahan berat badan selama hamil (p=0,001, OR=9,158), jarak kehamilan (p=0,005, OR=3,583), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,011, OR=3,214). Analisis multivariat dengan regresi logistik ganda, diketahui faktor-faktor risiko yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah status anemia ibu hamil trimester III (OR=25,247), status KEK ibu (OR=10,212), status IMT ibu (OR=0,066), dan jarak kehamilan (OR=6,934). Kesimpulan: variabel status anemia ibu hamil trimester III, lebih dominan berpengaruh terhadap kejadian BBLR, karena mempunyai nilai Odds Ratio paling tinggi (OR=25,247 (95% CI: 2,705-235,57), artinya bahwa ibu hamil yang anemia trimester III berpeluang 25,247 kali untuk melahirkan BBLR ......Low birth weight babies less than 2500 grams are at risk of slower growth and development than babies born with normal weight, and the risk of developing hypertension, heart disease and diabetes in adulthood. Several theories and research results state that LBW can be caused by various factors, including a history of anemia in pregnant women, mother's KEK status, mother's BMI status, maternal height, weight gain during pregnancy, maternal age, parity, pregnancy distance, quantity of ANC, occupation. mother, and mother education. The prevalence of LBW in Kuningan Regency in 2018 reached 5.2%, with the highest prevalence in the UPTD Puskesmas Manggari at 11.8%. Objective: to analyze the determinants of the incidence of LBW in the work area of the Manggari Public Health Center, Kuningan Regency in 2018-2019. Methods: case control design with a total sample of 93 people, consisting of 31 cases and 62 controls according to the inclusion criteria. Data from the cohort register of pregnant women and the KIA handbook were analyzed univariate, bivariate, and multivariate. Results: bivariate analysis with Chi-Square test found that there was a significant relationship (95% CI) between LBW and anemia status of pregnant women in trimester I (p=0.002, OR=4,962), anemia status of third trimester pregnant women (p=0.000, OR=21.667), mother's KEK status (p=0.001, OR=5.675), weight gain during pregnancy (p=0.001, OR=9.158), pregnancy interval (p=0.005, OR=3.583), and mother's education level (p = 0.011, OR=3,214). Multivariate analysis with multiple logistic regression, it is known that the risk factors that simultaneously affect the incidence of LBW are anemia status of third trimester pregnant women (OR=25.247), maternal KEK status (OR=10.212), maternal BMI status (OR=0.066 ), and pregnancy interval (OR=6,934). Conclusion: the anemia status variable for pregnant women in the third trimester has a more dominant effect on the incidence of LBW, because it has the highest Odds Ratio value (OR=25,247 (95% CI: 2,705-235,57), meaning that pregnant women who have anemia in the third trimester are likely to be 25,247 times to give birth to LBW
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizma Adlia Syakurah
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai determinan pemilihan lokasi bersalin pada pasien obstetri di unit rawat jalan RSK Azzahra, yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor pendorong, dan faktor kebutuhan. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan desain penelitian survei cross sectional. Dari hasil penelitian terlihat bahwa determinan yang terbukti signifikan secara statistic dengan pemilihan lokasi bersalin pada pasien obstetri RSK Azzahra adalah waktu tempuh dari rumah ke RSK Azzahra (p=0,011), sumber biaya perawatan (p=0,023), persepsi responden terhadap tarif bersalin RSK Azzahra (p=0,000), persepsi responden terhadap pelayanan dokter (p=0,026), persepsi responden terhadap pelayanan perawat (p=0,02l), serta rekomendasi dari dokter untuk bersalin di RSK Azzahra (p=0,0i 1). Faktor yang secara statistik terbukti paling dominan adalah faktor persepsi terhadap tarif bersalin. Diharapkan pada pihak manajerial RSK Azzahra memberlakukan fasilitas ambulance on-call untuk menangkap pasien yang bertempat tinggal jauh, peninjauan terhadap strategi penetapan tarif pemberian reward dan evaluasi kinerja untuk meningkatkan kinerja dokter dan perawat, membuat kebijakan terkait rekomendasi bersalin dari dokter, membuat penelitian lebih lanjut mengenai analisis tarif dari RS dan RSK sekitar RSK Azzahra dan penelitian mengenai pilihan bersalin pada pasien yang telah bersalin di Azzahra dapat dilakukan untuk menambah dan mempertajam dari hasil yang telah dilaksanakan. ......This thesis describes determinants of obstetric outpatient’s choice for delivery location in Azzahra Hospital, which is predisposing, enabling, reinforcing, and need factor. This study is an analytical quantitative study with cross sectional survey. Based on the result, there are 29,6% patients that choose not to give birth in Azzahra Hospital. Determinants which proven signiticant statistically affect the choice of delivery location are time needed to Azzahra Hospital (p=0,0ll), source of payment (p=0,023), perception to delivery tariff (p=0,000), perception to doctors service (p=0,026), perception to nurse service (p=0,021), and doctor’s recommendation (p=0,0l 1). Multivariate analysis result shows that the most influence factor is perception to delivery tariff It is recommended to Azzahra Hospital Management to initiate on-call ambulance service to serve farther patients, conducting evaluation on pricing strategy, applying reward system and performance evaluation to maintain and increase doctors and nurses performance, assembling hospital policy regarding doctors recommendation system, it is advised to later study to carry out pricing analysis and tirrther study regarding delivery location selection on inpatients to enhance, intensify, and to be compared with the result existed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Mahwati
Abstrak :
Multimorbidity is the presence of two or more chronic diseases in one person. Multimorbidity prevalence increases with age, especially in the elderly. This study aimed to determine the prevalence of multimorbidity in elderly population in Indonesia and its determinant. Data were taken from the fourth survey of the Indonesian Family Life Survey (IFLS) which held in 2007. IFLS is a continuing longitudinal socio-economic and health survey. The sample used in the analysis were 2,960 elderly (³ 60 years). Logistic regression was performed to determine the prevalence and determinants of multimorbidity in the elderly. The prevalence of multimorbidity were 15.8 % and was higher among low educational level, unemployed, current smokers, mild physical activity, overweight/obese and lower consumption of vegetables and fruit. Multivariate analysis showed that low educational level, unemployed, current smoker and ex smoker, overweight/obese, mild physical activity and lower consumption of vegetables and fruit were associated with multimorbidity. The results showed that the prevalence of multimorbidity in Indonesian elderly is quite high especially those with poor health behaviors and low socioeconomic conditions. Strategies to increase healthy behaviors and improve socio-economic conditions may decrease the prevalence of multimorbidity.

Multimorbiditas adalah kehadiran dua atau lebih penyakit kronis pada satu orang. Prevalensi multimorbiditas meningkat dengan usia, terutama pada lanjut usia (lansia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan multimorbiditas pada lansia di Indonesia. Data diambil dari survei keempat Indonesian Family Life Survey (IFLS) yang diadakan pada tahun 2007. IFLS adalah survei sosial ekonomi dan kesehatan longitudinal di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam analisis adalah 2.960 lansia (³ 60 tahun). Regresi logistik dilakukan untuk menentukan prevalensi dan determinan multimorbiditas pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi multimorbiditas sebesar 15,8%, dengan prevalensi lebih tinggi pada lansia yang overweight/obesitas, tingkat pendidikan rendah, tidak bekerja, perokok saat ini, aktivitas fisik ringan, overweight/obesitas, dan kurangnya konsumsi sayur dan buah. Analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah, tidak bekerja, perokok saat ini dan pernah merokok, overweight/obesitas, aktivitas fisik ringan, serta kurangnya konsumsi sayuran dan buah berhubungan dengan multimorbiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi multimorbiditas pada lansia Indonesia cukup tinggi terutama mereka dengan perilaku kesehatan yang buruk dan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Strategi untuk meningkatkan perilaku sehat dan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi dapat menurunkan prevalensi multimorbiditas pada lansia.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kissumi Diyanayati
Abstrak :
Penelitian tentang Faktor Determlnan Penyebab Kemiskinan dl Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan kemlsklnan. Penelltlan inl menggunakan teknlk pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian menggunakan teknik purposive, yaitu memllih salah satu provinsi dari 34 provinsi yang digunakan sebagai lokasi penelitian, Konsep dan lndlkator Kemlskinan. Populasi darl penelitian ini adalah seluruh keluarga fakir miskin yang teregister dan yang tldak tereglster. Sampel akan ditentukan secara random berjumlah 1.200 orang berasal dari dua wilayah (Kota Makassar dan Kabupaten Maros),tiap wilayah 600 orang dengan rinclan 540 orang berasal dari kepala keluarga miskin teregister dan 60 orang kepala keluarga miskin non-register atau yang belum mendapat program. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner, panduan wawancara, Panduan pengamatan, dan telaah dokumen yang relevan Data dan informasi yang dijaring secara kuantitatif diolah secara komputasi dengan menggunakan program excel dan statistik SPSS versi 17.00 for Wrndows, serta pengujian konstruk kemiskinan menggunakan confirmatory faktor analysis dengan bantuan program LISREL 8.4, hasilnya dideskripsikan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dimensi budaya memiliki konstribusi yang positif dan signifikan dalam membentuk kemiskinan di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Hasil tersebut relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya, yang masih mengedepankan nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai tersebut, seperti kuatnya semangat gotong royong, hubungan kekerabatan, kebiasaan melakukan musyawarah dalam memutuskan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan diketahuinya faktor determinan penyebab kemiskinan di Sulawesi Selatan, intervensi yang dibutuhkan dalam penanggulangan kemiskinan lebih dititikberatkan pada penyadaran masyarakat tentang berbagai kebiasaan yang sudah menjadi budaya dan memberatkan masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Penyuluhan dan bimbingan sosial tentang hidup hemat, tidak mengada-ada, dan menolong semampunya perlu lebih sering dilakukan dengan tidak meninggalkan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sudah berjalan. Perlu diupayakan pula penumbuhan keberdayaan masyarakat untuk terciptanya kemandirian masyarakat, karena masyarakat akan memperoleh pemahaman dan mampu mengontrol daya sosial, ekonomi, dan politik agar dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya ......The research aimed to reveal the dominant factors that cause poverty. The research used quantitative and qualitative techniques. The determination of research location used purposive technique, chosenfrom one of 34 provinces used as research location of Concept and Indicator of Poverty. The research population was the entire poor families, registered and unregistered. The samples were determined randomly, totaling 1,200 people from two regions (Makassar City and Maros Regency). Each area of 600 people with 540 details comes from poor registered family heads and 60 non-registered poor families. Data collected through questionnaires, inteview guides, observation guide, documentary analysis, and otherrelevant parties. Quantitative data and information were computed using Excel and SPSS version 17.00 for Windows, poverty construct test using confirmatory analysis factor with the help of Lisrel 8.4 program, the result was described. The research found that the cultural dimension has positive and significant contribution in forming poverty in South Sulawesi, especially in the City of Makassar and Maros Regency. The founding was relevant to the condition of Indonesian society in general, which still prioritizes socio-cultural values in everyday life. These values, such as the strength of the spirit of mutual cooperation, kinship relationships, the habit of conducting deliberations in deciding the problem, were still firmly rooted in the life of society. Knowing the determinants of the causes of poverty in South Sulawesi (Makassar City and Maros Regency), the intervention needed in poverty alleviation should be more emphasized on the awareness of the society about the habits that have become cultural and burdensome society, especially the poor. It needed also an elucidation and social counseling not living frugally, not making it up, and helping them as what might be able to be done by notleaving current poverty alleviation programs. In addition, it is also strived to foster community empowerment for the creation of community independence, as the community will gain understanding and be able to control the social, economic, and political power in order to improve their social welfare.
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS), 2017
360 MIPKS 41:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia L. Pudjiadi
Abstrak :
Penisilin merupakan salah satu obat yang paling tidak toksik bagi kebanyakan orang, mengingat Cara kerjanya dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri yang terdiri dari polimer mukopeptida, sedangkan sel manusia tidak mempunyai dinding tersebut sehingga tidak terganggu oleh penisilin. Tapi bagi sebagian kecil populasi yang hipersensitif, penisilin dapat menjadi sangat berbahaya, beberapa miligram atau bahkan mikrogram saja dapat menimbulkan reaksi alergi yang hebat, termasuk syok anafilaktik dan kematian. Hasil Monitoring Efek Samping Obat Nasional tahun 1981-1985 menunjukkan bahwa Penisilin merupakan jenis antibiotik yang paling sering dilaporkan- menyebabkan syok anafilaktik, sedangkan antibiotik merupakan penyebab tersering dari efek samping obat (Suharti dan Darmansyah, 1985). Mengingat belum adanya angka mengenai rate syok anafilaktik akibat penisilin di Indonesia, pada penelitian ini dilakukan survai untuk menghitung rate syok anafilaktik akibat suntikan penisilin-G (benzilpenisilin) di puskesmas Jakarta dalam kurun waktu satu tahun secara retrospektif. Penelitian dibatasi pada benzilpenisilin, karena selain merupakan preparat suntik penisilin yang paling murah dan paling banyak dipakai, juga merupakan satu-satunya jenis preparat suntik penisilin yang tersedia di puskesmas. Kadang-kadang reaksi alergi penisilin tidak disebabkan oleh obatnya sendiri, melainkan oleh hasil urai / produk degradasinya. Penisilin yang paling banyak dipakai sebagai suntikan yaitu benzilpenisilin; dalam larutan dapat terurai secara spontan menjadi asam benzilpenisilenat yang sebagian besar akan bereaksi dengan protein tubuh membentuk kelompok ?Major Antigenic Determinant?. Sebagian kecil akan terurai lagi menjadi asam benzilpenisiloat, yang bersama hasil urainya membentuk kelompok ?Minor Antigenic Determinant?. Reaksi alergi yang terjadi dalam waktu kurang dari 1 jam setelah pemberian penisilin (immediate type) antara lain syok anafilaksis, umumnya disebabkan oleh ?Minor Antigenic Determinant? ini (Bellanti, 1971). Dari penelitian pendahuluan di beberapa puskesmas ternyata preparat benzilpenisiliri yang sudah dilarutkan dan tidak habis terpakai kadang-kadang disimpan lagi (di kulkas maupun diluar kulkas) untuk dipakai lagi keesokan harinya. Mengingat penguraian penisilin dapat terjadi spontan didalam larutan, dan terdapatnya beberapa merk dagang benzilpenisilin (penisilin-G) yang kemungkinan tidak sama mutunya / kecepatan degradasinya maka dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan terhadap kadar asam penisiloat dari beberapa macam merk dagang penisilin-G baik ketika baru dilarutkan maupun setelah didiamkan beberapa hari di kulkas dan diluar kulkas untuk melihat perubahannya. ditanyakan juga merk dagang penisilin-G yang dipakai kepada puskesmas-puskesmas yang didatangi untuk menghitung rate syok anafilaktik akibat penisilin-G. Untuk melihat hubungan antara terdapatnya asam penisiloat dalam preparat penisilin-G dengan syok anafilaktik akibat penisilin, dilakukan pemeriksaan kadar asam penisiloat pada sisa preparat yang menyebabkan syok anafilaktik (diminta dari puskesmas). Untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan pada penyuntikan penisilin, sering dilakukan skin-test pada pasien yang akan disuntik. Sebagai bahan skin-test dipakai larutan benzilpenisilin yang diencerkan berhubung bahan skin-test lain tidak tersedia, dan benzilpenisilin sendiri merupakan Minor Antigenic Determinant, sehingga hasil yang positif dapat membantu meramalkan kemungkinan terjadinya syok anafilaktik bila penisilin disuntikkan. Pada penelitian ini diadakan kuesioner untuk mendapatkan gambaran mengenai prosedur skin-test di puskesmas (pengenceran bahan yang dipakai, kriteria penilaian hasil skin-test, dan lain-lain).
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmandaru Prasetyo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai determinan yang mempengaruhi profitabilitas bank komersial di Indonesia, tujuannya ialah untuk mencari tahu dan menganalisa determinan apa saja yang mempengaruhi profitabilitas bank komersial di Indonesia secara signifikan. Variabel yang digunakan Return On Asset, Net Interest Margin, Return On Equity, modal Equity/Total Asset Ratio dan Capital Adequacy Ratio , risiko kredit Non Performing Loans/Total Loans dan Loan Loss Provision/Total Loans , Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Likuiditas, Ukuran Bank, Struktur Kepemilikan, Non Interest Income/Total Asset, Aktivitas non-tradisional, Pertumbuhan PDB dan Inflasi. Di dalam penelitian ini dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara determinan dengan profitabilitas bank komersial di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan risiko kredit, ukuran bank dan kepemilikan bank berpengaruh positif pada profitabilitas bank sedangkan efisiensi biaya dan likuiditas sebaliknya.
ABSTRACT This study of the determinants that affect the profitability of commercial banks in Indonesia, the goal is to find out and analyze the determinants that influence the profitability of commercial banks in Indonesia significantly. Determinant factor tested in this research are, capital Equity Total Asset Ratio and Capital Adequacy Ratio , credit risk Non Performing Loans Total Loans and Loan Loss Provisions Total Loans , Operational Expenditure Operational Income, Liquidity, size of banks, Ownership Structure, Non interest Income Total Asset, Nontraditional Activity, Growth of GDP and Inflation. In this study explained that there is a relationship between the determinant of the profitability of commercial banks in Indonesia. The results of the study shows that credit risk, size of banks and ownership structure have positive influence to bank profitability and as for cost eficiency and liquidity are the opposite.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S65773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rubianto Rahman
Abstrak :
Tesis ini membahas dua hat yaitu determinan Pengeluaran Militer dan Pengaruhnya terhadap Output di 'Indonesia, dalam jangka waktu 1969-2002. Penelitian diaraakan kepada lima variabel yang diperkirakan merupakan determinan Pengeluaran Militer, serta pengaruh Pengeluaran Militer dan determinan Pengeluaran Militer itu terhadap tingkat pertumbuhan Output. Variabel penelitian ini kemudian disusun dalam model ekonometrik persamaan simultan rekursif dengan melibatkan dua variabel endogen dan enam variabel eksogen. Analisis regresi didasarkan pada teknik OLS. 1=Iasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiga variabel eksogen gagal menjadi determinan Pengeluaran Militer yaitu Persepsi Ancaman, PersoniI Tentara/Polisi dan Preferensi DFA. Sedangkan dua variabel lainnya yakni Inflasi dan Pendapatan Migas tahun sebelumnya memperlihatkan signif kansi secara sangat nyata atau empiris/statistik sebagai determinan Pengeluaran Militer. Hal ini berarti mendukung penelitian Looney dan Frederiksen (1990). Selanjutnya, Pengeluaran Militer, Persepsi Ancaman dan Personil TentaralPolisi tidak signifikan secara statistik untuk memberi pengaruhnya terhadap tingkat pertumbuhan Output, sedangkan Investasi memang memberikan pengaruh dengan sangat signifikan secara empiris atau statistik terhadap tingkat pertumbuhan Output. Temuan ini sudah dijelaskan oleh Leon pertumbuhan ekonomi Neoklasik.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Kharie
Abstrak :
Tujuan dibentuknya Propinsi Maluku Utara yang tercantum dalam UU No,46 tahun 1999 diantaranya adalah untuk pembangunan, pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat masyarakat daerah. Demikian juga dengan amanat UU No 32 Tabun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai propinsi hasil pemekaran dan propinsi Maluku, dimana pemerintah daerah dituntut harus membangun infrastruktur dan suprastruktur daerah, dalam menunjang aktivitas publik dan investasi daerah. Namun dalam kondisi baru mempersiapkan sarana penunjang pemerintahan, tiba-tiba daerah ini diperparah dengan adanya konflik sosial (kemanusiaan) yang melanda Kabupaten Kota di Wilayah tersebut. Kondisi Maluku Utara yang terpuruk, di tambah belum banyaknya penelitian tentang investasi daerah, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dalam bentuk karya tulis (tesis), dengan tujuan untuk melakukan analisa terhadap beberapa variabel yang dipandang dapat mempengaruhi daya tarik investasi daerah Maluku Utara. Untuk mengkaji determinan daya tarik investasi, dan menentukan rangking daerah dipakai sarana pendekatan The Analytical Hierarchy Process (AHP). Maksud dalam penelitian ini, adalah menentukan prioritas variabel yang mempengaruhi daya tarik investasi di Maluku Utara yang secara teoritis dapat mempengaruhi minat investasi. Kemudian membuat rangking atau urutan prioritas daya tarik investasi sesuai variabel-variabel tersebut dan rangking secara umum. Determinan Daya Tarik Investasi di Maluku Utara, diperoleh prioritas, kriteria Keamanan daerah menempati urutan pertama dengan nilai (0,213), kemudian kedua Kelembagaan Daerah sebesar (0,198), ketiga Tenaga Kerja dan Produktivitas sebesar (0,151), kemudian berturut-turut Perekonomian Daerah sebesar (0,140) dan Kepabeanan (0,116). kemudian Infrastruktur Daerah sebesar (0,107), dan yang terakhir Variabel Lain sebesar(0,076). Urutan Daya Tarik Investasi di Daerah secara umum untuk Kabupaten/Kota, maka Kota Ternate menempati urutan pertama dengan niiai tertinggi (0,192), urutan kedua Kabupaten Halut sebesar (0,143), urutan ketiga Kabupaten Halsel sebesar (0,141), urutan keempat Kota Tidore sebesar (0,123), urutan kelima Kabupaten Kep. Sula sebesar (0,122). Urutan keenam Kabupaten Halbar dengan nilai sebesar (0,093), urutan ketujuh Kabupaten Haiteng sebesar (0,092), urutan kedelapan Kabupaten Haltim sebesar (0,091).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Dwi Febrina
Abstrak :
Java is the biggest rice supplier with the largest paddy field compared to other islands in Indonesia. On the other side, economic growth needs more and more land for infrastructure growth. It was suggested that the growth would convert paddy field in Java to non-agriculture use. This paper reports the growth of land conversion, especially from paddy field to other utilization, in Java Island using panel data (provincial data 1995-2013). The data then treated as the dependent variable in the regression analysis for determining the factors that are significantly influential. The relative strengths of the influential factors are then compared using the concept of elasticity. It is found that farmers term of trade and GDP of manufacturing industries sectors significantly influence the land conversion. Meanwhile, the size of the population and the size of medium and large companies of manufacturing industries do not significantly influence the land conversion.
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri RI, 2017
351 JBP 9:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>