Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Medelyn Hannastassya Togatorop
Abstrak :
Ruko (rumah toko) merupakan bangunan yang dominan keberadaannya di Indonesia. Banyak penghuni ruko menerapkan konsep defensive architecture pada fasad bangunannya. Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada barang dagangan, penghuni, maupun ruko itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan defensive architecture pada kenyamanan visual ruko yang bersumber dari pencahayaan alami dengan mengambil sebuah ruko di Kota Medan, Indonesia sebagai bangunan studi kasus. Beberapa metode dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain wawancara dengan penghuni, simulasi daylighting menggunakan program DIALux, dan perhitungan manual nilai faktor langit (fl). Simulasi DIALux digunakan untuk memperoleh tingkat iluminasi (E) cahaya alami pada tiap ruangan. Sementara, nilai fl digunakan untuk mengetahui apakah ruangan-ruangan ruko studi kasus memiliki nilai fl yang memenuhi standar atau tidak. Dari pengolahan data ditemukan bahwa hampir semua ruangan di dalam ruko studi kasus tidak mendapat pencahayaan alami yang memenuhi standar baik sebelum maupun sesudah dipasang defensive architecture. Setelah diberi defensive architecture, pencahayaan alami di dalam ruko menjadi semakin jauh dari standar. Pencahayaan alami mengalami penurunan sebesar 26-100% dari tingkat iluminasinya. Dapat dipastikan, bahwa defensive architecture menjadi salah satu jenis obstruksi yang berdampak terhadap berkurangnya penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan. ......Shophouse is one of the dominant building types in Indonesia. Many of its occupants apply defensive architecture to the facade of their shophouses. It is used to protect the goods, the occupants, and the shophouse itself. This paper aims to determine the relationship between defensive architecture and the visual comfort in a shophouse produced by natural lighting by using a shophouse in Medan, Indonesia as a case study. The data are obtained with several methods. The methods are interviews with user, daylighting simulation using DIALux, and manual calculation of sky factor (fl). The results show that almost all rooms in the case study shophouse do not get natural light that meet the standards before and after defensive architecture is implemented. After the defensive architecture is applied, daylight intensity in the shophouse was getting lower and lower than the standard. Daylighting decreased by 26-100% of its illumination level. It can be confirmed that defensive architecture is one kind of obstruction that has an impact on reducing the quantity penetration of daylight into the building.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Maharisa
Abstrak :
[ABSTRAK
Employee silence banyak terjadi di Indonesia dan menyebabkan banyak kerugian pada karyawan dan organisasi. Sayangnya, hingga saat ini masih terdapat gap pengetahuan tentang apa saja yang memengaruhi employee silence. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah traditionality dan psychological safety memiliki hubungan dengan acquiescent silence dan defensive silence. Penelitian dilakukan terhadap 276 karyawan di sebuah institusi pemerintahan Indonesia dengan metode survei menggunakan kuesioner. Hasil analisis multiple-regression menunjukkan bahwa psychological safety memiliki hubungan negatif dengan acquiescent silence (β = -,88; p<0,1) dan defensive silence (β = -,88; p<0,1). Selain itu, traditionality tidak memiliki hubungan dengan acquiescent silence dan defensive silence. Implikasi terhadap penelitian mengenai employee silence dan cara meminimalisasi employee silence pada organisasi didiskusikan lebih lanjut.
ABSTRACT
Employee silence causes harms to both employees and organization. This harmful phenomenon happens a lot in Indonesia. Unfortunately, there is still a gap about what factors that can influence this behavior. This study reveals the relationships among acquiescent silence, defensive silence, traditionality, and psychological safety. The data was gathered from 276 public employees of Indonesia’s government institution by survey method. Multiple-regression analysis shows that psychological safety has negative relationships with both acquiescent silence (β = -,88; p<0,1) and defensive silence (β = -,88; p<0,1). There is no relationship between traditionality and acquiescent silence and also between traditionality and defensive silence. Implications for research on employee silence and means to reduce employee silence in organizations are discussed. , ABSTRAK
Employee silence banyak terjadi di Indonesia dan menyebabkan banyak kerugian pada karyawan dan organisasi. Sayangnya, hingga saat ini masih terdapat gap pengetahuan tentang apa saja yang memengaruhi employee silence. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah traditionality dan psychological safety memiliki hubungan dengan acquiescent silence dan defensive silence. Penelitian dilakukan terhadap 276 karyawan di sebuah institusi pemerintahan Indonesia dengan metode survei menggunakan kuesioner. Hasil analisis multiple-regression menunjukkan bahwa psychological safety memiliki hubungan negatif dengan acquiescent silence (β = -,88; p<0,1) dan defensive silence (β = -,88; p<0,1). Selain itu, traditionality tidak memiliki hubungan dengan acquiescent silence dan defensive silence. Implikasi terhadap penelitian mengenai employee silence dan cara meminimalisasi employee silence pada organisasi didiskusikan lebih lanjut.
ABSTRACT
Employee silence causes harms to both employees and organization. This harmful phenomenon happens a lot in Indonesia. Unfortunately, there is still a gap about what factors that can influence this behavior. This study reveals the relationships among acquiescent silence, defensive silence, traditionality, and psychological safety. The data was gathered from 276 public employees of Indonesia’s government institution by survey method. Multiple-regression analysis shows that psychological safety has negative relationships with both acquiescent silence (β = -,88; p<0,1) and defensive silence (β = -,88; p<0,1). There is no relationship between traditionality and acquiescent silence and also between traditionality and defensive silence. Implications for research on employee silence and means to reduce employee silence in organizations are discussed. ]
2015
S59081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Makmun
Abstrak :
Gastroduodenal mucosat integrity has important role in the pathogenesis of gastroduodenal ulcer. It depends on imbalance between aggressive and defensive factors. However, many experts believe that defensive factors has more dominant role. Maintenance of gastrointestinal endothelial integrity appears to define the "cytoprotection" phenomenon and, as discussed below, is a critical component of NSAID-induced GI injury and a potential target for therapeutic intervention,
2005
IJGH-6-3-Des2005-75
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lora Ayuda Minerva
Abstrak :
Mengutip pernyataan bahwa "pertumbuhan ekonomi pada 2006 akan terus melambat dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya" (Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, Bisnis Indonesia, 22 November 2005), maka pembuatan karya akhir ini ditujukan untuk melihat sisi terbaik yang harus dicapai dari pencarian dua macam jenis kinerja portfolio yang tergolong saham teraktif dan saham defensive stocks diakhir tahun 2005 melalui pendekatan teori Efficient Frontier dan Single Index Model. Pembahasan menitikberatkan pada pencarian saham portfolio yang akan dibentuk pada awal tahun 2005 untuk dapat mencerminkan kekonsistensian terhadap perhitungan kinerja portfolio yang baik diakhir tahun 2005. Saham portfolio yang dibentuk pada awal tahun tersebut merupakan hasil analisis saham terpilih dari data historikal tahun-tahun sebelumnya, dan perhitungan kinerja portfolio tersebut merupakan hasil atau prestasi berinvestasi selama satu tahun di 2005,yang nilai akhirnya dapat diterima sebagai alternatif kelanjutan ataupun sebagai strategi untuk berinvestasi diawal tahun 2006. Periode penelitian yang dipakai adalah dari bulan .lanuari 2002 sampai dengan bulan Desember 2005, di mana data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait merupakan data sekunder, scperti adjusted closing price dari JSX weekly statistic dan data suku bunga periode satu bulanan yang diambil dari website Bank Indonesia. Data-data tersebut diolah dan menghasilkan beberapa alternatif saham portfolio pada awal tahun 2005 dan satu kinerja portfolio terbaik pada akhir tahun 2005. Nilai yang didapat dari dua model pembentukan portfolio dan model Sharpe bagi perhitungan kinerja dua portfolio terscbut,adalah merekomendasikan pemakaian saham portfolio LQ45 dengan dasar perhitungan teori Single Index Model. Bilamana keadaan yang akan datang adalah sama dengan keadaan 2005, dimana ramalan pergerakan ekonomi yang tetap melambat terjadi, maka hasil pemilihan portfolio dan perhitungan kinerja LQ45 tersebut merupakan rekomendasi yang dapat diusulkan kepada para investor untuk melakukan pendekatan diversitikasi sahamnya sebagai bentuk investasi diawal tahun 2006, dengan harapan keuntungan yang optimal tetap dapat diperoleh lewat hasil analisis tersebut. Kecenderungan untuk dapat diterimanya rekomendasi diatas, dapat diasumsikan dari perhitungan hipotesis yang menjelaskan bahwa kinerja saham portfolio LQ45 memang memiliki cukup bukti untuk dapat dikatakan lebih besar dari kinerja saham portfolio consumer goods.Dengan mengasumsikan nilai interval keyakinan 95% maka anggapan tersebut dapat diperhitungkan.
According to the Central Bank Governor's statement, the economic growth during 2006 will continue to slow down compared to past projection". The purpose of this thesis is to seek which portfolio, between stocks that are classified in LQ45 (considered as most liquid stocks) and consumer goods (considered as defensive stock), could come out with the best performance taking into account the current macro economic situation using the Efficient Frontier and Single Index Model Theory. The main of focus of this study is to elucidate the stock portfolio originated during the beginning of 2005 and seeks the outcome it will achieve by the end of the year. This portfolio of 2005 consists of stocks with the best performance based on its historical data, where as the portfolio performance based on the investment during 2005. Meanwhile it would be used for investment during 2006 as an investment strategic. The data's used in this research consists of the stocks adjusted closing price quoted from JSX weekly statistics and the monthly interest rate quoted from Bank Indonesia's website during the period from January 2002 until December 2005. The data that were scrutinized resulted a solution that the stock portfolio with the best performance and considered for the 2006 investment portfolio are the stocks classified in LQ 45 using the single index model theory as an approach. The recommendation to investors who plans to invest during the beginning of 2006 is to focus on LQ 45 stock portfolio. Therefore considering the dawdling economic growth that economist has forecasted this portfolio could come up with the optimum investment during 2006. The reception of this recommendation can be assumed from the hypothesis that vindicates LQ 45's performance resulted in a better performance compared to consumer goods portfolio. Considering the 95% confidential level, this assumption could be accountable.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Ery Pradipta
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pembentukan database sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional (SDGPT), penunjukan pihak/instansi yang akan melakukan integrasi database yang saat ini masih tersebar, serta proses pelaksanaan integrasi dan validasi database SDGPT. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa: pertama, terdapat pendapat atau wacana yang berkembang mengenai pihak/instansi yang akan melakukan integrasi database SDGPT, yaitu: bentuk konsorsium, membentuk lembaga/instansi baru, dan mengoptimalkan instansi yang sudah ada. Namun, permasalahan utama yang timbul dari penunjukan pihak/instansi tersebut adalah pendanaan. Kedua, data SDGPT sering disampaikan dalam bentuk yang ringkas dan tidak disertakan data lengkap atau data pendukung dari lapangan. Hal ini berarti bahwa temuan data SDGPT tersebut, banyak yang belum divalidasi. Oleh sebab itu, proses validasi data SDGPT yang berada di database-database saat ini perlu dilakukan validasi oleh pihak yang berkompeten secara obyektif. Mengingat banyaknya database terkait SDGPT yang tersebar di berbagai lembaga litbang dan perguruan tinggi, maka konsep berbagi pengetahuan melalui suatu sistem manajemen pengetahuan (knowledge management system/KMS) bisa dijadikan salah satu cara untuk dapat melakukan integrasi database SDGPT yang saat ini masih tersebar. ......This research discusses the establishment of genetic resources and traditional knowledge (GRTK) database, the appointment/agencies that will carry out the integration of databases that are still scattered, and the implementation process of GRTK database integration and validation. From the results of this study concluded that: first, there is a growing opinion or discourse about the party/agency will conduct GRTK database integration, namely: form a consortium, formed new institution, and optimize existing agencies. However, the main issues arising from the designation of parties/agencies are funding. Secondly, GRTK data is often presented in the form of concise and do not include complete data or supporting data from the field. This means that the GRTK data findings, many of which have not been validated. Therefore, the GRTK validation data process residing in databases today is necessary to validation by the competent authorities objectively. Considering the number of databases related GRTK scattered in various research and development institutions and universities, the concept of knowledge sharing through a knowledge management system/KMS could be one way to be able to perform database integration GRTK which is still scattered.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tytania Faridhal
Abstrak :
ABSTRAK Dampak negatif yang ditimbulkan employee silence dapat mengancam eksistensi dan efektivitas setiap organisasi. Terbatasnya literatur ilmiah yang menjelaskan anteseden-anteseden employee silence menjadikan topik ini sangat perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara job based dan organizational based psychological ownership dengan acquiescent silence dan defensive silence. Data diperoleh dengan metode survei dari 276 karyawan di salah satu institusi pemerintahan Indonesia. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa job based psychological ownership memiliki hubungan negatif dengan acquiescent silence (B=-0,284; p<0.001) dan defensive silence (B=-0,300; p<0.001). Sedangkan pada organizational based psychological ownership hanya ditemukan hubungan negatif dengan acquiescent silence (B=-0,222; p<0.01).
ABSTRACT Negative effects of employee silence have always been threatening both existences and effetiveness organization. Literature that explained the antecedents of employee silence is still limited. The objective of this study is to examine the unique relationship between both job based and organizational based psychological ownership with employee silence. Data collected from 276 employees from Indonesian government institution showed different relationship from both psychological ownership. Hypotheses testing showed that job based psychological ownership correlated negatively with acquiescent silence (B=-0,284; p<0.001) and defensive silence (B=-0,300; p<0.001). In addition to that, organizational based psychological ownership correlated negatively only with acquiescent silence (B=-0,222; p<0.01).
2015
S59172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcel Pratama
Abstrak :
Rasa takut merupakan emosi yang dibawa manusia sejak lahir dan tak pernah hilang dari benaknya, seumur hidup. Manusia melakukan beragam respon terhadap rasa takut untuk memperoleh kebutuhan dasarnya akan rasa aman. Respon tersebut salah satunya terlihat dari makna hunian sebagai ruang defensif, disamping fungsinya sebagai tempat tinggal, hidup, dan beraktivitas. Karena itu, sebuah lingkungan maupun unit hunian yang ada di dalamnya akan menampilkan ekspresi rasa takut para penghuni, baik terhadap fenomena alam maupun sosial, melalui wujud fisik tertentu. Ancaman biasanya datang dari luar, sehingga ekspresi rasa takut pada hunian akan diperlihatkan oleh elemen-elemen batas yang mempertegas teritori, antara bagian dalam dan luar. Teritori memiliki kecenderungan memperbesar diri sebagai bentuk adaptasi, dengan mengambilalih teritori lain. Batas teritori umumnya menampilkan wujud fisik yang statis, permanen, tegas, dan kokoh, sebagai upaya pencegahan, sehingga bertolak belakang dengan respon paling dasar manusia saat terancam yaitu meloloskan diri, yang lebih dinamis dan kondisional. ......Fear is an innate emotion that will never been disappeared from human mind, in a whole life. People do various responses to fear, to get their basic needs of safety. One of those responses appears in a sense of dwelling as a defensible space, beside its main function as a place to stay, live, and do activities. Therefore, a dwelling environment and units inside, show the fear expression of the inhabitants because of both social and natural phenomenon of threats, in a form of physical appearance. Threat usually come from outside, and fear expression in a dwelling is shown by the boundary which make territory more obvious, between inside and outside. Territory is leaning to extend itself as an adaptation, by occupying other territory. Territory boundary generally shows a static, permanent, and persistent physical appearance, as an anticipation, contradict with human basic response of threat, that is to escape or to get away, which is more dynamic and conditional.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52345
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Maharisa
Abstrak :
Although employee silence is already well-known to cause harms to both employees and organizations, less is known about the individual and situational factors that can influence it. This study reveals the relationships among acquiescent silence, defensive silence, psychological contract breaches, job-based psychological ownership, voice efficacy, psychological safety and task cohesion. Employing scales with good reliability scores (α between 0.8 to 0.95), we conducted a survey on a sample of of 260 public employees of an Indonesia‟s government institution. Analysis indicates that (1) individual factors (voice efficacy and psychological contract breach) and situational factors (task cohesion and psychological safety) work hand in hand to affect silence behavior; and (2) job-based psychological ownership has no relationship with acquiescent and defensive silence. This paper discusses (1) the importance incorporating individual and situational factors in understanding silence behavior; and (2) the collectivistic nature of Indonesian people that may contribute to the importance of situational factor (i.e., task cohesion) on silence behavior well and beyond psychological ownership.

Sekalipun telah diketahui bahwa silence (perilaku diam) mendatangkan kerugian bagi individu dan organisasi, tetapi tidak banyak diketahui faktor individu dan faktor situasi yang mempengaruhinya. Studi ini mengungkap hubungan antara acquiscent silence (diam karena merasa tidak berdaya), defensive silence (diam untuk melindungi diri), persepsi pelanggaran kontrak psikologis, kepemilikan psikologis terkait pekerjaan, efikasi untuk mengungkapkan pendapat, rasa aman psikologis dan kekohesifan dalam pelaksanaan tugas. Survei terhadap 260 pegawai dari satu kementerian di Indonesia dilakukan dengan alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang baik (α antara 0.8 sampai 0.95). Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) faktor individu (efikasi untuk mengungkapkan pendapat dan persepsi pelanggaran kontrak psikologis) bersama-sama dengan faktor situasi (kekohesifan dalam pelaksanaan tugas dan rasa aman psikologis) mempengaruhi perilaku diam; dan (2) kepemilikan psikologis terkait pekerjaan tidak berhubungan dengan perilaku diam. Naskah ini mendiskusikan (1) pentingnya mempertimbangkan baik faktor individu maupun faktor situasi untuk memahami perilaku diam secara komprehensif; dan (2) pentingnya faktor situasi (yaitu kekohesifan dalam pelaksanaan tugas), yang melebihi pengaruh faktor individu (yaitu kepemilikan psikologis terkait pekerjaan) dalam mempengaruhi perilaku diam kemungkinan disebabkan karena kultur kolektif bangsa Indonesia.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wibisono
Abstrak :
Penelitian ini berfokus untuk mengetahui pengaruh sumber kritik dan jenis stereotipe dalam isi kritik terhadap sensitivitas isi kritik dan niat untuk bertindak target kritik. Target kritik adalah warga negara Indonesia. Isi kritik adalah gagalnya warga negara Indonesia untuk peduli lingkungan. Sumber kritik ingroup adalah sesama warga negara Indonesia, sedangkan sumber kritik outgroup adalah warga negara Malaysia. Jenis stereotipe isi kritik adalah stereotipe negatif dan positif dari target kritik. Sensitivitas isi kritik adalah respons emosi target kritik terhadap isi kritik. Niat untuk bertindak adalah niat target kritik untuk bertindak sesuai dengan isi kritik. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner sensitivitas yang diadaptasi dari Hornsey, Oppes, Imani (2002) (α=0,957) dan kuesioner niat bertindak yang diadaptasi dari Rabinovich dan Morton (2010) (α=0,867). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sensitivitas isi kritik dan niat untuk bertindak. Berdasarkan hasil perhitungan MANOVA pada pengaruh dari sumber kritik dan stereotipe terhadap sensitivitas isi kritik dan niat untuk bertindak (Wilks? Lambda) dengan F=(6, 398) = 4,764, p=0,00 Wilk's Λ = 0,870, partial η2 = 0,67. Hal ini menunjukkan efek perbedaan yang signifikan pada masing-masing kelompok yang menerima kritik dari sumber kritik (ingroup vs outgroup) dengan stereotipe (negatif vs positif) terhadap sensitivitas isi kritik dan niat untuk bertindak target kritik. ...... This study focused to determine the effect of criticism source and stereotypes on sensitivity and the intention to behave of the criticism target. The target of criticism was a citizen of Indonesia. The critic was Indonesian failure to care for the environment. Sources of ingroup critic were Indonesian, while sources of outgroup critic were Malaysians. Stereotypes in the critic were is negative and positive stereotypes of the target of critic. Sensitivity is the emotional response of target critic when they receiving criticism. Intention to behave is the intention to behave of target of critic in after receiving criticism. Sensitivity was measured with questionaire and adapted from Hornsey, Oppes, Imani (2002) (α=0,957) and questionaire to measure intention to behave was adapted from Rabinovich dan Morton (2010) (α=0,867). This study also intended to determine the relationship between sensitivity and the intention to behave. The result analysis on MANOVA of groups on sensitivity and the intention to behave ( Wilks ' Lambda ) with F = ( 6 , 398 ) = 4.764 , p = 0.00 Wilk 's Λ = .870, partial η2 = 0, 67. This showed significant effect on differences in each group who received criticism from source of critic ( ingroup vs. outgroup ) and stereotypes in the critic ( positive vs. negative ) to sensitivity and intention to behave.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library